Share

7. Seleramu Memang Rendah

last update Huling Na-update: 2025-01-03 07:34:37

“Minggir!” titah Lucas dingin.

Sang lawan bincang menyeringai, lalu melipat kedua tangan ke depan dada.

“Aku dengar mempelai wanita berubah sebelum upacara pernikahan. Harusnya aku melihatmu menikah di altar, tapi sayangnya penerbanganku terlambat. Maafkan aku, Kakak,” sahut Felix terdengar mengejek.

Ya, Felix Baratheon-adik tiri Lucas itu baru kembali dari urusan bisnisnya di luar San Carlo.

Lucas yang malas menanggapi, berniat mangkir.

Sialnya sang adik malah menahan dadanya sembari mendecak, “mau ke mana? Aku belum selesai bicara, Kak!”

Dia bahkan mendorongnya kasar. Tapi Lucas dengan sigap menampik tangan Felix dan langsung mencengkeram kerahnya.

Belum sampai Lucas berujar, Felix lebih dulu mencaci, “apa kau begitu putus asa saat Giselle hilang sampai harus menikahi Pelayan? Seleramu memang rendah!”

“Uruslah dirimu sendiri, sialan!” sambar Lucas mengandung ancaman.

Dia tahu sang adik hanya memprovokasi. Dirinya pun melepas cekalan, lantas berlalu tanpa menunggu sahutan.

Felix yang menatap dari belakang, kini memancarkan sorot tajam, seolah ingin menebas punggung Lucas yang selalu menghalangi jalannya.

‘Aish, brengsek! Dia masih saja angkuh. Tunggu saja, aku akan membuatmu kehilangan segalanya!’ geming Felix menggertakkan gigi.

Sementara di ruang kerja, Lucas meminta Peter menemuinya. Tak butuh waktu lama, asisten tersebut datang dan mengetuk pintu.

“Anda memanggil saya, Tuan Muda?” tutur Peter setelah masuk ke dalam.

Lucas yang semula memunggungi Peter, kini berbalik dengan tatapan serius. Peter bisa menebak pasti ada yang mengusik pikirannya.

“Cari tahu kegiatan Felix selama di San Pedro. Aku curiga, dia ada hubungannya dengan menghilangnya Giselle!” ujar Lucas melayangkan titah.

“Baik, Tuan Muda!” sahut Peter sigap.

Esok harinya, Felix yang tengah diselidiki Lucas pun mendatangi Beatrice di kamarnya.

“Ibu, aku datang,” tutur Felix menarik sudut-sudut bibirnya.

Melihat sang putra, seketika membuat wajah Beatrice berbinar cerah. Dirinya bangkit sambil merentangkan kedua tangan, menyambut Felix dengan hangat ke pelukan.

“Hah … putraku. Kau kembali tepat waktu,” bisik Beatrice.

“Tidak, aku terlambat. Harusnya aku melihat wajah kesal Lucas saat pernikahannya dengan putri keluarga Diorson gagal,” sahut Felix saat menarik diri. “Sayang sekali ‘kan, Ibu?”

“Cih! Apa itu hal yang pantas disesali?” balas Beatrice menaikkan kedua alis.

Dia memandu putra kesayangannya duduk di sofa.

“Sebentar lagi Pelayan akan membawakan earl grey tea. Ayo minum bersama Ibu.”

“Aih, Ibu tahu aku tidak suka teh itu,” sahut Felix dengan wajah berangsur muram.

Beatrice mendengus kesal. Terkadang putranya memang kekanakan dan sulit diatur. Padahal itu semua demi kebaikannya.

“Ini bagus untuk kesehatan. Kau juga tahu Ibu selalu melakukan apapun untukmu, termasuk menyabotase pernikahan Lucas!” tukas Beatrice yang sekejap memicu manik putranya melebar.

Kini Felix jadi tertarik dengan obrolan yang akan dibahas, sebab inilah tujuannya menemui Beatrice.

“Jadi benar itu perbuatan Ibu? Yah … aku sudah menduganya, Ibu memang yang terbaik!” katanya disertai seringai sinis. “Tapi aku sangat penasaran, bagaimana bisa Lucas mau menikahi seorang Pelayan? Apa Pelayan itu sangat cantik?”

“Aish! Apa yang kau katakan?!” Beatrice menyambar dengan kening mengerut.

Dia tahu betul bahwa Felix punya ambisi aneh. Putranya itu selalu ingin merebut semua yang dimiliki Lucas. Sifat inilah yang kadang membuatnya cemas.

“Ibu sengaja menjebak Pelayan itu agar tidur dengan Lucas. Ibu meminta seseorang meletakkan obat perangsang di minuman Lucas. Dan kau tahu, saat mangsa disodorkan pada pria yang sedang birahi, tentu saja kecelakaan besar akan terjadi. Mudah ‘kan?” Beatrice berkata seiring senyum tipisnya yang terkuar.

Dia membuka kipas tangannya, lalu melanjutkan. “Lucas telah menikahi pelacur rendahan, jadi dia tidak punya kekuatan pendukung untuk maju sebagai pewaris. Sekarang saatnya kau menunjukan kekuatan, Felix. Ibu akan menjodohkanmu dengan putri pemilik Pasar Raya Prince!”

Namun, belum sampai Felix menimpali, tiba-tiba terdengar bunyi gelas yang pecah dari luar. Rupanya di balik pintu kamar itu ada Ariella yang hendak mengantarkan teh untuk Beatrice.

‘Ti-tidak mungkin. Jadi semua ini rencana Nyonya Beatrice?!’ batin Ariella tertegun.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Irma Aini
yaaah mulai kunci
goodnovel comment avatar
Rahayu indah
mantap ceritanya
goodnovel comment avatar
puji amriani
kapan up lagi kka
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   235. Aku Sangat Menyukai Aroma Tubuhmu

    “Kau?!” Ariella hendak berbalik.Namun, sang pria kian mendekap erat saat tubuhnya ingin memberontak. Tangannya merayapi pinggang Ariella, selaras dagu yang turun di bahu wanita tersebut.Disertai napas tertahan, Ariella memanggil. “Lucas—”“Tetaplah seperti ini. Aku mohon, sebentar saja,” bisik sang suami memejamkan mata. Napas hangatnya menyebar di sekitar leher sang istri, sungguh memecah rasa was-was yang awalnya mengejutkan. “Wangi. Aku sangat menyukai aroma tubuhmu, istriku. Hah … aku dalam bahaya. Padahal baru sehari tidak bertemu, tapi aku sudah merindukanmu,” sambung pria itu terdengar manja.“Aku pikir kau tidak akan kembali!” tukas Ariella sambil menggenggam erat piyama yang menjuntai.Mendengar itu, senyum tipis Lucas terkuar. Kepalanya mendesak ke samping leher Ariella, seakan mencari kehangatan. “Hei, kau tidur?” Ariella mengernyit saat melirik ke samping.Sejak tadi dia samar-samar mencium bau alkohol. Tidak bertanya pun Ariella tahu, bahwa Lucas habis minum-minum.

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   234. Kali ini Aku Berhasil Menangkapmu

    Ariella berdehem kikuk, lantas berujar, “Mommy akan lihat ke depan.”“Itu Peter!” ujar Lucas yang seketika membuat Ariella mengurungkan niat. Pria tersebut bangkit dari kursi, sambil mengikat piyamanya dengan benar. “Ava tunggu di sini bersama Mommy. Daddy akan menemui Paman Peter,” sambung Lucas membelai kepala putrinya. Ava pun mengangguk. “Baiklah, Daddy. Ajak Paman Peter sarapan bersama kita juga.”Begitu Lucas mangkir, Ava kembali menoleh pada ibunya. “Mommy, kenapa Paman Damien tidak mengunjungi kita? Paman tidak tahu rumah baru kita, ya? Apa Ava telepon dulu agar Paman Damien dan Bibi Jane bisa main ke rumah kita?” tanyanya polos.Ariella bungkam sejenak. Dia tak tahu harus bagaimana menjelaskan hubungannya keluarga Rudwick sekarang. Pasalnya Ava sudah tinggal bersama mereka sejak bayi. Tentu saja Ava menganggap Damien dan Jane, sebagai keluarga.“Mommy?” tukas Ava memecah lamunan ibunya. Ariella tersenyum tipis, lalu berkata, “Paman Damien dan Bibi Jane sedang sibuk dengan

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   233. Yes, Big Baby?

    ‘Untuk apa dia menyiapkan ini?’ batin Ariella seraya masuk ke dalam.Sejumlah kanvas kosong tertata apik di sisi kiri, sementara bagian lainnya tampak deretan rak dengan beragam cat pewarna.Ya, Lucas sengaja mengubah ruang ini jadi studio lukis untuk Ariella. Bahkan di dindingnya, tergantung dua karya Fan Ting dan beberapa tembikar unik. Pria itu mengambilnya dari Baratheon Gallery untuk menyenangkan istrinya.Jika sudah seperti ini, pasti Lucas amat serius menginginkan Ariella kembali ke galeri keluarganya.Tanpa sadar, senyum tipis Ariella mengembang saat mengamati satu per satu karya seni di sana.‘Tunggu, sepertinya aku pernah melihat keramik ini,’ batin Ariella saat mendekati tembikar tadi.Setiap sisi keramik itu tampak murni ciptaan tangan, amat indah.Saat itulah Ariella mengingat sesuatu. ‘Sepertinya tembikar ini pernah disimpan di ruang khusus Baratheon Gallery. Ya, tidak salah lagi. Ruangan itu dijaga ketat karena berisi semua karya mendiang Nyonya Elizabeth!’Ariella perla

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   232. Kebiasaan Tidurmu Tidak Berubah, Istriku!

    *** “Nona Giselle belum makan apapun sejak siang. Antarkan makan malamnya sekarang,” tutur Kepala Pelayan mansion Diorson, sambil meletakkan susu di nampan. Pelayan bawahannya mengangguk patuh. “Baik, saya akan naik sekarang.”Dia lantas mangkir ke kamar Giselle. Begitu tiba di area tangga, langkahnya terhenti saat mendapati Belatia turun dari lantai atas. “Selamat malam, Nyonya,” tutur Pelayan tadi sopan. Alih-alih merespon, Belatia hanya mengamati nampan berisi makan malam putrinya. Tanpa melunakkan ekspresi, dia pun berkata, “singkirkan bawang gorengnya. Giselle tidak makan bawang goreng.”“Benarkah, Nyonya? Tapi kemarin lusa Nona Giselle sangat menikmati pangsit bertabur bawang goreng. Apakah—”“Aku bilang, Giselle tidak makan bawang goreng!” Belatia menyambar lebih tegas.Sang pelayan seketika tersentak. Apalagi saat menatap wajah Belatia yang semakin dingin. Dia benar-benar merinding. “Ba-baik, Nyonya. Saya akan menyingkirkan bawang gorengnya,” tutur Pelayan tadi terbata.

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   231. Ayo Kabur Bersama Daddy!

    “Ehem! Omong kosong apa yang kau katakan?!” Ariella berdehem canggung.Dia membuang pandangan ke sembarang arah, tapi sialnya Lucas malah menghadang tatapannya.“Kau tahu maksudku, Ariella!” sahut Lucas terdengar dominan.Bahkan tangannya meremas pinggang ramping sang istri, memicu jarak mereka semakin terkikis.Ariella mengerjap. Situasi mereka jadi kian bahaya jika dia tetap diam. Apalagi Lucas mulai menjulurkan wajahnya disertai sorot yang terpaku di bibir Ariella.“Lucas, berhenti main-main! Aku … hah!” Wanita tersebut seketika mengangkat sebelah tangan, sengaja menutup mulut Lucas agar berhenti mendekat.Mendapati tindakan konservatif istrinya, Lucas jadi menautkan alis. Tanpa Ariella duga, pria itu malah menggigit ringan telapak tangannya.Seketika itu, sensasi merinding menyebar ke punggung Ariella. Padahal gigitan sang suami tidak sakit, tapi rasanya ada ribuan semut menggelitiknya.“Kau!” Ariella lekas menarik tangannya saat sadar dari lamunan.Namun, Lucas justru memamerkan s

  • Hasrat Tuan Muda: Dari Pelayan Jadi Istri Dadakan   230. Ava, Daddy dan Mommy!

    “Kemarilah, Ava!” Lucas merentangkan tangan, menyambut sang putri dengan hangat.Tanpa ragu, Ava pun berlari ke arahnya. Dia menghambur ke pelukan Lucas, saat pria itu menekuk lutut setinggi bocah tersebut.“Daddy!”“Oho! Hati-hati, putri kesayangan Daddy,” tutur Lucas mendekap punggung anaknya.Dia melonggarkan dekapan, lalu mengamati Ava yang kepalanya masih dilingkari perban. Dia meraih tangan mungil bocah itu, lantas mengusapnya lembut.“Ava masih merasa sakit?” Lucas bertanya selaras pandangannya yang terangkat.“Emm … sedikit,” sahut Ava sambil tersenyum memamerkan giginya. “Tapi kata Mommy sakitnya akan hilang kalau Ava rajin minum obat.”“Ava berani minum obat?” Lucas menyahut dengan nada tantangan.“Tentu saja. Hanya anak manja yang tidak berani minum obat, Daddy!” sambar Ava riang.“Pintar!” Sang ayah langsung menoel hidung Ava saking gemasnya. “Selain cantik, putri Daddy memang pemberani dan cerdas!”“Daddy, apa ini rumah Daddy? Kita mau tinggal bersama, ya?” Ava bertanya de

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status