Share

Maksud Tersembunyi

Penulis: Koran Meikarta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-01 13:01:38

"Luci, aku mohon, tolong jangan katakan apa-apa pada Ayah dan Ibu."

Luciana terdiam. Dia melirik Felix yang duduk di sebelahnya. Mereka saat ini ada di dalam mobil dan sedang dalam perjalanan menuju ke rumah orang tuanya.

Semua itu bukan tanpa alasan, melainkan karena ibunya tiba-tiba mengajak mereka makan malam bersama. Saat dia berencana untuk mengepak semua pakaian yang akan dibawa pergi.

Tentu saja, kepergiannya harus tertunda. Padahal dia ingin segera menenangkan hati dan pikirannya. Luciana bisa saja menolak undangan itu, tapi mungkin sang ibu tidak akan senang jika perintahnya tak dituruti.

"Ya, tenang saja," jawabnya acuh tak acuh.

Luciana memilih menatap jalanan malam di luar jendela yang terlihat ramai oleh mobil dan motor yang berlalu lalang. Jalanan yang seolah tidak pernah tidur dan menjadi saksi kesibukan orang-orang di ibu kota.

Pemandangan itu membuat perasaannya lebih tenang dan hangat alih-alih suasana mobi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Ruang untuk Bernafas

    Perjalanan pulang diisi oleh keheningan. Luciana terdiam di tempatnya dan sesekali melirik ke arah suaminya yang mencengkeram stir begitu kuat. Dia bisa melihat kemarahan di matanya. Itu pasti karena kejadian tadi. Luciana mengurut pangkal hidungnya saat menyadari dia membiarkan Matthias menciumnya. Parahnya lagi, Felix melihatnya dan dia juga tidak mengatakan apa pun lagi. Dia sudah terlalu malas untuk bicara dengan suaminya. Saat akhirnya mobil yang dikendarai Felix berhenti di halaman rumah, Luciana langsung keluar begitu saja. Dia ingin cepat-cepat istirahat dan menenangkan diri. "Luci, tunggu!" seru Felix. Langkah Luciana tertahan. Dia mengembuskan napas kasar dan menoleh ke arah suaminya yang berlari mengejarnya. Tangannya digenggam. "Apa? Aku tidak mau bertengkar. Aku ingin istirahat sekarang.""Aku tidak ingin mengajakmu bertengkar. Aku hanya ingin meminta satu hal padamu."Keningnya berkerut. Dia yang ingin menolak bicara pun langsung tertarik. "Satu hal?"Felix menganggu

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Ciuman Penuh Gairah

    Seperti yang Felix bilang sebelumnya. Makan malam itu ternyata memang untuk merayakan keberhasilan Victoria dan ayah tirinya. Pembicaraan tentang bisnis yang tidak ada habisnya. Membosankan dan memuakkan. Luciana tidak menanggapi sedikit pun atau terlibat dalam percakapan itu. Dia hanya fokus menyantap makan malamnya. Rasanya ini seperti ajang unjuk diri alih-alih makan malam keluarga. "Victoria memang memiliki banyak bakat. Tidak heran dia bisa mencapai semuanya. Agak disayangkan Luci berhenti begitu saja. Padahal kariernya sedang sangat bagus waktu itu." Luciana yang sedang makan, seketika mengangkat kepalanya dan menatap ibunya yang berdecak. Ibunya membandingkannya dengan Victoria lagi. Dia bisa merasakan kekesalan dalam suaranya karena keputusan yang telah diambilnya. "Jangan begitu, Bu, Luci kan hanya memilih apa yang terbaik untuknya. Dia ingin fokus pada keluarga kecilnya." Alis Luciana berkerut. Tangannya mencengkeram garpu dengan kesal saat telinganya menangkap s

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Maksud Tersembunyi

    "Luci, aku mohon, tolong jangan katakan apa-apa pada Ayah dan Ibu."Luciana terdiam. Dia melirik Felix yang duduk di sebelahnya. Mereka saat ini ada di dalam mobil dan sedang dalam perjalanan menuju ke rumah orang tuanya. Semua itu bukan tanpa alasan, melainkan karena ibunya tiba-tiba mengajak mereka makan malam bersama. Saat dia berencana untuk mengepak semua pakaian yang akan dibawa pergi. Tentu saja, kepergiannya harus tertunda. Padahal dia ingin segera menenangkan hati dan pikirannya. Luciana bisa saja menolak undangan itu, tapi mungkin sang ibu tidak akan senang jika perintahnya tak dituruti. "Ya, tenang saja," jawabnya acuh tak acuh. Luciana memilih menatap jalanan malam di luar jendela yang terlihat ramai oleh mobil dan motor yang berlalu lalang. Jalanan yang seolah tidak pernah tidur dan menjadi saksi kesibukan orang-orang di ibu kota. Pemandangan itu membuat perasaannya lebih tenang dan hangat alih-alih suasana mobi

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Kesempatan Kedua?

    Taksi yang ditumpangi oleh Luciana berhenti di depan halaman rumahnya. Akhirnya dia tiba di sana. Pikirannya kini dipenuhi dengan kalimat yang coba dia susun saat nanti berhadapan kembali dengan Felix. Ketika Luciana turun dari taksi, matanya langsung disambut oleh keberadaan mobil milik suaminya yang sudah terparkir rapi. Felix benar-benar ada di rumah setelah semalaman entah berada di mana. Dia menelan ludah beberapa kali sambil menghela napas, lalu menguatkan dirinya ketika melangkah menuju ke arah pintu. Tidak dikunci. Tangannya memutar pelan kenop pintu, lalu masuk perlahan. Hening. Luciana tidak merasakan kehadiran suaminya. Dia juga melihat keadaan di rumah itu masih sama seperti saat ditinggalkan. Tubuhnya perlahan rileks. Dia melangkah semakin ke dalam, sampai sebuah suara menghentikannya. "Luci."Tubuhnya menegang. Dia tersentak sesaat, sebelum kemudian telinganya menangkap suara langkah kaki, lalu tanpa aba-aba, d

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Mempersiapkan Diri

    Luciana terdiam. Mulutnya menganga saat matanya menatap beberapa piring berisi makanan di depannya. Makanan yang menggugah selera hingga berhasil membuat perutnya keroncongan. Namun dia tidak mengambil bagian, tatapannya justru beralih pada pria di depannya. "Kenapa? Makanlah."Luciana menghembuskan napas kasar mendengar jawaban santai Matthias. Dia refleks melirik sekeliling ruangan. Tidak ada orang, jelas saja karena itu ruang makan privat. Hanya ada mereka di sana dan sialnya, dia sendiri tidak yakin bagaimana dirinya bisa berakhir di sana bersama dengan Matthias. "Matthias, kamu tahu? Kamu tidak perlu melakukan ini. Aku hanya ingin pulang.""Pulang? Dengan suara perutmu yang terus berbunyi?"Bola mata Luciana melebar. Bibirnya terbuka, sebelum kemudian terkatup kembali dan menunduk dengan kedua pipi memerah. Dia refleks memegangi perutnya. "Perut berbunyi bukan berarti lapar.""Tapi kau kelaparan.""Kata

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Tawaran Kerja

    Luciana sedang fokus. Dia mengerjakan semua berkas yang menumpuk di meja. Entah sudah berapa lama, dia tidak menghitungnya, tapi yang pasti, suara gelas yang diletakkan di sebelahnya, berhasil mengalihkan fokusnya. "Minumlah."Mata Luciana berkedip. Dia menatap Matthias yang meletakkan gelas berisi cairan berwarna merah, lalu duduk sambil menyilangkan salah satu kaki. Memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa dia artikan. Luciana pun meletakkan berkas yang sedang dia kerjakan dan mengambil gelas itu. Namun dia tidak langsung menenggaknya. Hidungnya mengendus minuman itu, sebelum kemudian melirik iparnya lagi sembari meletakkan gelasnya di tempat semula. "Maaf, aku tidak minum alkohol.""Itu hanya wine.""Tetap saja, itu alkohol.""Baiklah, kau mau apa?"Luciana berkedip saat melihat Matthias berdiri dan mengambil gelas wine itu. "Tunggu, kamu mau mengambilkan minum untuku?""Ya, ada apa?"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status