Share

HL ~ 05

Matanya seketika membulat menyaksikan apa yang dilakukan suaminya dan Jesica, Jason dan Jesica tengah berciuman diruang tamu. Namun, sepersekian detik kemudian Zekha mengabaikan adegan itu setelah berhasil mengontrol hatinya, Zekha berjalan melewati mereka yang sedang sibuk memagut bibir. Sebenarnya ia geram karena Jason melakukan hal itu diruang tamu, tapi Zekha tak ingin banyak bicara, jadi ia memutuskan untuk mengabaikannya saja

“Kamu sudah pulang? Mengapa lama sekali? Aku sudah sangat kelaparan, apakah kamu tak peduli?” banyak pertanyaan dilontarkan oleh Jason kala melihat Zekha tak merespons apa yang ia dan Jesica lakukan.

Zekha menghentikan langkahnya, ia menoleh pada di mana Jason dan Jesica duduk, tapi bukan melihat pada keduanya melainkan matanya tertuju pada tablet yang tadi ia gunakan untuk bekerja. Zekha berjalan menuju meja tersebut, Jason berpikir kalau istri dinginnya itu akhirnya akan merespons apa yang dia lakukan dengan Jesica. Namun, ternyata perkiraannya salah, apa yang dipikirkan oleh Jason ternyata melesat, Zekha malah meraih tablet miliknya.

Tapi saat Zekha akan meraih tablet miliknya, Jesica meraih tablet itu terlebih dulu. “Jason, ini pembantumu? Mengapa dia berani menyentuh barang milikmu? Lancang sekali dia,” cibir Jesica bertanya.

Zekha menatap tak percaya pada wanita yang saat ini berada tepat di hadapannya, tatapan tajam Zekha seakan pedang yang menghunus pada musuhnya, Jason yang melihat hal itu menyeringai tipis, terasa ada kemenangan dalam hatinya telah berhasil membuat istri kontraknya yang dingin itu cemburu. Padahal kenyataannya Zekha menatap geram pada wanita yang dengan lancangnya menyebutnya pembantu meski ia harus mengakui penampilannya saat ini memang seperti pembantu karna ia mengenakan blus tidur dengan kacamatanya dan rambut terurai yang dijepit asal.

“Ekhem, bukan, dia... istriku,” sahut Jason dengan santainya seraya menatap pada Zekha dengan tatapan yang tersenyum.

“Aaah... ternyata begitu, tapi aku tak peduli siapa dia,” ucapnya manja seraya duduk di pangkuan Jason. “Bagaimana kalau malam ini aku menginap di sini saja menemanimu, aku lihat istrimu ini tidak menyenangkan,” sambungnya meminta pendapat seraya mengusap dada bidang Jason yang sedikit terbuka.

“Kalau masalah itu, kau harus meminta persetujuan darinya,” sahut Jason, matanya masih menatap pada Zekha meski ia sedang berbicara pada Jesica.

“Jason, tolong kamu jangan seenaknya menyentuh barang dan kerjaan miliku. Dan juga, kalau wanitamu ingin menginap di sini, tolong jangan berisik karena aku masih harus mengerjakan pekerjaanku,” ucap Zekha dengan penuh penekanan, ia lalu berlalu dari tempat di mana Jesica memeluk manja pada Jason.

“Apakah kau tak keberatan suamimu tidur dengan wanita lain?” tanya Jason dengan nada yang sudah berubah dingin.

Zekha menghentikan langkah kakinya. “Itu hak dan kebebasanmu,” sahutnya dengan nada santai, tapi tangannya yang menggenggam kantong berisi makanan yang ia beli untuk Jason tergenggam erat dan kukunya hampir saja menusuk telapak tangannya. “Oh iya, makananmu kutaruh di meja makan,” sambungnya lalu Zekha melanjutkan kembali langkahnya untuk menuju kamarnya.

‘Kamu sendiri yang membuat kesepakatan kalau antara kita tak akan mencampuri urusan satu sama lain dan bebas melakukan apa pun, jadi mengapa aku harus keberatan dengan apa yang kamu lakukan,’ batin Zekha mencoba menipu perasaannya.

“Huh, lapang dada sekali kamu yah sebagai istri,” kesal Jason dengan wajah yang berubah dingin karena Zekha ternyata tak menghiraukannya, padahal niatnya ingin membuat istri kontraknya yang dingin itu kesal dan cemburu, mengapa malah jadi ia yang kesal.

“Kamu pulanglah,” ucap Jason mengusir Jesica dengan nada dinginnya.

“Sayang, apakah kamu tega membiarkan aku pulang sendirian, ini sudah sangat larut, bagaimana kalau terjadi sesuatu padaku? Biarkan malam ini aku menginap di sini dan menemanimu tidur yah,” dengan manja Jesica mengusap dada bidang Jason, tapi bukannya menyetujuinya, Jason memegang tangan wanita itu dengan erat dan menatapnya tajam.

“Jangan biarkan aku mengatakannya sekali lagi,” ucap Jason, Jesica langsung bergidik takut melihat ekspresi Jason yang seperti itu, tak pernah ia lihat ekspresinya yang begitu menakutkan.

“Ba... Baiklah....”

*

Setelah Jesica pulang, Jason berjalan menuju dapur untuk menyantap makan malam yang sudah dibelikan oleh istrinya. Di meja makan, ternyata makanan itu sudah tersaji di piring dan siap untuk disantap. Jason langsung menyantapnya dengan lahap, meski makanan beli, tapi itu dibeli oleh Zekha, makanya Jason memakannya dengan lahap, setelah makan, Jason memutuskan untuk menuju kamar.

‘Apakah wanita dingin ini benar-benar tak peduli aku bersama dengan wanita lain? Selama dua tahun ini pun dia juga tak pernah peduli dengan skandal yang telah kulakukan, dia seakan berada dalam dunianya sendiri dan bagai tak tersentuh,’ gumam Jason sambil melangkahkan kakinya menuju kamar di mana Zekha berada.

‘Jadi, apakah dia benar-benar tak peduli padaku? Apakah dia memang tak mencintaiku dalam waktu dua tahun ini?’ sambungnya masih bertanya-tanya dalam hatinya sambil membuka pintu kamar, dilihatnya Zekha masih sibuk dengan tabletnya dan sedang melanjutkan pekerjaannya.

‘Mengapa aku begitu peduli dengan bagaimana perasaannya padaku? Aku begitu berharap kalau dia mencintaiku,’ batinnya lagi, Jason berjalan menghampiri istrinya yang sedang duduk di depan meja rias sambil memegang tablet.

Tepat berada di belakangnya, Jason langsung memeluknya dari belakang tanpa memberitahunya terlebih dulu, tentu saja Zekha sangat terkejut, beruntung tablet yang dipegangnya tak sampai terjatuh karena saking terkejutnya.

“Sudah larut begini tapi masih bekerja, kasihan mata dan tubuhmu.” Jason meraih tablet yang dipegang oleh Zekha dan diletakannya di meja, ia kemudian menggendong tubuh Zekha ala bridal style berjalan menuju tempat tidur, Jason meletakkan tubuh Zekha secara perlahan, kemudian ia membenarkan rambut yang menutupi wajah cantik istri dinginnya itu.

“Aku sangat menyukai rambutmu ini, malam ini biarkan aku tidur satu ranjang denganmu,” ucapnya kemudian, Jason berbaring di samping Zekha berbaring dan menyelimuti tubuh keduanya, tapi seketika Zekha bangkit dari pembaringannya.

“Kenapa kamu harus tidur di tempat tidurku? Tuh tempat tidurmu kosong, sana pindah,” usir Zekha dengan langsung, ia benar-benar tak ingin satu tempat tidur dengan Jason karena tak ingin terjadi hal yang tak diinginkan mengingat ia dan Jason hanya menikah kontrak dan sebentar lagi kontrak pernikahannya akan segera berakhir. Zekha tak ingin saat pernikahannya berakhir, ia harus menerima kenyataan kalau pada akhirnya dirinya mengandung tanpa seorang suami disisinya seperti cerita dalam novel-novel yang pernah ia baca.

“Di luar hujan, aku kedinginan, apakah kau begitu teganya membiarkan aku membeku seorang diri?” Ucapnya dengan rengekkan manja ala Jason, ia memang terkadang suka seperti anak kecil.

Zekha tak menjawab, ia berjalan menuju walk in closet, entah apa yang mau diambilnya. Mungkinkah Zekha akan mengambil kasur lantai untuknya tidur dilantai? Tapi kan tempat tidur Jason tak ada yang menidurinya, mengapa ia harus tidur dilantai? Lagi pula sofa dikamar mereka cukup besar jika hanya untuk Zekha tidur seorang diri, lalu apa yang akan diambilnya dari walk in closet?

Hidden Love || Bintang_Biru || GoodNovel

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status