Share

Bab 44

Telepon dimatikan sepihak. Aku menghela nafas berat. Padahal aku sudah berharap hari ini bisa ke restoran dengan tenang dan mencari alasan untuk menghindari undangan Lea di acara lamaran Ubay itu. Tapi, teman si tukang paksa itu telah hendak menjemputku ke sini. Aku kembali duduk. Menatap resah ke halaman. Entah kenapa aku tak siap melihat laki-laki itu melamar wanita lain. Walau memang mereka sepadan.

Tak lama sebuah mobil masuk ke halaman rumahku. Disusul satu buah mobil lagi yang parkir di sebelahnya. Aku berdiri, kok Lea menjemputku rame-rame begini. Oh mungkin, berangkat bareng-bareng ke rumah si perempuan.

Satu per satu penumpang turun dari mobil itu. Lea, Nabila, Anggi, Dea, mereka ada disana. Senyum merekah terlihat dari bibir teman-teman rempongku itu.

Ditangan mereka masing-masing memegang parcel. Aku bergegas mengunci pintu.

"Lho, ga usah dibawa turun. Biar aku yang kesana."

Dari mobil satunya, Lea keluar menghampiriku setengah berlari.

"Buka pintunya, Al." Aku terdiam, b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Isabella
jangan janga si siti
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Cowok urakan kayak si ubay demen jg
goodnovel comment avatar
Taro Darsa
Jgn2 si madu atau Gunawan, tapi gak mungkin Igun, itu pasti siti
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status