Home / Rumah Tangga / Hati Wanita yang Tersakiti / Part 02; Fakta Menyakitkan

Share

Part 02; Fakta Menyakitkan

Author: Thearraaa
last update Last Updated: 2024-08-01 17:42:24

“Lilian, apa yang kau lakukan!” Rave refleks berseru saat melihat Lilian menampar wajah Levana. Diraihnya tangan Lilian, tetapi pandangannya fokus ke arah Levana yang tertunduk, terluka baik secara fisik maupun emosional. “Bukan begini caranya! Kita bisa membicarakan ini dengan tenang tanpa kekerasan.”

“Tenang? Kau pergi menemui wanita lain di belakangku, dan kau ingin aku bersikap tenang?” teriak Lilian dengan amarah yang memuncak. Tangannya pun langsung ditarik begitu saja hingga pegangan Rave terlepas.

Levana yang semula terdiam pun kini mengusap pipinya pelan karena tamparan yang diberikan Lilian barusan. Dengan suara tegas, tetapi tetap terdengar lembut, Levana berkata, “Lilian, aku mengerti perasaanmu. Aku mohon jangan salah paham. Aku akan menjelaskan semuanya kepadamu.”

“Apa yang ingin kau jelaskan pada istriku, Levana! Ayo kita pergi dari sini,” ajak Rave pada Lilian yang mana istrinya itu tidak bergerak sama sekali dari tempatnya berdiri. 

“Tapi, Rave. Lilian juga berhak tahu alasan sebenarnya,” pinta Levana pada satu-satunya pria di sana.

“Kenapa kau sangat keras kepala, Levana. Sebaiknya kau pergi dari sini!” usir Rave karena ia tahu jika Lilian tidak ingin pergi.

Tatapan Levana kembali fokus ke arah Lilian. “Beri aku izin untuk bicara denganmu, Lilian. Aku mohon.”

“Pulanglah, Levana. Aku tidak mau mendengar penjelasan dari seorang gadis yang hendak merebut suamiku,” ucap Lilian yang beralih dan hendak meninggalkan Levana dan Rave di ruang VIP resto tersebut.

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut istrinya, Rave langsung berbalik dan menahan tangan Lilian untuk tidak pergi. “Apa maksud ucapanmu barusan, Lian?”

“Kau tahu apa maksudku, Rave.” Pegangan tangan Rave di lengan Lilian dilepas begitu saja oleh istrinya itu.

“Bagaimana kau tahu? Tidak, dari mana kau tahu masalah ini?” tanya Rave yang tidak sabar mengetahui dari mana Lilian mendapatkan informasi bahwa Levana akan menjadi istri keduanya.

“Pernahkah kau berpikir jika hal penting seperti ini seharusnya aku dapatkan darimu?” Ucapan Lilian barusan berhasil membuat Rave dan Levana terdiam. “Ayahmu meneleponku dan memberi tahu semuanya. Kau tahu, Rave. Ayahmu dengan santainya menyuruhku untuk ikhlas menerima Levana menjadi istri keduamu. Kau pikir aku bisa menerimanya?”

Tangis Lilian pecah begitu saja setelahnya. Levana sendiri hanya bisa diam dan menundukkan kepala, menyesali keputusan yang harus diambilnya dengan mengorbankan perasaan wanita lain.

“Maafkan aku. Ini semua salahku hingga merusak hubungan kau dan Rave,” tutur Levana yang tiba-tiba bersuara dan berhasil mendapat balasan tajam oleh Lilian.

“Kalau kau memang merasa tidak enak sudah merusak hubungan rumah tanggaku dengan Rave, sebaiknya kau batalkan kontrak perjanjianmu, Levana!” teriak Lilian yang terlihat sangat membenci Levana.

“Maafkan aku, Lilian. Maafkan aku, karena aku tidak memiliki pilihan lain," jawab Levana dengan jujur.

“Lebih baik kau diam dan pulang sekarang, Levana,” usir Rave yang mana hendak membawa pergi istrinya, tetapi ditolak oleh Lilian.

“Kau ingin saran dariku, Levana? Saranku cari pria lain yang belum beristri yang bisa menolong hidupmu itu. Jika kau memang tidak bisa mendapatkannya, cari suami orang lain dan jangan mengganggu suamiku!” keluh Lilian yang berhasil membuat Levana merasakan perasaan yang sangat sedih saat mendengar ucapannya.

Levana masih tergugu dengan tangisannya, sementara Lilian kembali melanjutkan ledakan emosinya.

“Kau tidak tahu betapa sakitnya menjadi seorang istri yang melihat suaminya akan menikah lagi, Levana.” Ucapan Lilian barusan membuat Rave hendak memotongnya, tetapi Lilian kembali melanjutkan ucapannya. “Kau belum pernah menikah sebelumnya, bagaimana kalau kau menjual dirimu dengan orang kaya di luar sana? Aku yakin kau akan mendapatkan banyak uang yang bisa membantu usaha keluargamu.”

“Lilian!”

Baik Levana maupun Lilian sama-sama terkejut saat mendengar teriakan Rave.

Berbeda dengan Lilian yang menatap tajam ke arah Rave karena tidak menyukai fakta suaminya itu membentak dirinya, Levana justru kembali terdiam dan mendongakkan kepala menahan air matanya agar tidak keluar.

“Kau membentakku karena membela gadis itu, Rave? Demi Tuhan, dia akan menghancurkan rumah tangga kita!!” Lilian yang terbawa emosi karena tidak percaya dengan teriakan yang ditujukan Rave padanya, menyahut dengan teriakan juga.

“Hentikan Lilian, aku tidak ingin mendengarnya lagi.” Rave mencoba menghentikan pertikaian. Kepalanya sudah berdenyut nyeri karena permasalahan ini.

Pria itu kemudian menatap Lavena. “Dan kau Levana, sudah kukatakan padamu untuk diam! Ini adalah urusan rumah tanggaku. Kenapa kau tidak mau mendengarkanku sedikit pun!” bentak Rave. “Sebaiknya kau pulang sekarang. Aku sudah muak melihat wajahmu.”

Bukan Levana yang bereaksi mendengar ucapan Rave barusan, tetapi justru Lilian yang terlihat semakin marah pada suaminya itu. “Kau sudah pernah bertemu dengan Levana sebelum ini?”

“Dengarkan aku, Lian. Aku tidak-”

“Hentikan, Rave! Kau tahu apa yang paling menyakitkan daripada mengetahui informasi bahwa kau akan menikahi Levana dari orang lain? Tentang pertemuanmu dengan Levana, Rave. Entah apa yang kau bicarakan dengannya di belakangku. Dan sepertinya kau juga menyetujui masalah pernikahan ini, benar begitu?”

Levana yang semula hanya diam merasa kekacauan ini disebabkan olehnya pun tidak bisa tinggal diam. Ia tahu memang dirinya penyebabnya, tetapi ia tidak ingin masalah ini membuat hubungan Rave dan Lilian menjadi rusak. Dirinya hanya ingin berpura-pura menikah dengan Rave saja dan selebihnya tidak ada yang berubah.

“Sepertinya kau salah paham, Lilian. Aku tidak berniat merusak rumah tanggamu dengan Rave. Tujuanku datang ke sini ingin mengajak kalian bekerja sama dan berpura-pura menikah dengan Rave, selebihnya tidak ada yang akan berubah. Rave tetap menjadi milikmu selamanya, Lilian,” ucap Levana dengan suara yang sangat lembut menjelaskannya kepada Lilian.

“Bukankah kau sudah kuminta untuk tetap diam, Levana? Kau juga mungkin lupa, ayahku bukan tipikal orang yang bisa kau bodohi!” Amarah Rave kembali memuncak mendengar penjelasan Levana.

“Sedari tadi kuperhatikan kau terlihat tidak menentang rencana pernikahanmu dengan Levana. Jangan bilang kalau kau diam-diam menginginkan pernikahan ini terjadi, Rave!” tuduh Lilian.

“Kenapa kau sekarang jadi meragukanku, Lilian. Justru aku yang paling menolak rencana bodoh ini. Aku juga tidak punya pilihan lain selain menerimanya!”

“Kenapa kau tidak punya pilihan padahal kau tidak dirugikan apa pun jika menolaknya, Rave!” teriak Lilian yang tidak mau kalah.

“Karena pilihannya adalah tetap menikah denganmu dan menjadikan Levana sebagai istri keduaku, atau aku harus menceraikanmu dan tetap menikah dengan Levana yang mana akan menjadi istriku satu-satunya!”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 137; Kehidupan Baru

    “Setelah mempertimbangkan seluruh bukti persidangan, Vincent Sullivan selaku Tergugat dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan pencemaran nama baik yang diajukan oleh Penggugat, Jacob Flynn. Informasi yang diberikan Tergugat kepada Francis Maverick merupakan fakta, yaitu adanya penggelapan dana, pemalsuan data, dan pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh Penggugat. Oleh karena itu, gugatan Penggugat resmi ditolak dan pengadilan membebankan seluruh biaya dan ganti rugi kepada Penggugat. Putusan persidangan ini dinyatakan selesai.”Ketukan palu sebanyak tiga kali berturut-turut pun terdengar, menandakan jika sidang benar-benar dianggap telah selesai. Perasaan Levana sendiri begitu lega setelah mendengar sang ayah dinyatakan tidak bersalah, sedangkan sang ibu menangis haru dalam pelukan Yara Maverick.Levana langsung mendongak ke arah samping kanannya begitu ia merasakan tangannya digenggam seseorang. Dirinya mendapati Rave tengah tersenyum tulus menatap ke arahnya dan dibalas senyuman yan

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 136; Permintaan Kembali

    Pandangan Levana kini tak beralih sedikit pun dari pria di hadapannya. Ia dan Rave kini berada di dalam kamar Levana, duduk berhadapan dengan beberapa tumpuk berkas di hadapan mereka.“Jadi, bagaimana keputusanmu?” tegur Rave yang membuka pembicaraan lebih dulu.Embusan napas berat Levana kini terdengar dan mulai membuka salah satu berkas di hadapannya. Sebelumnya ia sempat berbicara langsung dengan ayahnya, menanyakan perihal kepergian kedua orang tuanya kemarin malam.“Semua perbuatanku di masa lalu itu memang benar, Levana. Walaupun semua informasi yang aku berikan pada Francis Maverick terkait Flynn Group benar adanya, pihak Flynn Group tetap saja bisa menjebloskanku ke dalam penjara dengan undang-undang pencemaran nama baik,” ujar sang ayah yang membuat Levana menggenggam erat ujung kemejanya.“Lalu, apa yang kau inginkan sekarang?” Suara Levana terdengar begitu dingin saat menanyakannya kepada sang ayah, membuat raut wajah sang ayah terlihat begitu sedih.Sebenarnya Levana meras

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 135; Pilihan Berat

    Seharian ini semua pekerjaan Levana mendadak terganggu karena ia terpikirkan dengan ucapan Rave sebelumnya. Ia tidak bisa bekerja dengan baik hingga rekan kerjanya sesama asisten lab menyarankan Levana untuk istirahat di ruangannya sebentar.“Berhenti memikirkannya, Levana. Hidupmu baik-baik saja sebelum dia datang kembali,” keluh Levana yang kini memejamkan matanya sembari bersandar di balik lemari.Sekuat apa pun Levana berusaha menepis pikirannya tentang Rave, ia tidak bisa melupakannya begitu saja. Pertemuannya kemarin malam seolah menghancurkan bentuk pertahanan Levana yang ia bangun sejauh ini.“Dari mana dia tahu jika aku sedang mengandung? Yang tahu tentang kehamilanku hanya mum dan dad saja,” gumam Levana yang mendadak bingung sendiri.“Mungkinkah ada orang lain yang mengetahuinya? Tapi siapa?”Keraguan mengenai kedua orang tuanya tiba-tiba mendatanginya. Ia penasaran dengan apa yang dilakukan kedua orang tuanya kemarin malam hingga membuatnya berada seorang diri di rumah.Ke

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 134; Salah Paham

    “Levana! Apa yang terjadi di rumah semalam? Kenapa bajumu berantakan di ruang keluarga? Dan baju siapa ini?” teriak sang ibu yang langsung membuka pintu kamar Levana tanpa permisi.Baik Levana maupun sang ibu sama-sama terkejut ketika pintu terbuka. Levana yang terbangun karena suara teriakan sang ibunya hanya bisa mematung saat menyadari posisinya saat ini. Begitu juga dengan sang ibu yang langsung membungkam mulutnya sendiri seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan.“Rave?” gumam sang ibu yang mana hanya gerakan bibir saja yang terlihat.Mata Levana refleks terpejam saat mengingat memorinya tadi malam. “Mum, ini tidak seperti yang kau bayangkan!” teriak Levana yang berhasil membangunkan pria di sampingnya.“Oh, Levana, jangan bergerak dan sebaiknya kau pakai bajumu dahulu,” sahut sang ibu yang langsung menutup pintu kamarnya. “Mum tunggu di bawah.”Tangan kanan Levana hanya bisa memijat keningnya saat menyadari apa yang terjadi tadi malam. Rave yang perlahan bangun pun

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 133; Kembali Pulang

    Tubuh Levana seketika membeku ketika dirinya membuka pintu dan mendapati Rave berdiri di hadapannya. Tubuhnya basah, wajahnya pucat, dan kulitnya mengkerut karena terkena hujan yang cukup deras.“Levana..” panggilnya pelan yang mana membuat Levana akhirnya tersadar dari lamunannya.“Rave? Apa yang kau lakukan di sini?Tangan Levana pun refleks menarik lengan Rave ketika dirinya tersadar dari lamunanya. Dengan kesadaran penuh dirinya mempersilakan suaminya itu masuk ke dalam rumah, khawatir akan kesehatan sang suami yang sudah basah kuyup seperti itu.“Sebenarnya apa yang kau lakukan di tengah hujan deras seperti ini? Kau benar-benar mencari penyakit,” tegur Levana yang kini sibuk sendiri membawakan handuk untuk Rave.Levana pun berlari kecil ke kamarnya, mengambilkan handuk untuk Rave. Sedangkan suaminya itu masih berdiri tepat di depan pintu rumahnya.Handuk yang Levana bawa pun langsung disampirkannya ke kepala dan tubuh Rave, mengusapkan di wajahnya hingga tidak lagi basah.“Lebih

  • Hati Wanita yang Tersakiti   Part 132; Terseret Gosip

    Sidang perceraian Rave Maverick dan Lilian Flynn menjadi topik pencarian teratas. Tak hanya di sosial media, beberapa stasiun televisi swasta pun menayangkan siaran langsung sidang perceraian tersebut.Tak ingin terganggu dengan apa yang terjadi, Levana memilih untuk tetap pergi ke kampus. Dirinya tidak ingin hanya diam di rumah dan tidak berbuat apa pun, karena ujungnya ia pasti akan penasaran dan menonton tayangan sidang perceraian sang suami.“Kau baik-baik saja, Levana?” tegur asisten lab yang lain.Tangan Levana pun seketika berhenti dan menoleh ke arah rekan kerja. “Ya? Aku baik-baik saja. Apa aku membuat kesalahan?” tanya Levana yang kebingungan karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.Kepala sang rekan kerja menggeleng cepat. “Kau … tidak terganggu dengan sidang perceraian Rave Maverick?” Kepala Levana langsung beralih kembali ke arah rekan kerja. “Oh, Levana, maafkan aku, tapi aku penasaran karena namamu terus dibawa oleh beberapa media.”Yang dikatakan oleh rekan ker

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status