Share

His Contract Cinderella
His Contract Cinderella
Author: Airen

Chapter 1

Author: Airen
last update Huling Na-update: 2025-08-26 16:02:26

"Morning, Babe."

Ashley Wilson merasakan sebuah tangan besar merangkul pinggangnya membuatnya tertinggal dengan kedua temannya yang sudah berjalan di depannya, dan ia mendengar sapaan menggelikan itu tadi di telinga kanannya sampai membuat bulu-bulu halus di lengannya langsung berdiri karena suara asing itu, ia membalikan tubuhnya lalu tangan besar itu menariknya lebih dekat sehingga ia berhadapan dengan dada seorang pria yang membuatnya langsung mengandahkan kepalanya untuk melihat wajah pemilik tubuh tersebut membalasnya dengan senyuman hangat.

"Bagaimana pagimu, Honey?"

Sebutan apa lagi itu?

Babe?

Honey?

Dasar pria gila!

Pria asing itu sekarang mencium bibirnya!

Sekali lagi, mencium bibirnya!

Dasar pria mesum!!!

Perbuatan pria itu sangat gila, Ashley melepaskan paksa ciuman itu lalu secara spontan berteriak juga mendorong tubuh pria itu menjauh darinya tapi pelukan pria tersebut padanya semakin erat di tubuhnya sehingga tubuh mereka menyentuh satu sama lain yang membuat jantungnya berdebar karena berhadapan dengan pria sedekat ini, ini adalah debaran karena ia terkejut dengan perlakuan pria itu padanya.

Pria asing tersebut lalu meletakan telapak tangannya tepat di mulutnya dan mendekatkan kepalanya ke telinga kirinya untuk meminta padanya tidak berbicara apapun dengan bisikan tepat di depan telingannya.

"Jangan berteriak atau kau akan menyesal!" Ancamnya dengan nada lembut, "Aku  hanya ingin sesuatu darimu Ashley Wilson."

Ashley tidak peduli, ia masih mencoba untuk melepaskan pelukan pria itu darinya. Meminta bantuan apa sampai harus menciumnya di depan banyak orang bahkan di depan kedua teman baiknya yang hanya diam melihat kearah mereka berdua tanpa tau apa yang di pikiran mereka sekarang ini setelah melihatnya berciuman dengan pria asing.

Padahal mereka baru saja memulai semester baru setelah musim panas tapi belum apa-apa Ashley sudah bertemu dengan pria gila ini. Tadi ia baru saja berjalan sama kedua temannya, Linda dan Jane. Mereka sedang berjalan bersama di halaman kampus membicaraan liburan musim panas mereka yang bagi Ashley membosankan.

Linda membicarakan tentang kekasihnya, mereka berlibur bersama lalu mengunjungi nenek kekasihnya itu di Mexico dan dia mengeluh karena menurutnya ia terlalu cepat di perkenalkan ke keluarga kekasihnya itu, tapi ia tidak bisa menolaknya padahal mereka sudah berkencan hampir satu tahun. Jane hanya membicarakan tentang pekerjaan paruh waktunya di perpustakaan dan restaurant, ia mendapatkan banyak bonus karena bersedia mengambil shift malam lalu karena ini musim liburan juga, jadi Jane sangat menikmati liburannya.

Mereka sudah berteman lebih dari dua tahun, sejak mereka tinggal di asrama tapi sayangnya Ashley tidak lama tinggal disana sampai ia kembali ke rumahnya. Linda adalah orang pertama yang ia temui ketika pertama kali masuk kamps ini, wanita berambut pirang sedikit kecoklatan itu sangat cantik dan cukup populer di jurusannya, dia juga memiliki kepribadian ceria dan menarik sehingga ia memiliki banyak teman.  Linda adalah mahasiswi jurusan seni. Sedangkan Jane sendiri memiliki kepribadian hampir sama dengannya, wanita itu tidak mudah berbaur dan hanya bergaul dengan teman- yang cocok baginya saja. Jane memiliki rambut pendek berwarna hitam dan berkaca mata bulat yang lebih sering ia pakai saat kuliah saja, tapi penampilannya sangat modern dan ia juga cantik. Jane memiliki daya tarik sendiri lewat gaya bicaranya dan kecerdasanya, dia adalah mahasiswi jurusan sains yang sangat cocok dengannya.

Mendengar itu semua membuat Ashley iri, tidak banyak yang ia lakukan selain melakukan pekerjaan paruh waktu juga tapi itu biasa saja bukan sesuatu yang bisa ia nikmati seperti pekerjaan malamnya. Ah, pekerjaan malamnya itu.

Pria tersebut lalu kembali melihat wajahnya sambil tersenyum manis dan mengelus pelan rambut Ashley lalu kali ini dia kembali berbisik di telinga kiri wanita itu sementara Ashley sendiri melihat waspada kepadanya.

"Aku tau rahasiamu sayang, kamu bekerja di klub malam sebagai wanita penghibur-kan? Kamu pasti suka menuangkan minuman pada tamu-tamu vip itu."

Dugaannya benar. Ashley sudah menebak bahwa pria ini mengetahuinya tapi agaimana bisa pria di depannya ini mengatakan kata-kata itu sembari tersenyum padanya, tapi Ashley tidak bisa berkutik mendengar itu. Tubuhnya menegang, dan pikirannya kosong karena salah satu rahasianya terbongkar.

Sebenarnya siapakah pria ini?

Ashley merasa asing tapi semakin ia melihatnya ia merasa  setidaknya sekali mereka pernah bertemu, tapi tidak tau kapan dan bagaimana. Itu tidak penting sekarang, ia harus bertanya tentang apa yang pria itu inginkan darinya.

"Aku harus membantumu apa?"

Hidupnya selama ini sangat datar dan hampa, semua orang mengenalnya sebagai gadis penurut. Ashley hanya terus melakukan apa yang dikatakan Ayahnya, ia tidak mengenal banyak orang karena sebelumnya ia bersekolah di rumah bahkan bagi kedua teman baiknya itu ia hanya seorang gadis polos tapi perlahan hidupnya mulai berwarna setelah ia bertemu teman-temannya dan bertemu banyak orang lainnya sehingga ia merasa bahwa kehadirannya itu ada, mereka mengakui.

Ia tidak mau kehilangan kehidupannya sekarang karena salah satu rahasianya terbongkar. Ashley tidak siap jika harus kehilangan teman-temannya karena kebohongannya itu yang memang sudah ia lakukan lama sebelum bertemu mereka. 

Pria itu tersenyum lalu melihat pada kedua teman Ashley- Linda dan Jane yang berada di depan sana.

"Kalian adalah sahabat Ashley kan? Linda...dan Jane?" Kata pria itu menunjuk pada Linda dan Jane bergantian secara benar.

Mereka berdua mengangguk secara bersamaan. Linda langsung memanggil nama pria itu yang tentu saja ia mengenalnya jelas.

"Evan Louis Johnson, aku tau. Jadi, Kamu....dan Ashley?"

Evan merangkul bahu Ashley, tersenyum lebar pada wanita itu lalu melihat kembali kepada dua teman Ashley disana, juga orang-orang di sekitar mereka.

"Kami sepasang kekasih."

Pengakuan pria yang ternyata bernama Evan itu membuat Ashley tersadar dari lamunannya, ia tidak percaya dengan perkataan Evan dan langsung mengetahui bahwa ini adalah yang diinginkan Evan, menjadi kekasih palsu bagi Evan tapi mengapa dirinya?

Ashley masih tidak mengerti dengan ancaman Evan  lalu menjadikannya kekasih palsu pria itu di hadapan semua orang, sebanyak ini. Matanya melihat ke sekitar, banyak orang yang berhenti melihat padanya dan Evan.

Linda dan Jane, kedua temannya itu bahkan melihat padanya sambil membuat ekspresi yang ia sendiri tidak tau, mereka tersenyum lebar lalu mencoba mengatakan sesuatu yang tidak ia ketahui tapi jelas ada yang salah disini.

Lalu, Evan kembali menciumnya. Kali ini, mencium puncak kepalanya lalu bibirnya kembali. Ashley mendorong tubuh Evan menjauh ketika pria itu tengah lengah.

"Kau gila, brengsek!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • His Contract Cinderella    Chapter 40

    Zack hanya bisa menghela nafasnya ketika melihat Ashley yang kembali seperti dulu. Ashley bahkan mau menemani beberapa pria untuk minum seperti yang dulu ia lakukan, malah kalo ini jauh lebih buruk. Jika ada yang di salahkan, Zack lebih menyalahkan pria bernama Evan itu yang sudah membuat Ashley seperti ini tapi malah pria itu sekarang berada di Inggris. Ashley juga tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka, dia hanya berkata bahwa ia sudah tidak tau bagaimana perasaannya terhadap Evan. "Ashley," Panggil Zack menyadarkan Ashley yang setengah tersadar di meja bar. "Kau baik-baik saja,kan?" Ashley mengangguk. "Mereka membuatku minum banyak," Di tengah keramaian di sekitar mereka itu, Zack mengajak Ashley keruangannya. Ashley setuju. "Ahh...kepalaku." Ashley bahkan harus di bopong oleh Zack sampai mereka ke lantai atas tempat ruangan kerja Zack. Ashley langsung berbaring di sofa yang ada disana sambil melepaskan sepatu high heels yang menyiksanya sejak tadi

  • His Contract Cinderella    Chapter 39

    Penerbangan yang memakan waktu hampir dua belas jam lamanya itu membuat Evan merasa dangat lelah walaupun ia tertidur di dalam pesawat selama penerbangan itu tetap saja tubuhnya terasa kaku dan sakit di kepalanya juga masih belum hilang.Evan tidak mau menghabiskan waktu, dia pergi ke apartemennya nya untuk menaruh koper dan mengambil mobilnya yang bergerak menuju alamat yang diberikan Kenji yaitu apartement Brenda. Evan pikir dia harus bergerak cepat menemui Brenda sebelum Brenda berkerja dan akan sulit baginya menemui wanita itu nantinya.Selama dalam berjalanan, Evan terus membayangkan beberapa hal yang mungkin akan di dapatkannya setelah bertemu Brenda nanti yaitu diacuhkan, mendapatkan pukulan atau diusir paksa nantinya dan kemungkinan Brenda memanggil polisi juga ada.Evan sudah mempersiapkan diri untuk itu, dia juga sudah menyiapkan beberapa perkataan maaf untuknya pada Brenda yang sudah ia siapkan sejak lama. Sungguh, setelah menyadari semuanya ia tidak bisa tenang selama b

  • His Contract Cinderella    Chapter 38

    "Bagaimana jika aku ternyata memiliki anak?" Tidak ada reaksi dari Ibunya yang diam sampai suara Ayahnya semakin mendekat memanggil nama mereka. Ayahnya menghampiri mereka disaat yang tidak tepat, meminta mereka untuk segera bersiap-siap. "Kau harus ikut Evan," Elle menyela, dia berkata pada suaminya jika Evan sedang tidak enak badan dan meminta suaminya memberikannya pengertian. "Kurasa dia butuh tidur sekarang," "Benarkah?" Evan melirik Ibunya yang memberikan tanda untuk membenarkan ucapannya tadi, jadi dia mengangguk pada Ayahnya. Ibunya tidak sepenuhnya berbohong karena ia memang sedang dalam kondisi tubuh yang tidak baik, kepalanya berdenyut-denyut dan tadi malam ia mimisan. "Baiklah kalau begitu istirahatlah, dan kami akan membatalkan acara makan siang nanti agar kita bisa makan siang disini bersamamu." "Dad. Aku bukan anak kecil lagi, aku bisa mengurus diriku lagipula kalian disana sampai sore dan jangan batalkan acara makan siang kalian yang sudah disiapkan paman

  • His Contract Cinderella    Chapter 37

    Di tengah keheningan musim dingin itu, Evan tengah duduk bersantai di beranda rumah mendiang kakek-nenek dari Ibunya di Manchester-England sekarang. Pandangannya tertuju pada tanaman yang membeku di pekarangan rumah namun terawat, sekarang rumah ini di tinggali oleh pamannya serta keluarganya, jauh lebih baik dari tahun lalu yang di tinggalkan setelah kakeknya meninggal. Bukan hanya dirinya dan orangtuanya yang pergi ke negara ini, Bibi Anna, Bibi Wanda beserta suaminya juga ikut kemari. Lalu kakeknya juga baru datang kemarin sore bergabung dengan mereka semua. Sejak kemarin, Ibunya sibuk mengajak keluarga Ayahnya untuk berjalan-jalan dan sekarang Ibunya berniat membawa mereka ke The Imperial War Museum North Manchester sesuai keinginan Ayah dan kakeknya yang menagih untuk dibawa ketempat penuh sejarah itu. Bibi Anna dan Bibi Wanda melayangkan protesnya, mereka tidak suka kesana karena tempat itu terlalu membosankan dan menurut Bibi Wanda juga tempat itu tidak cocok untuknya

  • His Contract Cinderella    Chapter 36

    "Aku baik-baik saja." Itu adalah kata yang di katakan oleh Evan padanya sesaat setelah pria itu memeluknya. Perasaannya sangat lega melihat Evan kembali, ia juga tidak bisa menyembunyikan kerinduannya kepada pria itu dengan memeluk pria itu erat dan menenggelamkan wajahnya di dada pria tersebut. Katherine meninggalkan sepasang kekasih itu dengan berjalan keluar dari apartemen yang ternyata di luar sana ada Anna. Anna bertanya mengapa Katherine keluar. "Dia sedang bersama Ashley, lebih baik kita meninggalkan mereka. " Katherine merangkul lengan Anna lalu mengajaknya kembali turun. "Dan, ceritakan apa yang terjadi?!" Anna juga tidak tau jelasnya, ia hanya mengantar Evan kemarin setelah Evan menghubunginya jadi ia tidak tau banyak "Evan terluka, kenapa tidak ke rumah sakit?" "Katanya masalah akan besar dan ia tidak ingin ada yang mengetahuinya jadi ia memilih pulang."

  • His Contract Cinderella    Chapter 35

    Dengan pikiran kacau, Ashley datang ke gedung apartemen Evan dimana Katherine sudah menunggunya di lobi apartemen karena ia tidak punya akses untuk bisa masuk kedalam apartemen Evan. Katherine menegurnya dengan canggung lalu menjelaskan apa yang terjadi pada Ashley bahwa Evan menghilang. "Dia tidak bisa di hubungi, keluarga atau temannya juga tidak tau keberadaannya...kami khawatir jika sesuatu terjadi padanya, dan aku tau kamu harus mengetahui ini." Ashley mengerti, "Terima kasih sudah menghubungi ku. Tapi... sebenarnya apa yang terjadi?" Katherine tidak tau, Evan tidak pulang semalam dan tidak bisa di hubungi membuatnya khawatir. "Jangan salah paham, aku tinggal di apartemen bersama Anna juga. Anna sedang mencari Evan keluar sekarang." "Banyak yang ingin aku tanyakan." Katherine mengerti, ia mengajak Ashley untuk masuk ke apartemen Evan agar mereka bisa berbicara lebih aman. Mereka masuk kedalam apartemen Evan, dan Katherine bisa masuk kedalam apartemen itu dengan sidi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status