Sesungguhnya jika bisa memilih, Jesslyn tidak mau ikut dengan Arion ke kantor.
Sungguh dia masih takut, dan sakit hati jika mengingat bagaimana Arion yang merendahkannya saat itu.
Meski Arion meyakinkan dia tidak akan ada ucapan jahat untuknya, namun di belakang pasti banyak yang akan membicarakannya.
"Hei ... Semuanya akan baik-baik saja, aku juga mau memberitahukan semuanya bahwa kamulah pemilik hatiku"
Arion menggenggam satu tangan Jesslyn yang diletakan di atas pahanya dengan kepalan kuat.
Arion mengurai kepalan tersebut dan menggandengnya dengan hangat. Arion mau menghilangkan kegugupan dan rasa takut yang kini memenuhi diri Jesslyn.
Sampai dirinya tiba di parkiran kantornya pun, Jesslyn masih terlihat sangat gelisah dan wajahnya pucat. Jujur saja, Arion tidak mau menyiksa Jesslyn seperti ini, namun dia juga butuh Jesslyn untuk menunjukan pada orang-orang kantor betapa berharganya wanita itu untuknya.
"Ayo kita masuk"
Jesslyn sudah duduk menunggu di kantin kantornya. Dia tau ketiga temannya akan datang kemari.Jesslyn menahan dan tak mau mempedulikan beberapa pasang mata yang menatap padanya. Karena kehebohan yang Arion lakukan pagi tadi, dan ketika dia keluar dari ruangan Haris tentu menjadi pusat perhatian namun Jesslyn menahannya karena dia hanya fokus untuk memikirkan apa yang akan dia katakan pada ketiga sahabatnya itu.Tiba di kantin pun masih belum ada karyawan yang datang karena memang belum masuk jam makan siang.Namun Jesslyn sudah duduk di mejanya yang dulu, meja dimana dia dan teman-temannya berkumpul yang letaknya berada di pojok ruangan dan sedikit tersembunyi.Sengaja mereka memilih meja itu karena kegiatan Jesslyn bersama teman-temannya itu suka bergosip.Memikirkan bagaimana dulu mereka membicarakan sesorang atau siapapun di meja ini memberinya kenangan yang lucu sekaligus merindukan masa-masa tersebut.&
Pernikahan akan terlaksana dalam waktu dekat ini, dan persiapannya pun sudah hampir sempurna.Bahkan Jesslyn tidak melakukan apapun, semua persiapan dilakukan oleh Arion serta kedua orangtua pria itu, dia hanya tinggal memilih apa yang paling disukanya dan akan dilaksanakan oleh Arion.Jesslyn sangat dimanjakan oleh keluarga Arion ini dan membuatnya nyaman akan kedekatan yang terjalin di keluarga tersebut.Jesslyn juga sudah kembali dekat dengan para temannya, mereka yang setiap hari minggu datang ke rumah keluarga Arion hanya demi melihat sang putra dan menemani Jesslyn main itu tak membuat Arion atau kedua orangtua itu risih.Ketiganya justru nampak bahagia karena bisa melihat Jesslyn tertawa dan bercanda gurau bersama teman-temannya yang jika datang akan berkumpul di halaman belakang rumah mereka yang luas.Terkadang Nyonya Narendra ikut bergabung dan memeriahkan acara kumpul mereka, Arion yang hanya melihat dari jauh bagaimana bahag
"Kalian lihat! Pak Arion tak membawa seorang gadis untuk dibawa ke pesta ini" Jesslyn menoleh ke arah yang ditunjuk teman satu divisinya, di atas panggung yang menampilkan tubuh atletis atasannya yang tengah memberikan beberapa ucapan pembuka pada acara ini. "Sepertinya memang benar apa yang digosipkan selama ini, bahwa atasan kita itu seoranggay" Jesslyn hanya memandang Rini, salah satu temannya yang berbicara, hanya ia yang tidak tau apa-apa karena baru beberapa hari bekerja di perusahaan Arion. "Iya, aku ingat saat akan masuk ke ruangan Pak Arion, seorang gadis keluar dari sana dengan penampilan yang acak-acak namun raut wajahnya begitu kesal dan muram sepertinya dia ditolak oleh Pak Arion"
Semenjak malam kecelakaan yang terjadi pada calon mantan istrinya itu hidup Arion begitu hampa dan dia tak lagi semangat menjalani hidup. Kejadian itu memang sudah 6 tahun berlalu, tapi Arion tak pernah melupakan kejadian naas yang merengut nyawa seseorang yang dia cinta.Saat malam pernikahannya, dia yang memilih menghabiskan waktu lajangnya dengan bermabuk-mabukan bersama teman-temannya di sebuahclubternama mengabaikan panggilan dan pesan dari wanita yang dicintanya tersebut yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.Karen, gadis lemah lembut yang selaku menuruti perintahnya yang membuat Arion jatuh cinta padanya. Gadis itu khawatir akan keadaannya dan memilih menyusul Arion yang berada diClubtapi sayangnya, di tengah jalan Karen harus mengalami kecelakaan hebat yang menyeretnya.
Jesslyn terus merutuki kesialannya pagi ini, ia terlambat bangun akibat memikirkan masalah yang Kean buat dan harus terjebak kemacetan kota yang membuatnya terlambat masuk ke kantor. Untunglah ia bisa terbebas dari absen pagi karena teman-temannya yang menolong dirinya. "Makasih!" Jesslyn meletakan tas tangannya dan berterimakasih pada Rini yang sudah menolongnya. Gadis itu hanya mengedipkan mata sebagai jawaban "ingat kamu hutang penjelasan dengan teman-temanmu" Jesslyn hanya mengangguk mengerti. "Jam makan siang nanti akan aku beritahu semuanya." Rini mengacungkan jempolnya dan Jesslyn hanya menanggapinya dengan senyuman singkat. Baru ia akan menyalakan komputernya Panggilan Bu Rita, Kepala manajernya menggelora di dalam ruangan dan menyuruh ia untuk ke lantai 20 dan bertemu Pak Arion, direktur sekaligus CEO di perusahaan ini. Tubuh Jesslyn menegang ingin menolak namun tatapan tajam yang diberikan Bu Rita membuatnya menganggu
Jesslyn memasuki rumah kostnya dengan desah lelah, memeriksa Kean yang tertidur di atas ranjangnya, Jesslyn beralih membawa bungkusan nasi goreng yang dibawanya ke atas meja dan dia mengambil pakaian gantinya. Karena tubuhnya yang mulai lelah dan lengket Jesslyn memilih membasuh tubuhnya itu.Kembali di dalam kamar mandi pikirannya mulai pening memikirkan uang satu miliar yang harus kemana ia cari. Tadinya ia memang mau menghubungi Arion, menelepon sang Bos dan menerima tawaran pekerjaan baru untuknya, namun egonya tersentil dan akhinya ia mengurungkan niatnya.Selesai membersihkan tubuhnya Jesslyn bergerak mengambil dua piring dan menatanya di atas karpet di depan televisi yang menyala di dalam kostnya. Setelah menyiapkan makanan yang tadi dibelinya untuk dia dan Kean, Jesslyn bergerak menuju ranjang dimana tubuh Kean yang masih terbaring lemah itu, membangunkan sang adik dengan perlahan hingga kedua mata itu terbuka dan menatapnya sejenak sebelum Kean ban
Arion yang tengah mengadakan rapat mendadak menghentikan kegiatannya tersebut karena menerima telepon dari nomor asing yang ia yakini sebagai wanita itu, Jesslyn. Semua yang ada di ruangan itu sontak saja terheran terlebih Joshua yang duduk di sebelah atasannya tersebut.Arion hanya berkata bahwa rapat kali ini akan dilanjutkan esok, dan tiba-tiba saja Arion pergi meninggalkan ruangan rapat. Dengan mempertahankan wajah datarnya Arion membuat seseorang yang tengah presentasi dilanda gundah karena berpikir itu adalah salahnya.Arion berdehem sejenak sebelum mengangkat panggilan dari nomor asing yang ia yakini sebagai milik Jesslyn tersebut."Ya?"Arion merasakan jantungnya berdebar, seharusnya dia tak merasakan ini, tidak pernah ada yang membuatnya merasakan hal ini sebelumnya."Pak, ini Jesslyn..."Senyum Arion terbit perlahan, ya dia sudah mengetahuinya. Mendengar suara yang begitu ia ingat membua
Jesslyn memejamkan kedua matanya saat Arion yang berada di bawah sana tak berhenti memberinya nikmat dari lidah pria itu yang terus menjelajahi inti dirinya."Buka matamu saat aku menyatukan diri denganmu!"Jesslyn membuka kedua matanya melihat wajah Arion yang sudah sejajar dengan wajahnya, sebelum pria itu melebarkan kedua kakinya dan mengusap miliknya dengan kejantanannya yang sudah tegak sempurna."Ah.. Bapak!"Jesslyn mengerang kecil saat Arion menggodanya degan mengeluar masukkan miliknya di bawah sana."Stop panggil Bapak ketika aku menyentuhmu, aku bukan Bapakmu!"Jesslyn hanya mengangguk dan memejamkan kedua matanya saat dengan perlahan Arion memasukkan miliknya."Ahh Arion! Pelan ..." Jesslyn tersentak kaget saat Arion kembali melepasnya dan pria itu bangkit membawa tubuhnya duduk dengan tubuh yang saling berhadapan. Pria itu tersenyum miring melihat wajah Jesslyn yang kecewa namun juga diliputi gairah."Bergera