Share

Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan
Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan
Author: Jayfi

Bab 1

Author: Jayfi
"Bu Libby, sebaiknya kamu tetap tanda tangan perjanjian cerai ini. Kalau nggak, aku susah mempertanggungjawabkannya pada Pak Mike."

Pengacara pribadi Mike, Chairil, berdiri di depan Libby dengan ekspresi cemas. Di tangannya tergenggam satu eksemplar perjanjian cerai yang masih baru.

Ini adalah ke-33 kalinya Mike meminta cerai darinya.

Pertama kali, Libby memanjat ke rooftop, melompat turun, dan satu kakinya patah.

Kedua kali, Libby menggunakan pisau kecil untuk mengiris arteri besar di pergelangan tangannya. Darah segar memenuhi setengah kamar mandi.

Ketiga kali, Libby menenggak satu botol penuh obat tidur, lalu menjalani cuci lambung selama tiga hari di rumah sakit.

....

Setiap kali, dia menggunakan kematian untuk memaksa Mike berkompromi. Namun kali ini ... dia tiba-tiba merasa lelah.

Libby bangkit dan berjalan ke jendela. Chairil mengikuti langkahnya dengan gugup. "Bu Libby, jangan lakukan hal bodoh. Pak Mike berpesan agar aku memastikan keselamatanmu ...."

Tatapan Libby menembus kaca, mengarah pada poster raksasa di seberang.

Mike yang mengenakan setelan custom berdiri tegap. Di sampingnya berdiri seorang wanita modis, putri tunggal Keluarga Marwies, Prilly.

Semua orang berkata keduanya adalah pasangan serasi. Yang satu tampan, yang satu cantik, seperti jodoh yang ditakdirkan.

Sementara dirinya, istri tersembunyi Mike, bahkan tak seorang pun tahu tentang keberadaannya.

Chairil melirik poster itu dengan hati-hati, lalu mengingatkan dengan pelan, "Bu Libby, kalian hanya cerai palsu saja. Setelah cerai, perlakuannya ke kamu tetap sama. Soal dia dan Bu Prilly .... Semua demi kelancaran perusahaan untuk IPO. Lagi pula Pak Mike bilang, asal kamu tanda tangan, kamu akan diberi saham 50% ...."

Alasan seperti itu sudah terlalu sering dia dengar.

"Aku tanda tangan." Libby memotong ucapannya. Suaranya lembut, tetapi tegas.

Pengacara itu tak menyangka Libby akan menyetujui secepat ini. Ekspresi di wajahnya berubah dari terkejut menjadi senyuman gembira. "Akhirnya ...."

Libby mengangkat pena dan menandatangani perjanjian cerai itu. Ujung jarinya sedikit bergetar.

Pena di tangannya terasa seberat seribu kilogram. Setiap goresannya seperti pisau tumpul yang mengiris jantungnya. Hanya beberapa goresan, tetapi terasa seperti menulis satu abad.

Begitu goresan terakhir selesai, pengacara itu segera menarik surat perjanjian cerai itu. "Kalau begitu, aku nggak akan mengganggu lagi."

Pintu tertutup keras. Libby limbung dan jatuh terduduk di sofa seperti ikan mati yang kehilangan tenaga.

Televisi sedang menyiarkan berita panas.

"Menurut laporan, perusahaan yang didirikan oleh pengusaha terkenal kota ini, Mike, yaitu Grup Bright, telah berhasil IPO. Setelah melewati audit keuangan, Grup Bright diperkirakan akan resmi melantai sebulan lagi. Setelah melantai, valuasinya akan mencapai 150 triliun. Pak Mike juga akan menjadi orang terkaya di Kota Awan."

Layar beralih pada Mike. Wajah tampannya tegas. Sikapnya di depan kamera membawa aura penguasa yang sangat mencolok.

Pewawancara bertanya, "Pak Mike, setelah perusahaan melantai, siapa orang yang paling ingin Anda ucapkan terima kasih?"

Mata Mike tiba-tiba menjadi penuh cinta. Dia menoleh, menatap Prilly dengan sorot mata yang membara.

"Tentu saja aku harus berterima kasih pada asisten andalanku, Prilly. Tanpa dia, nggak akan ada aku yang sekarang."

Prilly menunduk malu.

Pewawancara melanjutkan, "Banyak yang bilang Pak Mike dan Bu Prilly adalah pasangan sempurna. Apakah Anda berniat menikahi Bu Prilly?"

Mike tersenyum, menatap lurus ke kamera. "Pertanyaan ini belum bisa aku jawab sekarang, karena aku nggak yakin apakah Prilly bersedia memberiku kesempatan."

Sorak-sorai langsung meledak.

"Benar-benar bos besar, bahkan cara menyatakan cintanya begitu terbuka!"

"Ini kayak drama banget! Presdir dingin dan putri konglomerat. Aku suka banget pasangan ini!"

"Gosip soal mereka ternyata benar! Hari ini kita benar-benar disuguhi momen manis!"

....

Setiap kalimat seperti pisau es yang menusuk tepat ke hati Libby. Rasa sakitnya menjalar ke seluruh tubuh.

Kenangan menyerbu masuk. Sepuluh tahun lalu, Mike dan Libby saling bergantung untuk hidup. Di masa paling susah, satu mangkuk nasi goreng telur harus mereka bagi untuk empat kali makan.

Demi membuat Mike bisa lanjut kuliah, Libby rela melepaskan kesempatan kuliahnya sendiri dan melakukan tiga pekerjaan sekaligus. Bahkan demi bisa mengumpulkan biaya kuliah lebih cepat, dia menjual darahnya.

Tubuhnya yang lemah sampai jatuh pingsan begitu keluar dari bank darah. Mike yang mendengar kabar itu langsung memeluknya erat. Air mata panas jatuh mengenai tubuhnya.

Libby mengusap air mata di sudut mata pria itu, mengangkat uang yang dia dapat sambil tersenyum lepas. "Mike, sekarang kamu punya uang buat kuliah."

Pemuda itu pun bersumpah, saat sukses nanti, dia pasti akan membuatnya hidup seperti wanita paling bahagia yang membuat semua orang iri.

Saat Mike mendapat pekerjaan pertamanya setelah lulus, mereka pergi ke kantor catatan sipil dan mengambil buku nikah.

"Libby, hari baik kita akhirnya datang. Setelah ini kamu nggak perlu capek lagi. Kalau aku sudah punya uang, aku pasti akan memberimu pernikahan paling megah."

Malam itu, tubuh mereka saling melebur dalam pelukan, seakan-akan bunga mekar di gelapnya malam. Mereka saling mencengkeram sekuat mungkin, seolah-olah ingin menanam satu sama lain ke dalam tubuh.

Setelah itu, karier Mike melesat. Libby tak perlu pusing soal uang. Dia tinggal di rumah besar, pergi dengan naik mobil mewah, dan dilayani pembantu.

Namun, satu-satunya yang kurang adalah Mike tidak pernah mengakui statusnya di depan publik.

Dia terus menunggu hari di mana Mike menepati janji itu. Namun, yang dia dapat bukan pernikahan impian, melainkan surat perjanjian cerai yang ditulis sendiri oleh Mike.

Berkali-kali, meskipun dia mengancam dengan nyawanya sendiri, Mike tidak pernah mundur.

"Libby, ini cuma cerai palsu. Tenang saja, aku nggak akan meninggalkanmu. Perusahaan butuh dukungan Keluarga Marwies, jadi status pernikahanku nggak boleh diketahui Prilly. Apalagi keberadaanmu."

Setiap kali, itulah alasan Mike.

Bagi Mike, perjuangannya, penolakannya, keputusasaannya, semua hanyalah gangguan bagi kesuksesan lebih besar.

Kini kamera fokus pada Prilly. Wanita itu menunduk manis, jemarinya menyibak rambut, memperlihatkan cincin berlian besar di jari manisnya.

"Terima kasih atas perhatian semua orang pada urusan pribadiku dan Mike. Kalau ada kabar bagus, pasti akan kami umumkan."

Sorakan kembali meledak.

Libby menunduk melihat cincin kawin sederhana di jarinya. Hatinya penuh rasa pahit. Baru kali ini dia benar-benar mengerti, hal yang dia inginkan sudah diberikan Mike kepada orang lain.

Sementara hal yang Mike inginkan, Libby tidak bisa memberikannya. Mereka sudah tidak berada di jalan yang sama.

Tidak ada yang namanya perceraian palsu. Jika ingin bercerai, mereka harus melakukannya dengan bersih dan tuntas.

Libby mengambil ponsel dan menekan nomor internasional. "Bibi, aku sudah memutuskan. Aku mau ke luar negeri dan tinggal bersamamu."

Di seberang, suara sang bibi terdengar terkejut. "Libby, kamu benar-benar yakin? Bukannya dulu kamu bilang mau terus mendampingi suamimu yang sukses itu?"

Libby terdiam lama, lalu menyahut pelan, "Aku sudah cerai dengannya."

"Suamimu itu memang sebaiknya ditinggalkan. Dia nggak memberikan status jelas padamu bertahun-tahun. Biasanya, pria begitu karena sudah pindah hati. Cerai saja, Bibi masih sanggup menanggungmu. Kebetulan bulan depan Bibi harus pulang untuk mengaudit satu perusahaan dalam negeri yang akan melantai di bursa. Setelah urusannya selesai, Bibi bawa kamu pergi."

"Baik, Bibi."

Bibi Libby, Qaila, adalah pimpinan perusahaan audit global, khusus menangani audit keuangan perusahaan besar yang akan melantai di bursa. Pekerjaannya sangat sibuk.

Karena itulah, meskipun sudah menemukan Libby, dia belum sempat bertemu Mike. Namun, sepertinya setelah ini pun tidak perlu lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 17

    Manuel, lulusan unggulan, psikolog terkenal, muda dan berprestasi. Baik dari penampilan maupun status, semuanya adalah tipe yang disukai wanita.Mike datang ke kantor Manuel.Manuel melihat pria di depannya yang tampak lusuh. Dia bertanya sesuai prosedur, "Maaf, apa sudah buat janji sebelumnya?""Kamu Manuel, 'kan?" Nada Mike penuh provokasi."Ya, aku Manuel. Kamu siapa?" Manuel melihat pria yang tampak marah itu dengan heran.Saat ini, Mike sudah menahan amarah sekuat mungkin. "Tolong jauhi Libby. Dia itu milikku! Lebih baik kamu punya sedikit kesadaran diri dan segera hilang dari hidupnya!"Wajah lembut Manuel tampak sedikit terkejut, tetapi kemudian kembali tenang. Dia kira-kira sudah bisa menebak identitas pria ini. "Kamu mantan suaminya, 'kan? Libby pernah menyebutmu.""Kalau kamu tahu hubungan kami, kamu seharusnya paham bahwa perasaan kami itu bukan sesuatu yang bisa kamu campuri."Mendengar itu, alis Manuel langsung mengerut. Dia melihat Mike yang seperti orang gila dari atas s

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 16

    Mike menginap di sebuah hotel dekat rumah Qaila. Setiap pagi dia muncul tepat waktu di depan rumah Qaila, membawa berbagai jenis bunga segar. Dia pun memasak sendiri makanan favorit Libby, lalu mengemasnya dan mengantarkannya. Dia bahkan menulis beberapa surat cinta dan menitipkannya pada pembantu untuk diberikan kepada Libby.Seminggu kemudian, Libby akhirnya memutuskan untuk bicara dengannya."Mike, sebenarnya kamu mau apa?" Nada suara Libby penuh jarak, bahkan mengandung rasa muak."Libby, aku salah. Aku datang untuk minta maaf. Bisa nggak kamu kasih aku kesempatan buat menebus semuanya?" Suara Mike sedikit bergetar."Menurutku, aku sudah bicara dengan sangat jelas." Suaranya tenang tanpa sedikit pun kehangatan. "Di antara kita, semuanya sudah berakhir. Tolong jangan lakukan hal-hal yang nggak ada artinya lagi.""Belum berakhir! Buatku, semuanya nggak pernah berakhir!" Mike membantah dengan cemas, matanya memerah."Libby, aku tahu kamu benci aku, kamu dendam padaku, dan semua itu pa

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 15

    Mike terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Demi membuat perusahaan IPO, aku menyakiti Libby, mengkhianati perasaan Libby padaku. Sekarang aku sudah tahu aku salah. Aku berharap Bibi bisa memberiku satu kesempatan, memberiku kesempatan untuk menebus hubunganku dengan Libby.""Masalah audit perusahaan, aku tahu itu Bibi yang mengendalikan semua itu. Aku pun nggak menyalahkan Bibi karena itu adalah pelajaran yang pantas kudapatkan."Suaranya tercekat karena emosi. "Aku mohon, beri aku satu kesempatan lagi. Bukan kesempatan untuk perusahaan, tapi kesempatan bagiku untuk memperbaiki kesalahan, menjadi manusia baru.""Aku juga mohon ... beri aku dan Libby satu kesempatan. Aku tahu aku nggak pantas, tapi aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa dia."Ruangan kantor sunyi. Hanya tersisa suara napas Mike yang berat dan tergesa-gesa.Qaila menatapnya dengan tenang, tetapi matanya setajam pisau, seakan-akan ingin membelah hatinya untuk melihat berapa bagian penyesalan itu benar dan berapa bagian hany

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 14

    "Prilly, kamu benar-benar berpikir begitu?"Melihat ekspresi terkejut Mike, di wajah Prilly malah muncul lebih banyak ejekan. "Keluarga Marwies melepaskanmu itu bukan hal aneh. Apa mereka harus tetap memelihara bidak yang sudah busuk dan bau ini, lalu menunggumu menyeret mereka turun, jadi bahan tertawaan seluruh lingkaran bisnis?"Setiap kata menusuk hati. Setiap huruf seperti palu berat yang menghancurkan sisa martabat Mike.Selama ini, dia penuh perhitungan, selalu menimbang untung dan rugi. Namun sampai detik ini, dia baru sadar betapa besar kesalahannya.Dulu, Mike mendekati Prilly dengan tujuan lain. Adapun Prilly, bukankah dia juga melihatnya sebagai investasi potensial?Saat investasi potensial itu kehilangan nilai, Prilly menekan tombol hapus dan mengeluarkannya dari permainan.Di hadapan keluarga seperti Keluarga Marwies, bagaimana Mike bisa dibandingkan dengan keluarga besar yang sesungguhnya?Dalam pertarungan antara "uang lama" dan "uang baru", dia kalah telak.Saat itu, M

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 13

    Dia tidak percaya! Dia tidak bisa percaya bahwa Keluarga Marwies akan begitu kejam, begitu tidak sabaran! Lebih-lebih lagi, dia tidak percaya Prilly akan memilih menjauh darinya saat dia berada dalam kesulitan!Padahal Prilly begitu mencintainya, begitu memahami dirinya!Sekarang dia sudah tidak punya apa-apa lagi. Dia tidak bisa kehilangan satu-satunya perempuan yang mencintainya. Dia harus mencari jawabannya!Setelah merapikan diri, Mike mengemudi menuju rumah mewah Keluarga Marwies di daerah paling elite kota. Rumah di lereng bukit itu melambangkan kekayaan dan status.Semakin dekat, hatinya semakin dingin. Rumah Keluarga Marwies diterangi cahaya gemerlap, dari jauh tampak seperti istana kristal. Di luar gerbang besi berukir, mobil-mobil mewah berjejer, pelayan berseragam menyambut dan mengantar para tamu dengan hormat.Siapa pun bisa melihat bahwa di sana sedang digelar sebuah pesta besar. Mike menghentikan mobil, tetapi langsung diadang oleh satpam."Pak, silakan tunjukkan undanga

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 12

    Sesaat sebelum keluar negeri, Mike diberitahu bahwa sebelum Grup Bright berhasil melantai di bursa, dia akan dibatasi untuk keluar negeri.Namun, kalau dia tidak pergi mencari Qaila dan Libby untuk menjelaskan situasinya, dengan kondisi perusahaan seperti ini, mustahil perusahaan bisa sukses melantai di bursa.Libby sudah memblokir semua kontaknya, membuatnya sama sekali tidak bisa menghubunginya. Dengan susah payah, dia mendapatkan kontak pribadi Qaila, lalu berkali-kali meneleponnya.Telepon tidak diangkat, dia mengirim pesan. Pesan tidak dibalas, dia mengirim email. Namun, Qaila tetap mengabaikannya.Keputusasaan sedikit demi sedikit menggerogotinya. Dia tidak bisa hanya diam menunggu mati seperti ini, melihat rencana perusahaan untuk melantai di bursa hancur begitu saja.Direktur keuangan mengingatkannya, "Pak Mike, sekarang kita harus bergerak lebih dulu. Karena audit sebelumnya gagal, kita audit di perusahaan lain. Usahakan sebelum IPO, audit kedua bisa selesai."Ucapan itu seola

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status