แชร์

Bab 8

ผู้เขียน: Parasyna
Natasha perlahan-lahan mendongak dan menjawab dengan dingin, "Nggak apa-apa, cuma bakar beberapa barang yang nggak diinginkan lagi."

Pada saat ini, Alvaro mendorong Enzo dengan pelan dan memberinya isyarat mata.

Terdengar suara imut Enzo berkata, "Mama, ini tusuk kondemu."

Natasha menatap tusuk konde palsu di tangan Enzo dan tidak berbicara untuk sekian lama.

'Apa Mama tahu tusuk konde ini palus?' Suara hati Enzo terdengar lagi.

Natasha menertawakan dirinya sendiri dan memejamkan matanya. Ternyata putranya juga tahu kebenarannya dan mereka berdua bekerja sama untuk membohonginya. Di rumah ini, hanya dia yang benar-benar bodoh.

Ketika Natasha membuka matanya lagi, matanya terlihat merah. Akhirnya, dia menoleh ke arah ayah dan anak itu, lalu bertanya dengan berlinang air mata, "Menurut kalian, apa yang akan terjadi pada orang yang mengkhianati ketulusan orang lain?"

Keduanya berdiri di sana dengan bingung, lalu Enzo berbisik, "Mama, kamu kenapa?"

Natasha hanya tersenyum pahit tanpa menjawab. Dia langsung berjalan kembali ke kamar.

"Brak!" Terdengar suara pintu ditutup, lalu dikunci.

Ayah dan anak itu saling berpandangan. Mereka merasa bingung dan panik. Natasha sepertinya sudah makin jauh dari mereka.

Keesokan harinya, Natasha pergi ke pusat layanan kematian palsu untuk menandatangani dokumen. Cara yang dipilihnya untuk memalsukan kematian adalah ledakan dari kecelakaan mobil yang tidak menyisakan mayatnya. Waktu kematian palsunya adalah besok, di hari ulang tahunnya.

Setelah memastikan hal-hal yang terkait, Natasha membayar tagihan dan keluar dari pusat layanan.

"Sayang?"

"Mama?"

"Kenapa kamu ada di sini?"

Dua suara familier terdengar dari samping Natasha. Natasha menoleh dan melihat ayah dan anak Keluarga Andara yang memasang tampang terkejut.

"Bukankah ini pusat layanan kematian palsu? Apa yang kamu lakukan di sini?"

Enzo berlari kecil dan meraih tangan ibunya. Sementara itu, Alvaro juga mengerutkan kening dan hendak berjalan melewati Natasha untuk memeriksa apa yang terjadi. Namun, Natasha menghentikannya.

"Aku cuma lewat dan lihat-lihat. Nggak ada apa-apa," jawab Natasha dengan dingin.

Alvaro merasa ada yang tidak beres. Dia ingin bertanya lebih lanjut, tetapi sebuah suara wanita yang lembut menyela, "Varo."

Luna tersenyum dan berjalan ke arah mereka berdua sambil membawa secangkir kopi. Dia menyerahkan kopi itu kepada Alvaro dan berdiri santai di samping pria itu.

Alvaro terlihat sedikit bingung dan ingin menjelaskan sesuatu, tetapi disela oleh Natasha.

"Aku pulang dulu. Kalian lanjut saja."

Natasha akan pergi besok. Masih ada banyak hal yang harus dilakukannya. Dia menepis tangan Enzo dengan dingin, lalu berbalik untuk pergi.

Alvaro ingin menghentikannya, tetapi Luna menahan lengannya. Dia menatap sosok wanita yang menjauh dan tanpa sadar berseru, "Sasha, besok itu pesta ulang tahunmu. Jam 8 pagi, jangan lupa untuk datang."

Namun, Natasha tidak menjawab. Dia pulang dengan tenang dan duduk di kamar kosong untuk waktu yang lama.

Pada pukul 6 sore, dia membuka kulkas dan memasak banyak hidangan lezat untuk dirinya sendiri dengan semua bahan yang tersedia. Pada pukul 10 malam, dia mengeluarkan semua perhiasan, emas, dan miliaran uang tunai, lalu mengemasnya dan memasukkannya ke dalam koper.

Pukul 12 malam, dia merias wajahnya dengan cantik dan mengenakan gaun satin hitam yang pas badan. Kemudian, dia menelepon agen layanan kematian palsu. Dalam kegelapan malam, terdengar suara wanita berkata pelan, "Aku akan tunggu kalian di Vila Jalaika. Kontrak kematian palsu itu berlaku mulai sekarang."

Sebuah mobil hitam perlahan-lahan menembus kabut malam dan memasuki gerbang rumah Keluarga Andara. Seorang wanita berpakaian hitam membawa kopernya dan masuk ke dalam mobil tanpa ragu.

Keesokan harinya, sebuah berita dengan cepat menduduki peringkat pertama pencarian populer.

[ Berita terkini! Istri dari presdir Grup Andara tewas dalam kecelakaan mobil di Jembatan Jipuru pukul 2 dini hari. Jasadnya hancur berkeping-keping dalam ledakan mobil dan sama sekali tidak bersisa! ]
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 27

    Lebih dari setengah tahun telah berlalu. Selama setengah tahun ini, Natasha mencurahkan isi hatinya di samping tempat tidur Lydia setiap hari. Dia menyeka wajah Lydia setiap pagi, juga merawatnya dengan saksama dan penuh kasih sayang.Alvaro dan Enzo mencari berbagai alasan buruk untuk datang menemui Natasha. Di bulan Desember yang dingin, Alvaro bahkan berlutut meminta maaf pada Natasha selama sehari semalam di hari salju turun dengan deras dan hampir mati kedinginan. Akan tetapi, Natasha hanya menatapnya dengan dingin.Enzo membawakan berbagai macam bunga untuk Natasha setiap hari. Dia bahkan belajar membuat kue sendiri. Pintu Natasha selalu dipenuhi dengan bunga dan kue.Para tetangga yang lewat memandangnya dengan iri. Setiap kali hal ini terjadi, Natasha akan berbagi kue dan bunga itu. Dia sama sekali tidak tertarik pada hal-hal ini dan hatinya sama sekali tidak tersentuh.Pada kali pertama Enzo mengetahui bahwa kue yang dia buat untuk Natasha diberikan kepada orang lain, dia dudu

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 26

    Natasha melewati beberapa hari yang damai dan tenang.Keesokan harinya, Enzo dan Alvaro muncul di depan pintunya pagi-pagi sekali. Dia mengabaikan ketukan di pintu, tetapi malah melihat ayah dan anak yang duduk di lantai bawah itu melambai padanya di balkon.Natasha tak punya pilihan selain bergegas turun. Dia menatap ayah dan anak di depannya, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, "Apa sebenarnya mau kalian?"Alvaro tersenyum sambil menatap Natasha di depannya, lalu berkata dengan manja, "Sasha, ayo kita nonton kembang api bersama! Kamu masih ingat janji kita pada Zozo tahun lalu? Kita bilang, kita akan bawa dia menonton kembang api setiap tahun."Enzo menarik tangan Natasha, lalu menggoyang-goyangkannya dan menimpali dengan manja, "Mama! Mama! Temani aku sekali, ya? Aku benar-benar merindukanmu."Suara hati Enzo masih terngiang di benak Natasha.'Papa bilang, selama kita pergi nonton kembang api, Mama bisa ingat kenangan-kenangan kita dulu, lalu nggak akan bersikap dingin lagi ....'Na

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 25

    Selama setengah bulan berikutnya, Alvaro dan Enzo selalu datang tepat waktu ke rumah Natasha setiap hari. Mereka juga tidak mau pergi tidak peduli bagaimana pun Natasha mengusir mereka.Setiap hari, Enzo selalu berusaha mencari cara yang berbeda untuk menyenangkan Natasha. Dia meniru orang dewasa dan membelikan berbagai hadiah kecil untuk Natasha, tetapi Natasha membuangnya semuanya.Sementara itu, Alvaro mengantarkan makan tepat waktu tiga kali setiap hari. Ayah dan anak itu bahkan membuang kantong sampah yang diletakkan Natasha di depan pintu ....Melihat ayah dan anak yang hidup berputar mengelilingi Natasha setiap hari, serta hati Alvaro yang penuh dengan Natasha, hati Luna dipenuhi rasa cemburu. Dia merasa bahwa Natasha sengaja menggunakan cara memalsukan kematiannya untuk mendapatkan kembali cinta Alvaro ....Suatu hari, terdengar ketukan pintu yang kuat dan cepat. Natasha membuka pintu dengan kesal, lalu menunduk dan memejamkan mata sambil berseru, "Alvaro, mau gimana baru kamu

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 24

    Lampu merah di ruang operasi padam dan pintunya dibuka.Natasha melangkah maju dan menatap dokter dengan sungguh-sungguh, lalu bertanya, "Dokter, gimana keadaan adikku?"Setelah dokter mengangguk dan mengatakan bahwa operasinya berjalan lancar, Natasha baru menghela napas lega. Dia hendak mengikuti Lydia yang didorong pergi, tetapi ketika dia berbalik, pergelangan tangannya dicengkeram erat oleh Alvaro.Alvaro menatap Natasha di depannya, matanya dipenuhi dengan rasa bersalah dan penyesalan. Dia berseru, "Sasha, aku nggak peduli cintamu padaku palsu atau nggak! Aku mencintaimu dan itu sudah cukup! Orang yang kucintai selama ini adalah kamu!"Natasha tidak dapat menahan tawanya. Suaminya yang berselingkuh justru mengatakan bahwa orang yang dicintainya adalah dirinya. Sungguh ironis. Dia menarik tangannya dari cengkeraman Alvaro, lalu menunjuk Luna yang ada di sampingnya dan berkata dengan dingin, "Orang yang kamu cintai itu seharusnya dia, bukan aku."Mata Alvaro berkilat terkejut. Dia

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 23

    Saat ketiganya saling berpandangan, alarm ventilator di dalam gudang berbunyi dan napas Lydia makin lemah.Natasha berusaha melepaskan diri dari genggaman Alvaro seperti orang gila, lalu langsung berlari ke sisi tempat tidur dan menelepon ambulans.Ketika menyadari bahwa Lydia tidak mungkin dapat menunggu hingga ambulans tiba, Natasha menatap Alvaro di depannya dengan tidak berdaya, lalu berseru, "Alvaro, berikan aku kunci mobilnya ...."Saat mendengar namanya keluar dari mulut Natasha, Alvaro makin yakin bahwa wanita ini adalah istrinya. Dia bergegas maju dengan gembira untuk memastikannya dan berkata, "Kamu itu Sasha .... Aku tahu kamu belum meninggal ...."Natasha mendorongnya dengan kesal dan berteriak, "Jangan bicara omong kosong! Berikan kuncinya padaku!"Dengan bantuan Alvaro, Natasha menggendong Lydia ke dalam mobil. Kemudian, keduanya membawa Lydia ke rumah sakit bersama.Di luar ruang operasi, Natasha melipat tangannya sambil berdoa dan berjalan mondar-mandir di depan pintu.

  • Hati Beku yang Tak Dapat Dicairkan Lagi   Bab 22

    Keesokan paginya, Natasha masuk ke ruang pasien sambil menyenandungkan lagu. Sepasang matanya terlihat berbinar dan dia terus bergumam, "Lydia, Kakak datang menjengukmu ...."Namun, saat mendekati ranjang pasien, dia malah mendapati bahwa tempat tidur itu kosong. Natasha pun membelalak. Dia menyingkap selimut dengan putus asa. Air matanya mengalir deras dan kakinya tiba-tiba terasa lemas hingga dia jatuh terduduk di lantai.Dia berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri. "Lydia pasti dibawa pergi Profesor Holden untuk diperiksa. Profesor Holden .... Benar!"Natasha tiba-tiba berdiri dan bergegas masuk ke kantor Holden. Para dokter dan perawat di koridor tidak berhenti bergosip dengan tampang merendahkan."Siapa ini? Kenapa dia berlarian di rumah sakit!"Holden melirik orang-orang di luar kantor, lalu tatapannya tertuju pada wajah Natasha. Mata Natasha terlihat merah padam, dia jelas habis menangis. Raut wajahnya yang terlihat gembira tetapi juga sedih membuat Holden bingung. Dia me

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status