Share

7.Awas Ya Kamu

Jadi setelah insiden dibelakang Lab, kelima orang siswa laki-laki itu pun dihukum menghadap bendera di tengah lapangan sembari memberi hormat.

Saat itu matahari berada diatas kepala dan membuat mereka kepanasan setengah mati tentu saja mereka harus melakukan itu hingga selesai jam istirahat usai.

"Kalian liat tadi siapa cewek yang cepuin kita ke guru?" Tanya Gio penasaran. 

"ada, aku tau siapa dia "Jawan Kelvin spontan.

"siapa? aku mau kasih dia pelarajaran" Balas jawab salah satu teman Kelvin dan Gio. 

Kelvin menatapnya datar dan menjawab. 

"Gak usah, biar aku aja nanti yang kasih dia pelajaran"

disisi lain Levi menceritakan apa yang dialaminya pada Fera. 

setelah mencermati ceritanya Fera dengan penasaran bertanya.

"Terus kenapa kamu ngadu soal mereka ke guru Vi?"

awalnya Levi terdiam, mencoba mencari alasan mengapa dia harus melaporkan pada guru tentang aksi nakal siswa dia menyuruh Fera untuk mendekat dan membisikannya pada Fera. 

"Aku.. Intel siswa, khusus bagian cepuin siswa nakal" 

Bisik Levi pada Fera yang membuat matanya terbelalak. Rasanya tidak percaya kepada fakta bahwa Levi yang polos dan imut merupakan intel siswa. 

"Jangan cerita sama siapa-siapa Fer ya" 

Fera yang merasa kagum pada Levi pun menaikan jempolnya pada Levi.

"Vi, kamu keren banget! Be ge te Te o pe deh!" dengan perasaan terharu. 

"tapi aku cepuin kelvin Fer! Parah Ah"

"yah kenapa emang?" 

"Kan aku sama dia gimana sih... oopss"

 Dan itulah kawan-kawan Levi yang keceplosan pun menutup mulutnya. 

"Aughh.. ini mulut" spontan Levi memukul mulutnya geram.

"Ecieeeeee... Levi Akhirnya ngakuu" Kali ini bersuara keras didalam kelas yang agak hening saat guru sedang mengajar. 

"Fera.. Kenapa kamu teriak-teriak ada apa? Coba maju kedepan dan jelaskan" 

Levi menatap tajam pada Fera dan dalam hatinya berkata "Dasar Fera!" Fera hanya cengegesan dan berdiri lalu menuju kedepan. 

"Nggak bu, nggak Apa-apa" 

"Nggak apa-apa apanya? jelas-jelas kamu ngomong dipelajaran saya. Apa yang kamu bicarakan?" 

"Cuman masalah Anime aja kok buk"

"ohh, tapi tetap saja, kamu ibu hukum tulis dikertas 2 halaman 'Saya tidak akan berbicara lagi selama pelajaran' kumpukan sehabis istirahat"

"Baik bu maaf bu" 

Lalu Fera pun kembali duduk ke bangkunya. 

"Lu sih, ngapain coba ngomong besar-besar" tegur Levi pada Fera.

"Ehehe keceplosan Vi"

"Ampun dah"

dan begitulah Levi yang menepuk jidatnya speechless. Lalu mereka kembali memperhatikan pelajaran. 

bel tanda pelajaran usai pun berbunyi. 

semua siswa perlahan-lahan keluar dari gerbang sekolah. Levi sudah dijemput oleh ayahnya dan Fera hari ini ada latihan menari saman. 

Dia pergi ke musholla sekolah untuk mengambil wudhu untuk sholat dhuhur dan berniat untuk mengikuti latihan sehabis sholat, makan dan istirahat sebentar.

Hari ini tim tari mereka akan latihan dilapangan sekolah, biasanya mereka melakukannya di dalam kelas kosong namun karena ingin ganti suasana akhirnya lapangan sekolah pun terpilih lagipula pemandangan sawah yang mengelilinginya juga cantik jadi tidak masalah. 

"Gak apa-apa nih kita latihan disini?'

Tanya Fera saat melihat lapangan yang dipenuhi debu putih. 

"gak apa-apa, lagipula kita cuman ambil bagian dekat podium, kita bersihkan area itu saja sebelum digunakan oleh anak basket nanti" 

"Eh! anak basket nanti latihan disini juga?"

"Iya, tapi jauh disebelah sana jadi gak bakala ngeganggu kita"

"Ohh okedeh"

Lalu anak-anak tari lainnya dan Fera pun membersihkan tempat latihan tari mereka. 

Saat mulai melakukan pemanasan sebelum menari, anak-anak basket pun datang seorang-seorang hingga grup mereka pun lengkap. Salah satu dari mereka itu ialah Faber Mclister. 

Sejenak Fera memperhatikannya hingga dia tidak fokus dengan latihan tarinya. 

dalam hati Fera bertanya-tanya. 'Ganteng juga anak itu, kami juga sering berpas-pasan, apa namanya ini? Apakah ini takdir'

"Fera!"

Karena sering kehilangan fokus dan tidak mengikuti ritme irama Saman, seniornya Fera pun menegurnya dan memintanya untuk tetap fokus. Namun Fera tetap saja mencuri-curi pandang pada Faber yang sedang mendrible bola basket menghindari lawan mainnya sebelum mengopernya pada teman disampinganya. 

'Ya Allah, pengen milikin dia' dan pikiran Fera pun di penuhi oleh Faber sepanjang sore itu. 

Bersambung~

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status