Share

156. Tolong Sadarkan Dirimu

last update Last Updated: 2025-04-28 23:34:27
“Luke, buka pintunya. Aku tau kau ada di dalam. Cepat buka. Kenapa kau menghindariku?!” tukas Giselle dari luar.

Begitu siuman di rumah sakit, Giselle langsung menanyakan Lucas. Meski Belatia marah habis-habisan karena dia bertindak gila, tapi Giselle tetap keras kepala. Apalagi dia telah mengetahui hubungan Lucas dan Ariella. Mana mungkin dirinya diam saja?

“Luke, bicaralah sekali saja padaku. Aku mohon temui aku, Luke!” Giselle terus berujar penuh harap.

Sementara di dalam, Lucas hanya bungkam dengan keringat yang mengebaki dahi dan tengkuknya. Sensasi panas pun menjalar ke seluruh tubuh, membuatnya tak karuan.

‘Brengsek!’ batin Lucas mengumpat tajam saat kepalanya bertambah pening.

Irisnya melayap ke sekitar dan terpaku pada wine yang tadi disesapnya. Saat itulah Lucas bisa menerka bahwa anggur tersebut yang membuatnya kacau seperti ini.

‘Hah, sial! Apa sejak awal ini rencanamu, Ariella?!’ geming Lucas dengan rahang mengeras.

Dia semakin kesal sebab meminumnya setelah
Inura Lubyanka

Happy reading, guys ^_^

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   231. Ayo Kabur Bersama Daddy!

    “Ehem! Omong kosong apa yang kau katakan?!” Ariella berdehem canggung.Dia membuang pandangan ke sembarang arah, tapi sialnya Lucas malah menghadang tatapannya.“Kau tahu maksudku, Ariella!” sahut Lucas terdengar dominan.Bahkan tangannya meremas pinggang ramping sang istri, memicu jarak mereka semakin terkikis.Ariella mengerjap. Situasi mereka jadi kian bahaya jika dia tetap diam. Apalagi Lucas mulai menjulurkan wajahnya disertai sorot yang terpaku di bibir Ariella.“Lucas, berhenti main-main! Aku … hah!” Wanita tersebut seketika mengangkat sebelah tangan, sengaja menutup mulut Lucas agar berhenti mendekat.Mendapati tindakan konservatif istrinya, Lucas jadi menautkan alis. Tanpa Ariella duga, pria itu malah menggigit ringan telapak tangannya.Seketika itu, sensasi merinding menyebar ke punggung Ariella. Padahal gigitan sang suami tidak sakit, tapi rasanya ada ribuan semut menggelitiknya.“Kau!” Ariella lekas menarik tangannya saat sadar dari lamunan.Namun, Lucas justru memamerkan

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   230. Ava, Daddy dan Mommy!

    “Kemarilah, Ava!” Lucas merentangkan tangan, menyambut sang putri dengan hangat.Tanpa ragu, Ava pun berlari ke arahnya. Dia menghambur ke pelukan Lucas, saat pria itu menekuk lutut setinggi bocah tersebut.“Daddy!”“Oho! Hati-hati, putri kesayangan Daddy,” tutur Lucas mendekap punggung anaknya.Dia melonggarkan dekapan, lalu mengamati Ava yang kepalanya masih dilingkari perban. Dia meraih tangan mungil bocah itu, lantas mengusapnya lembut.“Ava masih merasa sakit?” Lucas bertanya selaras pandangannya yang terangkat.“Emm … sedikit,” sahut Ava sambil tersenyum memamerkan giginya. “Tapi kata Mommy sakitnya akan hilang kalau Ava rajin minum obat.”“Ava berani minum obat?” Lucas menyahut dengan nada tantangan.“Tentu saja. Hanya anak manja yang tidak berani minum obat, Daddy!” sambar Ava riang.“Pintar!” Sang ayah langsung menoel hidung Ava saking gemasnya. “Selain cantik, putri Daddy memang pemberani dan cerdas!”“Daddy, apa ini rumah Daddy? Kita mau tinggal bersama, ya?” Ava bertanya de

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   229. Aku Tidak Akan Kembali ke Tempat Itu

    *** “Mommy, kapan Ava bisa pulang?” Ava merengek dengan bibir tertekuk.Jam berputar semakin malam, tapi dia tak kunjung tidur. Oh, tidak. Sebenarnya dia sudah tertidur sore tadi, hingga sekarang matanya sangat jernih. Ariella yang duduk di sebelah brankarnya, kini mengusap lembut kepala anak perempuan tersebut. “Apa Ava tidak betah di rumah sakit?”“Hemm.” Ava mengangguk, lalu membalas. “Ava tidak suka makanan di sini. Ava kan sudah sembuh, harusnya Ava bisa cepat pulang ‘kan? Ava mau bermain dengan Soya.”“Soya?” sahut Ariella mengerjap. “Ya, Ava sudah berhari-hari tidak memberi makan Soya. Apa Soya baik-baik saja? Pasti Bibi Jane akan merawat Soya ‘kan, Mommy?” Ariella tersenyum. Namun, belum sampai menimpali, Ava kembali berujar, “Mommy, em ….”Sang putri yang ragu-ragu, memicu Ariella penasaran. “Ava mau mengatakan sesuatu? Ada apa, Tuan Putri? Bilang pada Mommy,” tukasnya yang lantas menerka. “Apa Bibi yang tadi siang datang, menyakiti Ava?”“Tidak, Mommy. Hanya saja … Bibi

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   228. Saya Siap Menerima Amarah Anda

    “Apa urusannya denganku? Minggirlah, Peter!” Ariella berujar disertai sorot dingin.Tampak jelas bahwa dia amat muak dan tak ingin terseret dengan perkara Giselle.Namun, ketika Ariella hendak mangkir, Peter justru kekeh menghadang.“Mohon maaf, Nyonya—”“Peter, aku juga bisa marah!” sambar Ariella mengandung ancaman.Alih-alih melunak, Peter langsung mengeluarkan selembar dokumen hasil tes paternitas Ava dan Lucas.“Saya siap menerima amarah Anda setelah menunjukkan dokumen ini!” tukasnya menatap serius.Ariella megernyit, bahkan langsung menyabit dokumen tersebut saat samar-samar melihat nama putrinya.Benar saja. Itu memang Ava Edelred. Namun, di sana tertulis jelas bahwa hasil tesnya negative!“Apa maksudnya ini?!” tukas Ariella dengan sorot tajam.Dia yang melahirkan Ava setelah tidur bersama Lucas, tentu merasa mustahil karena hasil tesnya melenceng.“Bukankah bagi Anda aneh kalau Nona Ava bukan putri kandung Tuan Lucas?” tutur Peter memicu Ariella angkat pandangan.Bahkan raut w

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   227. Mana Mungkin Aku Menyerang Anak Kecil?

    “Mommy!” Ava memekik dengan wajah antusias begitu melihat ibunya.Terlebih di belakang Ariella juga ada Lucas, tatapan bocah itu jadi semakin berbinar.“Wah! Ternyata Daddy juga datang!” katanya.Alih-alih menimpali, Ariella justru melayapkan pandangan dengan buncah. Bahkan dengan cepat dia menghampiri putrinya yang duduk di brankar sendirian.Perhatian Ariella langsung tersita pada cup ice cream yang dipegang Ava.“Tidak!”Ariella buru-buru menyabitnya hingga satu sendokan yang dibawa sang putri jatuh ke pakaiannya.“Mommy?” Ava berujar tak mengerti. Tidak biasanya Ariella bertindak gusar seperti ini.Wanita itu menyingkirkan cup ice cream tadi ke nakas.Sambil menyeka noda di baju pasien Ava, dia pun berkata, “Ava sudah memakannya? Katakan pada Mommy!”Putrinya mengerjap bingung.Tapi Ariella yang dikebaki gelisah, langsung mendesak lagi. “Ava, bilang pada Mommy. Apa Ava sudah makan ice creamnya?”Nadanya yang sedikit meninggi, memicu Ava menggeleng takut.Mendapati putrinya tertekan

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   226. Kaulah yang Membunuh Kak Damien Berulang Kali!

    ***Damien dipindah ke unit perawatan intensif keesokan harinya. Kondisi yang butuh pemantauan khusus, membuat Ariella tak bisa melihatnya dari dekat.Ariella yang sejak dini hari merasa hancur, hanya memandangi Damien dari balik kaca besar ruang ICU.‘Kenapa harus seperti ini, Damien? Kenapa kau tidak bangun? Dengarlah aku, aku mohon … bangunlah. Bangun dan marahlah padaku,’ batin Ariella dengan kerongkongan amat kering.Namun, wajah pucat Damien malah semakin membuat Ariella sesak. Apalagi sang dokter tidak bisa memastikan kapan Damien sadar.Saat itulah, tiba-tiba seseorang menarik lengan Ariella dengan kasar.“Menyingkirlah!” Nada dingin wanita mencecar tajam.Ariella yang tersentak, nyaris saja terhuyung ke samping. Tapi beruntung dia masih berpegangan dinding hingga tak sampai jatuh.“Jane?!”Sorot manik Ariella membulat mendapati adik Damien memicing geram padanya.Ya, Jane Rudwick datang bersama Josh dan sejumlah bawahannya. Tadi malam Jane membuat kehebohan dengan terus mendes

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status