Malam hari menjelang. Keramaian kota masih tidak berubah karena kebiasaan yang makin nokturnal. Herrscher kini berada di atas gedung yang jarang didatangi pihak security. Dari atas gedung itulah Herrscher menyaksikan pemandangan kota.
“Kita lakukan sekarang!” ajak Herrscher kepada Death.
“Kau lupa membawa peralatanmu,” Death mengingatkan.
”Astaga! Kenapa aku bisa seceroboh itu?” tanya Herrscher pada diri sendiri.
Herrscher kembali mengaktifkan mesin waktunya. Efek dimensi ketika pintu waktu terbuka, membuat perangkat elektronik di gedung itu menjadi terganggu sementara. Lampu – lampu dalam gedung berkedip cepat, dimana seharusnya lampu di dalam gedung tersebut padam karena para karyawan sudah pulang sejak tadi. Herrscher menghilang dari masa tersebut.
------------------------------
Masa di mana Herrscher seharusnya .
Herrscher mendatangi rumahnya yang tampak seperti rumah satu lantai dengan ACP sebagai fasad dindingnya. Herrscher masuk ke halaman rumahnya. Tampak lapisan transparan yang berwarna kuning. Lapisan itu membentuk kumpulan hexagonal yang tersusun rapi. Itu adalah lapisan yang berguna untuk melindungi rumah Herrscher kemampuan dari Para Supra, manusia dengan kemampuan supranatural yang mampu melacak sesuatu yang disembunyikan.
Herrscher masuk ke dalam rumahnya. Lampu secara otomatis menyala karena kedatangan Herrscher. Tampak kolom bangunan yang besar. Ukuran yang sangat tidak wajar untuk rumah satu lantai. Herrscher makin masuk dalam ke rumah itu. Ia mendekati sebuah lemari pakaian yang tampak terbuat dari kayu. Ia menekan salah satu tombol rahasia yang terletak di bagian kusen lemari tersebut. Pintu lemari pun terbuka dan tampak di dalamnya ruang kosong seperti lift. Itu memang sebuah lift yang disamarkan menjadi lemari baju.
Herrscher masuk ke dalam lift tersebut dan menekan tombol lantai lima. Rumah Herrscher memang menyimpan misteri di dalamnya. Apa yang tampak di luar rumah Herrscher adalah sebuah ilusi. Teknologi illusion panel miliknya mampu menyamarkan rumah Herrscher yang tingginya lima lantai. Hal ini dilakukan Herrscher untuk menyiasati pajak bangunan yang tinggi di jamannya.
Ledakan jumlah penduduk membuat harga tanah menjadi hal yang sangat mahal di jaman Herrscher. Daratan makin berkurang luasnya karena permukaan air laut makin tinggi. Beberapa wilayah terutama area pinggir pantai makin tertutup air. Berbagai macam cara dilaksanakan seperti pembuatan tanggul untuk mengantisipasi tingginya air.
Ulah makelar tanah dan para orang kaya yang menjadikan tanah sebagai bagian dari investasi mereka. Rata – rata rumah warga dibuat menjulang tinggi untuk mengurangi penggunaan lahan. Namun, pemerintah memungut pajak bukan hanya untuk lahan, namun juga luas bangunan. Karena itulah Herrscher menggunakan illusion panel untuk rumahnya.
Segera Herrscher naik ke lantai lima. Tibalah dia di depan pintu laboratoriumnya. Ruangan dengan nuansa biru dan bersih adalah visual yang tampak di laboratorium tersebut. Layar hologram yang sangat besar dengan cepat menyala. Di sudut layar menampilkan berita terkini. Herrscher teringat sesuatu. Ia segera mengeluarkan keyboard hologram yang muncul dari jam tangannya. Ia masuk ke situs pencarian.
Herrscher menulis nama anak yang baru saja ia bunuh di masa lalu. Ternyata eksistensi manusia itu hanya sampai masa anak – anak dan tidak pernah menjadi pejabat di negara itu. Herrscher telah mengubah masa depan. Herrscher merasa senang karena ternyata pengganti dari pejabat itu adalah manusia yang jujur dan berintegritas.
“Ternyata memang harus dihapuskan satu generasi eksistensi pejabat yang korup,” kata Herrscher kepada Death.
“Beruntunglah kau mengubah masa depan ke arah yang lebih baik,” balas Death. “Sekarang ambil peralatanmu dan kita segera kembali ke masa lalu.”
“Kau benar, Death.”
Herrscher kembali fokus untuk mengambil peralatannya. Ia menyiapkan satu persatu peralatannya dan memasukkannya ke dalam sebuah koper baja berwarna hitam. Setelah persiapan tersebut, Herrscher dan Death kembali ke masa lalu.
“Gara – gara lapisan energi yang ku pasang, kita tidak bisa langsung masuk ke dalam rumah. Hahaha. Sepertinya aku harus memperbaiki sistem keamanan di rumah ini.”
“Berhati – hatilah! Jangan sampai kau dianggap virus oleh sistem yang kau buat sendiri!”
“Iya iya. Tenang saja. Aku tidak sebodoh itu.”
Herrscher mengambil jas putih yang biasa digunakan oleh petugas laboratorium.
“Kau sampai berpikir seperti itu?”
“Tentu saja.”
ZAPPP!!! Herrscher dan Death pergi menuju masa sebelum kedatangan mereka.
------------------------------
Masa di mana Herrscher berada sebelumnya.
Herrscher telah tiba di masa lalu. Ia mendarat di gedung sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, lampu gedung tempat Herrscher mendarat kembali bermasalah. Lampu tiba – tiba redup dan menyala terang secara tiba – tiba. Padahal saat itu semua lampu dimatikan karena sudah malam. Seseorang yang jauh dari gedung melihat gedung tersebut menyala tidak beraturan. Ia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.
Herrscher yang tiba di atap gedung segera mengenakan jas yang ia bawa tadi. Seketika jas yang berwarna putih tersebut berubah menjadi hitam. Ini ia lakukan untuk menyembunyikan keberadaannya di gelapnya malam. Herrscher mulai mencari kamera pengawas yang mungkin berada di atap gedung. Berbekal gawai miliknya, ia meretas tampilan layar kamera pengawas.
Di ruang keamanan, hanya ada tiga orang petugas yang sedang berjaga. Salah satu petugas itu menyadari ada salah satu layar yang gambarnya tiba – tiba kabur. Layar yang menampilkan kondisi lantai atap tiba – tiba menampilkan gambar yang bergoyang. Sosok berwarna hitam muncul di layar yang bergoyang itu. Setelah gambar di layar kembali normal, tampilan layar tersebut menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang mencurigakan di lantai atap. Penjaga itu sedikit takut dengan kejadian tersebut. Ia berpikir ada hantu di lantai atap. Petugas itu menceritakan apa yang ia lihat kepada petugas yang bersamanya di ruangan itu. Insting petugas yang diceritakan itu langsung merasakan ada yang tidak beres dengan atap gedung. Ia segera menghubungi petugas lain dan menyuruhnya untuk memeriksa keadaan atap. Petugas yang dihubungi itu langsung bergerak menuju atap gedung. Keringat dingin mulai mengucur di kening petugas yang melihat layar tersebut. Hatinya tidak tenang.
Kini ada dua kotak hitam dibawa oleh Herrscher dari masa depan. Ia menaruhnya di atap gedung yang pernah ia datangi dikala 100 tahun kemerdekaan negara itu.
Terdapat suatu teori. Segala yang berubah di Bumi mempengaruhi kehidupan makhluk yang hidup di dalamnya. Sebuah proses inisiasi telah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu. Resonansi tertentu telah membungkus Bumi untuk menjaga semua bentuk kehidupan di bawah kendalinya. Secara sangat perlahan. Benar – benar perlahan. Frekuensi tersebut semakin cepat. Itulah yang menjadi pertanda bahwa akan terjadinya perubahan satu fase ke fase lainnya.
Semakin tinggi frekuensi, semakin tinggi pula diversifikasi yang dibawa oleh frekuensi tersebut. Para makhluk Bumi yang tersusun oleh materi tentu saja rentan terhadap pengaruh medan elektromagnetik tersebut. Naiknya tingkat frekuensi tersebut akhirnya mempengaruhi tingkat frekuensi manusia. Lalu mana yang sebenarnya mempengaruhi? Frekuensi alam atau frekuensi makhluk hidup? Atau mereka sama – sama saling menyeimbangkan?
Itulah tujuan Herrscher mendatangi tahun tersebut. Dia berencana memanipulasi frekuensi yang bergerak di negara tersebut. Frekuensi yang akan mempengaruhi manusia di wilayah itu. Frekuensi yang dapat digunakan untuk memanipulasi kondisi gelombang otak tingkat rendah seperti alpha dan yang lebih tinggi seperti theta. Seketika frekuensi tersebut bagai hipnotis.
Dengan peralatan yang ia bawa dari masa depan, Herrscher mulai mengutak – atik perangkatnya. Ia mengambil bola pejal yang tampak bertekstur garis seperti sebuah jalur circuit board. Seketika sebuah hologram keluar dari bola berukuran kepalan tangan. Perlahan hologram tersebut menjadi solid. Hologram itu membentuk wujud yang dapat disentuh. Peralatan pemancar yang cukup rumit bila dijelaskan satu per satu mulai bermunculan dari bola tersebut. Ketika seluruh perlengkapan telah lengkap, Herrscher segera melakukan aksinya. Ia meretas salah satu satelit di angkasa untuk ia gunakan sebagai pemancar sinyal. Dari pemancar itulah, frekuensi menyebar ke seluruh wilayah.
Ketika Herrscher melakukan aksinya, seorang petugas datang dari pintu atap. Petugas itu menyaksikan apa yang Herrscher lakukan. Melihat gelagat mencurigakan Herrscher, petugas itu langsung mengambil pistol di pinggangnya dan menodongkannya ke Herrscher.
“Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini ?” tanya petugas itu.
Herrscher yang masih membelakangi petugas tersebut, tidak menjawab pertanyaan petugas. Ia masih sibuk mengutak atik peralatannya. Merasa tidak diperhatikan, petugas itu mendekati Herrscher.
“Siapa kamu?! Jawab!” teriak petugas itu.
Herrscher masih tidak menghiraukan petugas itu. Petugas itu semakin mendekat. Herrscher mulai melakukan gerakan yang mencurigakan. Sontak petugas itu langsung menembakkan pistolnya. Sayang sekali, peluru pistol itu tidak mengenai Herrscher. Peluru itu masih melayang di dekat Herrscher. Pelindung tak kasat mata menahan laju peluru tersebut. Petugas itu kaget dengan kejadian itu. Wajahnya menjadi pucat. Badannya mulai membatu. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya.
“Kau tahu kan, apa yang harus kau lakukan pada kondisi seperti ini?” ucap Death.
“Tentu saja.”
Herrscher segera mengeluarkan satu vector dari badannya. Vector itu melesat cepat dan langsung membentuk suatu jarum yang segera menembus kepala petugas itu. Dari jam tangan Herrscher, muncul layar hologram yang menampilkan kondisi otak petugas itu. Tampak gelombang frekuensi otak di layar. Herrscher segera memanipulasi gelombang otak petugas itu.
“Karena kau tidak terlihat, aku mengubah otaknya sehingga dia tidak bisa melihatku.”
“Bagus.”
“Aku tidak perlu membuat dia bisa melihatmu kan?”
“Untuk apa?”
“Siapa tahu supaya dia bisa melihat seperti apa wujudmu.”
“Jangan iseng mengaktifkan mata ketiga orang kalau memang tidak dibutuhkan!”
“Iya iya. Aku hanya bercanda kok. Hahaha,” tawa Herrscher.
Herrscher mencabut vector miliknya dari kepala petugas. Petugas itu merasa sedikit pusing. Ia tidak bisa melihat Herrscher dan peralatannya, meskipun Herrscher berada di depannya.
------------------------------
bzzzt... bzzzt... bzzz t...
“Bagaimana kondisi di sana?” terdengar suara dari alat komunikasi petugas itu.
“Kondisi aman terkendali. Tidak ada apa – apa di sini,” balas petugas itu.
Petugas itu kembali mengarahkan matanya melihat kondisi atap gedung yang tampak kosong baginya. Setelah meyakinkan diri tidak ada hal yang mencurigakan, petugas itu kembali turun dari atap gedung.
Setelah petugas itu kembali ke lantai bawah, Herrscher melanjutkan pekerjaannya. Sinyal berfrekuensi rendah bernilai konstan yang selama ini bergerak di ruang antara permukaan bumi dan ionosfer mulai terganggu. Resonansi yang membungkus bumi dan bentuk kehidupan di bawahnya kini tidak lagi sama. Waktu terasa semakin singkat.“Dengan begini, waktu normal yang berjalan 24 jam akan menjadi 16 jam.”Herrscher semakin mengubah frekuensi tersebut agar semakin tinggi.“Kau mengubah jalur waktu, Herrscher.”“Memang itu tujuanku. Selain itu, ada hal lain yang harus ku kerjakan.”Petir menggelegar di seluruh dunia akibat kelakuan Herrscher. Inilah pertanda eksitasi resonansi itu mulai berubah menjadi lebih tinggi dari biasanya. Petir itulah yang menjadi sumber utama prosesnya. Cuaca semakin menjadi aneh. Tidak ada hujan yang membasahi Bumi, namun petir sangat aggresif melontarkan gemuruhnya. Manusia di wilayah itu
Pagi hari telah datang. Kekacauan yang terjadi di malam hari telah selesai. Kerusakan akibat petir terjadi di mana – mana. Bau bangkai manusia menyerbak ke seluruh sudut kota. Manusia hitam legam bagai arang menjadi pemandangan di sana. Televisi dari berbagai channel serempak menyiarkan keadaan kota yang kacau itu. Suasana kota mati sangat terasa di depansana.Terdengar suara sirene yang menandakan bala bantuan telah datang. Mobil polisi dan pemadam kebakaran berseliweran Kru media televisi ikut serta di belakangnya. Satu per satu warga yang selamat dari kekacauan itu muncul. Mereka bersembunyi di balik reruntuhan gedung ketika kejadian itu. Tampak dari wajah mereka, sebuah trauma yang tidak akan mereka lupakan seumur hidupnya. Mereka menangis ketika keluar dari persembunyiannya. Tangis haru biru mewarnai layar kaca. Tidak terkecuali kameramen yang meliput dari lokasi.Seorang reporter mewawancarai salah satu korban dari kejadian itu. Isak ta
BAB 9 EFEKDagaz mendatangi kota yang kemarin hancur karena badai petir yang berpesta semalaman. Hanya hamparan gosong yang ia lihat di wilayah itu. Pihak – pihak pemberi bantuan silih berganti mendatangi lokasi tersebut. Dagaz menelusuri setiap area di kota tersebut dengan sepeda motornya. Jalan – jalan yang seharusnya halus menjadi rusak karena reruntuhan gedung dan tanaman yang menghalangi jalan. Banyak mayat berserakan di jalan yang tampak gosong.Armada pemadam kebakaran dari wilyah dekat kota itu, berbondong – bondong masuk wilayah kejadian. Mereka menyingkirkan puing – puing gedung yang hancur, pohon – pohon yang tumbang, dan fasilitas umum yang berserakan di jalan. Dagaz hanya menyaksikan armada tersebut bahu membahu, namun ia tidak ikut membantu. Ia merasa ada hal yang lebih penting untuk ia kerjakan saat ini.Beberapa saat setelah berkeliling, Dagaz melihat berbagai macam artis – artis sosial m
Beberapa tahun lalu, negara Nuswan sering mengalami berbagai bencana alam seperti banjir bandang, tsunami, tanah longsor, dan awan panas. Bahkan letusan gunung berapi merupakan hal yang sering menghiasi berita di layar kaca dan internet. Banyak indigo pada akhirnya hanya bisa memberikan prediksi datangnya bencana, namun tidak berani menyatakan waktu pastinya bencana tersebut datang. Itu semua karena Dagaz sering menggagalkan prediksi mereka. Dengan kemampuannya, Dagaz mampu menunda atau mempercepat bencana. Hingga akhirnya para indigo hanya berani memberikan berita melalui grup chat mereka sendiri. Mereka memberikan informasi secara bawah tanah. Seperti yang diketahui sebelumnya, Dagaz adalah mata – mata di group tersebut.Terdengar suatu legenda, akan datangnya sesosok pemimpin. Sosok yang akan membawa negara tersebut ke masa kejayaan. Dan menjadi barometer bagi negara lain. Namun karena legenda itu pula, banyak pihak yang mengaku – ngaku sebagai sosok lege
Suasana dini hari kali ini sangat damai, tidak seperti kemarin. Herrscher masih sibuk dengan laptopnya. Ia mencari informasi di internet. Ia sangat gigih untuk menjalankan rencananya. Ia rela begadang demi rencana itu. Death menyaksikan antusiasme Herrscher.“Kenapa kau gigih sekali? Kau bahkan tidak punya kepentingan dalam hal ini.”Herrscher berhenti sejenak dari kesibukkannya. Dia diam sejenak.“Kau benar. Aku tidak memiliki kepentingan apapun tentang ini,” jawab Herrscher.“Kalau begitu, kenapa kau merepotkan dirimu hanya untuk ini?”“Entahlah, seperti ada sesuatu yang membuatku merasa... aku harus memperbaiki kondisi di masa ini. Bagaimanapun caranya, kondisi di jaman ini harus dirubah...”Tiba laptopnya mengeluarkan suara notifikasi yang menghentikan kalimat Herrscher.“Sistemku menemukan petunjuk!” seru Herrscher sambil menunjukkan layar laptopnya kep
Saat ini Herrscher terdesak. Kedua raksasa itu terus saja menghujaninya dengan serangan gada mereka. Herrscher hanya bisa menghindar dari serangan itu. Beruntung Herrscher memiliki kecepatan diatas manusia pada umumnya. Hantaman demi hantaman dilayangkan oleh kedua raksasa. Beberapa hantaman mengenai Herrscher yang membuatnya terlempar beberapa meter.Herrscher mencoba menusuk makhluk itu dengan vector miliknya. Namun vector tersebut hanya memberi goresan terhadap kedua makhluk tersebut. Sepertinya kulit makhluk tersebut terlalu keras untuk vector miliknya. Herrscher terus menerus menghindar dari setiap hantaman yang mereka lancarkan. Berulang kali juga Herrscher terkena hantaman dari kedua gada mereka yang silih berganti menyerangnya. Herrscher melihat Death yang hanya diam saja ketika ia diserang kedua makhluk astral.“Death! Bantu aku! Teknologiku tidak bisa digunakan untuk melawan mereka!” pinta Herrscher dengan nada yan
Masih di hutan yang sama, sosok itu masih berbincang – bincang dengan Shamar.“Apa alasanmu, Shamar?” tanyanya.“Manusia di sana masih belum siap untuk menghadapi kedatangannya. Akan percuma mendatangkan dia yang akan menjadi pemimpin mereka,” jawab Shamar.“Kau benar. Sayang sekali, prinsip yang dibawa sejak ribuan tahun yang lalu sampai saat ini, tidak akan bisa membawa manusia pada pencapaian sempurna. Mereka terjebak oleh akal pikiran dan dualitas. Mereka masih mencari kebenaran menurut dualitas. Padahal sesuatu yang benar dan salah adalah hasil tarik menarik. Mereka mengumpulkan berbagai kebenaran, yang tanpa mereka sadari berasal dari kenangan buruk. Mata batin mereka pun akhirnya menjadi gelap.” Sosok itu menatap ke langit yang terhalang oleh dedaunan pohon nan tinggi. “Sama seperti pandangan ini. Ingin melihat langit namun terhalang oleh pohon – pohon ini. Cahayanya bahkan tak bisa menembus tanah.&rdq
Suasana hening sekarang menjadi nuansa di hutan tersebut. Dagaz masih di sana bersama Shamar. Dagaz melangkahkan kakinya mendekati Shamar. Suara gemerisik daun mengikutinya. Shamar menunjuk portal hijau yang terbuka di dekatnya, kemudian mengajak Dagaz mengikutinya. “Mari, ikutlah denganku.”Tanpa rasa curiga, Dagaz mengikuti ajakan Shamar. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam portal tersebut dan tibalah mereka di suatu tempat yang juga berupa hutan.“Di sinilah sebenarnya aku berada selama ini,” sambut Shamar saat Dagaz pertama kali mendatangi sisi lain hutan. Dimensi yang berbeda dari hutan sebelumnya.Suatu pertanyaan muncul di benak Dagaz. Demi memuaskan penasarannya, Dagaz segera bertanya kepada Shamar. “Apakah hutan ini sebenarnya adalah bagian dari kerajaan tersebut? Apakah tempat ini memang sengaja disembunyikan ketika kerajaan lain menghancurkan kerajaanmu dulu?”Shamar tidak langsung menjawab pertanyaan Dagaz