Share

Chapter 5(kesalahpahaman)

Penulis: Suzy Wiryanty
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-31 12:25:03

"Begitu? Baiklah kalau kamu tidak mau ikut Mas secara baik-baik, jangan salahin kalau Mas pakai cara ini."

Dan Abimanyu pun langsung saja memanggul tubuh mungil Senja seperti sekarung beras di bahunya.

Tapi satu hal yang di lupakan oleh Abimanyu adalah bomber jacket Sabda cuma menutupi tubuh Senja sebatas paha. Keadaan Senja yang dipanggul di bahu sukses mengekspose bokong seksinya yang cuma di balut panty putih berenda. Elang yang kaget melihat keadaan Senja, langsung melepaskan jaket kulitnya untuk menutupi bokong mulusnya.

Jeritan ngeri Senja dan ketiga temannya sontak menyadarkan Abimanyu yang sedang marah tingkat dewa pada Senja. Dia sungguh berterima kasih pada jaket kulit Elang yang menutupi asset berharga Senja sebelum menimbulkan keributan berjamaah disana.

"Mas Abi apa-apain sih!turunin Senja nggak? Pagi-pagi sudah membuat Senja malu aja sih Mas!"

"Kamu silahkan pilih, ikut Mas pulang jalan sendiri atau mau Mas bopong seperti ini? Please choose wisely?" Abi menghadirkan senyum smirk nya, tahu bahwa apapun pilihan Senja, tetap ujung-ujungnya dia akan pulang bersamanya.

"Senja jalan sendiri saja." Ucap Senja sambil menghentak-hentakkan kakinya, kesal pada Abimanyu.

"Jangan menghentak-hentak kakimu kelantai seperti itu. Mas tidak mau membayar ganti rugi karena kamu dianggap merusak property rumah sakit. Kalian bertiga mau ikut Saya ke kost an sama Senja atau mau balik sendiri?" Abi mengedarkan pandangannya pada tiga gadis cantik dengan penampilan berantakan itu.

"Kami ikut Mas sama Senja aja. Mobilnya biar

Bang Elang saja yang bawa balik ke kost an nanti ya? Nja kunci mana?" Tita pun segera menyerahkan kunci mobil yang baru diterimanya dari Senja pada Elang.

"Sab, Gue balik dulu nganter adek Gue kekostan nya sebentar untuk mengambil barang-barang. Gue juga mau ngedrop dia ke rumah ortu Gue dulu ya? Ntar agak sorean baru Gue balik kesini. Bisa Sab?"

Sabda cuma mengangguk. Dia masih heran melihat interaksi dua kakak beradik yang saling bersikap bermusuhan seperti Tom and Jerry ini. Walaupun tampak jelas betapa Abimanyu begitu posessive dan menyayangi Senja walau caranya nampak kasar.

"Bu Senja mau Saya izinkan pada kepala sekolah sekalian karena tidak masuk hari ini?" Sabda tersenyum sambil menatap jenaka Senja. Dia tahu, pasti Senja lupa kalau harus segera mengajar pagi ini?

"Astaganaga buaya di rawa-rawa! Saya lupa Pak Sabda!"

Senja pun menggeplak kepalanya sendiri. Sabda dan Elang pun tidak dapat menahan senyum melihat kekagetan spontan Senja yang begitu jenaka.

"Izin? Kepala sekolah? Maaf ini sebenarnya ada apa? Apa ada sesuatu hal yang Gue lewatkan di sini Sab?"

Abimanyu menjungkitkan alis tebalnya. Dia tidak suka mengetahui sesuatu belakangan.

"Udah enam bulan ini Adek  Lo mengajar di sekolahan Papa. Dan harusnya hari ini dia juga seharusnya mengajar. Tapi karena Gue lihat Adek Lo masih ngantuk dan capek, biar Gue izinin dia sama KepSek." Sabda memberi penjelasan singkat.

"Dan ini semua pasti kerjaan si uler keket Dayu kan yang mendukung Kamu untuk minggat dari rumah?"Abimanyu refleks menjewer telinga Senja karena kesal merasa bodoh dan tidak tahu apa-apa selama masa pelarian Senja.

"Adududuhhh sakit Mas! Ini kuping Mas, bukan kue cubit!" Senja menepis tangan Abi dan memilih bersembunyi di balik punggung Elang.

"Mas Polisi, bisa tidak Saya buat pengaduan atas pasal penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh Kakak Saya ini? Mas Polisi lihat sendiri kan tindakan semena-mena nya ta—aduh Mas sakitt!!"

Senja pun langsung terdorong kedepan karena ditarik paksa oleh Abimanyu menuju keparkiran yang diikuti oleh tiga gadis dengan penampilan seperti ondel-ondel gagal pertunjukan.

"Interaksi kakak adik yang menarik. "Ujar Sabda yang diikuti oleh tawa Elang.

Dua pria berbeda professi ini pun menatap lama pada

Senja yang masih saja meronta-ronta disepanjang koridor rumah sakit sebelum akhirnya menghilang di belokan parkiran.

==================

Dan akhirnya disinilah Senja berada. Dikediaman orang tua Abimanyu yang nota bene adalah mantan mertuanya. Sebenarnya Senja merasa sangat tidak pantas tinggal disini dengan status palsu sebagai adik bungsu Abimanyu.

Tapi apa mau dikata tangis penuh penyesalan Ibu Riani dan permohonan Pak Sugeng untuk tinggal kembali bersama mereka membuat Senja tidak kuasa untuk menolak. Mereka beralasan tidak menjadi menantu toh bisa menjadi anak perempuan dikeluarga ini. Apalagi mereka merasa gara-gara ibu Riani lah Senja bercerai dengan Abimanyu.

Ngomong mah gampang anggap saja Abimanyu itu sebagai abang kandung kamu sendiri. Bagaimana mau mengganggap abang kandung sementara dada nduselable itu dulu adalah tempat favoritnya bermanja-manja sepanjang malam.Hadehhh..

MarthaSitumorang : Senjaaa, Lo beneran balik ke rumah ortu Lo ya? Ntar kalau Gue kangen sama amang dan inangku di kampung sana, siapa yang mau dengerin curhatkuuuu...kembalilah sayang.. hiks hiks..

GadingCute: Tar kalo si Item mogok siapa lagi yang nyervis Nja? syedihhhh Saya

TitaImoet : Nja lo punya abang yang masih available gak modelan kayak Mas Abimanyu. Bagi satu kenapa sih Nja?

SenjaSetrong : Yaelah elu pada. Gue pikir sedih karena kehilangan Gue, eh rupanya susah karena pada nggak bisa manfaatin kebaikan hati Gue yang cantik cetar membahana.Udah ntar kalo kangen kita ngumpul-ngumpul aja. Habis perkara.

Saat satu notifikasi lagi berbunyi, Senja mengira itu chat dari salah satu sahabat gilanya. Dan ternyata...

HalilintarSAbdaA: Kamu besok mau Saya jemput kesekolah tidak Nja, kan rumah kita sekarang searah.

Elaahhh sudah pakai Nja Nja saja cara memanggilnya. Perasaan tadi dirumah sakit manggilnya masih Bu Senja deh.

SenjaSetrong : Duh nggak usah deh Pak Sabda. Saya sudah biasa naik ojek online. By the way terima kasih tawarannya.

HalilintarSabdaA : Kalau tidak sedang dilingkungan sekolah panggil saja Saya Bang Sabda. Dipanggil Bapak Saya mendadak merasa tua.

SenjaSetrong : Lah kan Bapak memang sudah tua?seumuran Mas Abi kan ya?

HalilintarSabdaA : Kamu ini, tidak bisa sedikitpun mengangkat ego Saya.

Dan Senja yang sedang mengantuk berat pun tertidur diiringi suara notifikasi ponsel yang terus saja saling bersahut-sahutan, yang terdengar seperti suara konser musik yang melelapkan di telinga Senja.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
Senja ini ga bisa tegas ya seperti karakter² perempuan kak Suzy yg lainnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 48(extra part)

    Bintang sedang menekuri tugas kuliahnya yang sepertinya tidak akan pernah ada habisnya itu. Matanya sampai sepet karena terus menerus dipaksa memelototi laptop yang juga balas memelototi nya galak.Saolohhh... tugas oh tugas, kapanlah engkau menjauhi diriku!TOK!!! TOK!!! TOK!!!"Masuk aja, Bu. Tidak di kunci."Bintang menyahut lemas dari dalam kamar. Perlahan seraut wajah teduh ibunya muncul dibalik pintu. Ibu nya Senjahari, masih tampak cantik di usia pertengahan empat puluhan."Bi, itu ada Kak Tian di depan. Sana temani dulu ya, Nak. Langit masih dalam perjalanan pulang. Katanya macet banget dijalan. Ayo Bi, sana temani dulu Nak Tian. Perasaan dulu waktu kecil Kamu malah bilang mau jadi istrinya Tian kan ya?"Hahahahaha...Senja tertawa menggoda putri bungsunya ini. Walau pun Langit lahir hanya lima menit lebih dulu dari Binta

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 47(hari-hari bahagia/end)

    Sabda melenguh penuh kepuasaan saat meraih puncak asmara tertingginya. Begini ini nikmatnya rasa bercinta setelah berpuasa cukup lama akibat puerperium atau masa nifas setelah Senja melahirkan. Hari-harinya yang gelap penuh penyiksaan akibat junior yang kebingungan mencari pelampiasan usai sudah terhitung sejak hari ini.Senja yang terlihat kelelahan setelah di mesrainya habis-habisan tampak mulai mengantuk. Bukan hal mudah mengurus dua orang bayi kembar yang kalau sudah menangis, bisa membuat kelabakan seluruh penghuni rumah."Selamat malam jummat Sayang. Mau tidur atau mau lagi?" Bisik Sabda sambil menggigit mesra telinga Senja."Astaghfirullahaladzim..Emangnya Abang nggak capek udah berkali-kali begituan masih aja nggak puas-puas?" Senja sampai ngeri melihat nafsu Sabda yang tidak puas-puas juga. Balas dendamnya niat banget sepertinya."Abang kan nunggunya ud

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 46(kelahiran si kembar)

    Senja sedang dilanda kebosanan yang luar biasa saat menanti kelahiran putra putrinya. Hasil USG bulan lalu memperlihatkan kalau ternyata dirinya mengandung anak kembar. Sejak kabar itu diketahui Sabda, suaminya yang memang posesif akut itu pun naik level menjadi suami paranoid pangkat tiga.Bagaimana tidak, suami galaknya itu bahkan sama sekali tidak memperbolehkannya melakukan kegiatan apapun, catat apapun. Ke bengkel hanya sekedar untuk bercengkrama dengan Pak Wijayakesuma atau Bang Abyaz, tidak boleh. Ngemall bareng si Lily somplak tidak diizinkan. Pengen sekedar nyamperin Tita ke kost-an, tidak ridho katanya. Bahkan saat dia ingin ke rumah Ayahnya saja, harus bersama dengan dirinya. Padahal kalau Sabda ke sana, ayahnya selalu melihatnya sebagai mahkluk tak kasat mata, alias tidak terlihat dan tidak dianggap.Hari ini Senja ingin sekali memberi kejutan pada suami kulkasnya itu dengan cara membawakan makan siang untuknya. Sedari

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 45(malam pertama)

    Perhelatan akbar pun akhirnya usai sudah. Senja yang tengah duduk di kursi rias, merasa kakinya seperti hendak patah karena terus berdiri dalam waktu yang lama. Ia harus menyalami beberapa ribu tamu yang ingin mengucapkan selamat atas pernikahannya. Ketika akhirnya semua usai, barulah ia bisa bernafas lega.Sebenarnya sewaktu di gedung tadi pun diam-diam ia telah mengganti highheelsnya dengan sendal hotel yang dibawakan Sabda. Karena menurut Sabda, dirinya sedang hamil, jadi tidak boleh berlama-lama memakai sepatu hak tinggi. Namun kendati pun telah memakai sendal yang nyaman, tetap saja kakinya kram karena berdiri diselingi duduk selama berjam-jam.Pintu kamar mandi terbuka. Menghadirkan sosok suaminya yang baru saja selesai mandi. Titik-titik air masih tampak menghiasi ujung-ujung rambutnya yang sedikit basah. Tubuh pelukable suaminya hanya ditutup oleh lilitan handuk putih yang menggantung seksi di pinggang ra

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 44(pernikahan)

    "Saya terima nikah dan kawinnya Senjahari Semesta Alam binti Aryasatya Wisesa dengan mas kawin 100 gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"Sabda dengan suara tegas dan lantang mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas."Bagaimana saksi? Sah?" tanya Pak Penghulu."Sahhhh!"Koor dari para saksi dan semua tamu undangan yang menyaksikan ijab kabul terdengar lantang."Alhamdullilahhhh."Setelah acara ijab kabul selesai, penghulu meminta Senja untuk keluar dan duduk di samping suaminya. Saat mata keduanya bertemu pada satu titik, Senja melihat sorot mata Sabda begitu mesra sekaligus lega. Akhirnya seperti inilah akhir kisah cintanya. Senja yang seumur hidup hanya mengenal seorang pria yang sedekat nadi di sepanjang usian

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 43(harapan baru)

    Begitu mobil Abi memasuki pekarangan rumah dan terus lurus memasuki garasi, Sabda mengejar dan membuka paksa pintu pengemudi. Abi bahkan belum sempat mematikan mesin mobil, saat Sabda sudah menyeretnya keluar. Sabda menghempaskan tubuh Abi ke tanah dan memukulinya habis-habisan."Udah! Udahh! Bang Sabda. Jangan saling berkelahi lagi. Senja sudah capek seharian ini. Senja jadi berasa sedang shooting film The Raid2nya Iko Uwais, sejak dari bengkel tadi. Udah dong semuanya!"Sabda yang sedang menarik kerah baju Abi, seketika melepaskan Abi begitu saja. Ia segera memeluk erat Senja."Kamu nggak apa-apa Sayang? Ada yang sakit?" Dan saat pandang mata Sabda menemukan pipi Senja yang membengkak dan mulai membiru, ia kembali menerjang Abimanyu yang baru saja duduk."Banci Lo, bangsat! Lo mukul Senja hah? Kalo lo emang laki-la-""Bukan, Bang. Bukan Mas Abi yang mukul Senja. Tapi pr

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 42(keikhlasan)

    Senja duduk diam dalam mobil Abi yang melaju gila-gilaan. Sesekali ia memegang sisi mobil sembari memejamkan matan. Ia merasa begitu ngeri dengan cara mengemudi Abi yang begitu emosional.Perutnya mulai mual karena terus terguncang-guncang setiap kali Abi membelokkan mobilnya. Karena Abi berbelok tanpa sedikitpun mengurangi kecepatannya. Keringat dingin kini bermanik di kening Senja. Ditambah dengan pipi bengkak dan membiru di sekitar rahangnya, membuat penampilannya mirip seperti korban KDRT."Mmm... Mas. Bisa berhenti sebentar? Senja mu-mual Mas..."Senja pun mencoba mengambil nafas pendek-pendek dan berusaha sekuat tenaga, menahan rasa mual yang sepertinya sudah mencapai tenggorokannya.Mobil pun seketika terhenti. Senja dengan segera berlari ke sudut jalan yang agak sepi. Di sana ia mengeluarkan semua isi makan siangnya di sisi jalan.Suara muntahnya yang berusaha di tahan sebenarnya s

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 41(pemaksaan)

    @HallilintarSabdaAI can't wait to marry the love of my life@Senjahari#ILoveYou#couplegoals#holdinghands#theloveofmylife#TheoneandonlyDisukai oleh @DayuWijayaKesuma@BadaiPutraAlam@AbyazWijayaKesuma@CakraWisesa@ZahraZulfa@PrastithaLasmana@MarthaSitumorang@GadingPermana@ElangPramudya dan 697.632 lainnya.@ZahraZulfa Akhirnyaaaaa...kesampaian juga ya Pak, tekadnya untuk menikahi Bu @Senjahari, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah ya?Aamin.@AbyazWijayaKesuma Wohooooo...ada yang nggak sabar pengen belah duren jilid II ini?hahaha#tertawamesum@PrastithaLaksmanaSelamat ya Pak Sabda, semoga langgeng sampai kakek ne

  • Hati Seorang Perempuan (Indonesia)   Chapter 40(pikiran jahat)

    Badai sedang duduk termenung di kebun belakang, saat menyaksikan Sabda mengantarkan Senja pulang ke kos-annya. Dalam hati, Badai malu sendiri karena mempunyai perasaan-perasaan yang mulai tumbuh terhadap 'milik' abangnya lagi. Padahal baru beberapa hari lalu ia berjanji untuk tidak lagi 'mengambil' apa yang sudah menjadi milik abangnya seperti dulu. Dalam kediamannya itu, Badai tidak menyadari kalau sang ibu menyusulnya."Dai, ibu boleh bicara?" Bu Ajeng perlahan mendekati kursi malas yang sedang diduduki Badai. Menyadari kehadiran sang ibu, Badai menegakkan tubuh. Ia mengangguk dan menggeser duduknya. Memberikan tempat agar sang ibu bisa menempatkan diri di sana."Boleh dong, Bu. Ibu mau bicara apa?" Badai mencoba bersikap santai. Padahal ia tau, pasti ada hal penting yang ingin disampaikan sang ibu. Tidak biasanya ibunya bersikap serius seperti ini."Ibu mau bicara dari hati ke hati denganmu. Bisa 'kan Nak?" Badai terdia

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status