“Ada apa, Gladis?” tanya Zekha ketika ia tiba di rumah sakit, Gladis sedang terduduk dengan wajah ditekuk lemas.“Lihat pria yang kini tengah duduk di dalam?” Zekha melihat ke dalam ruangan sahabatnya, ia mengangguk menatap Gladis.“Iya, memangnya kenapa?” tanya Zekha bingung.“Dia mengatakan kalau dia itu merasa pusing dan tak enak badan, aku memeriksa suhu tubuhnya dan memang sedikit panas, jadi aku menyarankannya untuk suntik penurun panas. Tapi dia mengatakan kalau dia takut dengan jarum suntik, pas aku memberinya obat, dia malah meminta obat yang manis dan tak ingin obat yang kuresepkan. Aku kan tak memiliki obat manis untuk dosis orang dewasa, dan dia juga bukan anak kecil lagi. Dia tetap saja kekeh tak ingin minum obat yang pahit dan tak ingin disuntik, jadi aku bingung harus bagaimana, sedangkan dia memaksaku untuk segera meredakan pusing dikepalanya. Aku tak ada pilihan lain jadi aku langsung saja menyuntiknya secara diam-diam di lengannya, dia malah marah-marah dan akan m
Zekha keluar dari rumah sakit, ternyata Jason sudah menunggunya. Ia segera masuk ke dalam mobil tersebut dan tak lama mobil pun pergi meninggalkan rumah sakit.“Kamu terlihat senang, apa ada sesuatu yang terjadi di rumah sakit?” tanya Jason yang melihat wajah Zekha nampak berseri.“Ah itu, tadi aku bertemu dengan juniorku yang sangat menarik. Kami baru saja bertemu lagi setelah lama tak jumpa dan ternyata dia adalah pasien dari Gladis yang membuat Gladis kewalahan,” jawab Zekha menjelaskan dengan sangat antusias.“Pria atau wanita?” tanya Jason kembali seakan interogasi.“Pria.” Zekha menjawab dengan wajah berseri membuat Jason menjadi tak senang.“Kalau begitu tak menarik sama sekali,” ketus Jason yang memilih melihat ke arah jalanan dengan wajah yang ditekuk kesal, kini sepanjang perjalanan tak ada obrolan lagi.Dua puluh menit lamanya akhirnya mobil berhenti di area parkir kediaman orang tua Jason. Zekha langsung turun tanpa menunggu Jason membukakan pintu untuknya. Ketik ia
“Aku bawakan kamu makan siang, Mamah khawatir kalau maag-mu akan kambuh.” Zekha meletakan nampan yang ia bawa berisi makan siang untuk Jason di meja.“Taruh saja, nanti akan kumakan jika ingin,” jawab Jason ketus karena ia masih kesal.“Baiklah kalau begitu, aku keluar dulu untuk membantu Mamah membereskan meja makan.” Zekha berbalik.“Tunggu,” ucap Jason menghentikan langkah istrinya itu, Zekha berbalik dan menatap Jason.“Kenapa?”“Bagaimana kamu mengenal Jonatan?” tanya Jason.“Kami satu kampus, Jonatan adalah juniorku, tak heran kami saling mengenal,” jawab Zekha apa adanya tanpa ada yang ditutupi.‘Apakah Zekha tak tahu kalau Jonatan menyukainya?’ batin Jason penasaran bercampur kesal.“Jadi, apakah kau tahu dengan seseorang yang memberikannya handuk ketika mereka mengikuti Olimpiade mewakili kampus?”“Apakah handuk kecil berwarna abu-abu dengan bordir yang bertuliskan Love Anime?” Zekha balik bertanya untuk memastikan.“Bagaimana kau tahu?”“Karena itu handukku,” sahu
Jonatan menghela napasnya tenang, ia menatap sang mamah yang menuntut jawaban darinya.“Zekha adalah cinta pertamaku, dia adalah wanita pertama yang sangat aku kagumi dan aku sayangi hingga kini. Tak ada wanita lain yang aku sayangi setelah bertemu dengannya,” ucap Jonatan dengan wajah berbinar dan mata penuh cinta untuk seseorang yang sedang ia bicarakan, Jeny merasa terenyuh dalam hati melihat putra bungsunya yang ternyata menyukai menantu kesayangannya itu.“Tapi Jo, dia itu-”“Mamah tenang saja, aku tahu batasanku kok. Aku hanya merasa menyesal saja, mengapa aku harus pergi keluar negeri, andai saja aku tetap melanjutkan study-ku di sini, mungkin aku bisa bersama dengannya. Aku hanya berharap dia bahagia, meski bukan bersama denganku, Mah. Aku percaya pada Kak Jason, dia tak mungkin membuat Zekha terluka dan sedih.” Jonatan memotong ucapan sang mamah, ia tahu apa yang ingin dikatakan mamahnya itu.Jeny bernapas lega. “Baguslah kalau begitu, mamah jadi tenang. Mamah hanya tak i
Lonceng berbunyi, pemberkatan pernikahan antara sepasang suami istri baru saja berakhir, mereka tersenyum amat bahagia di depan para tamu undangan dan tentunya di depan orang tua mempelai keduanya. Keluarga memberi restu agar pernikahan mereka berjalan dengan langgeng dan bahagia selalu.Usai pernikahan, di dalam kamar pengantin, seorang wanita muda, cantik yang juga pemimpin perusahaan sedang duduk di atas tempat tidur menunggu kedatangan pria yang sudah sah menjadi suaminya. Tak lama pria itu datang dengan mengenakan jubah tidur, tepat di depan wanita itu sang pria membuka jubahnya.“Jason,” ucap wanita itu kala melihat pria yang kini sudah sah menjadi suaminya.Pria itu mendorong tubuh sang wanita hingga terbaring di atas tempat tidur, ia membuka pakaian bagian atas istrinya dan meninggalkan tanda kepemilikan dibahu putih mulus sang wanita.“Ini adalah tanda kepemilikanku, meski kita hanya menikah kontrak, tapi ingat batasanmu untuk tak memiliki hubungan dengan pria lain hingga
Robert Darren, Papah Jason geram dengan apa yang diberitakan media tentang skandal putranya, ia menatap Jason penuh amarah tapi tak bisa ia lampiaskan karena ada Jeny sang istri yang mengawasinya. Robert memang tipe pria yang menuruti ucapan istrinya, tapi bukan berarti ia takut dengan istrinya. Ia hanya tak ingin istrinya kesal saja pada dirinya karena memarahi putra kesayangan istrinya itu.“Skandal apa lagi ini?” tanya pria paruh baya tersebut menahan emosinya pada putranya.“Apa lagi?” ucap Jason dengan nada tanya seraya duduk di sofa single dengan begitu santainya. “Yah seperti yang Anda lihat,” sambungnya dengan santai seperti tak ada masalah.“Dasar anak kurang ajar,” geram Robert menahan suaranya agar tak terdengar oleh Jeny, di meja makan yang kebetulan tak jauh dari ruang tamu, Zekha terkekeh lirih, tapi hal itu diketahui oleh Jason dan pria itu menyeringai tipis.Robert menoleh pada menantunya yang sedang terkekeh geli melihat Jason yang tak pernah patuh.“Zekha, kamu
Esok paginya Zekha pagi-pagi sekali sudah pergi ke kantor karena ada rapat pagi ini, ia tak sempat sarapan di rumah mertuanya. Namun, ia berjanji kalau malam ini akan makan malam di rumah bersama dengan mertuanya.“Zekha, apakah semalam tidurmu nyenyak? Pagi ini kita tak bisa mengobrol bersama karena kamu harus ke kantor pagi-pagi sekali dan Jason bersama Papahmu ada rapat dadakan juga, jadi pagi tadi tak ada yang sarapan di rumah,” tanya Jeny sengaja ingin memancing memantu dan putranya itu, seketika wajah Zekha memerah mengingat kejadian semalam.“Ah, emm, cu-cukup nyenyak kok, Mah,” sahut Zekha tergagap, Jeny tersenyum lebar begitu pula dengan Jason yang diam menikmati makanannya tapi seringai tipis muncul dari bibirnya.“Sudah cukup skandal yang kau lakukan, Jason. Papah minta ke depannya jangan ada skandal seperti ini lagi. Saat ini banyak gosip beredar kalian yang tak tinggal satu rumah karena sudah tak cocok dan akan berpisah. Mulai hari ini kamu harus kembali ke Villa Centu
“Dasar Jason brengsek, kenapa juga dia harus kembali kesini, sudah bagus dia tinggal di apartemennya, malah kembali mengganggu hidupku,” gerutu Zekha yang sedang mengembalikan kembali barang-barang milik Jason ke tempat yang semestinya.Setelah selesai dengan membereskan semuanya, ia juga memutuskan untuk mandi dikamar mandi lain. Setelah selesai, Zekha melihat sekeliling, ternyata Jason belum selesai dengan ritual mandinya, yah Jason kalau mandi sudah seperti putri solo yang lamanya hampir satu jam, entah ritual apa saja yang ia lakukan di dalam kamar mandi sampai selama itu di dalam kamar mandi. Tak ingin ambil pusing, Zekha berjalan menuju dapur sambil membawa tablet yang biasa ia gunakan untuk bekerja ke dapur.Zekha mengambil satu cup mie instan dan menyeduhnya dengan air panas, ia juga membuat teh lemon untuk menemaninya bekerja. Sambil menunggu mie instannya siap, Zekha mengerjakan pekerjaannya yang tadi belum selesai dikantor karena harus segera pulang sebab sudah janji pada