Share

Bab 3

Author: Jayfi
Di rumah sakit, perawat membersihkan dan mensterilkan luka bakarnya.

"Luka bakarnya cukup parah, jadi harus benar-benar dirawat. Kalau nggak, akan meninggalkan bekas luka."

Libby mengangguk. Balutan perban menutupi hingga berlapis-lapis, putih hingga terasa menyilaukan.

Tiba-tiba, dia teringat tahun itu ketika dia mencuci piring di restoran dan tanpa sengaja melukai jarinya. Waktu itu Mike sampai menangis karena merasa sangat kasihan. Pria itu memegangi jarinya di dada dan mengusap perlahan.

Namun sekarang, dirinya hanyalah orang asing yang tidak ada kaitannya lagi dengannya. Benar. Saat menandatangani perjanjian cerai itu, dia dan Mike memang sudah tidak punya hubungan apa pun.

Ponselnya bergetar. Pesan dari Mike.

[ Lukanya masih sakit? Aku nggak bisa pergi dari sini. Kalau ada apa-apa, hubungi sekretaris. ]

[ Nggak perlu. ]

Setelah membalas cepat, Libby keluar dari rumah sakit dan pulang. Dia kembali ke kamar tidur dan berbaring. Tubuh dan hatinya lelah luar biasa. Dia segera tertidur lelap.

Dalam kantuknya, dia merasakan kasur di sampingnya tiba-tiba menurun, lalu tubuh hangat seorang pria menindihnya. Gerakannya kasar dan tergesa-gesa, menekan luka-lukanya hingga terasa sangat sakit.

"Aduh!" Libby menepis tangan pria itu yang tengah meraba dirinya.

Ternyata itu adalah Mike. Dia bahkan sudah tidak ingat kapan terakhir kali Mike pulang. Mungkin sejak malam ketika dia pertama kali mengajukan cerai dan Libby melompat dari atap.

Waktu itu, Mike mengantarnya ke rumah sakit dengan mata merah. Namun, sejak malam itu, jarak di antara mereka seakan-akan semakin jauh.

Mike seperti sudah membuat keputusan. Selama Libby tidak setuju bercerai, dia tidak akan pulang.

Libby menunggu di rumah, hari demi hari. Kemudian, dia mulai mengadangnya di kantor. Bahkan dia menyewa detektif untuk mencari tahu keberadaannya. Namun sekarang, dia sudah tidak memerlukan itu semua.

Tangan pria itu terhenti, tampak sedikit terkejut oleh reaksinya. Kemudian, dia bangkit dan duduk. "Maaf, aku terlalu terburu-buru. Aku lupa kamu terluka. Aku hanya ingin kamu ngerti, nggak peduli bagaimana hubungan aku dan Prilly, kamu tetap satu-satunya istri di hatiku."

Istri? Seorang istri yang tidak punya pernikahan, tidak punya status, bahkan tidak memiliki akta nikah? Libby tiba-tiba tertawa. Dia sudah tidak menginginkan status seperti itu lagi.

Melihatnya tidak bersuara, Mike mengira Libby marah karena kejadian malam ini. Dia menunduk dan mencium keningnya dengan lembut.

"Libby, aku tahu kamu marah. Tapi semuanya harus mengutamakan kepentingan besar. Sudah ya, kamu istirahat. Malam ini aku tidur di ruang kerja."

Tengah malam, luka Libby terasa nyeri. Dia pun bangun untuk mencari obat penghilang rasa sakit di ruang tamu.

Saat melewati ruang kerja, dia mendengar suara Mike dari dalam. Suara laki-laki itu rendah dan datar. "Ya, hari ini aku sudah mendapatkan surat perjanjian cerai. Besok aku bisa memberi tahu dewan direksi tentang status pernikahanku."

Seseorang di telepon tertawa sinis. "Libby ternyata setuju bercerai denganmu? Ini di luar dugaan. Gimana kamu meyakinkan dia?"

Mike menghela napas. "Mungkin dia akhirnya berpikir jernih. Dia selalu mengerti posisiku."

"Lalu, kamu benar-benar berencana menikahi Prilly nanti?"

Mike terdiam lama, baru menyahut, "Awalnya saat mendekati Prilly, aku memang ingin memanfaatkan keluarganya. Tapi makin lama bersama dengannya, setiap hari terasa rileks dan menyenangkan. Dia selalu mengerti apa yang kupikirkan."

"Kadang hanya dengan satu tatapan, dia sudah paham maksudku. Nggak seperti Libby, setiap kali melihat wajahnya, aku teringat betapa rendah dan menyedihkannya hidupku dulu, begitu miskin sampai harus ditopang oleh seorang perempuan. Masa itu adalah mimpi buruk terbesar dalam hidupku."

Di luar pintu, tubuh Libby bergetar hebat. Air mata jatuh tanpa bisa ditahan. Rasanya panas hingga membuat pipinya perih.

Jadi ... masa-masa yang dia jaga sepenuh hati, tahun-tahun di mana dia menderita demi Mike ...

dalam hati Mike justru adalah sebuah mimpi buruk. Lalu ... dirinya apa?

Suara Mike kembali terdengar. "Hari setelah perusahaan melantai di bursa, aku berencana melamar Prilly."

Baru beberapa jam lalu, dia mengatakan bahwa Libby adalah satu-satunya istrinya. Sekarang, dia malah berniat melamar wanita lain.

Libby menangis sambil tertawa. Luka bakarnya terasa nyeri, tetapi rasa sakit itu tidak ada apa-apanya dibanding luka di hatinya.

Sudahlah. Dia tidak menginginkan apa pun lagi. Yang dia inginkan hanyalah meninggalkan tempat ini secepat mungkin.

Keesokan harinya, Libby pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari hadiah pertemuan untuk Qaila.

Saat masuk ke butik, dia melihat sebuah syal sutra yang menarik perhatiannya. Saat dia baru hendak memanggil pramuniaga, suara gaduh terdengar dari luar.

"Semua mundur. Hari ini Pak Mike memesan tempat ini. Semua orang yang nggak berkepentingan tolong segera keluar."

Beberapa pengawal bertubuh besar berjalan ke depan, membuka jalan. Dari celah di antara mereka, Libby melihat Mike dan Prilly.

Tak lama kemudian, semua pengunjung dikeluarkan dari toko. Karena Libby berada di sudut, para pengawal pun tidak menyadari keberadaannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 17

    Manuel, lulusan unggulan, psikolog terkenal, muda dan berprestasi. Baik dari penampilan maupun status, semuanya adalah tipe yang disukai wanita.Mike datang ke kantor Manuel.Manuel melihat pria di depannya yang tampak lusuh. Dia bertanya sesuai prosedur, "Maaf, apa sudah buat janji sebelumnya?""Kamu Manuel, 'kan?" Nada Mike penuh provokasi."Ya, aku Manuel. Kamu siapa?" Manuel melihat pria yang tampak marah itu dengan heran.Saat ini, Mike sudah menahan amarah sekuat mungkin. "Tolong jauhi Libby. Dia itu milikku! Lebih baik kamu punya sedikit kesadaran diri dan segera hilang dari hidupnya!"Wajah lembut Manuel tampak sedikit terkejut, tetapi kemudian kembali tenang. Dia kira-kira sudah bisa menebak identitas pria ini. "Kamu mantan suaminya, 'kan? Libby pernah menyebutmu.""Kalau kamu tahu hubungan kami, kamu seharusnya paham bahwa perasaan kami itu bukan sesuatu yang bisa kamu campuri."Mendengar itu, alis Manuel langsung mengerut. Dia melihat Mike yang seperti orang gila dari atas s

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 16

    Mike menginap di sebuah hotel dekat rumah Qaila. Setiap pagi dia muncul tepat waktu di depan rumah Qaila, membawa berbagai jenis bunga segar. Dia pun memasak sendiri makanan favorit Libby, lalu mengemasnya dan mengantarkannya. Dia bahkan menulis beberapa surat cinta dan menitipkannya pada pembantu untuk diberikan kepada Libby.Seminggu kemudian, Libby akhirnya memutuskan untuk bicara dengannya."Mike, sebenarnya kamu mau apa?" Nada suara Libby penuh jarak, bahkan mengandung rasa muak."Libby, aku salah. Aku datang untuk minta maaf. Bisa nggak kamu kasih aku kesempatan buat menebus semuanya?" Suara Mike sedikit bergetar."Menurutku, aku sudah bicara dengan sangat jelas." Suaranya tenang tanpa sedikit pun kehangatan. "Di antara kita, semuanya sudah berakhir. Tolong jangan lakukan hal-hal yang nggak ada artinya lagi.""Belum berakhir! Buatku, semuanya nggak pernah berakhir!" Mike membantah dengan cemas, matanya memerah."Libby, aku tahu kamu benci aku, kamu dendam padaku, dan semua itu pa

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 15

    Mike terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Demi membuat perusahaan IPO, aku menyakiti Libby, mengkhianati perasaan Libby padaku. Sekarang aku sudah tahu aku salah. Aku berharap Bibi bisa memberiku satu kesempatan, memberiku kesempatan untuk menebus hubunganku dengan Libby.""Masalah audit perusahaan, aku tahu itu Bibi yang mengendalikan semua itu. Aku pun nggak menyalahkan Bibi karena itu adalah pelajaran yang pantas kudapatkan."Suaranya tercekat karena emosi. "Aku mohon, beri aku satu kesempatan lagi. Bukan kesempatan untuk perusahaan, tapi kesempatan bagiku untuk memperbaiki kesalahan, menjadi manusia baru.""Aku juga mohon ... beri aku dan Libby satu kesempatan. Aku tahu aku nggak pantas, tapi aku benar-benar nggak bisa hidup tanpa dia."Ruangan kantor sunyi. Hanya tersisa suara napas Mike yang berat dan tergesa-gesa.Qaila menatapnya dengan tenang, tetapi matanya setajam pisau, seakan-akan ingin membelah hatinya untuk melihat berapa bagian penyesalan itu benar dan berapa bagian hany

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 14

    "Prilly, kamu benar-benar berpikir begitu?"Melihat ekspresi terkejut Mike, di wajah Prilly malah muncul lebih banyak ejekan. "Keluarga Marwies melepaskanmu itu bukan hal aneh. Apa mereka harus tetap memelihara bidak yang sudah busuk dan bau ini, lalu menunggumu menyeret mereka turun, jadi bahan tertawaan seluruh lingkaran bisnis?"Setiap kata menusuk hati. Setiap huruf seperti palu berat yang menghancurkan sisa martabat Mike.Selama ini, dia penuh perhitungan, selalu menimbang untung dan rugi. Namun sampai detik ini, dia baru sadar betapa besar kesalahannya.Dulu, Mike mendekati Prilly dengan tujuan lain. Adapun Prilly, bukankah dia juga melihatnya sebagai investasi potensial?Saat investasi potensial itu kehilangan nilai, Prilly menekan tombol hapus dan mengeluarkannya dari permainan.Di hadapan keluarga seperti Keluarga Marwies, bagaimana Mike bisa dibandingkan dengan keluarga besar yang sesungguhnya?Dalam pertarungan antara "uang lama" dan "uang baru", dia kalah telak.Saat itu, M

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 13

    Dia tidak percaya! Dia tidak bisa percaya bahwa Keluarga Marwies akan begitu kejam, begitu tidak sabaran! Lebih-lebih lagi, dia tidak percaya Prilly akan memilih menjauh darinya saat dia berada dalam kesulitan!Padahal Prilly begitu mencintainya, begitu memahami dirinya!Sekarang dia sudah tidak punya apa-apa lagi. Dia tidak bisa kehilangan satu-satunya perempuan yang mencintainya. Dia harus mencari jawabannya!Setelah merapikan diri, Mike mengemudi menuju rumah mewah Keluarga Marwies di daerah paling elite kota. Rumah di lereng bukit itu melambangkan kekayaan dan status.Semakin dekat, hatinya semakin dingin. Rumah Keluarga Marwies diterangi cahaya gemerlap, dari jauh tampak seperti istana kristal. Di luar gerbang besi berukir, mobil-mobil mewah berjejer, pelayan berseragam menyambut dan mengantar para tamu dengan hormat.Siapa pun bisa melihat bahwa di sana sedang digelar sebuah pesta besar. Mike menghentikan mobil, tetapi langsung diadang oleh satpam."Pak, silakan tunjukkan undanga

  • Hatiku Hancur Bersama Perceraian yang Dilayangkan   Bab 12

    Sesaat sebelum keluar negeri, Mike diberitahu bahwa sebelum Grup Bright berhasil melantai di bursa, dia akan dibatasi untuk keluar negeri.Namun, kalau dia tidak pergi mencari Qaila dan Libby untuk menjelaskan situasinya, dengan kondisi perusahaan seperti ini, mustahil perusahaan bisa sukses melantai di bursa.Libby sudah memblokir semua kontaknya, membuatnya sama sekali tidak bisa menghubunginya. Dengan susah payah, dia mendapatkan kontak pribadi Qaila, lalu berkali-kali meneleponnya.Telepon tidak diangkat, dia mengirim pesan. Pesan tidak dibalas, dia mengirim email. Namun, Qaila tetap mengabaikannya.Keputusasaan sedikit demi sedikit menggerogotinya. Dia tidak bisa hanya diam menunggu mati seperti ini, melihat rencana perusahaan untuk melantai di bursa hancur begitu saja.Direktur keuangan mengingatkannya, "Pak Mike, sekarang kita harus bergerak lebih dulu. Karena audit sebelumnya gagal, kita audit di perusahaan lain. Usahakan sebelum IPO, audit kedua bisa selesai."Ucapan itu seola

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status