Share

Bab 5

Author: Jayfi
Libby menghabiskan lima kantong sampah ukuran jumbo untuk membersihkan semua barang-barang itu.

Tiba-tiba, telepon dari bibinya masuk. "Libby, lusa aku sampai di Kota Awan. Ingat jemput aku di bandara ya."

Libby membalas, "Oke, aku pasti datang lebih awal dan menunggu Bibi."

Setelah menutup telepon, Mike mendorong pintu dan masuk. "Kamu mau menunggu siapa?"

Libby menunduk. "Nggak ada, cuma pakaian yang aku pesan online."

Mike melangkah mendekat. Wajahnya tampak menyesal. "Maaf, beberapa hari ini aku sibuk dengan audit perusahaan. Lusa kepala auditor dari perusahaan pihak ketiga akan datang. Ini bagian penting sebelum Grup Bright melantai di bursa. Aku nggak boleh lengah."

"Mm." Libby mengangguk asal. Dia sudah tidak peduli lagi dengan urusan Mike.

Di hati Mike tiba-tiba muncul sedikit kepanikan. Libby seolah-olah berubah menjadi orang lain. Tak lagi menempel padanya, tak lagi bertanya soal keberadaannya.

Namun, dia segera tenang. Pasti karena Libby tahu sekarang masa krusial dalam kariernya, jadi tidak ingin menyulitkannya.

Mike pun merasa lega. Dia merangkul Libby dengan sudut mata yang mengandung senyuman tipis. "Libby, sekarang kamu jadi jauh lebih pengertian."

Libby tersenyum, tidak berkata apa-apa.

Dulu saat Libby mencintainya sampai mati-matian, Mike mengatakannya manja dan menyusahkan. Sekarang saat dia berhenti mencintai dan menyerah, dia disebut pengertian. Para pria ... memang membosankan.

Mike memandang sekeliling rumah, baru sadar rumah ini seperti kehilangan sesuatu. Lebih kosong dari biasanya. "Libby, kamu bersih-bersih besar ya? Mm, menurutku jadi lebih bagus dan nyaman."

Wajah Libby tetap datar. "Mm, aku membuang banyak sampah."

Ternyata yang membuatnya tidak nyaman selama ini ... memang semua barang-barang mengganggu itu.

Keesokan hari, Libby menerima SMS anonim, mengatakan ada hal penting yang ingin diberitahukan padanya. Dia tak tahu maksudnya, tetapi memutuskan datang untuk melihat.

Baru saja duduk di kafe, sosok seorang wanita anggun langsung duduk di depannya. Wanita itu melepas kacamata hitamnya, tersenyum dan mengulurkan tangan. Suaranya tenang. "Halo, Bu Libby."

Libby mengangkat wajahnya, sedikit tertegun. Itu Prilly. Tatapannya tampak mengandung kepuasan yang samar.

"Nggak nyangka aku bisa menemukanmu ya?" Dia berhenti sebentar, matanya menyapu wajah Libby. "Sejak hari itu bertemu di restoran, aku menyuruh orang menyelidiki sedikit tentangmu."

"Benar saja, Mike menyembunyikanmu sangat dalam." Suaranya turun, mengandung sedikit kekecewaan.

Libby memandang wanita yang cantik tetapi jelas terluka itu. Di hatinya muncul sedikit simpati. Mike menyakitinya dan selama ini juga menipu Prilly.

Saat Libby hendak berbicara, Prilly mengambil cek dari tas tangan dan mendorongnya ke hadapan Libby.

"Bu Libby, nggak peduli hubunganmu dengan Mike di masa lalu seperti apa, aku berharap mulai sekarang kalian benar-benar mengakhiri semuanya. Untuk jumlah kompensasi, silakan isi sesukamu. Keluarga kami mampu membayar."

Ujung bibir Libby terangkat, mengandung sedikit ejekan untuk diri sendiri. Tadinya dia mengira Prilly seperti dirinya, sama-sama korban. Tak disangka, ternyata dia dan Mike sama saja, mengira uang bisa menyelesaikan segalanya. Benar-benar serasi.

Libby menatapnya. Suaranya lembut tetapi tegas. "Bu Prilly, sebanyak apa pun uangnya, tetap nggak bisa membeli ketulusan. Bukankah begitu?"

Wajah Prilly seketika mendingin. "Aku sarankan jangan bersikap keras kepala." Suaranya rendah tetapi tajam. "Belum pernah ada yang berani menolak permintaanku."

Libby membalas dengan nada datar, "Aku juga ingin menasihati Bu Prilly. Uang memang barang bagus, tapi yang bisa dibeli dengan uang justru adalah barang yang paling nggak berharga."

Dia mengambil tas, hendak pergi. Namun saat itu juga, Prilly tiba-tiba meraih gelas di meja dan menghantamkan ke pelipisnya sendiri.

Prang! Suara pecahan kaca terdengar nyaring. Darah langsung mengalir, lalu turun dari wajah cantiknya. Sungguh mengerikan.

Hampir bersamaan, Mike mendorong pintu kafe dan masuk. Begitu melihat Prilly penuh darah, wajahnya berubah drastis. Dia bergegas memeluknya erat-erat. "Prilly! Ada apa ini? Siapa yang melukaimu?"

Prilly mengangkat tangan dengan gemetar, menunjuk Libby yang masih terkejut. Air mata bercampur darah jatuh tanpa henti. Suaranya pecah saat menyahut, "Dia ... dia yang mengajakku ke sini ...."

Mike mendongak, baru melihat Libby yang berwajah pucat berdiri di samping. Seketika, api besar membakar dadanya. Dia mengertakkan gigi. "Libby, kamu gila? Berani-beraninya kamu menyakitinya!"

Saat itu, Prilly justru menolak pelukan Mike. Dia bangkit dengan langkah goyah. Matanya penuh luka dan kekecewaan. "Mike ... kenapa kamu membohongiku? Kamu menipuku begitu dalam ...."

Setelah itu, dia berlari keluar dari kafe.

Mike melemparkan tatapan tajam pada Libby, lalu mengejar Prilly.

Libby berdiri terpaku. Barulah dia mengerti tujuan Prilly mengundangnya, yaitu untuk melakukan drama seperti ini tepat di depan Mike.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 17

    Manuel, lulusan unggulan, psikolog terkenal, muda dan berprestasi. Baik dari penampilan maupun status, semuanya adalah tipe yang disukai wanita.Mike datang ke kantor Manuel.Manuel melihat pria di depannya yang tampak lusuh. Dia bertanya sesuai prosedur, "Maaf, apa sudah buat janji sebelumnya?""Kamu Manuel, 'kan?" Nada Mike penuh provokasi."Ya, aku Manuel. Kamu siapa?" Manuel melihat pria yang tampak marah itu dengan heran.Saat ini, Mike sudah menahan amarah sekuat mungkin. "Tolong jauhi Libby. Dia itu milikku! Lebih baik kamu punya sedikit kesadaran diri dan segera hilang dari hidupnya!"Wajah lembut Manuel tampak sedikit terkejut, tetapi kemudian kembali tenang. Dia kira-kira sudah bisa menebak identitas pria ini. "Kamu mantan suaminya, 'kan? Libby pernah menyebutmu.""Kalau kamu tahu hubungan kami, kamu seharusnya paham bahwa perasaan kami itu bukan sesuatu yang bisa kamu campuri."Mendengar itu, alis Manuel langsung mengerut. Dia melihat Mike yang seperti orang gila dari atas s

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 16

    Mike menginap di sebuah hotel dekat rumah Qaila. Setiap pagi dia muncul tepat waktu di depan rumah Qaila, membawa berbagai jenis bunga segar. Dia pun memasak sendiri makanan favorit Libby, lalu mengemasnya dan mengantarkannya. Dia bahkan menulis beberapa surat cinta dan menitipkannya pada pembantu untuk diberikan kepada Libby.Seminggu kemudian, Libby akhirnya memutuskan untuk bicara dengannya."Mike, sebenarnya kamu mau apa?" Nada suara Libby penuh jarak, bahkan mengandung rasa muak."Libby, aku salah. Aku datang untuk minta maaf. Bisa nggak kamu kasih aku kesempatan buat menebus semuanya?" Suara Mike sedikit bergetar."Menurutku, aku sudah bicara dengan sangat jelas." Suaranya tenang tanpa sedikit pun kehangatan. "Di antara kita, semuanya sudah berakhir. Tolong jangan lakukan hal-hal yang nggak ada artinya lagi.""Belum berakhir! Buatku, semuanya nggak pernah berakhir!" Mike membantah dengan cemas, matanya memerah."Libby, aku tahu kamu benci aku, kamu dendam padaku, dan semua itu pa

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 15

    Mike terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Demi membuat perusahaan IPO, aku menyakiti Libby, mengkhianati perasaan Libby padaku. Sekarang aku sudah tahu aku salah. Aku berharap Bibi bisa memberiku satu kesempatan, memberiku kesempatan untuk menebus hubunganku dengan Libby.""Masalah audit perusahaan, aku tahu itu Bibi yang mengendalikan semua itu. Aku pun nggak menyalahkan Bibi karena itu adalah pelajaran yang pantas kudapatkan."Suaranya tercekat karena emosi. "Aku mohon, beri aku satu kesempatan lagi. Bukan kesempatan untuk perusahaan, tapi kesempatan bagiku untuk memperbaiki kesalahan, menjadi manusia baru.""Aku juga mohon ... beri aku dan Libby satu kesempatan. Aku tahu aku nggak pantas, tapi aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa dia."Ruangan kantor sunyi. Hanya tersisa suara napas Mike yang berat dan tergesa-gesa.Qaila menatapnya dengan tenang, tetapi matanya setajam pisau, seakan-akan ingin membelah hatinya untuk melihat berapa bagian penyesalan itu benar dan berapa bagian hany

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 14

    "Prilly, kamu benar-benar berpikir begitu?"Melihat ekspresi terkejut Mike, di wajah Prilly malah muncul lebih banyak ejekan. "Keluarga Marwies melepaskanmu itu bukan hal aneh. Apa mereka harus tetap memelihara bidak yang sudah busuk dan bau ini, lalu menunggumu menyeret mereka turun, jadi bahan tertawaan seluruh lingkaran bisnis?"Setiap kata menusuk hati. Setiap huruf seperti palu berat yang menghancurkan sisa martabat Mike.Selama ini, dia penuh perhitungan, selalu menimbang untung dan rugi. Namun sampai detik ini, dia baru sadar betapa besar kesalahannya.Dulu, Mike mendekati Prilly dengan tujuan lain. Adapun Prilly, bukankah dia juga melihatnya sebagai investasi potensial?Saat investasi potensial itu kehilangan nilai, Prilly menekan tombol hapus dan mengeluarkannya dari permainan.Di hadapan keluarga seperti Keluarga Marwies, bagaimana Mike bisa dibandingkan dengan keluarga besar yang sesungguhnya?Dalam pertarungan antara "uang lama" dan "uang baru", dia kalah telak.Saat itu, M

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 13

    Dia tidak percaya! Dia tidak bisa percaya bahwa Keluarga Marwies akan begitu kejam, begitu tidak sabaran! Lebih-lebih lagi, dia tidak percaya Prilly akan memilih menjauh darinya saat dia berada dalam kesulitan!Padahal Prilly begitu mencintainya, begitu memahami dirinya!Sekarang dia sudah tidak punya apa-apa lagi. Dia tidak bisa kehilangan satu-satunya perempuan yang mencintainya. Dia harus mencari jawabannya!Setelah merapikan diri, Mike mengemudi menuju rumah mewah Keluarga Marwies di daerah paling elite kota. Rumah di lereng bukit itu melambangkan kekayaan dan status.Semakin dekat, hatinya semakin dingin. Rumah Keluarga Marwies diterangi cahaya gemerlap, dari jauh tampak seperti istana kristal. Di luar gerbang besi berukir, mobil-mobil mewah berjejer, pelayan berseragam menyambut dan mengantar para tamu dengan hormat.Siapa pun bisa melihat bahwa di sana sedang digelar sebuah pesta besar. Mike menghentikan mobil, tetapi langsung diadang oleh satpam."Pak, silakan tunjukkan undanga

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 12

    Sesaat sebelum keluar negeri, Mike diberitahu bahwa sebelum Grup Bright berhasil melantai di bursa, dia akan dibatasi untuk keluar negeri.Namun, kalau dia tidak pergi mencari Qaila dan Libby untuk menjelaskan situasinya, dengan kondisi perusahaan seperti ini, mustahil perusahaan bisa sukses melantai di bursa.Libby sudah memblokir semua kontaknya, membuatnya sama sekali tidak bisa menghubunginya. Dengan susah payah, dia mendapatkan kontak pribadi Qaila, lalu berkali-kali meneleponnya.Telepon tidak diangkat, dia mengirim pesan. Pesan tidak dibalas, dia mengirim email. Namun, Qaila tetap mengabaikannya.Keputusasaan sedikit demi sedikit menggerogotinya. Dia tidak bisa hanya diam menunggu mati seperti ini, melihat rencana perusahaan untuk melantai di bursa hancur begitu saja.Direktur keuangan mengingatkannya, "Pak Mike, sekarang kita harus bergerak lebih dulu. Karena audit sebelumnya gagal, kita audit di perusahaan lain. Usahakan sebelum IPO, audit kedua bisa selesai."Ucapan itu seola

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status