Share

Bab 4

Author: Jayfi
Mike menampilkan senyuman penuh rasa sayang. "Prilly, kamu butuh apa tinggal pilih sendiri. Aku yang bayar."

Wajah Prilly memerah karena malu. "Mike, aku percaya sama seleramu. Kamu bantu aku pilih saja."

"Baiklah." Pandangan Mike menyapu rak di depannya, lalu dengan cepat berhenti pada sebuah tas edisi terbatas.

"Tolong ambilkan tas ini," ujar Mike kepada pramuniaga.

"Prilly, tas ini model baru tahun ini. Kecil dan elegan, sangat cocok denganmu."

Kemudian, mereka beralih ke pakaian.

"Prilly, gaun biru ini anggun dan sopan, pasti sangat cocok dengan warna kulitmu."

Kemudian, sepatu.

"Prilly, sepatu ini modelnya indah. Haknya nggak tinggi, dipakai nyaman dan terlihat berkelas."

Beberapa pramuniaga di samping mereka merasa tak percaya dan mulai berbisik.

"Gila, baru pertama kali lihat pria yang begitu paham wanita dan fashion."

"Pak Mike memang pria sempurna. Nggak cuma jago cari uang, seleranya juga bagus banget. Barang-barang yang dia pilih ini semua produk paling laris di toko."

"Kapan aku bisa ketemu laki-laki kayak gitu ya? Iri banget, sumpah."

....

Libby meringkuk di sudut, tiba-tiba merasa sulit bernapas. Ternyata Mike bukannya tidak mengerti, tetapi hanya tidak mau mengerti di hadapan dirinya.

Setelah Mike punya uang, demi menyesuaikan diri dengan statusnya, Libby membeli banyak pakaian dan perlengkapan bermerek.

Setiap kali dia membawa pakaian dan tas itu dengan gembira untuk dipamerkan pada Mike, Mike bahkan tidak meliriknya.

Dia selalu sibuk menunduk mengurus pekerjaan, lalu berkata dengan nada datar, "Aku nggak ngerti barang-barang perempuan. Kalau kamu suka, ya sudah."

Namun sekarang, caranya berbicara soal fashion sangat ahli. Ini seperti sebilah pisau yang menusuk hati Libby sekali lagi.

Tak lama kemudian, Prilly keluar setelah mengganti pakaian. Memang pakaian yang dipilih Mike sangat cocok dengannya, seolah-olah dijahit khusus, membuatnya terlihat lebih memesona.

Mike memandang Prilly dengan lembut. Mata penuh kasih sayang itu hampir melelehkan orang. "Prilly, saat Grup Bright melantai di bursa nanti, kamu pakai gaun ini. Pasti semua orang terpukau. Saat itu, aku akan kasih kamu sebuah kejutan."

Mendengar itu, hati Libby menegang. Tubuhnya tiba-tiba tak stabil. Brak! Dia tersandung dan menjatuhkan rak di depannya.

Para pengawal langsung bereaksi, bergegas masuk, menyeret Libby, lalu menamparnya dengan keras.

"Siapa yang kasih kamu nyali sebesar ini? Berani-beraninya sembunyi di sini buat ngintip!"

"Kalian ini gimana sih? Bukannya sudah dibilang kosongkan area lebih dulu? Kok masih ada orang sembunyi di dalam?" Suara Mike sedingin es.

Pengawal yang memimpin pun menjawab, "Maaf, Pak Mike. Kami akan urus sekarang."

Belum sempat memanggil Mike, Libby sudah dibekap dan diseret keluar.

Beberapa pengawal menyeretnya ke tempat sepi. Pemimpinnya memaki, "Sialan! Sengaja mau jatuhin aku ya? Hajar dia!"

Pengawal lain pun maju.

Seluruh tubuh Libby bergetar. Wajahnya penuh ketakutan. "Berani sentuh aku sedikit saja, Mike nggak akan biarkan kalian!"

Mereka tertawa keras. "Kamu kira kamu siapa? Mau jadi wanitanya Pak Mike sampai jadi gila ya?"

Pukulan bertubi-tubi menghantam tubuhnya, kepalanya, kakinya .... Rasanya sangat sakit sampai dia tak mampu berteriak.

Sebelum kehilangan kesadaran, hal terakhir yang dia lihat adalah Mike merangkul Prilly dan membawa tas belanjaannya. Mereka masuk ke mobil Maybach mewah itu.

Hatinya seperti dicungkil. Tiba-tiba, dia tidak merasakan sakit lagi.

Pikirannya melayang ke masa lalu, sangat lama sekali. Waktu itu, Mike selalu menempel padanya. Setiap pagi mengantarnya kerja, setiap malam menjemputnya.

Libby pernah menggodanya. "Dijagain ketat begini, takut aku kabur ya?"

Pria itu tersenyum malu. "Tentu saja. Istriku secantik ini, harus aku jaga ketat. Aku nggak bisa biarin kamu kenapa-napa."

Pemandangan pria itu mengayuh sepeda, membawa gadis yang dicintainya, perlahan menghilang di tikungan ....

Saat tersadar kembali, dia sudah terbaring di ranjang rumah sakit. Mike duduk di samping, wajahnya suram.

Melihat dia bangun, ekspresi Mike sedikit berubah. "Libby, kamu ini sebenarnya sudah menyinggung siapa? Kok bisa dipukuli sampai begini? Bilang sama aku, aku pasti balas dendam untukmu."

Libby membuka mulut dengan susah payah. Baru hendak berbicara, ponsel Mike sudah berdering. "Oke, oke, aku tahu. Aku segera ke sana."

Mike bangkit dan berjalan ke luar. Sebelum itu, dia melontarkan kalimat singkat, "Tunggu aku kembali."

Namun, dia tidak pernah kembali.

Pada hari saat dia keluar dari rumah sakit, perasaan Libby justru sangat ringan. Tidak ada harapan, maka tidak ada kekecewaan. Dia sudah tidak menginginkan cinta Mike lagi.

Libby kembali ke rumah dan mulai berkemas. Semua kenangan bersama Mike, semuanya tersimpan rapi di seluruh sudut rumah.

Di dinding ruang tamu tergantung buket bunga kering dari bunga segar yang selalu diberikan Mike. Di meja ada gelas pasangan buatan tangan yang dulu mereka buat bersama. Di sofa ada bantal yang mereka beli saat liburan. Bahkan boneka beruang di ranjang adalah hadiah ulang tahun pertama yang diberikan Mike dari gajinya ....

Mengingat bahwa semua ini hanyalah simbol masa lalu yang memalukan di hati Mike, dada Libby terasa sesak seperti dipenuhi kapas. Dia kesulitan bernapas.

Vila yang megah ini persis dengan kandang mewah. Selama ini, yang terkurung di dalam hanyalah dirinya yang mencintai tanpa dibalas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 17

    Manuel, lulusan unggulan, psikolog terkenal, muda dan berprestasi. Baik dari penampilan maupun status, semuanya adalah tipe yang disukai wanita.Mike datang ke kantor Manuel.Manuel melihat pria di depannya yang tampak lusuh. Dia bertanya sesuai prosedur, "Maaf, apa sudah buat janji sebelumnya?""Kamu Manuel, 'kan?" Nada Mike penuh provokasi."Ya, aku Manuel. Kamu siapa?" Manuel melihat pria yang tampak marah itu dengan heran.Saat ini, Mike sudah menahan amarah sekuat mungkin. "Tolong jauhi Libby. Dia itu milikku! Lebih baik kamu punya sedikit kesadaran diri dan segera hilang dari hidupnya!"Wajah lembut Manuel tampak sedikit terkejut, tetapi kemudian kembali tenang. Dia kira-kira sudah bisa menebak identitas pria ini. "Kamu mantan suaminya, 'kan? Libby pernah menyebutmu.""Kalau kamu tahu hubungan kami, kamu seharusnya paham bahwa perasaan kami itu bukan sesuatu yang bisa kamu campuri."Mendengar itu, alis Manuel langsung mengerut. Dia melihat Mike yang seperti orang gila dari atas s

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 16

    Mike menginap di sebuah hotel dekat rumah Qaila. Setiap pagi dia muncul tepat waktu di depan rumah Qaila, membawa berbagai jenis bunga segar. Dia pun memasak sendiri makanan favorit Libby, lalu mengemasnya dan mengantarkannya. Dia bahkan menulis beberapa surat cinta dan menitipkannya pada pembantu untuk diberikan kepada Libby.Seminggu kemudian, Libby akhirnya memutuskan untuk bicara dengannya."Mike, sebenarnya kamu mau apa?" Nada suara Libby penuh jarak, bahkan mengandung rasa muak."Libby, aku salah. Aku datang untuk minta maaf. Bisa nggak kamu kasih aku kesempatan buat menebus semuanya?" Suara Mike sedikit bergetar."Menurutku, aku sudah bicara dengan sangat jelas." Suaranya tenang tanpa sedikit pun kehangatan. "Di antara kita, semuanya sudah berakhir. Tolong jangan lakukan hal-hal yang nggak ada artinya lagi.""Belum berakhir! Buatku, semuanya nggak pernah berakhir!" Mike membantah dengan cemas, matanya memerah."Libby, aku tahu kamu benci aku, kamu dendam padaku, dan semua itu pa

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 15

    Mike terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Demi membuat perusahaan IPO, aku menyakiti Libby, mengkhianati perasaan Libby padaku. Sekarang aku sudah tahu aku salah. Aku berharap Bibi bisa memberiku satu kesempatan, memberiku kesempatan untuk menebus hubunganku dengan Libby.""Masalah audit perusahaan, aku tahu itu Bibi yang mengendalikan semua itu. Aku pun nggak menyalahkan Bibi karena itu adalah pelajaran yang pantas kudapatkan."Suaranya tercekat karena emosi. "Aku mohon, beri aku satu kesempatan lagi. Bukan kesempatan untuk perusahaan, tapi kesempatan bagiku untuk memperbaiki kesalahan, menjadi manusia baru.""Aku juga mohon ... beri aku dan Libby satu kesempatan. Aku tahu aku nggak pantas, tapi aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa dia."Ruangan kantor sunyi. Hanya tersisa suara napas Mike yang berat dan tergesa-gesa.Qaila menatapnya dengan tenang, tetapi matanya setajam pisau, seakan-akan ingin membelah hatinya untuk melihat berapa bagian penyesalan itu benar dan berapa bagian hany

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 14

    "Prilly, kamu benar-benar berpikir begitu?"Melihat ekspresi terkejut Mike, di wajah Prilly malah muncul lebih banyak ejekan. "Keluarga Marwies melepaskanmu itu bukan hal aneh. Apa mereka harus tetap memelihara bidak yang sudah busuk dan bau ini, lalu menunggumu menyeret mereka turun, jadi bahan tertawaan seluruh lingkaran bisnis?"Setiap kata menusuk hati. Setiap huruf seperti palu berat yang menghancurkan sisa martabat Mike.Selama ini, dia penuh perhitungan, selalu menimbang untung dan rugi. Namun sampai detik ini, dia baru sadar betapa besar kesalahannya.Dulu, Mike mendekati Prilly dengan tujuan lain. Adapun Prilly, bukankah dia juga melihatnya sebagai investasi potensial?Saat investasi potensial itu kehilangan nilai, Prilly menekan tombol hapus dan mengeluarkannya dari permainan.Di hadapan keluarga seperti Keluarga Marwies, bagaimana Mike bisa dibandingkan dengan keluarga besar yang sesungguhnya?Dalam pertarungan antara "uang lama" dan "uang baru", dia kalah telak.Saat itu, M

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 13

    Dia tidak percaya! Dia tidak bisa percaya bahwa Keluarga Marwies akan begitu kejam, begitu tidak sabaran! Lebih-lebih lagi, dia tidak percaya Prilly akan memilih menjauh darinya saat dia berada dalam kesulitan!Padahal Prilly begitu mencintainya, begitu memahami dirinya!Sekarang dia sudah tidak punya apa-apa lagi. Dia tidak bisa kehilangan satu-satunya perempuan yang mencintainya. Dia harus mencari jawabannya!Setelah merapikan diri, Mike mengemudi menuju rumah mewah Keluarga Marwies di daerah paling elite kota. Rumah di lereng bukit itu melambangkan kekayaan dan status.Semakin dekat, hatinya semakin dingin. Rumah Keluarga Marwies diterangi cahaya gemerlap, dari jauh tampak seperti istana kristal. Di luar gerbang besi berukir, mobil-mobil mewah berjejer, pelayan berseragam menyambut dan mengantar para tamu dengan hormat.Siapa pun bisa melihat bahwa di sana sedang digelar sebuah pesta besar. Mike menghentikan mobil, tetapi langsung diadang oleh satpam."Pak, silakan tunjukkan undanga

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 12

    Sesaat sebelum keluar negeri, Mike diberitahu bahwa sebelum Grup Bright berhasil melantai di bursa, dia akan dibatasi untuk keluar negeri.Namun, kalau dia tidak pergi mencari Qaila dan Libby untuk menjelaskan situasinya, dengan kondisi perusahaan seperti ini, mustahil perusahaan bisa sukses melantai di bursa.Libby sudah memblokir semua kontaknya, membuatnya sama sekali tidak bisa menghubunginya. Dengan susah payah, dia mendapatkan kontak pribadi Qaila, lalu berkali-kali meneleponnya.Telepon tidak diangkat, dia mengirim pesan. Pesan tidak dibalas, dia mengirim email. Namun, Qaila tetap mengabaikannya.Keputusasaan sedikit demi sedikit menggerogotinya. Dia tidak bisa hanya diam menunggu mati seperti ini, melihat rencana perusahaan untuk melantai di bursa hancur begitu saja.Direktur keuangan mengingatkannya, "Pak Mike, sekarang kita harus bergerak lebih dulu. Karena audit sebelumnya gagal, kita audit di perusahaan lain. Usahakan sebelum IPO, audit kedua bisa selesai."Ucapan itu seola

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status