“Tak ada orang di sini, hanya ada kita berdua jadi tak perlu bersandiwara lagi, katakan saja apa yang ingin kau katakan,” ucap Zekha dengan nada dingin.Linda memberikan sebuah map coklat pada Zekha yang ia tak tahu apa isinya.“Apa ini?” tanya Zekha belum menerima map tersebut.“Kau lihat saja sendiri, kuyakin kau cukup pintar tanpa harus aku menjelaskannya,” sahut Linda meminta Zekha untuk melihatnya sendiri, Zekha langsung meraihnya dan membaca isi dari map tersebut yang ternyata sebuah dokumen persetujuan investasi.“Kau ingin aku menyampaikannya pada Jason agar Jason membantumu?” Zekha menyeringai, apakah dirinya tak cukup untung menjadi alat penghasil uang bagi keluarga Addison hingga mereka ingin Jason turun tangan juga untuk menginvestasikan uangnya pada Rose Group, begitulah kira-kira pikir Zekha.“Jason adakah menantu keluarga Addison, dia juga terlihat sangat menyukaimu. Meminta tolong padanya hal sekecil ini, itu hal yang mudah baginya dan juga tak merugikannya. Kamu
Zekha mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang datang, ia menatap kesal pada pria tersebut.“Jason, apakah kamu bisa diam? Aku sedang tak ingin bertengkar denganmu, lebih baik kau pergi saja daripada datang hanya untuk mengejekku,” kesal Zekha.‘Dasar Jason brengsek, dia itu berniat menghiburku atau mengejekku, ucapannya terdengar tak enak sama sekali. Rasanya ingin kupukul dia pakai tongkat bisbol agar sedikit lebih romantis lagi dalam menghibur wanita,’ dengus Zekha dalam hati.Jason menghampiri Zekha dan duduk di sampingnya, ia menangkup wajah cantik istri kontraknya itu ingin mengusap air matanya yang sudah membasahi wajah cantiknya.“Aku akan diam, tapi kamu jangan menangis lagi. Sungguh tak enak dipandangnya, membuat mata sepat,” sahut Jason, ia memang tak bisa bicara dengan romantis pada wanita mana pun.Zekha terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Jason.‘Ini sungguh terlalu dekat,’ batin Zekha yang merasakan jantungnya mulai berdegup.“Aku bisa melakukannya sendiri
Zekha terlihat sangat panik melihat keadaan Jason yang pucat dengan tubuh gemetar dan berkeringat.“Jason, kita ke rumah sakit yah, wajahmu pucat sekali,” ucap Zekha.“Tak perlu, maagku hanya kambuh saja. Setelah minum obat dan sarapan, lalu istirahat sebentar juga akan membaik. Tolong ambilkan saja obatku di meja kerjaku,” tolak Jason, ia meminta agar Zekha mengambilkan obatnya.“Baiklah, kamu duduk dulu di sini, aku akan mengambilkan obatmu.”Zekha pergi mengambil obat yang diminta oleh Jason, tak lama ia kembali membawa obat dan segelas air mineral. Jason segera meminumnya, setelahnya ia sengaja meletakkan kepalanya di atas pangkuan Zekha. Tentu saja hal itu membuat Zekha terkejut dan jantungnya seketika berdegup kencang.“Kamu mau apa?” tanya Zekha.“Biarkan aku tidur di pangkuanmu sebentar saja, ini membuatku sangat nyaman,” ucap Jason dengan mata yang dipejamkan.‘Ya sudahlah, toh dia lagi kesakitan, tak ada salahnya membiarkannya istirahat sebentar,’ batin Zekha, tiba-ti
Esoknya, Zekha sudah siap untuk pergi ke kantornya. Biasanya hari minggu ia juga akan lembur, tapi kemarin ia malas dan juga Jason sakit.“Aku membawakanmu bekal untuk makan siang, jangan lupa dimakan. Jika kau tak memakannya, maka aku tak akan memasakkan untukmu lagi. Kalau kau gengsi membawanya, minta Rangga untuk membawakannya untukmu.” Zekha sudah menyiapkan bekal makan siang untuk Jason dikantor nanti, ia khawatir kalau Jason akan sakit maag lagi kalau telat makan.“Baikah, karena istri cantikku yang memintanya, maka aku akan membawanya.”Jason berangkat setelah Rangga tiba, begitu pula dengan Zekha yang berangkat setelah Erlan tiba. Sepanjang perjalanan, Jason tersenyum sambil memandangi kotak makannya. Rangga yang jarang melihat senyuman Bosnya itu sedikit merinding disko.“Bos, apakah perlu saya bawakan makanan Anda?” Rangga menawarkan bantuan takut-takut kalau Jason malu membawa kotak makanan tersebut.“Tak perlu, saya akan membawanya sendiri,” tolak Jason.Ia berjalan
Zekha memegang kepalanya yang terasa nyeri karena terkena sebuah buku yang melayang mengenai keningnya hingga memar. Linda yang emosi melemparkan sebuah buku tebal pada Zekha saat ia baru saja masuk.“Nyonya Linda yang terhormat, apakah Anda sudah gila, bersikap bar-bar di perusahaan? Apakah Anda tak menginginkan wajah lagi? Bagaimana jika ada yang melihat perilaku bar-bar Anda?” Zekha berusaha tak terpancing emosi atas apa yang dilakukan oleh Linda, karena ia tahu hal itu hanya akan membuang tenaga saja.“Dasar anak tak berguna! Berapa banyak masalah yang telah kau berikan pada Rose Group? Setelah kasus percobaan bunuh diri, sekarang timbul masalah harga dari produk baru, sebenarnya apa yang kau lakukan hingga banyak masalah datang pada Rose Group setelah kau mengambil alihnya?” pekik Linda dengan penuh amarah, Zekha tersenyum miring seraya melipat tangannya didada.“Ouh, ternyata Nyonya dari Rose Group mengetahui ada keributan di sini rupanya. Tapi, mengapa Anda malah menghindari
Zekha mengalihkan pandangan yang tadi mengejek Jason menjadi keluar jalan. Wajahnya kembali murung, ia sebenarnya tak ingin mengingat siapa yang telah merawatnya padahal ia diangkat menjadi putri keluarga Addison. Nyatanya, ia hanya sebuah pancingan saja, setelah Linda mengandung, Zekha diasingkan ke rumah biasa dan tinggal bersama dengan Nenek dan orang yang ditugaskan untuk mengasuh dirinya.“Aku tak pernah menampakkan diri sebagai keluarga Addison. Orang lain hanya mengetahui satu putri keluarga Addison, yaitu wanita yang datang bersama Papah dan Linda. Itu karena aku tak dibesarkan di dalam keluarga Addison. Meski mereka mengangkatku menjadi anak, nyatanya mereka hanya menganggapku sebagai pancingan. Kini, aku adalah sebuah alat untuk membuat Rose Group jaya dan mereka yang menikmati hasilnya. Jabatanku adalah wakil presdir, tapi aku tak benar-benar memiliki jabatan tersebut, semua itu hanyalah panggilan semata bukan seperti yang mereka bayangkan,” ucap Zekha menjelaskan dengan m
‘Mengapa tiba-tiba saja muncul banyak wartawan di sini? Apakah ini rencana dari Jesica? Jika iya, aku takut akan ada berita buruk tentangku esok yang akan membuat perusahaan terkena dampaknya,’ batin Zekha dengan wajah panik.Jesica memegangi kepalanya yang berdarah, ia tak bohong jika itu rasanya sakit sekali, tapi ia puas karena Zekha menjadi sasaran para wartawan yang memojokkannya.“Aku tak tahu apa yang ia lakukan padaku, padahal tadi aku hanya bicara minta maaf karena skandal yang sedang beredar antara aku dan suaminya, Tuan Jason. Mungkin dia emosi dan tak sadar mendorongku hingga aku terjatuh,” ucap Jesica, ucapannya terdengar seperti tak menyalahkan Zekha tapi secara bersamaan juga menyudutkannya.“Apakah yang dikatakan oleh Nona Lee benar? Anda marah padanya karena skandal antara Nona Lee dan Tuan Jason hingga membuatnya terluka seperti itu?” tanya salah seorang wartawan kembali.“Diam! Bisakah kalian berhenti bertanya hal yang tak penting? Apakah kalian tak lihat darah
Jason pergi dengan menggandeng tangan Zekha. Ia tak memedulikan Jesica yang sedang dalam keadaan pingsan karena Jason tahu kalau Jesica pingsan bohongan untuk menghindari perkataan orang-orang yang terus saja menyudutkannya.“Jason, kau belum menjawab pertanyaanku. Mengapa kau ada di sini?” Zekha bertanya kembali, Jason menghentikan langkahnya.“Jika saja tadi aku tak datang, apa yang akan terjadi padamu? Apa yang akan kau lakukan pada wanita itu dan para wartawan gadungannya?” Jason balik bertanya.Zekha menundukkan kepalanya. “Entahlah, aku tak tahu.”“Dasar wanita cengeng.” Jason mengangkat wajah Zekha dan mengganti plester pada luka Zekha setelah mengoleskan salep.“Baru tadi kau mengobatinya, sudah menggantinya lagi,” protes Zekha mencibirkan bibirnya.“Tadi aku belum mengoleskan salepnya, kebetulan saat kembali ke kantor tadi aku meminta Rangga membeli salep untuk menghilangkan bekas luka. Jika di wajahmu terdapat bekas luka, kelak siapa yang akan menginginkanmu,” alibi Ja