Home / Romansa / Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan / 2. Ayahnya Seorang Pembunuh, Putrinya Seorang Pelacur!

Share

2. Ayahnya Seorang Pembunuh, Putrinya Seorang Pelacur!

last update Last Updated: 2025-01-03 07:31:51

“Apa yang kau lakukan? Jangan bilang kau telah bercinta dengan Lucas!” Suara Beatrice menggelegar sengit.

Sorot matanya menatap jijik penampilan Ariella yang berantakan. Terlebih pakaian wanita itu robek di bagian dada. Itu menebalkan asumsi Beatrice, bahwa pelayan ini sudah menghabiskan malam penuh gairah dengan putra tirinya.

“Kau bisu?!” Beatrice kembali memberang hingga membuat Ariella tersentak kaget.

Leher Ariella menegang. Dia kesulitan menelan saliva, apalagi melontarkan kata.

Dengan bulu mata gemetar, Ariella pun menjawab, “mo-mohon maaf, Nyonya Beatrice. Anda salah paham. Saya hanya—”

“Argh!”

Belum tuntas ucapan Ariella, Beatrice sudah melayangkan tamparan keras padanya. Sensasi panas dan berdenyut mendominasi wajah wanita itu. Dia memegangi pipi yang terasa kebas, bahkan sudut bibirnya anyir karena tergores cincin Beatrice.

“Jalang sialan! Kau pikir aku buta?!” Nyonya Baratheon itu menyentak murka. “Berani sekali Pelayan rendahan sepertimu merangkak ke ranjang putra Pimpinan. Apa yang sudah kau lakukan? Kau menggodanya? Kau menggoyangkan pinggul dan memamerkan tubuh? Dasar pelacur!”

Sungguh, ucapan Beatrice benar-benar menusuk dada Ariella. Seumur hidup, dia tak pernah diperlakukan buruk. Ariella selalu menjaga sikap dan tindakan meski hanya putri seorang sopir.

Dengan rahang mengeras, Ariella pun membantah. “Mohon maaf, Nyonya Beatrice. Saya bukan wanita seperti itu. Ini tidak seperti yang Anda duga. Tuan Muda yang menahan saya tinggal di kamarnya.”

Mendengar itu, amukan Beatrice pun naik ke mercu kepala. Tanpa segan, dia menggampar sebelah pipi Ariella lebih kencang, sampai-sampai pelayan itu terhuyung menatap guci besar di sebelahnya. Keramik mahal itu jatuh menghantam lantai. Suara nyaringnya membuat beberapa orang di ruangan lain tercengang. Bahkan mungkin membangunkan Lucas.

Namun, Lucas yang tabiatnya tak suka keributan orang lain, sangat mustahil keluar kamar untuk melihat situasi.

“Pelacur sialan!” Beatrice pun mencecar berang.

Iris tajamnya memicing saat mendapati tangan Ariella bertumpu di pecahan guci hingga berdarah. Tapi Ariella seolah tak merasakannya, karena sesak dalam dada lebih menyakitkan.

“Jangan lupa kau di sini menebus dosa-dosa ayahmu yang sudah membunuh Elizabeth. Jika kau terus bertingkah, keluarga Baratheon bisa melenyapkanmu tanpa seorang pun yang tahu!” Beatrice mendecak penuh amarah.

Tangan Ariella mengepal gemetar sambil berusaha keras menahan air matanya agar tidak jatuh. Dia memilih diam, karena apapun sanggahannya, Beatrice tetap menganggapnya salah.

“Cepat bersihkan karena ini hari penting untuk keluarga Baratheon!” sentak Beatrice penuh kuasa.

“Baik, Nyonya,” sahut Ariella yang perlahan memungut pecahan guci tersebut.

Semua pekerja mansion Baratheon tampak sibuk mempersiapkan acara resepsi pernikahan Lucas hari ini. Ariella yang kini beranjak ke belakang dengan pecahan guci, malah mendapat tatapan tajam dari para rekan pelayan.

Bahkan Kepala Pelayan yang bertanggungjawab atasnya bertanya sengit. “Apa yang kau lakukan di kamar Tuan Muda?!”

Ariella terhenti. Sejumlah tatapan tajam dari pelayan lainnya serasa menembus wajahnya. Ariella harus angkat bicara. Dia yang merupakan korban, tidak akan tinggal diam hanya karena statusnya lebih rendah di mansion ini.

Wanita itu menelan saliva, lalu bertanya, “apa maksud Anda, Kepala Pelayan? Bukankah Anda yang meminta saya datang ke kamar Tuan Muda?”

“Bicara apa kau, Ariella?!” sambar Kepala Pelayan tadi mendapukkan alis.

“Minuman apa yang Anda berikan pada Tuan Muda?” Ariella menyahut dengan nada gemetar.

“Bukankah kau yang membawakan minuman ke kamar Tuan Muda? Kenapa kau malah bertanya padaku? Kau mau menyalahkanku? Ingat posisimu, Ariella! Jika ayahmu seorang pembunuh, bagaimana bisa kau jadi pelacur?!” Kepala Pelayan itu membalas penuh amukan.

Belum sampai Ariella menimpali, terdengar banyak gunjingan pelayan lain yang menyudutkannya. Sungguh, tidak ada satu pun orang di mansion ini yang memihak Ariella.

Kepala pelayan itu melangkah sambil menyenggol bahu Ariella dengan kasar, lalu bicara pada para bawahannya.

“Kalian semua kembali bekerja. Kita akan sibuk hari ini!” ujarnya membubarkan kerumunan.

Irisnya melirik ke sebelah, lalu melanjutkan. “Dan kau, pelacur rendahan. Jangan bersantai hanya karena pernah tidur dengan Tuan Muda. Kau tetap harus melakukan tugasmu sebagai Pelayan di mansion ini!”

Alih-alih menjawab, Ariella hanya meremas pinggiran roknya, berupaya keras menahan air mata.

‘Tuan Muda, bagaimana kau akan bertanggungjawab pada hidupku setelah ini?’ gemingnya dalam hati.

Sementara itu, pria yang tengah dibatin Ariella baru selesai mandi. Dia berjalan di kamarnya masih mengenakan bathrope putih.

Saat itulah seseorang mengetuk pintu kamarnya.

“Permisi, Tuan Muda. Mohon maaf, ada hal mendesak yang harus saya laporkan pada Anda!” tutur suara dari luar.

Lucas yang mengenali suara Peter-asistennya, langsung memberi ijin.

“Ada apa?” Pria itu bertanya dingin saat Peter masuk.

“Gawat, Tuan Muda. Calon pengantin wanita menghilang dari kediamannya!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   185. Uruslah Kekasih Anda Dengan Baik!

    “Astaga! Ini berita yang sangat menggembirakan untuk Nona Giselle dan Tuan Lucas!” seru Reporter wanita di hadapan Giselle.“Benar! Nona Giselle sangat cantik dan Tuan Lucas begitu tampan. Pasti visual anak mereka tidak dapat diragukan!” timpal Reporter lainnya. “Selamat, Nona Giselle. Kami semua ikut bahagia untuk Anda!”Giselle yang dibanjiri sanjungan pun tersipu malu.Dengan tangan mengelus perutnya yang masih rata, dia berkata, “ah … saya keceplosan. Sebenarnya tunangan saya belum mengetahui ini. Saya ingin memberikan kejutan untuknya, karena dia sangat menantikan seorang bayi.”“Kami yakin, Tuan Lucas sangat senang mendengar kabar kehamilan Anda, Nona Giselle!” sahut Wartawan lelaki bermantel hitam.Rekannya juga segera menimpali, “itu benar. Memang siapa yang berani menolak bayi dari seorang Dewi San Carlo?”Ya, sebutan Dewi San Carlo sudah melekat pada Giselle sebagai seniman paling cantik. Tak heran semua orang di dataran ini menyukainya.“Terima kasih, kalian semua sangat bai

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   184. Siapa Sangka Teman Saya Malah Menyukai Tunangan Saya?

    “Bukankah wanita di video ini Anda, Nona Ariella?” tanya Detektif itu menyidik.Ya, di layar tengah berputar video saat Ariella tak sengaja mencakar wajah Giselle, ketika hendak meraih ponselnya. Sial sekali kamera yang disembunyikan Giselle tidak menyorot aksi wanita itu saat melempar ponsel Ariella ke luar jendela. Dari video, memang Ariella tampak bersalah karena coba menyerang, bahkan merebut kemudi hingga mobil itu menabrak pembatas jalan.‘Aish, sial! Jadi Giselle sudah merencanakan ini sejak awal?!’ batin Ariella penuh dongkol.Apalagi saat sang detektif mengubah slide dan memutar video kontroversi percakapan Ariella, yang terang-terangan ingin merebut Lucas.‘Brengsek! Apa-apaan ini? Kenapa dia hanya memotong sepenggal videonya?!’ Ariella bergeming disertai amukan tertahan.Ya, dirinya paling tahu, kalau full videonya sangat berbeda dengan potongan pendek video yang menjadi skandal itu.“Apa Anda sengaja melakukan ini karena dendam pribadi? Anda bahkan mengancam Nona Giselle!”

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   183. Kenapa Mereka Membawa Mommy?

    Tatapan Jane berubah waspada sembari bertanya, “ada keperluan apa, Opsir?”Ya, dua orang petugas polisi-lah yang datang.Jane yang ingat bahwa Ariella terlibat kecelakaan, jadi curiga. Terlebih saat salah satu opsir itu mengeluarkan sesuatu dari balik mantelnya.“Kami membawa surat perintah penangkapan Nona Ariella Edelred, atas kasus penyerangan terhadap Nona Giselle Diorson!” tukas Opsir tersebut amat tegas.Sepasang iris Jane seketika membola. Memang benar itu surat perintah penangkapan, tapi kenapa Ariella yang jadi tersangka?“Tunggu, apa Opsir tidak salah?!” ujar Jane bertanya-tanya.Alih-alih menjelaskan, seorang Opsir lainnya langsung menyambar, “tolong biarkan kami bertemu Nona Ariella!”Ucapan itu pun terdengar oleh Damien yang hendak meniti tangga.‘Ada keributan apa di luar?’ batinnya sambil mengerutkan kening.Dirinya berbalik untuk melihatnya.Belum sampai mangkir, tiba-tiba Ariella memanggil dari atas. “Damien!”Sang pemilik nama sontak mengurungkan niatnya. Dia menoleh

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   182. Kakak Menyesal Karena Dia Menyukai Pria Lain?

    “A-apa yang Ava katakan?” Ariella mengerjap tak mengerti.Dirinya melirik sang putri yang merebahkan kepala di bahunya dengan nyaman.“Benar, ternyata wangi Mommy sangat sama dengan Paman tampan,” tutur bocah itu tanpa ragu.Ya, Ariella sedang memakai baju dari Lucas, bahkan juga tidur bersamanya. Tak heran parfum pria itu juga menempel. Karena Lucas selalu memakai parfum khusus, jelas saja orang lain pasti mengenali kalau itu aroma dirinya. Termasuk bocah seperti Ava!Akan tetapi kalimat Ava malah membuat Ariella was-was, termasuk Damien yang berdiri di belakang wanita tersebut.“Pasti karena Ava terlalu kangen sama Mommy,” ujar Ariella menarik sang putri agar berdiri tegak.“Tidak. Ava ingat aroma Paman tampan. Ava kan sudah dua kali bertemu Paman tampan. Apa Mommy juga bertemu saat kerja?” balas Ava teguh.Sial sekali bocah itu sulit dikelabuhi.“Mommy ingat ‘kan Paman tampan yang Ava ceritakan?” tambah Ava kian memicu Ariella tegang.Namun, belum sampai Ariella menimpali, Damien y

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   181. Ijinkan Aku Mencintaimu Dengan Caraku

    “Anda mengenalnya, Tuan?” Peter bertanya selaras dengan kedua alis yang naik ke atas. “Dia gadis kecil yang hampir saya tabrak di jalan dekat Dalin Court.” Kening Lucas semakin mengernyit, dia memang ingat. Sayang sekali, dulu dirinya tidak sempat melihat Ariella saat menghampiri putrinya. “Anak ini pernah mengunjungi Baratheon Gallery!” ujar Lucas masih memandangi foto Ava lekat-lekat. “Ternyata Anda sudah bertemu dengan Ava?” sahut Peter mengerjap binar. “Sejujurnya, saat pertama kali saya melihat gadis ini, wajahnya memang mirip dengan Anda, Tuan. Nona Ariella belum menikah dengan Tuan Damien Rudwick. Ada kemungkinan kalau Ava darah daging Anda!” Lucas terdiam dengan rahangnya yang ketat. Semakin diingat, hal itu memang tidak mustahil! Baik warna rambut atau matanya, sama-sama gelap seperti Lucas. Bahkan mereka berdua punya alergi terhadap kacang. ‘Ava?’ batin Lucas yang kini beralih memeriksa dokumen yang masih ada di amplop. Tatapannya menajam saat melihat data gadis kecil

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   180. Tinggalkan Bajingan Itu Dan Kembalilah Padaku!

    ‘Damien?!’ batin Ariella menerka saat mengenali mobil tersebut.Benar saja, sosok tinggi dengan setelan jas hitam yang keluar kendaraan itu memang Damien Rudwick. Dia berhasil tiba di lokasi Lucas usai melacaknya dari panggilan tadi malam. Agaknya dia terus begadang untuk menemukan Ariella karena wajahnya tampak kusut.“Ariella!” Damien berujar antusias.Lelaki itu bergegas menghampiri Ariella, tapi sialnya Lucas malah menarik sang wanita di belakangnya.“Sekali kau mendekat, aku akan mematahkan kakimu, Damien!” dengus Lucas penuh ancaman.Alih-alih berhenti, Damien justru mempercepat langkahnya dan langsung menghajar wajah Lucas dengan berangnya.Gerakan tiba-tiba itu seketika membuat Lucas terhuyung, bahkan melepaskan cekalan dari Ariella sebab tak mau wanitanya ikut terserang.“Brengsek!” umpat Lucas pelan.Namun, Damien yang dikuasai emosi langsung merengkuh bahu Lucas dan hendak melayangkan tinjunya lagi. Beruntung manik Lucas terus waspada. Dirinya berhasil menghindar dan balik m

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   179. Tidak Ada Larangan Menyentuhku!

    ‘Benarkah kita melakukannya?’ batin Ariella menatap Lucas bingung.Namun, begitu melirik dirinya dan menyadari pakaian masih lengkap, Ariella yakin Lucas tidak melakukan apapun padanya.Dia coba memutar memori. Dirinya ingat samarr-samar ketika Lucas membopongnya naik tangga, tanpa sadar bahwa dia juga muntah di bahu pria tersebut.‘Sepertinya itu tidak terjadi, tapi kenapa dia tidur telanjang? Ini bukan kebiasaannya ‘kan?’ sambung wanita itu menerka.“Apa yang kau pikirkan? Kau mengharap hal itu terjadi?” ujar Lucas yang sekejap membuyarkan lamunan Ariella.Sang wanita mengernyit sembari menyahut cepat. “Hah! Apa yang kau maksud?!”Dia menyibak selimut lebih lebar, berniat turun. Akan tetapi, Lucas dengan sigap mencekal tangan Ariella dan langsung menariknya hingga wanita itu kembali ambruk.Tangan Ariella tepat bertumpu pada bidang dada Lucas yang telanjang. Posisi itu sungguh membuatnya canggung, bahkan memicu pipinya bersemu merah.Sialnya Lucas malah memeluk pinggang Ariella denga

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   178. Kau Membuatku Tidur Tanpa Pakaian

    “Apa yang kau tanyakan tiba-tiba?!” Ariella mendecak sengit. Dia berniat menarik diri, tapi Lucas malah bersikukuh menguatkan cekalan. “Jawab aku, Ariella!” tukas pria itu mendesak. ‘Brengsek! Kau sendiri dalang kejadian itu, tapi berlagak tidak tahu apapun? Apa kau seperti ini karena gagal membunuhku?!’ batin Ariella memicing tajam. Dengan gigi terkatup, wanita itu pun mendengus, “apa hubungannya denganmu? Jika aku mengatakannya, tidak akan memengaruhi apapun, termasuk—”“Karena aku tidak bisa menemukanmu!” sahut Lucas yang seketika membuat Ariella mengernyit. ‘Menemukanku?’ batin wanita itu bertanya-tanya. Rasanya dia salah dengar. Namun, detik selanjutnya Lucas kembali berkata, “hari saat kau menghilang, aku dengar memang ada kecelakaan. Aku pikir itu dirimu, tapi Peter tidak bisa menemukan tubuhmu jika itu benar-benar kau.”“Tunggu! Kau … mencariku?!” Ariella berujar ragu. Alih-alih menjawab, Lucas malah bungkam sekarang. Entah mengapa mulutnya jadi berat bicara. “Katakan!

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   177. Kau Anak Nakal yang Susah Diatur

    “Lepaskan Ariella! Aku tau kau menyembunyikannya!” Suara Damien terdengar berang dari seberang telepon. Ya, dia mati-matian melacak Lucas. Sialnya tidak punya petunjuk apapun mengenai keberadaannya. Hingga dia berhasil menemukan nomor pribadi Lucas dan lekas menghubunginya. Sekali Lucas mengangkat panggilan, Damien pasti bisa menemukan lokasi pria itu dari IP perangkatnya. Lucas juga tahu itu, tapi dirinya malah sengaja memprovokasi. “Datanglah jika kau siap untuk mati, bajingan!” dengus Lucas pelan, tapi setiap katanya penuh tekanan. Mendengar umpatan itu, Ariella langsung menoleh padanya. Dengan iris lebar, dia menerka dalam batin, ‘mungkinkah itu Damien?’ Tapi Lucas yang menyadari tatapan Ariella, kini meliriknya tajam. Tanpa segan dia mengakhiri panggilan, bahkan mematikan ponselnya. ‘Hah … harusnya aku merebut ponsel itu dan bilang pada Damien. Entah kenapa aku sangat khawatir pada Ava. Aku merasa harus segera pulang,’ batin Ariella was-was. “A-apa yang kau lihat?!” Wanita

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status