Share

Bab 19

"Pergi sana! Pelakor!" Mulutnya terus mengeluarkan kata-kata kotor.

Aku terus mendorong hingga tiba-tiba tak sengaja Raisa terbanting ke belakang.

Bugh!

perempuan itu meringgis.

"Ingat, ya! Aku juga punya hak yang sama disini, sampai kami sah bercerai!"

Aku menunjuk tajam ke arah wanita itu, belum tau dia aku juga bisa kasar kalau sudah tak tahan. Wajahnya memerah, rambutnya awut-awutan, sebagian menutupi wajah. Raisa mendengkus, untung saja anaknya baru datang setelah kericuhan itu terjadi. Sepertinya dia dikamar memainkan ponsel Mamanya yang tergeletak sembarangan. Hingga saat aku hendak berlalu, ada benda pipih itu ditangan si gadis.

Kamar Mama terkunci dari luar, untung kuncinya masih nyantol disana. Astaghfirullah, tega sekali dia.

Aku membuka kunci lalu memutar kenop pintu. Seketika bau tak sedap menyeruak masuk ke hidung. Sesosok wanita kurus tengah terbaring, matanya menatapku, tapi tak mengucapkan sepatah kata pun.

"Ya Allah, Mama ..."

Aku berlari menghampirinya. Meraih tan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status