Home / Romansa / Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan / 10. Tuan Muda Tidak Mau Tidur di Kamarnya Karena Aku

Share

10. Tuan Muda Tidak Mau Tidur di Kamarnya Karena Aku

last update Last Updated: 2025-01-13 23:05:22

 “Ada apa?” Lucas bertanya dingin.

 Dia tahu itu suara Peter, tapi sengaja tak membuka pintunya. 

 Asistennya yang berada di luar pun membalas, “Tuan Besar memanggil Anda ke ruang kerjanya. Beliau bilang ada hal penting yang harus dibicarakan, Tuan Muda.”

 “Baiklah,” sahut Lucas singkat.

Tanpa melirik Ariella, pria itu pun bergegas pergi.

 “Tunggu, Tuan Muda ….” Ariella kembali meredam ucapannya saat Lucas lebih dulu menutup pintu.

 Ariella menghela napas panjang. Harusnya dia segera memberitahu Lucas bahwa obat perangsang itu rencana Beatrice. Dengan begitu, setidaknya Ariella bisa berharap sikap Lucas lebih baik padanya.

Dia pun menunggu Lucas kembali ke kamar. Tapi sialnya pria itu tak kunjung kembali.

 ‘Apa Tuan Muda tidak mau tidur di kamarnya karena aku?’ batin Ariella sesak.

 Ariela paham itu. Sang suami sangatlah membencinya. 

 Sementara di ruang kerja Richard, Lucas sedang duduk di sofa. 

 Richard yang memunggunginya di dekat meja kerja pun bertanya, “kenapa sampai sekarang proyek Santa Manilla tidak beres?!”

 “Kami sedang menanganinya, Ayah!” Lucas berkata penuh tekad.

 “Apa itu masih perkara pemilik kedai kopi dan rentenir di gedung Red Bloom? Kenapa kau tidak segera membereskan mereka?!” Richard menyahut dengan nada sengal.

 Benar, para penghuni gedung Red Bloom sangat susah bekerja sama. Bahkan menolak keras proyek Santa Manilla itu. 

 Lucas menduga masalah ini ada campur tangan Felix yang ingin menjatuhkannya. Jadi dia harus berhati-hati.

 Detik berikutnya, Richard duduk di sofa seberang putranya. 

 Dengan tatapan lekat, dia pun bertanya, “kau tahu Frans dari Cosmo Group ‘kan?”

 “Ya, Ayah. Saya sudah bertemu beliau. Cosmo Group akan bekerja sama dengan kita,” sahut Lucas tenang, tapi tatapan antusias di matanya tak terbantahkan. 

 “Baguslah! Aku dengar Frans tidak bekerja sama dengan sembarang perusahaan. Kabarnya hanya keluarga Langford yang berhasil mendekatinya. Jadi ini kesempatan baik untuk kita,” tutur Richard yang lantas tersenyum. 

 Dia mengangkat tatapan pada putranya, lalu melanjutkan. “Kita harus mengundangnya ke jamuan makan malam dan menunjukan kekuatan keluarga Baratheon!”

 “Baiklah, Ayah,” jawab Lucas setuju. “Jika tidak ada lagi yang Ayah bicarakan, saya mohon permisi.”

 “Tunggu. Apa kau sudah mendapat kabar mengenai Giselle?” Richard bertanya seiring alisnya yang saling bertaut.

 Menyinggung soal Giselle, ekspresi Lucas jadi sulit diterka. Richard sendiri tahu putranya sudah lama berhubungan dengan wanita itu. Pasti cukup sulit karena tiba-tiba harus menikahi wanita lain.

Alih-alih menjawab, Lucas justru berdiri dan memberi salam hormat. Dia sama sekali tak ingin membahas Giselle dengan ayahnya.

 Richard yang mengamati punggung sang putra menjauh, hanya membatin sebal. ‘Aish, dasar berandal itu.’

Bukannya kembali ke kamar tidur, Lucas malah beranjak masuk ruang kerja. 

“Kau membawanya?” Lucas bertanya setelah melangkah ke ruangan tersebut.

Di dalam sudah ada Peter. Sang asisten memberi hormat, lantas menyodorkan amplop coklat setelah Lucas duduk di kursi kerja.

“Ini hasil penyelidikan Tuan Felix selama di San Pedro, Tuan Muda!” tukas Peter tegas.

Begitu menerima dan melihat isinya, Lucas sontak menyeringai tipis.

‘Si brengsek ini mau menantangku?!’ batin Lucas dengan sorot tajam.

Terpampang jelas adik tirinya sedang berada di club malam bersama para wanita penghibur. Tapi yang paling membuat Lucas kesal, di sana juga ada CEO L-Rudwick Contruction-rival Lucas di dunia kontruksi.

Orang bilang, musuh dari musuhmu adalah teman. Felix yang sejak dulu mengincar posisi pewaris, diam-diam menggandeng pihak Rudwick untuk melawan Lucas.

“Setelah saya selidiki, mereka juga sering mengunjungi Miracle Night di Linberg. Kemungkinan Tuan Felix dan CEO L-Rudwick sudah bekerja sama cukup lama,” tutur Peter di tengah senyap.

Lucas mengepalkan tangannya geram. Tujuan awalnya yang ingin mengorek hilangnya Giselle, malah menemukan fakta baru tentang sang adik.

“Awasi Felix. Segera laporkan padaku jika kau menemukan sesuatu yang mencurigakan!” titah Lucas saat menatap Peter tegas.

Dengan sigap, sang asisten pun menjawab, “saya mengerti, Tuan Muda.”

“Tentang Giselle, apa kau menemukan petunjuk?” Lucas kembali menyidik.

Belum sampai Peter menjawab, tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

“Tuan Muda, saya membawakan kopi Anda,” tutur Ariella yang lantas masuk.

Benar, Ariella ingin segera bicara pada suaminya. Dia tak banyak kesempatan bertemu Lucas, sebab pria itu sengaja menghindarinya.

Lucas pun melirik Peter, memberi kode agar keluar.

“Saya permisi, Tuan Muda!” tukas Peter yang lantas mangkir dari sana.

Begitu tinggal berdua, Ariella merasa situasi kian mencekam. Apalagi saat Lucas memicing padanya.

Wanita itu pun mendekat sambil meletakkan kopi ke meja. 

“Silakan diminum, Tuan … hah?!”

Sialnya cangkir itu malah meluncur dari cekalan Ariella hingga menumpahi suaminya.

“Aish!” Lucas sontak bangkit saat merasakan kulitnya terbakar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Inura Lubyanka
Happy reading guys ^⁠_⁠^
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   11. Upik Abu yang Berlagak Seperti Tuan Putri

    “Maafkan saya, Tuan Muda!” Ariella berujar panik. Irisnya pun melebar saat melihat tangan Lucas memerah. Dia buru-buru membereskan cangkir, lalu beranjak lebih dekat ke suaminya. “Tuan Muda, tangan Anda!” Ariella berniat merengkuhnya, tapi Lucas langsung menampik dengan sengit. “Enyahlah!” sentak pria itu memicu Ariella tertegun. Sorot matanya yang tajam, sungguh menunjukkan amukan tertahan. Apalagi dia merasa terus mendapat sial tiap kali bersama Ariella.“Tapi tangan Anda terluka. Saya akan—”“Singkirkan benda itu dan keluarlah dari sini!” sambar Lucas amat tegas. Raut wajahnya tampak berang, sungguh membuat Ariella semakin menciut. Pria itu benar-benar kebak amarah, hingga mustahil bagi Ariella untuk bicara. Wanita itu menunduk takut seraya bergumam, “sa-saya mohon maaf, Tuan Muda.”Tangannya meraih cangkir dengan gemetar. Was-was bila sang suami kembali marah padanya. Begitu Ariella berlalu, Lucas pun meraih tissue dan mengusap noda di sekitar meja. Saat itulah dia baru sad

    Last Updated : 2025-01-14
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   12. Kau Tetap Pelayan Rendahan!

    “Ups, sorrry. Aku kira kau toilet, jadi aku menyiramnya karena baumu sangat busuk!” Chelsea mencibir sambil menutupi hidungnya dengan sebelah tangan. “Kau menyapa Bibi Beatrice, tapi kenapa mengabaikanku? Benar-benar kurang ajar!” Ariella seketika mengangkat pandangan dengan iris lebar. Sampai malam pun harinya tak pernah tenang. “Mo-mohon maaf, Nona. Saya tidak bermaksud mengabaikan Anda—” “Oh, shit!” Chelsea segera menyambar hingga Ariella kembali menelan kata-katanya. Dia meletakkan gelas dengan kasar ke meja, lalu mengadu pada Beatrice. “Bibi, kenapa Pelayan ini sangat bodoh? Sungguh tidak layak ada di mansion ini!” “Kalau begitu berilah pelajaran. Kita harus menghukum anjing agar dia tidak semakin liar!” sahut Beatrice tenang di seberang meja. Mendengar itu memicu seringai sinis Chelsea terkuar. “Baiklah jika Bibi bilang begitu, maka aku tidak akan segan!” Ariella bergidik, hingga detik berikutnya Chelsea langsung menjambak rambutnya amat kencang. “Argh, Nona …

    Last Updated : 2025-01-15
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   13. Kau Hanya Mampu Memungut Sampahku!

    Semua pasang mata berpaling ke sumber suara. Dari arah tangga, Lucas Baratheon berjalan dengan wajah dinginnya.Chelsea yang sejak tadi memegang gelas susu, langsung meletakkannya ke meja. Dia harus tetap menjaga sikap, tak ingin Lucas tahu sifat kasarnya.“Ah … kenapa Kak Lucas baru turun? Chelsea sudah menunggu Kakak!” Wanita itu menyapa sambil tersenyum manis. “Maaf, situasi di sini sedikit kacau gara-gara Pelayan ini.”Tak langsung menjawab, Lucas justru melirik Ariella yang masih bersimpuh di lantai. Ketika wanita itu mengangkat pandangan, sosok Lucas yang berwibawa sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang kumuh dan menyedihkan.Belum sampai Lucas buka suara, Felix lebih dulu berkata, “kalian makanlah. Aku akan urus Pelayan ini!”Ariella tersentak. Dia sungguh tak mau berurusan dengan Felix. Apalagi pakaiannya sedang kacau.“Ti-tidak, Tuan Muda!” Wanita itu menggeleng, ketakutan saat Felix maju mendekat.Namun, tanpa diduga Lucas malah mencekal lengan Felix sebelum adiknya

    Last Updated : 2025-01-16
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   14. Gaun Seksi Dari Suami?

    Ariella mengerutkan kening, lalu mengambil catatan di dalam paper bag itu. [Pakai ini untuk acara jamuan besok malam.] ‘Ti-tidak mungkin. Bagaimana bisa Tuan Muda memintaku bergabung di acara jamuan?’ batin Ariella amat ragu. Ariella sadar, dirinya tidak pantas hadir. Saat upacara pernikahan saja, dia tidak dibolehkan menunjukkan wajah. Lalu kenapa sekarang sang suami ingin Ariella menemaninya makan malam? “Apa isinya?” Malleta bertanya sengit. Belum sampai Ariella menjawab, kepala pelayan itu merebut paper bag dari Ariella. “Hah! Ja-jangan, Kepala Pelayan,” tukas Ariella berupaya menahan. “Hei! Kenapa kau pelit sekali? Aku hanya ingin melihatnya. Kenapa kau sombong sekali karena Tuan Muda Lucas memberimu hadiah, hah?!” sambar Malleta memicing geram. “Aku tetap atasanmu, jadi jangan melawanku!” Malleta menarik paper bag itu lebih kuat dan buru-buru mengambil isinya. Maniknya membelalak saat meraih mini dress merah dengan potongan terbuka di bagian punggungnya. “Ariella, taktik

    Last Updated : 2025-01-19
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   15. Aku Jamin Tidak Akan Sekasar Kakak

    Ariella berpaling, manik hazelnya berubah selebar piring saat melihat Felix di belakangnya.“Tu-tuan Muda?!” tukas wanita itu bergegas mundur.Namun, Felix malah mencekal bahunya lebih kuat, bahkan mendorong wanita itu hingga tubuhnya ambruk ke sofa. Tanpa memberi celah untuk kabur, pria itu langsung mengungkung Ariella dengan kedua tangan bertumpu ke badan sofa.“A-apa yang Anda lakukan, Tuan Muda? Kenapa Anda masuk ke sini?” Ariella bertanya dengan leher menegang kencang.Lawan bincangnya menurunkan pandangan ke payudaranya yang sejak tadi naik turun, karena napasnya yang tersengal. Ariella tak mau itu menjadi sasaran nafsu Felix, hingga dia pun merapatkan pegangan handuknya.Sang pria menyeringai sinis. Sambil menaikkan tatapan, dia pun berkata, “aku lihat kau kesulitan, tentu saja aku akan membantumu.”“Tidak, tolong keluarlah, Tuan Muda. Sa-saya mohon,” sahut Ariella penuh harap.Melihat ekspresi wanita itu yang memelas dengan tubuh berselimut handuk, justru semakin memicu Felix p

    Last Updated : 2025-01-20
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   16. Kacung Ibuku Memang Merepotkan

    “Astaga!” Malleta pun menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangan. Dia nyaris tak percaya dengan mata kepalanya sendiri. Namun, pria di hadapannya jelas-jelas Felix Baratheon. Malleta tak bisa berkata-kata, saat melihat tangan Felix merengkuh pinggang Ariella hingga rapat padanya. Dalam bungkam, Kepala Pelayan itu pun membatin, ‘hebat sekali jalang ini. Tidak hanya Tuan Muda Lucas, tapi sekarang Tuan Muda Felix benar-benar digodanya. Memang serakah!’ Ariella yang merasa tak nyaman, langsung menarik diri dari Felix. Tapi sialnya, pria itu malah mencekal pinggulnya lebih erat, seolah tak malu walau Malleta melihatnya. “Tu-tuan Muda, tolong menyingkir dari saya,” tutur Ariella terus berupaya mendorong Felix. Sang pria tak menggubris. Dia malah memicing sinis pada Malleta seraya berkata, “kami masih sibuk. Pergilah, karena aku yang akan membawa Ariella pergi ke jamuan!” “Tapi apa yang akan kalian lakukan? Itu pun di kamar Tuan Muda Lucas. Bahkan Ariella tidak memakai

    Last Updated : 2025-01-20
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   17. Apa Dia Istri Anda?

    ‘Sial! Apa yang dia lakukan?!’ Lucas mengumpat dalam batin. Meski diam, tapi sorot matanya terpampang tajam. Sungguh mengintimidasi Ariella. Wanita itu berkutat dengan mini dress yang memamerkan pahanya. Dia sangat tak nyaman karena semua orang menatapnya. Jika bukan karena Lucas mengirim gaun ini, dia tak mungkin hadir dan memakainya. ‘Ke-kenapa Tuan Muda diam saja? Apa beliau marah karena aku datang terlambat?’ Ariella gelisah dalam hati. Richard yang sejak tadi bungkam, kini menoleh pada Beatrice seraya mendengus pelan. “Cepat bereskan dia. Jangan sampai mengganggu jamuan malam ini!” Dia sangat khawatir, apalagi melihat ekspresi tamunya yang terusik. “Tenang saja, Sayang. Aku pastikan pelacur itu pergi!” balas Beatrice dengan gigi terkatup. Dirinya melirik Malleta yang berdiri di barisan para pelayan. Kode matanya yang memicing sinis, langsung dimengerti oleh kepala pelayan tersebut. Malleta mengangguk, seolah berkata, ‘siap, Nyonya!’ Namun, saat dirinya henda

    Last Updated : 2025-01-21
  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   18. Bawa Dia Ke Kamarku!

    “Argh?! Tidak!” Ariella menjerit kencang saat tubuhnya ambruk ke kolam.Sensasi dingin seperti mengikatnya. Wanita itu gelagapan ketika air kolam mendominasi tubuhnya. Bahkan sial, kaki Ariella langsung kram dan mati rasa. Dirinya mati-matian naik ke permukaan. Tapi karena terlalu panik, tekanan air malah semakin memicu tubuhnya tertarik ke bawah.“To-tolong, heup!” Ucapan Ariella terpotong kala air memaksa masuk hidung dan mulutnya.Ya, Ariella tidak bisa benerang!Saat kecil dia pernah terseret ombak dan tenggelam di lautan. Sebab itulah dirinya trauma dengan pantai. Bahkan sampai dewasa, dirinya tak bisa mengatasi rasa takutnya tersebut.“Hah! To-tolong saya! Saya mohon, tolong. Heup!” Ariella kembali gelagapan.Samar-samar dirinya melihat kaki jenjang dengan sepatu hak tinggi elegan berdiri di dekat kolam. Sudah pasti orang itu yang mendorongnya. Tapi sial, Ariella tak bisa melihat wajahnya.Tenaga wanita tersebut semakin lemas, hingga dirinya kehabisan daya.‘Ayah …,’ batin Ariell

    Last Updated : 2025-01-21

Latest chapter

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   167. Jangan Harap Kau Bisa Hidup Setelah Berkhianat

    “Brengsek! Aku akan membunuhmu sebelum kau mengakui semuanya!” sentak lelaki gempal itu buncah.Sang rekan yang terikat di sebelahnya pun menyambar, “persetan! Diam akan membuat kita terbunuh di tangan mereka!”“Mereka tidak akan berani mem—”“Tutup mulutmu, sialan! Buang otak bodohmu karena Nona itu hanya memanfaatkan kita. Hanya karena dia memberimu segelas bir, kau mau mempertaruhkan nyawa untuknya?!” Lelaki rambut ikal tadi memberang geram. “Sial! Nona itu akan menempatkanku di sisinya jika aku setia. Jadi kau cukup diam, dasar bajingan!” Temannya yang gempal itu terus memberang. “Dasar bodoh! Kau—”“Ugh!” Ucapan lelaki ikal tadi terpangkas saat Peter tiba-tiba memotong tali yang mengikatnya. Begitu Peter memberi kode, bodyguard di sebelahnya langsung menyeret lelaki rambut ikal tadi. “Aish, lepaskan ikatannya, sialan!” cecar saat sang Bodyguard merengkuhnya paksa.Tubuhnya memang masih terlilit tali, tapi bodyguard Baratheon tak menggubrisnya dan langsung menyeret lelaki ters

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   166. Aku Akan Membuatmu Hangat

    ‘Ternyata dia mengigau?’ geming Lucas begitu menoleh dan mendapati Ariella masih memejam.Dia terus memerhatikan, tapi sang wanita kini hanya menggigil dengan bibir pucatnya. Genggaman di pergelangan tangan Lucas juga semakin melemah. Memicu pria tersebut bertambah cemas.‘Dia harus segera berganti pakaian kering.’ Lucas membatin saat mengamati baju Ariella yang basah.Di vila ini, pasti masih ada baju mendiang Elizabeth. Lucas yang tak pernah mengijinkan orang lain menyentuh barang-barangnya, kini mengorek almari demi Ariella.Setelah menemukan baju ganti, Lucas mulai menyeka tubuh Ariella yang kotor akibat kelimpungan di tanah. Bahkan dia tak segan membasuh kaki wanita itu dengan handuk basah.Meski pria tersebut tak cakap merawat seseorang, tapi dirinya cukup telaten membersihkan luka di pelipis Ariella. Dia lantas membubuhkan obat, sebelum menutupnya dengan perban.Saat itulah, Ariella yang kembali bertutut lirih, “dingin … aku sangat dingin.”Lucas seketika menoleh padanya. Dia be

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   165. Apa Bajingan Itu Memukulmu?

    ‘Sial! Apa yang mereka lakukan padamu?!’ Lucas mencecar dalam batin.Rahangnya mengeras saat mendapati gelenyar merah merembes dari pelipis kiri Ariella. Ya, itu luka karena kecelakaan dengan Giselle sore tadi. Tak heran, Ariella terus merasa pening saat kabur dari para lelaki yang menculiknya.Dahi Lucas mengerut begitu memeriksa kening dan leher wanita tersebut. Kecemasannya membumbung menyadari Ariella juga demam. Apalagi hujan masih tak kunjung reda, wanita itu pasti kedinginan.“Ariella?” Lucas memanggil kembali, tapi wanita tersebut tak bereaksi apapun.Tanpa buang waktu, Lucas langsung merengkuh Ariella dan berniat membopongnya ala bridal style.Namun, tiba-tiba saja Bodyguard yang berada di belakang memekik, “Tuan Lucas!”Sang pemilik nama seketika berpaling saat merasakan seseorang mendekat. Benar saja, lelaki gempal yang dihajarnya habis-habisan tadi, malah meraih belatinya dan bermaksud menusuk Lucas.Beruntung Lucas segera menoleh dan sigap menahan senjata tajam itu dengan

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   164. Jatuhkan Senjatamu Dan Berlututlah!

    Jatuhkan Senjatamu Dan Berlututlah! “Brengsek!” Lelaki rambut ikal itu mengumpat saat timah panas tenggelam di lengannya. Ya, tanpa diduga, dari depan seseorang menembaknya saat mengejar Ariella. Bahkan beberapa orang tampak berlari ke arahnya. “Sialan! Siapa para bajingan itu?!” cecar lelaki rambut ikal tadi. Dia buru-buru merogoh pistol dari selipan pinggangnya. Baru saja mengacungkan senjata api tersebut, sejumlah orang berjas hitam sudah mengepung. Dari bros di sisi kirinya, jelas bahwa mereka bodyguard setia Lucas. Benar, setelah mati-matian melacak posisi van hitam yang membawa Ariella, Peter akhirnya berhasil menemukan titik lokasi di kawasan danau De Forte. Dia dan beberapa bawahannya langsung melesat ke sana. Sementara Lucas sedang menyusul dari rumah sakit. “Jatuhkan senjatamu dan berlututlah!” dengus Peter saat berjalan di tengah orang-orang itu. Alih-alih menurut, lelaki rambut ikal tadi justru terkekeh sinis. Tatapannya memindai beberapa orang berjas hitam tersebut.

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   163. Jalang Ini Sangat Cerewet Padahal Akan Segera Mati

    “Siapa kalian? Kenapa membawaku ke sini?!” Ariella mendengus dengan leher tegang.Dadanya bergemuruh was-was saat lelaki di hadapannya menyeringai sengit.“Siapa yang menyuruh kalian?!” Ariella kembali bertanya lebih waspada. “Biarkan aku pergi, maka aku akan memberikan apapun yang kalian inginkan!”Alih-alih menanggapi, lelaki gempal itu malah terkekeh.“Aish, sial! Jalang ini sangat cerewet padahal akan segera mati!” decaknya penuh tekanan.Tanpa segan dia merengkuh lengan Ariella, berniat menariknya keluar.“Lepas! Apa yang kau inginkan?!” Ariella menampik keras.Tangan yang lain segera meraih heels di sebelah kakinya, lantas mengayunkan bagian yang lancip ke bahu lelaki tersebut. Sialnya, lelaki itu bisa membaca gerakan Ariella, hingga berhasil menahan pergelangannya.“Hah?!” Iris Ariella kembali melebar.Dia hendak menarik tangannya, tapi cengkraman lelaki gempal itu amat kuat.“Brengsek! Kau pikir bisa menyerangku?!” sentak laki-laki tadi marah.Ariella merontak seraya mendecak,

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   162. Kau Mau Kabur, Cantik?

    ‘Tidak ada?!’ batin Lucas saat tak mendapati Ariella di sana.Irisnya memindai sampai ke bangku belakang, tapi sang wanita tak nampak. Hanya ada Giselle yang kini terkulai lemas di kursi kemudi.“Luke? Kaukah itu?” tutur Giselle terdengar lemah.Gelenyar darah mengucur dari keningnya. Dia perlahan mengerjap, coba menjernihkan pandangan saat melihat wajah Lucas di luar jendela.“Luke ….” Wanita itu kembali merintih, berharap Lucas segera meraihnya.Namun, ketika membuka pintu, Lucas malah bertanya, “di mana Ariella?!”Giselle mendengarnya dengan jelas. Dan itu kian membuat emosinya meradang perih.‘Sial! Di saat aku terluka parah, bagaimana bisa kau mencari jalang itu?!’ geming Giselle menelan saliva dengan berat.“Bukankah kau bersama Ariella? Di mana dia?” Lucas terus mendesaknya.Akan tetapi Giselle tetap bungkam. Dengan keadaan ini, dirinya bisa mudah berpura-pura dungu. Bahkan detik selanjutnya dia kembali memejam selaras kesadarannya yang hilang.Lucas yang melihatnya, semakin men

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   161. Apa Dia Sungguh Ingin Mati?

    ‘Brengsek!’ Giselle memaki geram begitu melihat Peter keluar dari Rolls Royce hitam di sana.Terlebih saat lelaki itu membuka pintu belakang untuk Lucas. Amukan Giselle kian membengkak, menyadari Lucas bergegas meninggalkan kantor demi bertemu Ariella.‘Aku tidak akan membiarkan ini!’ batin Giselle penuh tekad.Dia lekas mengunci pintu saat Ariella hendak keluar. Disertai tatapan geram, Giselle langsung menyalakan mesin mobilnya.“Apa yang Anda lakukan? Biarkan saya keluar!” decak Ariella melirik sinis.Giselle tak menggubris. Dia justru menginjak pesal gas hingga mobilnya melesat pergi sebelum Lucas melihatnya. “Nona Giselle! Sebenarnya apa yang Anda lakukan?!” Ariella memicing geram.Namun, lawan bincangnya tetap bungkam sambil mencengkram kemudi lebih erat. Bahkan Giselle tak segan memacu mobil putihnya lebih kencang.Ariella menghela napas panjang sambil berujar, “apa Anda setakut itu Tuan Lucas memilih saya?!”“Tutup mulutmu, jalang sialan!” Giselle menyambar penuh tekanan. “Kau

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   160. Seorang Kekasih Bisa Putus Kapanpun!

    “Dasar berandal! Kau tidak tau tentang itu?!” Richard mencibir sengit.Terlebih saat Lucas menatap tajam dan terkesan menuntut penjelasan, sungguh menebalkan asumsi Richard.“Katakan, Ayah!” decak Lucas kian mendesak.“Ayah bertemu Pelayan itu di rumah sakit. Dia bersama gadis kecil yang sekilas mirip denganmu!”Sahutan Richard semakin memicu Lucas tertegun.Jika ayahnya menyebut ‘pelayan’, maka jelas itu Ariella Edelred. Dan ini bertepatan dengan suara anak kecil yang Lucas dengar saat menelepon wanita tersebut. Panggilan ‘mommy’ kala itu masih terngiang jelas di telinga Lucas.‘Ariella dan Damien tidak menikah. Jika dia benar-benar punya anak, bisa saja itu darah dagingku!’ batin Lucas menyimpulkan.“Anehnya wanita itu tidak mengenali Ayah. Dia buru-buru pergi saat Ayah bertanya mengenai anak perempuannya!” Richard kembali berujar sambil menuatkan tangan. “Ayah tidak peduli tentang ibunya. Jika benar itu cucuku, dia harus kembali ke ranah keluarga Baratheon. Kau mengerti?!”Ya, sejak

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   159. Kita Bisa Berbagi Ayah

    “Secil! Apa yang kau katakan? Kau tidak boleh bicara begitu pada pada Ava!” Nicholas membentak marah.Dia tahu bocah perempuan dengan cardigan pink itu sangat angkuh dan sering menganggu teman-teman lain. Jika Ava menjadi targetnya juga, maka Nicholas jelas tidak terima.“Apa yang salah? Aku hanya bertanya padanya. Ava tinggal menjawab saja, punya Ayah atau tidak!” Secil berujar sambil melipat tangan dengan sombongnya.Saat itula, Laura-teman Secil yang memegang loliop juga berkata, “Secil benar. Ava saja tidak tau Papa Day. Itu aneh. Apa selama ini dia tidak pernah merayakan Papa Day di rumah?”“Ava, jangan-jangan kau memang tidak punya Ayah, ya? Mommy bilang anak yang tidak punya orang tua itu bermasalah. Dan kau sering membolos!” tutur Secil dengan sorot penuh ejekan.Dia menoleh pada temannya sambil tertawa.Ava pun melangkah lebih dekat, lalu menjelaskan, “Ava tidak membolos, tapi—”“Menjauhlah dari Secil!” sentak Laura sambil mendorong Ava.Bocah itu nyaris saja terjungkal ke bel

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status