Share

Siapa Anak Manis Ini?

Tuan Sasmita sudah pergi dari rumah Wildan tadi pagi. Mereka memang menginap di sini. Menanyakan keadaan Reisqa. Ternyata menantu mereka baik-baik saja.

Seperti apa yang sudah dijanjikan, Reisqa boleh pergi setelah ayah ibu Wildan pergi. Tak ada jaminan khusus yang membuat Reisqa bisa tinggal di sini.

Rumah tangga ini, akan terus Wildan rahasiakan. Sampai, ia benar-benar menemukan alasan untuk bercerai dengan Reisqa.

Pagi ini, Reisqa sendiri sudah pergi dari rumah. Ia memesan taksi online untuk dirinya sendiri. Reisqa tahu betul bahwa privasi Wildan sangat penting. Ia juga tak mau membuat pria itu kesal padanya atas masalah keluarga ini.

Hingga, Reisqa sampai di hotelnya. Perempuan itu senang akhirnya ia sudah sampai di tempat yang ia pesan. Kamar yang lega untuk dirinya sendiri.

"Siapa yang melakukan hal ini? Kau pasti anak dari Wildan. Aku bahkan tak pernah bertemu pria lain."

Reisqa mengingat kembali apa yang terjadi dengan dirinya dan Wildan. Usia kehamilan ini masih muda. Ia tahu, Wildan pernah melakukan hubungan dengannya. Walau, ia tidak ingat kapan. Saat itu, ia sedang nyenyak tertidur dan Wildan datang tidur memeluknya.

Orang yang mabuk memang tak mengerti apapun. Ia bisa menyalahkan orang lain dalam hal ini.

Dokter yang menangani Reisqa sangat senang karena akhirnya Wildan diberi keturunan. Namun, apakah rahasia itu bisa ia simpan? Reisqa takut terjadi sesuatu yang membuat Wildan semakin marah.

Tiba-tiba panggilan dari seseorang membuat Reisqa mengambil ponselnya. Tertera di sana nama Ibundanya. Reisqa harus menjawabnya segera. Mengingat, ia akan melakukan banyak hal setelah ini.

"Halo, Ma!"

Panggilan berlangsung cukup lama. Reisqa mendapat tawaran dari ibundanya untuk bekerja lagi. Tentu saja ini sangat menarik bagi Reisqa. Akan tetapi, syaratnya ia harus mendapat izin dari Wildan. Lagi-lagi ia keberatan atas syarat ini.

"Memangnya aku akan bekerja di mana, Ma? Apakah Papa menyuruhku lagi?" tanya Reisqa.

Ia berharap ini adalah keinginan Papanya. Reisqa masih sangat muda. Ia ingin mengumpulkan banyak uang. Dirinya sadar, masalah dengan Wildan hanya akan membuatnya menghamburkan banyak uang. Ini tidak boleh terjadi.

Jika ia bisa mencari kebebasan setelah bercerai, pasti ia bisa pergi kemanapun dengan uang yang telah ia kumpulkan. Reisqa tipe orang yang mudah bosan terhadap satu tempat.

Selain itu, ia juga harus merayu Wildan tentang anak yang ia kandung. Pria itu terus saja menolaknya. Padahal, ini adalah anak Wildan.

Masih pagi seperti ini. Reisqa memilih untuk joging, ia menjaga kesehatan badannya. Ia sudah lama tidak berolahraga.

Rute yang Reisqa pilih hanya di sekitaran hotel. Apalagi, ada taman yang sangat nyaman untuk refreshing.

"Joging dan mendengarkan musik memang yang terbaik."

Lagu yang terputar dari ponsel Reisqa berhenti. Begitu juga dengan langkah Reisqa. Ia memilih untuk mendengar suara yang semenjak tadi ia dengarkan.

Perempuan itu seperti mendengar suara anak perempuan yang menangis. Tentu saja Reisqa langsung mencari sumber suara. Apakah itu adalah anak yang menangis bersama orang tuanya? Dengan begitu, Reisqa tidak terlalu khawatir.

Begitu Reisqa melihat ke arah bangku duduk, ia melihat anak perempuan kecil yang sedang menangis. Tentu saja, Reisqa merasa iba dan menanyakan apa yang terjadi dengan anak itu.

"Ada apa? Mengapa kau menangis di sini?" tanya Reisqa.

Anak kecil itu kemudian mengucapkan bahwa ia tertinggal oleh ayahnya. Ia tidak tahu jalan pulang.

Reisqa duduk di sebelah anak itu. Ia kemudian bertanya siapa nama anak itu, di mana ayahnya tinggal, dan siapa nama orang tuanya.

"Namaku Kirana. Apa engkau ibu peri yang ada di dalam mimpiku?"

Reisqa langsung menoleh mendengar ucapan Kirana. Apa yang anak ini maksud? Reisqa adalah ibu peri?

"Bukan. Namaku Reisqa, kamu bisa memanggilku Aunty. Mungkin, ayahmu seusia suamiku."

Pembicaraan antara Reisqa dan Kirana berlangsung beberapa menit. Seorang pria yang tengah kebingungan akhirnya menemukan anaknya bersama orang asing. Dengan begitu, ia menjadi khawatir dan kesal.

"Kirana? Syukurlah kau ada di sini, Nak."

Pandangan Azriel langsung tertuju pada perempuan yang berada di samping anaknya. Ia merasa curiga dengan perempuan ini.

Reisqa yang dilihat oleh Azriel pun menjadi salah tingkah. Apakah pria ini akan menganggapnya penculik anak?

"Anda siapa, Nyonya?" tanya Azriel sopan.

Dalam hatinya ia sudah curiga dengan Reisqa. Semoga saja dugaannya salah. Ia tidak mau ada orang yang jahat seperti itu.

"Saya melihat anak anda menangis, jadi saya tanya ada apa dengannya. Syukurlah jika anda sudah datang. Saya akan pergi."

Azriel mengangguk paham. Ternyata, tujuan Reisqa baik. Akhirnya ia tidak berpikiran negatif. Sementara itu, Azriel langsung meminta maaf pada Kirana bahwa ia sangat lalai terhadap putrinya. Azriel terlalu banyak berpikir. Ini membuat Kirana merasa sedih.

"Maafkan Papa, Kirana. Papa sangat lalai."

Melihat ayah dan anak yang sangat kompak itu, membuat Reisqa jadi ikut bahagia.

Namun, kini saatnya ia melanjutkan kegiatannya. Reisqa senang bertemu anak manis yang bernama Kirana ini. Ia pikir, pasti ibunda Kirana adalah orang yang baik hati.

Saat Reisqa beranjak pergi, Kirana berucap, "Aunty ingin pergi ke mana?"

Azriel terdiam dan membiarkan Kirana berbicara. Mengapa mereka sangat akrab seperti ini? Apakah Kirana sudah ditemani perempuan ini sejak tadi?

"Aunty ingin pergi ke hotel. Kirana sudah bertemu Papa bukan?" Reisqa tersenyum manis dan melambaikan tangan kepada Kirana.

Reisqa tersenyum. Tapi, tidak dengan Kirana. Ia merengek untuk mengajak Reisqa bersamanya dan papanya. Tentunya hal ini membuat Azriel jadi bingung. Kirana 'kan tidak mengenal perempuan ini.

"Kita harus segera pergi, Kirana. Papa akan berangkat kerja sebentar lagi."

Kirana kecil menangis dan tetap ingin pergi bersama Reisqa. Azriel sebagai papa tidak mau hal ini terjadi pada Kirana. Ia langsung mengatakan ke Kirana untuk terdiam. Pria itu menghampiri Reisqa dan meminta nomor ponselnya.

"Bolehkah saya meminta nomor ponsel anda? Kirana sangat ingin bermain dengan anda. Bagaimana jika kita bertemu di waktu luang?"

Kirana kecil sangat senang. Ia langsung tersenyum dan menghampiri ayahnya bersama Reisqa.

"Terima kasih, Reisqa."

Reisqa langsung pergi setelah Azriel tiba dan menemui anaknya. Dengan begini, ia tidak khawatir atas Kirana kecil. 

Pagi ini, ia bertemu dengan anak yang cukup mana. Namanya Kirana, ia memanggil Reisqa ibu peri. Sungguh unik imajinasi anak seusia Kirana. Reisqa jadi senang dengan pagi ini. 

"Engkau sangat manis, Kirana. Semoga saja, ayahmu tidak lalai lagi."

Reisqa langsung berlari menuju ke hotel. Olahraganya sudah cukup untuk pagi ini. Sebentar lagi, ia memiliki agenda tersendiri. Bertemu dengan orang tuanya dan meminta bantuan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status