Share

15. Fakta dan Rute yang Sama

“Di mana Nic?! Apa dia tidak punya rasa tanggung jawab mendapati keponakannya jatuh sakit?!”

Amarise meringis pelan seraya memaksakan tubuh untuk duduk. Ia bersandar lemah melihat Nyonya Isaac memarahi dua pelayan yang sedari semalam membantu Amarise menurunkan suhu tubuhnya yang panas. “Bibi. Nic tidak tahu sama sekali jika aku sakit. Aku sendiri yang meminta mereka tutup mulut.”

“Ya Tuhan, Amarise ....” Nyonya Isaac mendekat ke arah ranjang, menyadari ia sudah meluapkan amarah di depan Amarise.

Raut bersalah terlihat di wajah Amarise. “Tolong jangan marahi mereka, Bi,” lirih perempuan cantik itu tertutupi sedikit wajah pucat.

“Maafkan aku,” sahut Nyonya Isaac menoleh ke ujung ranjang. “Aku hanya mengkhawatirkan anak perempuanku ini,” lanjutnya tulus, sedangkan perasaan Amarise menghangat.

Ia sudah lama tidak mendengar kepemilikan dari seorang Ibu untuk anak perempuannya. Pelupuk mata Amarise berair dan tidak bisa membendung bulir air mata saat Nyonya Isaac mempersilakan dua pelayan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status