Share

Bab 18

Apa yang dikatakan Tante Irma membuatku tidak tenang. Meski Mama sebentar lagi bukan Mertuaku lagi, tapi aku tetap menyayanginya. Apa yang harus aku lakukan? Menurut Tante Irma, Raisa sering menolak Tante untuk mengunjungi Mama, berdalih Mama lagi istirahat .

"Kenapa Tante tidak marahin dia? Tante kan adiknya Mama." aku gregetan mendengar cerita Tante Irma.

"Ada Gunawan, Al. Gunawan lebih mendengarkan kata perempuan itu. Pantas Mbak Tety ga pernah menyetujui pernikahan mereka, perempuan itu licik." Nah, kan benar firasatku.

Aku sendiri bingung apa yang harus dilakukan. Dengan Tante Irma saja dia berani, apalagi aku, yang bahkan dengan santai dianggap pelakor olehnya.

"Bagaimana kalau kita pasang cctv secara diam-diam, Tante?" usulku.

"Caranya? Dia kan selalu dirumah, Al? Pintu selalu terkunci, bahkan sering dia tak menjawab panggilan Tante." ujar Tante frustasi.

Ya Allah, sampai segitunya. Aku meremas jariku, gregetan sekali.

"Nanti Alina pikirkan dulu caranya ya, Tan."

"Alina, Tante
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status