"Um, apa aku harus berbicara berdiri seperti ini?" tukas Fedri.Arlin menghela nafas sesaat.“Hmm,baiklah, masuklah, tapi tolong sebentar saja ya tuan” ucap Arlin yang akhirnya mempersilahkan Fedri masuk.“Silahkan duduk” Arlin mempersilahkan Fedri duduk di sofa sederhana di rumah sewa yang juga sederhana.“Begini, apa kau tidak bisa kembali merawat nyonya Melinda?, dia sepertinya sedikit stress dengan kelakuan suaminya, sebaiknya ada seseorang yang bisa menghiburnya”Ucap Fedri dengan kedua lengan bertumpu pada lututnya.“Maaf tuan, tapi aku sudah memutuskan untuk tidak kembali kesana selama suami nyonya Melinda ada disana” ucap Arlin.“Hah?, apa itu berarti kau bermasalah dengan suami Melinda?” wajah Fedri tiba-tiba serius.“Ah, bukan, bukan seperti itu, tapi aku hanya tidak kuat dengan sikap tuan Vardyn, karenanya aku memutuskan untuk berhenti dari sana”“Benar dugaanku, ini semua pasti karena pria brengsek itu” geram Ferdi.“Tapi, ini juga tidak sepenuhnya salah tuan Vardyn, karena
Beberapa hari kemudian,“Duduklah nak. Siapa namamu tadi?” tanya seorang wanita tua, berambut coklat bercampur putih perak karena uban yang hampir merata menebar di rambutnya.“Aku Arlin nyonya” jawab gadis cantik berparas lembut itu yang tengah duduk di kursi kayu jati berukiran indah.“Ah ya, nak Arlin. Aku cuma punya tiga orang disini, supir pribadi, tukang kebun dan pelayan yang bertugas bersih-bersih. Jadi selebihnya adalah tugasmu, bagaimana nak Arlin? Apa kau sanggup dengan pekerjaan ini?” ucap wanita tua yang di kenal dengan sebutan nyonya Rubby.“Apa memasak termasuk pekerjaanku nyonya?” tanya Arlin memastikan.“Ya jika kau sanggup, karena selama ini aku hanya membeli makanan dari luar, kalau kau bisa memasak itu lebih bagus”“Baiklah, aku akan coba untuk mengerjakan sesuai kemampuanku nyonya”“Baiklah, terimakasih nak”“Oya nyonya, apa anda tinggal hanya sendirian?, maksudku apa anda memiliki keluarga yang lain?”“Suamiku sudah lama meninggal, dan aku memiliki seorang putra,
Jericho terus mencari gadis itu, sampai ia menemukannya, ternyata gadis itu sedang memberi makan kucing liar di kebun belakang, karena kebun belakang bisa di lalui dari pintu dapur.Arlin berjongkok memberi makan kucing di kebun belakang tersebut. Kemudian ia berdiri dan ketika membalik badan, jantungnya serasa copot, nafasnya seolah berhenti sejenak, matanya yang indah membulat sempurna.Seorang pria yang ia kenal, dengan sangat tiba-tiba menyergapnya sambil menutup mulut Arlin dengan telapak tangannya yang kokoh.Tangan sebelah pria itu menahan kepala Arlin dari belakang.Arlin tidak mampu berteriak. Mata gadis itu terlihat tegang membulat dan menyiratkan keterkejutan, ketika pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Arlin dengan mulut gadis itu yang masih tersumbat telapak tangan kokoh pria itu.“Ssst!!, jangan berisik! Aku mau kau diam!” ucap pria itu dengan suara sedikit pelan.Dengan perlahan pria itu melepaskan tangannya dari mulut Arlin.“Kita bertemu lagi -pelayan-, sekarang kau
“Mau sampai kapan kau berdiri disitu?!” ucap pria itu lagi, kemudian ia memejamkan matanya dengan santai.“Aku akan memanggil si mbak saja untuk membereskan kamar anda” ucap Arlin yang akan beranjak keluar.“HEY!! DIAM DISITU!!” suara Vardyn tiba-tiba pecah menjadi keras, membuat Arlin terkejut lagi dan berhenti melangkah.“Aku mau kau yang mengerjakannya! Bukan si mbak!” perintah Vardyn yang terlihat sedikit geram.“Kenapa tuan selalu memperlakukan aku sebagai pelayan?!, aku adalah perawat nyonya Rubby!, Pe-ra-wat!, bukan pe-la-yan!” akhirnya Arlin bisa memuntahkan kekesalanya.“Apa bedanya itu disini, sama-sama bekerja untukku dan mamaku”Tiba-tiba nyonya Rubby sudah ada di belakang Arlin.“Ada apa nak?, kenapa sepertinya ada ribut-ribut?, apa putraku membentakmu?” tanya nyonya Rubby yang nafasnya sedikit tersengal karena sehabis menaiki tangga.Arlin spontan menoleh kebelakang.“Ah, nyonya?!”“Mama?!, kenapa ke atas?” Vardyn langsung bangkit dari berbaringnya.“Aku mendengar kalian
“Sebenarnya aku sangat senang dan kerasan disini nyonya, apalagi anda sangat baik padaku, tapi … ,sepertinya aku tidak bisa lama untuk bekerja disini” ucap Arlin yang masih bingung untuk mengungkapkan alasan yang sebenarnya kenapa ia ingin pergi dari sana.“Apa, jangan-jangan, karena kelakuan putraku?!” tiba-tiba mata Arlin memandang wajah wanita di hadapannya.“Apa yang dia lakukan padamu nak?, katakanlah?!” nyonya Rubi menguncang pundak Arlin.“D-dia tidak melakukan apa-apa nyonya, hanya saja, tuan Vardyn, maksudku tuan Jerico agak kasar memperlakukanku” ucap Arlin dengan suara lirih.“Hmm, maafkanlah putraku sayang, nanti aku akan bicara padanya. Tapi ingat!, kau jangan pergi dulu dari sini” nyonya Rubi buru-buru menemui Vardyn yang entah sedang berada dimana pria itu sekarang.Beberapa saat kemudian, Arlin yang tengah membuat teh hangat untuk dirinya sendiri di kagetkan dengan kehadiran Vardyn yang di geret lengannya untuk menghadap Arlin.“Apa-apaan ini ma?!” tanya Vardyn sambil m
“Kenapa anda jahat sekali!” geram Arlin.“Aku tidak jahat, tapi aku bisa jahat jika seseorang menolak keinginanku”“Kenapa anda memaksa sekali” “Sudahlah Arlin!, bisakah kau mengiyakan saja permintaanku!” tegas Vardyn.Arlin hanya menghela nafas panjang. “Baiklah!, tapi tolong jangan perlakukan aku dengan kasar” “Itu bukan otoritasmu untuk memerintahku, tugasmu adalah melayaniku dan mematuhiku, kau paham!” Vardyn menatap mata Arlin.“Tapi bagaimana tugasku sebagai perawat nyonya Rubi?” “Kau masih tetap menjadi perawat mamaku, kau tetap akan menerima gaji darinya, dan kau menjadi pelayanku, dan kau juga menerima gaji dariku, bukankah itu sesuatu yang menguntungkan untukmu?” tukas Vardyn .“Tidak juga, itu berarti pekerjaanku akan semakin berat” “Tidak berat, karena kau akan melayaniku ketika hanya aku pulang kesini, dan aku akan kembali ke apartemen untuk beberapa pekan”“Lalu, apa yang harus kulakukan sebagai pelayan anda?, apa aku harus menyiapkan makanan atau pakaian anda?” tany
Nyonya Rubi menerima telpon dari Vardyn, dan karena wanita itu sedang memakan makanannya, ia mengaktifkan load speaker di handphonenya.“Ma, Melinda akan pergi ke luar negri untuk beberapa pekan, jadi aku akan pulang kerumah mama untuk sementara waktu” ucap Vardyn di sebrang telpon.Berita itu spontan membuat Arlin sedikit kaget bercampur takut. ‘Ck, kenapa dia berbohong pada mamanya dan akan tinggal disini untuk beberapa pekan, akh benar-benar merepotkan!’ gerutu Arlin membayangkan wajah pria yang selalu membuatnya jengkel.“Apa istrimu bekerja atau hanya jalan-jalan?” tanya nyonya Rubi yang masih percaya dengan kebohongan Vardyn.“Dia, um …, bekerja ma” ucap Vardyn sedikit canggung dengan kedustaannya.“Ya, baiklah, hati-hatilah di jalan sayang” ucap mamanya dengan kasih sayang.Besok malamnya, nyonya Rubi lagi-lagi meminta Arlin untuk memijat kakinya. Gadis itu dengan kepandaiannya memijat membuat nyonya Rubi menikmati pijatannya hingga tertidur kembali.Nyonya Rubi sengaja membiark
Hal buruk yang ada di benak Arlin ternyata akan terjadi, Vardyn mendekatkan wajahnya ke wajah Arlin dan jemarinya mulai akan menyentuh pipinya, tetapi Arlin yang sadar akan kelakuan tuannya, cepat-cepat menghindar dan menjauh dari pria itu.“Tuan, tolong jangan ambil kesempatan disaat aku melayani anda. Tugasku sudah cukup, aku mau beristirahat!” ucap Arlin ketus sambil akan melangkah pergi.“Oke, besok pagi kau harus kembali melayaniku, karena aku akan libur dua hari, dan akan tinggal disini sepekan, kita akan sering bertemu, pelayan” ucap Vardyn yang masih duduk di kursi dapur sambil tersenyum dengan sudut bibirnya.Arlin yang mendengar ucapan tuannya tadi seolah ingin kabur dari rumah itu, kalau saja ia tidak mengingat permintaan nyonya Rubi untuk ia tinggal di sana dan janjinya pada pria itu untuk menjadi pelayannya.Pagi, dini hari pukul 04:45Arlin sudah mengolah adonan untuk dibuat roti, ia memanggangnya dan menunggunya di depan oven.“Non Arlin bikin apa pagi-pagi begini?” dari