Share

Help Me
Help Me
Penulis: agllaea_

Prolog

Melbourne, 02.00 a.m.

Hujan deras yang tak kunjung usai mengakibatkan seluruh listrik di kota padam serentak. Dingin yang menusuk tulang serta kegelapan yang mencekam akhirnya menyelimuti kota Melbourne malam ini.

Kondisi semakin diperparah ketika kepolisian terus menerus mendapat laporan mengenai penemuan sebuah mayat di beberapa tempat yang diperkirakan berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini.

"Huh, dimana dia?" seorang detektif menghela napas kasar setelah berusaha menghubungi rekan kerjanya yang menghilang sedari pagi. Ia mulai mengkhawatirkannya, terutama karena kekacauan yang terjadi saat ini. Ia berusaha mencari keberadaannya, namun semua usaha yang dilakukan seolah tak membuahkan hasil.

Sementara itu, diwaktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian lusuh berlari diantara kegelapan malam, menembus derasnya hujan, dan menuju kesebuah tebing yang sepi. Perempuan itu menangis histeris dan berteriak dengan kencang.

"Berhenti! Jangan mengikutiku!" perempuan itu berlari tak tentu arah dan tak lama kemudian terhenti dihadapan jurang yang cukup dalam. Ia terpojok sekarang.

"Mengapa?" suara itu muncul secara tiba-tiba diantara derasnya suara hujan.

"Kumohon hentikan, hentikan semuanya!" perempuan itu menekuk kedua lututnya dan menangis, tertunduk lesu bak memohon untuk diampuni.

Saat ini kenangan buruk yang pernah terjadi dalam hidupnya terus saja bersarang dibenaknya. Menumbuhkan dendam yang tak berujung dalam setengah jiwanya. Kesalahan apa yang ia buat hingga ia mengalami takdir sepahit ini? Hidupnya benar-benar mengerikan. Semua itu, karena 'orang ini'.

"Aku akan membunuhmu! Aku akan menyingkirkanmu!" perempuan itu berdiri secara tiba-tiba, berteriak, dan menatap tajam celah gelap yang tercipta di antara pepohonan rindang.

"Mengapa kau menangis? Kau teringat pada bayi sialan yang selalu membuatmu terbangun di tengah malam?" ucapan tersebut disusul dengan gelak suara tawa yang terdengar jelas di telinga perempuan itu, membuatnya begitu marah karena telah berani menghina putri semata wayangnya yang telah tiada.

"Diam! Jangan berbicara lagi atau aku akan membunuhmu sekarang!" perempuan malang itu mengambil sebilah ranting yang cukup runcing di kedua ujungnya dan mengarahkannya pada orang itu, tanpa menyadari bahwa sisi lain dari ranting itu juga mengarah padanya.

Sempat terlukis senyum mengerikan di antara celah pepohonan yang menciptakan ruang kegelapan, sebelum akhirnya terdengar sebuah kalimat, "Silahkan saja. Namun, ada satu hal yang perlu kau ingat, jika aku mati, maka kau juga akan ikut mati bersama denganku".

• • • Help Me • • •

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status