Zekha kembali dengan membawa sebuah selimut dan juga guling ditangannya. Ia meletakkan guling tersebut di bagian tengah tempat tidurnya. Setelahnya Zekha berbaring mengenakan selimut yang tadi dibawanya.
“Kamu, jangan melewati batas ini,” titahnya, ia langsung tidur memunggungi Jason.Pikiran Zekha masih memikirkan pekerjaannya, ia masih berpikir bagaimana Jason menemukan beberapa kesalahan yang ia lewatkan.‘Apa aku tanya saja dia yah?’ pikir Zekha. ‘Ah tidak, saat ini keadaan aku dan dia sangat canggung, apalagi tadi sempat sedikit memanas karena kehadiran Jesica,’ tolaknya lagi, ia gengsi untuk menanyakan hal itu pada suami kontraknya itu.Ucapan yang dilontarkan oleh Zekha tak diindahkannya oleh pria itu, Jason maju dan memeluk tubuh Zekha dari belakang dengan erat. Jason mencium wangi rambut istri dinginnya itu, sejenak darahnya berdesir mengalir dengan hebat. Jantungnya berdegup, napasnya tak beraturan.“Aku tahu kau ingin aku tidur sambil memelukmu sepeti ini kan? Di luar hujan dan sangat dingin, akan menjadi hangat jika aku memelukmu,” bisik Jason seketika membuat Zekha meremang.Zekha sedikit mendorong suaminya itu. “Apa yang kau lakukan, aku tidak sedang menginginkanmu memelukku, aku hanya sedang berpikir bagaimana kau bisa menemukan masalah dalam pekerjaanku, padahal aku sudah memeriksanya berulang kali,” pekik Zekha sedikit menolak pelukan Jason.Jason membalik tubuh Zekha. “Biarkan malam ini aku tidur dengan memelukmu, esok pagi aku akan memberitahunya padamu,” ucap Jason yang sudah memeluk erat istrinya itu.“Baiklah, aku melakukan hal ini hanya demi pekerjaanku, bukan untuk menikmati pelukanmu, apalagi dada bidangmu,” akhirnya Zekha menyerah, ia tanpa sadar membenamkan wajahnya yang merona pada dada bidang Jason, pria itu tersenyum geli, dalam hatinya ia berseru bahagia karena dapat menaklukkan gunung es yang selama dua tahun ini tinggal bersama dengannya.‘Dasar gunung es, ucapan dan hatinya sangat berbeda.’*Pagi hari, Zekha sudah bangun lebih awal, ia lari pagi dan pulangnya membawa dua porsi bubur ayam yang dibelinya saat hendak pulang. Setelah mandi dan bersiap, ia membuatkan secangkir kopi hitam yang biasa diminum oleh Jason.“Aku belum bisa masak karena belum ada peralatan memasak. Esok weekend aku akan belanja keperluan dapur, beberapa hari makan yang ada saja dulu,” ucapnya seraya menyuguhkan bubur ayam yang ia beli tadi pada Jason.“Aku akan meminta Rangga mengisi peralatan dapur siang nanti,” ucap Jason, tapi Zekha hanya terdiam tak menanggapi perkataan Jason, wanita itu makan dengan wajah yang masih memiliki beban pikiran.Jason melihat wajah Zekha, entah apa yang sedang dipikirkan istri dinginnya itu, wajahnya terlihat gusar. Apakah Zekha masih memikirkan laporan yang semalam, begitu pertanyaan Jason dalam hatinya.“Terima kasih, untuk laporan...” Jason memberitahu tentang laporan Zekha yang ada beberapa kesalahan.“Baiklah, aku sudah mengerti. Aku berangkat dulu, akan ada rapat pagi ini.” Zekha yang sudah selesai makan meraih tasnya, dan pergi meninggalkan Jason begitu saja, tanpa kecupan perpisahan seperti pasangan normal lainnya yang sering ia lihat, atau seperti Ayah dan Ibunya yang selalu mesra.“Haish, kapan pernikahan ini akan berjalan normal,” gumam Jason meneruskan makannya, ia tak ingin menyisakan makanan yang telah dibeli oleh Zekha untuknya.*Siang hari dikantor Zekha, jam makan siang Jeny mendatangi kantor menantunya itu. Ia membawakan makan siang untuk menantunya.“Mamah mengapa repot-repot, aku bisa makan di kantin nanti,” ucap Zekha menyambut kedatangan mertuanya itu.“Mamah tak repot, hanya ingin makan siang bareng kamu saja.” Jeny meletakkan kotak makanan yang ia bawa di meja dekat sofa, Zekha menghampiri mertuanya itu dan duduk di sampingnya.“Makasih yah, Mah. Aku jadi tak enak pada Papah.” Zekha menyengir kuda, membayangkan Papah mertuanya yang cemburuan itu sedang merajuk karena istrinya makan siang bersama dengan menantunya.“Biarkan saja Papahmu itu, dia sudah tua harus sering-sering mengalah pada yang muda. Sudah ayu makan, nanti keburu dingin,” ajak Jeny yang sudah selesai membuka kotak makan yang ia bawa, Zekha memakan masakan Mamah mertuanya itu dengan begitu lahap, rasanya sudah lama sekali ia tak makan siang masakan rumahan saat jam istirahat.“Masakan Mamah memang selalu enak,” puji Zekha.“Kalau enak, maka harus dihabiskan.”“Pasti, akan aku habiskan. Jason pasti cemburu kalau tahu Mamah makan siang bersama denganku daripada dengannya.”Zekha memang selalu bersikap lembut dan hangat pada Jeny, tapi ia akan bersikap dingin dan masa bodo pada suami kontraknya itu. Bukan sikapnya seperti itu, tapi semenjak ia menikah dengan Jason, Zekha hanya ingin memasang pembatas saja agar hatinya tak kebablasan memiliki perasaan yang tak seharusnya pada Jason.“Zekha, mamah mau minta tolong. Jam istirahat kalau kamu ada waktu, tolong antarkan makan siang ke kantor Jason dan temani ia makan. Jason memiliki maag, dia sering mengabaikan jam makannya karena sangat sibuk dengan pekerjaannya, mamah takut kalau dia sakit. Sepertinya hanya kamu yang bisa membuatnya meninggalkan pekerjaannya sejenak, hanya sekedar untuk makan. Bawakan dia makanan dari kantin pun tak apa jika kamu tak sempat masak, yang penting sering-sering ajak dia makan siang, bisa kan?” pinta Jeny pada putri menantunya itu dengan memegang tangan Zekha, ia memang sangat menyayangi Zekha seperti putri kandungnya sendiri.Zekha mengusap tangan Mamah mertuanya itu dan tersenyum lembut. “Mamah tenang saja, mulai esok aku akan mengantarkannya makanan dan kutemani anak dablek itu makan,” sahut Zekha dengan senyum lembutnya, meski dalam hati terasa berat karena harus selalu dekat dengan Jason, tapi ia tak bisa menolak permintaan Mamah mertuanya yang sangat menyayanginya itu.Kedua orang tua Jason tak tahu kalau ia dan Jason menikah kontrak, dan pernikahan akan berakhir dalam waktu satu tahun lagi.“Zekha memang paling mengerti mamah. Kalau begitu mamah pulang dulu yah.” Jeny bangkit setelah membereskan kotak makannya.“Perlu kuminta Erlan mengantar Mamah pulang?” tanya Zekha.“Tak perlu, mamah bisa pulang dengan menggunakan taksi,” tolak Jeny dengan halus.“Enggak, Mah. Mamah tunggu sebentar, aku akan panggil Erlan untuk mengantar Mamah.” Zekha meraih teleponnya dan menghubungi sopir yang merangkap menjadi asistennya itu.“Datang ke ruanganku sekarang,” titahnya dan telepon segera ia tutup.Tak lama datang seorang pria muda yang tampan, dialah Erlan, sopir sekaligus asisten Zekha.“Lan, antar Mamahku pulang yah,” titah Zekha.“Baik, Nona.”“Mamah hati-hati yah, jangan terlalu lelah. Weekend nanti aku akan mengunjungi Mamah,” ucap Zekha.“Mamah tunggu, kalau begitu mamah pulang dulu.” Jeny pergi setelah saling berpelukan dan cium pipi kanan dan pipi kiri, mereka tak terlihat seperti menantu dan mertua, mereka lebih terlihat seperti Ibu dan putri kandungnya.Hidden Love || Bintang Biru || GoodNovel“Bos, makan siang Anda ingin saya pesankan dari kantin apa dari resto biasa?” tanya Rangga yang datang setelah makan siang, ia sudah mengingatkan Bosnya akan makan siangnya, jika Rangga berinisiatif menyediakan makan siang tanpa bertanya maka Jason tak akan memakannya jika ia tak ingin makan.“Rangga, daripada kau mengurusi makan siangku, lebih baik bantu aku beli peralatan dapur agar istriku bisa masak setiap pagi. Zekha mengatakan kalau weekend ia akan membelinya, tapi aku tak ingin ia kelelahan hanya karena peralatan dapur. Aku ingin saat Zekha pulang kerja nanti, semuanya sudah tertata rapi di dapur, dan juga bahan makanan jangan lupa dibeli, lemari pendingin kosong, isi sekalian,” titah Jason pada Rangga.“Tapi, Bos, Nyonya besar selalu meminta saya untuk mengingatkan Anda dengan makan siang yang selalu Anda lewatkan. Nyonya besar sangat khawatir kalau Anda akan masuk rumah sakit lagi karena telat makan atau tak makan sama sekali.” Rangga masih mencoba memberi pengertian pada B
Zekha tersenyum tipis pada Jesica. “Kenapa? Apakah aku tak boleh datang untuk melihat suamiku? Malah sebaliknya aku ingin bertanya, bukankah Nona Jesica Lee tidak bekerja di ZC Company? Mengapa Anda bisa berada di sini? Apakah menggoda pria yang sudah beristri itu sangat menyenangkan bagi Nona Jesica Lee?” sindir Zekha tepat sasaran, Jesica yang tadinya ingin memancing emosi Zekha, kini ia sendiri yang malah terpancing emosi karena perkataan Zekha. “Kamu!” pekik Jesica kesal. ‘Bukankah wanita ini tak disukai oleh Jason? Mengapa belakangan ini dia menjadi begitu dekat dengannya? Jason juga sekarang terlihat peduli padanya, apakah Jason sudah jatuh cinta padanya?’ batin Jesica. “Untuk apa kau bersandiwara menjadi istri yang perhatian pada Jason dengan cara mengunjunginya? Selama ini yang dia cintai bukanlah dirimu. Kau memang istrinya, tapi sebenarnya hanya sebagai statusnya saja untuk menyenangkan orang tuanya. Dihati Jason tetap akulah yang dia cintai,” ucap Jesica dengan begitu per
“Ada apa?” tanya Zekha yang bingung karena Jason menghampirinya dengan raut wajah panik.“Apakah kamu melihat foto yang berada di atas meja kerjaku?” tanya Jason dengan panik.“Maksudmu bingkai yang pecah yang berantakan di atas meja itu?” tanya Zekha, dan tiba-tiba saja Jason memegang kedua pundaknya dan mengguncangnya dengan erat dan kasar.“Benar, kamu taruh di mana?” tanya Jason yang tak sadar sudah menyakiti bahu Zekha dengan memegangnya erat.“Kulihat sudah pecah dan berantakan, jadi kubuang karena kupikir itu sampah,” sahut Zekha apa adanya.“Itu barang berharga bagiku, mengapa kau menyentuhnya sembarangan dan membuangnya seenaknya tanpa seizinku,” bentak Jason dengan wajah penuh amarah.“Kau menyakitiku, Jason,” pekik Zekha karena Jason memegang pundak Zekha dengan sangat erat.“Lain kali jangan berani-beraninya kau menyentuh barang-barangku, dan jangan memasuki ruanganku tanpa seizinku.” Jason melepaskan cengkeramannya pada pundak Zekha, tak sengaja Zekha tersungkur da
“Ada apa?” tanya Gladis yang bingung melihat sahabatnya memasang raut wajah khawatir.“Erlan mengatakan, ada yang ingin bunuh diri di atap gedung Rose Group,” sahut Zekha memakai handsfreenya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas.“Aku akan ikut menemanimu.” Gladis bangkit dan meraih tasnya, ia akan ikut pergi bersama dengan Zekha.Di depan gedung Rose Group, sudah banyak orang berkumpul di depan gedung tersebut. Anggota pemadam kebakaran dan juga ambulance sudah siap berada di tempat tersebut karena takut terjadi hal yang tak diinginkan. Terlihat juga di atas gedung seorang wanita yang hendak loncat ingin bunuh diri.Zekha yang baru datang langsung naik ke atas atap gedung, meski memiliki fobia terhadap ketinggian, tapi ia harus menyelamatkan wanita itu agar tak terjadi sesuatu pada Rose Group. Jika saham Rose Group sampai anjlok hanya gara-gara ada seseorang yang bunuh diri di gedung tersebut, maka Tuan besar Addison akan menyalahkan Zekha sepenuhnya.“Nona, wanita yang ingin b
“Erlan, jadwalkan pada dokter kecantikan terbaik untuk bertemu dengan Bunga. Kita tak bisa membiarkannya seperti itu dan lepas tangan begitu saja. Aku tak ingin berdampak buruk pada perusahaan yang nantinya akan mengakibatkan saham perusahaan anjlok,” titah Zekha, pagi itu ia terlihat sangat sibuk sekali karena insiden semalam di atas gedung perusahaan milik keluarga Addison.“Mengapa Anda begitu sangat peduli padanya, Nona? Iritasi pada wajahnya bukan karena skincare dari perusahaan kita. Kulit dia sendiri yang begitu sensitif tapi malah ingin mencoba sesuatu yang baru tanpa berkonsultasi terlebih dulu pada dokter kecantikan,” tanya Erlan yang masih bingung mengapa Bosnya itu malah peduli pada Bunga.“Itu karena dia mencoba bunuh diri di atap perusahaan ini saat wajahnya iritasi setelah menggunakan skincare milik perusahaan kita. Bantu aku untuk menekan berita di media sosial tentang perusahaan kita juga terkait berita semalam,” sahut Zekha yang menambah pekerjaan lagi pada Erlan.
Jason menarik tangan Zekha dan mendorongnya hingga ke tembok dengan perlahan, ia memegang satu sangan Zekha dan tangan satunya menarik leher bagian belakangnya, bibir mereka saling menyatu hingga beberapa detik.“Antara aku dan kamu selamanya tak akan bisa menjadi teman, mengerti. Kamu adalah istriku, sah dimata hukum dan agama, mengapa aku ingin berteman denganmu,” ucap Jason menegaskan dengan penuh penekanan.“Tapi kita hanya sekedar pasangan kontrak saja, Jason. Kamu berbuat seperti ini, bukankah ini sudah melanggar kontrak kita. Lagi pula, dalam waktu kurang dari satu tahun lagi, pernikahan kita akan berakhir.” Zekha mengingatkan akan apa hubungan mereka yang sebenarnya.“Aku tak peduli, hubungan kita selamanya tak akan pernah berakhir. Aku ingin, hubungan suami istri ini tetap berlanjut.” Jason pergi menuju di aman mobilnya terparkir, ia pergi meninggalkan Zekha, makan malam yang telah direncanakan oleh Zekha harus gagal karena kebodohannya sendiri.“Huh, undangan makan malam
“Jason, jaga sikapmu, cepat selesaikan aku sudah mengantuk,” ucap Zekha untuk mengalihkan apa yang dikatakan oleh Jason, jantungnya sungguh sangat berdetak kencang, wajahnya bak kepiting rebus.“Baiklah, istriku. Tak kusangka wajahmu bisa memerah juga,” goda Jason melanjutkan mengetiknya.‘Jason brengsek, dia sungguh sangat menikmati menggodaku,’ gerutu Zekha dalam hati.Jason mengerjakan pekerjaan milik Zekha dengan begitu seriusnya hingga ia tak menyadari kalau Zekha telah terlelap dengan kepalanya yang diletakkan di atas meja.Jason membenahi rambut yang menutupi wajah cantik istrinya itu.“Apakah kau bermimpi buruk, wajahmu begitu tegang meski sedang terlelap,” gumam Jason.Pekerjaannya telah selesai, ia bangkit dan menggendong Zekha membawanya ke dalam kamar mereka. Jason meletakkan tubuh istrinya itu perlahan dan mencium pucuk kepalanya.“Semoga mimpi indah,” ucapnya, ia ikut membaringkan tubuhnya di samping Zekha dan memeluknya erat, malam itu Jason terlelap dengan penuh
Di sebuah bar bernama King, Jason sedang menikmati minumannya bersama dengan teman-temannya. Namun, ia tak menikmati kebersamaan itu karena pikirannya sedang memikirkan apa yang dikatakan oleh Rangga tadi sore.‘Mengapa wanita ini belu juga menghubungiku? Apakah dia berencana akan menghadiri pesta itu sendiri tanpaku? Apa aku benar-benar tak memiliki arti apa pun untuknya? Sungguh kejam sekali wanita itu, aku akan memberinya pelajaran nanti saat pulang, agar dia tahu siapa aku ini,’ kesal Jason yang menunggu Zekha menghubunginya, tapi nyatanya tak kunjung juga ia mendapati nomor istri kontraknya itu menghubunginya.Jason tak tahu kalau Zekha sudah menghubunginya untuk memberinya kabar, tapi panggilan itu diterima oleh Jesica, wanita itu bahkan berani menghapus panggilan terakhir pada ponsel milik Jason.Saat Jason sedang merasakan hatinya tak senang, Jesica datang menghampirinya dengan wajah yang merona. Ia berencana akan mendekati Jason malam ini dan menjadikannya pria itu milikny