Ibu menjadi frustasi karena tidak mendapati anak-anak nya di hotel, mereka kini entah menghilang kemana sehingga membuat sang ibu frustasi.
"Sudah bu jangan menangis, sebentar bapak hubungi dimas dulu supaya tau mereka dimana" mereka kan suka berkeliling kalau di tempat baru sudah jangan nangis lagi ya, ucap bapak menenangkan ibu yang masih menangis tersedu-sedu karena tak mendapati satu pun anaknya."Iya pak" jawab ibu sambil mengelap air matanya namun isak dari tangisnya masih terdengar."Hallo dimas kalian ada dimana sekarang nak? tanya bapak setelah panggilan telephone di angkat oleh dimas"."Ini kami sekarang berada di pesawat pak, tadi ada kejadian kurang menyenangkan makanya kami jadi lama terbangnya" ucap dimas."Ohh gitu, ya sudah bapak dan ibu sudah sampai kami tunggu kalian di hotel ya" ujar bapak."Iya pak, nanti kami di antarkan ke sana kok" bapak dan ibu istirahat saja dulu ya, ucap dimas kemudian."Ya sudah kalian hati-hati ya""Iya pak" ucap dimas lalu panggilan pun di putus."Nah, ibu sudah dengarkan kalau anak-anak sudah berada di pesawat dan sedang terbang menuju ke kota ini""Iya pak" jawab ibu.Lalu bapak beranjak dari tempat duduk untuk meraih remote televisi yang terletak di meja ruang tamu. Mereka di berikan kamar dengan kelas Grand Executive yang di dalam nya terdapat ruang tamu dan tiga kamar tidur yang seluruh kamar tidurnya terdapat masing-masing kamar mandi juga di bagian tengah ruangan terdapat ruang makan lengkap dengan dapur mewahnya.Ibu mulai menata perasaannya, ia mulai berkeliling melihat-lihat ruangan yang ada di dalam kamar ini, sungguh indah penataan dan design kamar hotel ini."Terkadang saya bingung bagaimana mereka bisa mendapatkan uang sebanyak ini, namun setelah melihat bagaimana cepatnya mereka berpikir dan bertindak membuat saya tambah berdecak kagum atas semua pencapaian dari hasil kerja keras mereka ini, ucap ibu sambil memperhatikan semua barang mewah yang ada di dapur."Hani, kalau kamu lihat dapur ini kamu pasti sudah membuat menu masakan mu yang menjadi favorite ibu, ikan gurame terbang dengan bumbu asam manis yang lezatnya seperti masakan restoran bintang lima"Lalu ibu memasuki kamar utama, ia mengarah ke jendela besar dan mendapati pemandangan yang mengarah ke bangunan rumah sakit."Nduk, kamu dimana nak, siapa yang membawa kamu pergi sayang, sekarang suami dan anak mu sedang berjuang hidup di bantu oleh semua tim medis, ibu harap di manapun kamu berada kamu dan anak mu yang satu lagi sehat-sehat ya nduk ibu yakin Tuhan pasti menjaga dan melindungi kalian, kamu anak yang pintar kamu pasti bisa jaga diri ibu percaya itu" ucap ibu yang kembali berderai air mata di pipinya."Bu, sudah bu jangan menangis lagi" bisik bapak dari belakang sambil memeluk ibu."Iya pak, kenapa semua jadi seperti ini ya pak, kita kan datang ke kota itu untuk menemani putri sulung kita lahiran dan adik-adiknya hani juga senang sekali ingin berkeliling menikmati pemandangan indah kota itu""Ibu sudah membawa semua hasil rajutan tangan ibu untuk cucu kita pak, tapi semuanya kenapa menjadi sebuah malapetaka pak, huuuaaaaaa" ucap ibu yang kini kembali pecah airmatanya."Sudah bu, sekarang baiknya kita banyak berdoa supaya putri, menantu dan cucu-cucu kita semua selamat dan suatu hari kelak mereka dapat berkumpul lagi menjadi satu keluarga yang utuh dan harmonis"."Iya pak" ucap ibu dengan terisak."Sekarang kita ke depan yuk bu, kita pesan makanan saja supaya nanti pas anak-anak sampai bisa langsung mengisi perut mereka" ajak bapak."Iya pak" ucap ibu masih dengan terisak tangis ia menjawab ajakan bapak.Beberapa menu makanan sudah di pesan bapak dan ia pun langsung meminta tagihan makanannya, karena sungkan jika untuk makanan pun harus di tanggung oleh besannya.Setelah sejam lamanya akhirnya semua makanan di antarkan oleh petugas hotel, semua di sajikan di meja makan masih tertutup sehingga makanan masih bisa bertahan kehangatannya sampai di saat nanti mereka akan menikmati makanan mereka itu.Bell pintu pun berbunyi"Pak, seseorang datang semoga itu anak-anak kita ya pak yang datang bukannya seseorang dengan kabar buruk" ucap ibu dengan cemas."Iya bu" sebentar bapak buka kan pintu nya yaIbu memang masih menunggu di ruang makan, namun kecemasannya berkurang setelah mendengar suara anak-anaknya yang berteriak memanggilnya."Ibbuuuuuuu" panggil ketiga anaknya yang sudah teriak dari pintu masuk."Astaga, ndak ada yang manggil bapak toh" cicit bapak yang melihat ketiga anaknya berlari mencari ibunya.Dimas, lila dan diky lalu lari memeluk ibu mereka dan mereka pun saling berpelukan untuk menguatkan satu sama lain."Sudah-sudah ayo duduk dulu, ayo kita sambil makan cuci tangan kalian, sekarang sudah hampir malam sedangkan kita baru makan pagi saja tadi di pesawat menuju ke Manado"."Iya pak" ucap dimas, lila dan diky yang satu persatu beranjak ke tempat cuci tangan.Lalu mereka menempati bangku satu persatu, dengan penuh keributan seperti biasa mereka semua berbicara tanpa bergantian, entah siapa yang mau di dengarkan sehingga kepala bapak pun menjadi sakit oleh karena tingkah anak-anaknya yang masih seperti anak kecil padahal mereka sudah terbilang usia dewasa."Sudah diam, kita berdoa makan dulu" ucap bapak dengan kencang yang mampu menutup mulut ketiga anak-anaknya.Setelah bapak memimpin doa makan, ia pun mulai mengambil sendok dan garpu, ibu dan lila pun mulai membuka penutup makanan dan mulai menyendokkan lauk ke semua anggota keluarga."Dimas, kenapa kalian bisa lama sekali datang kesini, sedañgkan tadi pesawat pribadinya nak clark kan masih ada di bandara belum pergi kemanapun""Tadi itu pak, setelah bapak dan ibu naik helikopter dan kalian baru saja lepas landas polisi mengepung mobil yang kami tumpangi"Dimas pun menceritakan kejadiannya secara detail kepada orang tuanya yang memang masih belum tau tentang kronologis kejadian ini."Haaah via??? teriak ibu terkejut dengan apa yang di dengarnya dari cerita dimas"."Iya bu" ucap lila dan diky bersamaan."Dimas, kamu yang benar nak via itu kan sahabat kakak mu sedari mereka duduk di bangku sekolah"."Iya pak benar kok, mas dimas ndak bohong" ucap lila meyakinkan bapaknya yang seperti meragukan ucapan dimas."Bapak ndak bilang mas mu berbohong, bapak pasti hanya terkejut, iya kan pak" ucap ibu meluruskan kesalahpahaman yang terjadi."Iya, bapak hanya ndak percaya saja" hani sangat menyayangi dan mempercayai sahabatnya itu tapi mengapa si kakak malah mendapatkan penghianatan dari sahabatnya."Tapi dalang dari semuanya bukan via pak, tapi si tirta""Haaaaaah" teriak bapak dan ibu bersamaan karena terkejut.Bersambung ........Dimas memberitahukan kepada seluruh keluarganya bahwa dalang dari semua kejadian buruk ini bukanlah via melainkan Tirta yang sudah merencanakan semuanya."Via mengatakan bahwa tirta menyandera bapak nya dan selama via tidak berhasil mendapatkan kak hani dengan cara apa pun maka tirta tidak akan membebaskan bapak nya via" ujar dimas menceritakan kembali apa yang via ucapkan."Lalu via dimana sekarang? tanya ibu"."Via sudah menghembuskan nafas terakhirnya kemarin bu" jawab dimas pelan namun tetap mengejutkan orang tuanya."Lah, kok bisa, sudah kelewatan memang si tirta itu, pak bagaimana nasib si kakak pak, ibu takut putri dan cucu kita juga kehilangan nyawanya karena si tirta" ucap ibu dengan gemetar dan mulai berlinang air matanya."Sudah bu jangan menangis" ucap bapak sambil menggenggam jemari istrinya."Tapi pak...""Ibu harus sehat dan punya kekuatan, karena hani masih belum di ketemukan jadi siapa yang akan merawat anak hani jika ibu sakit, menantu kita saja masih belum sadarkan
Daniel dan lila duduk saling berhadapan, namun keduanya sibuk dengan aktifitasnya masing-masing lila yang sedang asik berselancar dengan gawainya sedangkan daniel fokus memandangi seorang gadis cantik yang ada di hadapannya itu.Ketika lila tak sengaja mendongakkan kepalanya dan menghadap ke daniel keduanya gelagapan ketika beradu pandang, lila yang tertunduk malu dan seketika wajahnya yang mulai memerah, sedangkan daniel berusaha mengatur degup jantungnya agar tetap normal kembali namun entah mengapa ia tak mau melepaskan pandangannya dari adik ipar sepupunya itu."Bang, oiiii ngedip ngapa ngeliatnya sampai nggak berkedip gitu sih" ucap paula adik bungsunya clark yang entah kapan dan datang dari mana tapi mampu membuyarkan tatapan daniel kepada lila."Astaga, ngapain ke sini sih la" ucap daniel jengkel."Dih, aku kan juga mau jenguk abang clark nya aku, tanpa ada niat modusin siapa-siapa nih ya" sindir paula untuk daniel sepupunya."Ehhhmm" lila kamu kalau mau masuk sudah bisa nduk,
Sampai pagi menjelang daniel tetap terjaga di sebelah raganya Clark tak pernah di tinggalkannya walaupun sebentar sepupunya itu, karena Clark satu-satunya saudara yang sekaligus sahabatnya yang selalu ada di masa-masa keterpurukannya.Daniel tak menyangka jika clark yang jago bela diri saja bisa tumbang dengan sekali pukulan bahkan sampai koma seperti ini, sebenarnya siapakah yang memukul Clark, apakah dia memang sehebat itu atau Clark hanya sedang lengah.Dulu setiap Daniel memiliki masalah selalu Clark yang duluan datang untuk membelanya, bahkan pertarungan dengan 10 pria tinggi besar pun pernah ia menangkan sendirian, tidak akan ada yang menyangka bahwa Clark berhasil melawan mereka sendirian tanpa bantuan dari siapapun, padahal mereka terkenal dengan premanismenya di kota itu."Clark, wake up bro ini sudah pagi bagaimana langkah kita selanjutnya bro, gue udah dateng jauh-jauh lo malah koma""Gue janji nggak akan meninggalkan lo sendirian menghadapi semuanya, gue hutang banyak nyaw
Clein menaiki pesawat itu namun ternyata pesawat nya sudah kosong dan mereka tidak menemukan siapa pun, namun beberapa orang dari tim itu langsung memeriksa seluruh badan pesawat untuk mencari barang bukti.Di sisi lain Komandan dari tim itu mulai memasuki sebuah ruang kantor, ketika tim kepolisian dari negara sakura itu telah datang, mereka segera bergabung dan turut serta dalam pencarian Hani dan anak nya."Braaak.!!"Tim kepolisian mendobrak pintu masuk ruang kantor itu. Ketika mereka mendobrak pintu itu, semua orang yang ada di dalamnya terkejut, masih ada beberapa pekerja yang tersisa di ruangan itu dan mereka semua mengangkat tangan dan tidak bergerak sama sekali karena terkejut ketika di todongkan senjata oleh para polisi.Satu per satu karyawan di mintai keterangan di tempat oleh pihak kepolisian mengenai penerbangan penculikan ini dan mereka semua terkejut karena pesawat jet yang di sewa ternyata untuk tindak kejahatan, namun hal itu tidak membuat satu pun dari mereka lolos d
Daniel masih tetap berada di sisi Clark yang belum sadarkan diri, setiap hari Daniel mulai berbicara kepada Clark bila malam telah tiba walau tidak mendapatkan tanggapan dari Clark namun ia tetap melakukannya.Pekerjaannya sebagai CEO di Cottage milik keluarganya di Miami pun tetap ia jalankan, ia mengontrolnya secara mobile namun jika diperlukan ia terbang ke miami sesekali dan ia segera pulang kembali untuk menemani Clark yang masih terbaring di rumah sakit."Clark, sudah hampir dua bulan bro lo nggak sadar-sadar, bangun kenapa sih""Kalau begini terus gimana lo mau cari pujaan hati lo, itu si Hani nggak tau nasibnya gimana bro""Gue capek ahh ngomong sendiri, mumpung lagi datang adik perempuannya si hani gue kesana dulu ya flirting dikit, siapa tau bisa gue..."Daniel tersentak, tangan Clark menggenggam erat tangannya seakan melarang Daniel untuk mengganggu adiknya Hani.Daniel langsung mengambil ponselnya dan menelephone clarissa untuk melaporkan kejadian ini.Tim medis pun datang
"Lila, hmmm, perihal yang tadi, kalau kamu mau di temani untuk bermain dengan si kecil ke rumah opung, kamu telephone aku saja ya" Ucap Daniel."Lah, nanti abang jadi ndak jagain abang Clark donk" Kata Lila kemudian."Nanti kan bisa di atur waktunya lil, pokoknya kamu jangan sungkan jika mau menghubungi aku ya"."Iya bang""Hmmm, tapi aku kan ndak tau no ponsel abang, terus bagaimana aku bisa menghubungi abang? ungkap lila"."Ohhh my God" ucap Daniel dengan menepuk jidatnya.Lalu ia dan Lila saling bertukar nomor selular, ini merupakan salah satu kesempatan emas untuk Daniel jadi ia tak perlu bersusah payah untuk mencari alasan saat dia sedang mencari tahu nomor Lila yang bisa di hubungi.Daniel memandang erat wajah Lila, seorang gadis cantik yang masih polos dan lugu, paras cantik wajah nya memang mirip dengan Hani kakak nya, hanya saja kulit nya sedikit lebih kecoklatan, namun bagi Daniel yang telah berdomisili di benua Amerika sosok Lila sangat lah menarik."Doooor" pekik Paula tep
Pagi menjelang, suasana pagi hari ini di rumah sakit tempat Clark di rawat terasa berbeda semenjak Clark telah sadarkan diri, Daniel kini pun bisa bernapas lega karena Sahabat sekaligus sepupunya itu sudah bisa di ajak berkomunikasi, walaupun Clark hilang ingatan ia bersyukur bahwa Clark masih mengingat nya."Dan" panggil Clark."Hmmmm" jawab Daniel."Apaan sih lo kok senyam senyum sendiri begitu, aneh banget deh" "Hmmmm""Buughhh""Aduuh, apaan sih Clark main lempar bantal aja, jangan ganggu gue dulu man!", dumel Daniel kemudian."Dan, lo lagi ngapain sih? tanya Clark"."Chat, sama cewe yang kemarin" jawab Daniel."Lo kenal dimana? kayaknya kalian udah sering ketemu? tanya Clark lagi."Udah beberapa kali sih ketemu, tapi gue bingung nih maju apa nggak" jawab Daniel sambil berjalan mendekat kepada Clark."Jawab dulu lo kenal dia di mana man? cecar Clark"."Adiknya Hani, masa lo lupa" ucap Daniel santai sambil membalas pesan-pesan dari Lila yang baru saja masuk ke selular Daniel."Haa
Helikopter telah menunggu di landasan, di dalamnya sudah ada papi yang telah menunggu mereka sedari tadi."Ayo cepat boys" ucap Papi setengah berteriak.Setelah Clark dan Daniel memasuki helikopter, lalu transportasi udara itu langsung lepas landas, perjalanan mereka hanya memakan waktu beberapa puluh menit saja karena tidak ada kemacetan lalu lintas yang harus mereka lalui."Clark, ini selular baru tapi nomornya masih punya kamu yang lama kok, kalau kamu tidak suka serie ponsel nya nanti setelah sampai kamu bisa ganti tapi ini serie terbaru kok jadi papi harap kamu suka ya jadi kamu bisa langsung pakai saja" ucap Papi."Ya nggak masalah kok pi, tapi sekarang memangnya sudah sampai serie ke-20 ya, rasanya punya aku terakhir masih serie ke-12" ujar Clark bingung sambil menggarukkan kepalanya."Clark, tadi lo abis dari mana si bro? gue cape banget sumpah nyariin loe!", ujar Daniel."Makan siomay batagor, enak banget bro udah gitu orangnya baik lagi, gue kan nggak bawa duit jadi gue baya