Share

Bab 23.B

Aku mencolek sambelnya pake jari telunjuk, ternyata sambel rujak buatan Mas Lutfi lebih enak dari pada buatanku.

"Buahnya juga makan dong, Yang," sahut Mas Lutfi.

"Mas dulu ya yang makan, ini enak loh, ayo aaak." Aku menyuapi Mas Lutfi mangga muda yang sudah dicolek ke dalam sambelnya.

"Engga ah asem, kamu aja yang makan 'kan kamu yang mau." Mas Lutfi menolak.

"Mas dulu yang makan." Aku merengek manja, sementara Mas Lutfi mendesah.

"Asem, Yang." Mas Lutfi sampai nyengir-nyengir.

Kandunganku sekarang sudah usia lima bulan, kata tetangga perutku belum kelihatan, aku jadi pesimis takut bayi di dalam sana kurang gizi.

"Saya dulu empat bulan aja udah kelihatan, kok Mbak Risti belum ya, jangan-jangan bayinya kurang gizi." Begitu kata Bu Silmi pas lagi arisan kemarin.

Ditambah dengan omongan Kirana.

"Kasihan banget sih bayi Mbak sampe kurang gizi gitu, kaya aku dong, Mbak, makan buah, susu sama makanan bergizi biar bayi kita sehat." Begitu kata Kirana, dasar sok tahu.

Sekarang wanita bermulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Waty Rosilawaty
Adik tiri tdk tahu malu bicara gitu di depan kakak tirinya sendiri pdhal dia seorang gadis,... risti hati2 saja, krn perempuan begitu biasanya menghalalkan segara untuk mencapai tujuan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status