Share

Chapter 2

Penulis: Airen
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-26 16:05:48

"Kau gila! Brengsek!"

Ashley tidak ingat kapan terakhir kali ia mengumpat, ini pertama kalinya sejak bertahun-tahun dia mengumpat seperti tadi terlebih pada orang asing. Ia tidak tau, rasanya ia ingin mengumpat dan Linda juga Jane yang mendengarnya langsung terkejut.

Semua ini menjengkelkan, Ashley berbalik pergi sambil memegang tas di bahunya erat karena ia tidak ingin masuk kelas dalam keadaan seperti ini. Evan mencoba tenang, ia masih tersenyum lalu melihat pada kedua teman Ashley.

"Kita bertengkar kemarin, dan teman kalian ini tidak mau menemuiku jadi...ya, sampai jumpa!"

Evan merangkul bahu Ashley kembali dari belakang sembari membisikan lagi agar Ashley menurut padanya. 

"Ikuti aku, atau kau menyesal nanti."

Ashley mengikuti pria bernama Evan tersebut yang kini merangkul pinggangnya erat, ia tidak tau kemana pria itu membawanya dan ia juga tidak mengeluarkan sepatah katapun karena takut dengan ancaman Evan padanya. Matanya melihat sekeliling dimana orang-orang sekitarnya terlebih para wanita melihat kearah mereka lalu berbisik yang membuat Ashley sendiri merasa sangat tidak nyaman karena ia tidak pernah mendapatkan perhatian seperti itu di kampusnya yang saat ini membuatnya merasa malu, juga kesal dan ingin melarikan diri dari situasi gila ini.

Evan membawanya ke dalam sebuah kelas kosong yang berada di bangunan paling belakang salah satu gedung universitas mereka, ini masih terlalu pagi jadi masih banyak kelas yang kosong dan orang-orang pun belum sebanyak biasanya.

Setibanya di dalam sana, Ashley segera melepaskan paksa tangan Evan yang saat berjalan tadi merangkul pada pinggangnya sehingga rangkulan tersebut lepas.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan?!" Tanya Ashley sambil beriaknya keras sehingga menggema di seluruh kelas kosong ini, "Apa yang inginkan dariku, siapa kamu?"

Evan tersenyum miring yang lebih mirip sebuah smirk. "Bukankah temanmu sudah mengatakan namaku, aku Evan Louis Joh..."

"Bukan namamu tapi...apa yang kau perbuat padaku?" Tanya Ashley kembali dengan raut wajah yang terlihat kesal, "Kenapa tiba-tiba kau mengancamku seperti tadi, Evan! Kita bahkan tidak saling mengenal!"

"Kau terlihat sangat ketakutan Ashley, aku lihat kamu memang takut rahasia mu terbongkar-kan?"

Ya. Ashley takut rahasianya terbongkar. Mungkin saja rahasianya itu adalah biasa bagi yang lain, tapi jika teman-temannya mengetahuinya maka itu akan buruk terlebih jika keluarganya mengetahui itu. Mereka pasti berpikir bahwa dirinya adalah gadis bermuka dua. 

"Bagaimana kamu mengetahuinya?"

"Tentu. Kau, Ashley Wilson adalah..."

Evan memajukan wajahnya dan berbisik di telinga kanannya membuatnya seketika  meremang sedangkan Evan tersenyum simpul sembari melipat tangannya.

"Kau wanita malam,"

Wanita malam. Ashley membantah apa yang baru di sebutkan Evan dia yakin bahwa dirinya bukanlah wanita malam seperti yang disebutkan Evan tadi.

"Aku mempunyai bukti, Honey. Apa kamu pikir aku mengancammu tanpa bukti?"

Evan mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana jeans yang di kenakannya sekarang, lalu ia menyentuhnya beberapa kali ponselnya tersebut menggunakan jemarinya sampai ia memperlihatkan sebuah foto pada Ashley pada layar ponselnya.

Sebuah foto itu yang  memperlihatkan dirinya bersama dua pria di dalam sebuah ruangan dengan salah seorang pria yang merangkulnya. Ashley diam lebih dulu karena tidak percaya bahwa Evan sungguh memeliki fotonya, foto itu sudah cukup menghancurkannya, tidak peduli penjelasan apa yang akan di katakannya, orang-orang pasti akan lebih percaya omongan Evan.

"Okay. Apa yang kau inginkan?" Putusnya. "Apa yang kau inginkan Mr. Johnson?!" Ulangnya tegas, kali ini ia melihat Evan tanpa pandangan takut.

"Kau hanya perlu berpura-pura menjadi kekasihku saja."

"Apa? Kenapa aku?" Tanya Ashley bersuara rendah karena mereka bahkan tidak saling mengenal sebelumnya, menjadikan wanita asing sebagai kekasih palsunya walaupun ada ancaman tapi itu beresiko.

Evan menyandarkan punggungnya di dinding belakangnya itu. "Apa aku harus berkata jujur?"

"Tentu, Itu akan jauh lebih baik." "Karena hanya kau gadis yang bisa melakukannya, aku tau kau gadis yang tangguh seperti yang kulihat di klub malam kemarin lusa dan kau sangat menarik Nona Wilson, seolah kau memiliki dua kepribadian ganda." Ujarnya memberitahu Ashley, "Kau gadis lugu di kampus dan kau berubah menjadi wanita liar di klub malam itu. Kamu terbiasa berakting, jadi mengapa tidak?"

Kepribadian ganda, wanita  liar. Jadi seperti itu pendapat Evan yang merupakan orang asing terhadapnya, dirinya sekarang ini memang berbeda dengan apa yang pria itu lihat saat di klub malam. Ashley benar-benar takut jika teman-temannya mengetahui itu karena selama ini ia bersikap seperti wanita polos di depan mereka, ia tidak berniat membohongi mereka tapi ia hanya ingin melindungi dirinya sendiri. Katakan ia memang egois.

"Jika aku menolaknya apa yang kau lakukan?"

"Apa itu berarti kau tidak mau menjadi kekasih palsuku?"

"Jawab dulu pertanyaanku Johnson!" Bentak Ashley mulai kesal kembali karena sejujurnya ia sangat takut sekarang, rahasianya sudah diketahui oleh seseorang. "Evan!" Panggilnya kembali setengah berteriak karena Evan tidak kunjung menjawab pertanyaan yang ia tanyakan sebelumnya itu.

Pria itu mengangguk meminta Ashley untuk tenang, dia bersandar pada meja di khussu dosen di depan kelas tersebut dan memasukan kedua tangannya ke saku celana. "Jika kau menolaknya maka aku akan menyebarkan ini pada dua temanmu itu lalu semua orang di sini akan mengetahuinya, menurutmu apa yang terjadi jika mereka mengetahui hal ini Ashley?"

"Aku..setuju," Suara Ashley bergetar. "Aku menerimanya, Evan!"

Tidak ada waktu untuk berpikir kembali, ia sudah sangat takut jika Evan akan menyebarkan foto tersebut lalu rumor mengenai dirinya berkembang buruk di seluruh kampus ini, Jane dan Linda akan menjauhinya lalu bisa saja ia dikeluarkan dari kampusnya ini.

Melihat ketidakyakinan dari Ashley, Evan berjalan mendekati wanita itu dengan mengeluarkan kedua tangannya dari saku celana dan melihat datar pada Ashley. Evan merasa aneh saja sekarang, ia juga tidak bisa menjelaskannya bahwa Ashley di hadapannya sekarang memang sungguh berbeda dengan wanita yang dilihatnya malam itu.

"Aku akan menjadi kekasih bohonganmu, asal kau berjanji tidak akan menyebarkannya!" Lanjut Ashley menegaskan sekali lagi dan memastikan bahwa Evan tidak akan menyebarkan foto itu yang bisa saja berjumlah lebih dari sana.

Ashley yang tidak mendapatkan jawaban dari Evan akan pergi tapi Evan menahan pergelangan tangannya, pria itu mengatakan bahwa ia belum sepenuhnya menjelaskan apa saja yang perlu Ashley lakukan sebagai kekasihnya karena itu tidak akan mudah menjadi kekasih seorang Evan Louis Johnson.

Ashley bahkan tidak mengetahui siapa Evan, dirinya saja baru mengetahuinya Evan beberapa menit lalu. Apakah Evan memang sepopuler itu sampai tadi banyak yang melihat kearah mereka?

Evan mengatakan mereka harus selalu bersama, setidaknya beberapa kali mereka harus pergi kuliah bersama dan pulang bersama, mereka juga harus makan siang bersama untuk menarik perhatian orang lain serta melakukan kegiatan lain yang biasa di lakukan sepasang kekasih.

"Kenapa kamu membutuhkan kekasih bohongan disaat kau benar-benar bisa memiliki kekasih sungguhan?"

"Alasan utamaku karena aku tidak mau wanita yang kucintai tersiksa menjadi kekasihku," Evan menjelaskannya sambil tersenyum tipis. "Sebenarnya aku sudah memiliki wanita tapi aku tidak bisa beritahu pada semua orang, maka dari itu aku membutuhkanmu agar para wanita disini berhenti mengejarku dan menyelamatkanku dari rumor gay. Ah...ada alasan lain juga yaitu aku tidak mau membuat wanitaku itu tidak tenang.”

Evan sudah pasti pria yang populer, tapi dia juga sangat jahat karena menggunakan dirinya untuk melindungi kekasih yang ia cintai. Ashley tidak tau harus bagaimana menyiapkan dirinya untuk siap di benci oleh banyak orang setelah ini, ia jadi bertanya-tanya sekarang apakah lebih baik foto-foto itu tersebar atau dirinya yang di benci oleh para wanita yang mengejar Evan. 

Keduanya adalah pilihan buruk, dan ia tidak bisa melarikan diri juga sekarang.

"Kuharap kau tidak akan pernah menyebutku sebagai wanita malam lagi." Pinta Ashley bersungguh-sungguh melihat pada Evan. "Karena aku memang bukan wanita malam,"

"Memangnya kau bukan?" Tanya balik Evan dengan smirk yang menyebalkan itu.

"Apapun yang kaupikirkan aku tidak seperti itu, aku bukan wanita malam yang kaupikirkan!"

Evan menaikan sedikit bahunya, melihat bagaimana Ashley menari seperti wanita malam lainnya untuk menggoda pria di dalam klub malam tentu membuatnya berpikir buruk dan bagaimana bisa wanita itu malah menyebut dirinya sendiri bukan wanita malam seperti yang dia pikirkan saat pria-pria di klub itu berebut untuk menyentuhnya.

"Itu tidak akan merubah pikiran buruk ku padamu nona Wilson," Evan tersenyum sinis membalas bantahan Ashley.

Ashley juga tidak memaksa, Evan berhak berpikir semaunya walaupun ia sudah mengatakan dia bukan wanita malam seperti yang dipikirkan pria itu yang pasti orang asing sepertinya tidak peduli dengan kebenaran, dia hanya mempercayai apa yang dia lihat saja tanpa memastikan lebih dulu kebenaran dari yang dia lihat itu.

"Jadi aku hanya perlu melakukan itu saja? Menjadi kekasih palsumu?"

Evan mengangguk. “Akan kujadikan kau cinderella bahkan ini semua palsu.”

Terserah, cinderella apanya di jaman ini itu konyol. Semua sudah jelas jadi  Ashley berjalan keluar dengan masih memperlihatkan raut wajah marah yang tersisa, sekarang juga ia tengah berpikir bagaimana menjelaskan semua ini pada Jane dan Linda. Merangkai sebuah cerita yang terlihat nyata sangat sulit apalagi ia tidak memikili banyak waktu, ia harus merangkah cerita dari awal pertemuannya dengan Evan sampai mereka berkencan lalu mengatakannya pada kedua sahabatnya itu. 

Ashley memutar kepalanya melihat Evan yang berada di belakang punggungnya. Pria itu mengambil ponsel dari saku jaket berbahan kain yang tengah digunakannya lalu memasukan nomor ponsel dirinya sendiri pada ponsel miliknya, dia menyesal karena tidak menggunakan pengaman di layar ponselnya sehingga Evan bisa membukanya tanpa halangan apapun.

“Bahkan tanpaku, rahasiamu pasti akan segera terbongkar.”

Padahalnya niatnya tidak menggunakan sistem keamanan di ponselnya untuk mempermudahnya membuka layar ponsel tersebut, lagipula diponselnya memang tidak ada apapun dan siapa juga yang mau membuka ponselnya tapi setelah ini ia perlu menambah keamanan di ponselnya.

"Kau bisa mengatakan pada teman-temanmu, jika kita mulai berkencan sejak pertengahan semester  tahun lalu dan awal kita bertemu di sebuah toko musik," Kata Evan mengarang cerita, dia memberikan senyuman pada Ashley yang masih melihatnya  jengkel.

Tapi, wanita itu terlihat sedikit menggemaskan di mata Evan dengan pipinya yang memerah. Evan tanpa sadar tersenyum melihat Ashley yang tengah bergumam sendiri di depannya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • His Contract Cinderella    Chapter 8

    Entah mengapa cuaca terasa panas hari ini, lebih panas dari kemarin. Ashley juga merasa sangat lelah, dan terus minum. Hari ini sangat menguras energi ya padahal baru setengah hari, dan ia bersyukur karena sudah tidak ada lagi orang-orang yang membicarakannya.Mungkin masih ada, tapi tidak di depannya langsung seperti tadi pagi. Semuanya kembali normal walaupun sesekali ada beberapa orang yang masih melihatnya aneh.Ashley melihat penampilannya sendiri sebelum keluar kelas, ia berpikir memang harus sedikit mengganggati gaya pakaiannya agar terlihat pantas dengan Evan.Apa?! Tunggu, apa yang ia pikirkan tadi? Pantas? Hah siapa juga yang peduli dengan hubungan palsu ini.Setelah kelas berakhir, tepat di depan pintu kelas, Linda langsung menarik Ashley kedalam toilet yang tidak jauh dari sana, diikuti Jane sambil menenteng beberapa paperbag ditangannya, mereka berdua bahkan membuat toilet perempuan tersebut kosong dengan menaruh tanda rusak di depan agar tidak ada seorang pun masuk kedal

  • His Contract Cinderella    Chapter 7

    "Bagaimana kau bisa tau tempat tinggal ku?" "Aku tau segala tentangmu babe," Ashley berjalan ragu kearah Evan, dia takut jika Ayahnya di dalam rumah mengetahui ia pergi bersama pria. Mungkin, beliau mungkin tidak peduli tapi Ashley ia peduli dan ia tidak tau bagaimana reaksi Ibu tirinya jika ia bersama Evan yang kemungkinan mereka mengenal siapa itu Evan. Tidak seperti kemarin, ternyata gadis ini masuk kedalam mobilnya tanpa penolakan bahkan meminta Evan untuk cepat masuk kedalam mobil. Evan sempat bingung tapi ia melakukan yang Ashley minta. "Kamu...tampak berbeda?" "Apa?" Ashley tidak tau dia memangnya ada apa dengannya. Ia merasa tetap sama saja, hanya suasana hatinya yang buruk karena pria itu Evan melajukan mobilnya dan kembali bertanya"Kamu tampak berbeda dari kemarin, kau masuk kedalam mobilku begitu saja." "Aku hanya takut Ayahku melihatnya," Ashley menjawab dengan jujur karena ia harus memberitahu Evan tentang ini agar pria itu tidak berani menjemputnya, "Kau tidak bo

  • His Contract Cinderella    Chapter 6

    "Tentu, aku sangat menunggumu kedatanganmu. Aku selalu menunggumu,"Tanpa ragu Evan membalasnya, bagaimanapun ia akan selalu menungggu Katherine. Entah berapa lama wanita itu menjauh, ia akan selalu menunggunya sampai Katherine bisa terbebas dari suaminya.Katherine adalah temannya sekolahnya saat sekolah dasar, mereka tidak satu kelas. Katherine lebih tua tiga tahun dari Evan, sejak saat itu Evan sudah mengagumi Katherine yang memiliki senyuman cantik dan sikapnya yang dewasa.Mereka lalu sering bertemu di berbagai acara amal atau acara lainnya, tapi saat itu Katherine hanya melihatnya sebagai adik kecil dan Katherine juga selalu memiliki pasangan. Mereka menjalani hidup masing-masing yang sejujurnya masa remaja Evan itu buruk. Sampai, Kathrine melihatnya lalu mereka menjalin hubungan tapi tiba-tiba saja Kathrine di jodohkan lalu menikah dengan pria.Kathrine berkata dia tidak ada pilihan, lagipula ini karena hubungannya dan Evan yang di ketahui oleh keluarga mereka berdua. Mereka ti

  • His Contract Cinderella    Chapter 5

    Bibir Evan sudah menempel sebelum Ashley sempat menolaknya.Sial, batin Ashley.Ia seharusnya mendorong pria ini dan menamparnya keras karena ia tidak menginginkan ciuman tersebut namun itu semua hilang ketika Evan mulai memainkan bibirnya dengan lihai sampai dia merasa menginginkan ciuman ini, terbuai oleh permainan awal Evan, dia mulai membuka mulutnya yang langsung disambut penuh nafsu oleh Evan....Ashley lebih memilih pulang ke rumah keluarganya dibandingkan masuk kedalam kelas, dia tidak akan bisa berkonsentrasi di dalam kelas jadi dia lebih memilih pulang setelah Evan mengantarnya kembali ke universitas mereka,dia lebih memilih berbalik kembali ke jalanan lalu memanggil taksi untuk mengantarnya pulang.Seperti biasa, rumah besar ini selalu sepi setiap waktunya, selain dirinya hanya ada beberapa pekerja yang berada di sini. Ashley bahkan tidak ingat kapan rumah ini penuh kehangatan keluarga, mungkin sebelum Ibunya meninggal. Itu sudah lama.Dia disambut oleh Betty, pelayan ba

  • His Contract Cinderella    Chapter 4

    Ashley diam mendengarkan apa yang Evan katakan lewat panggilan telpon, dia ingin sekali menurunkan ponselnya dari telinga kanannya lalu melupakan apa yang baru Evan katakan. Evan bertanya keberadaannya dan ingin Ashley makan bersamanya."Aku sedang berada di luar bersama teman-temanku." Tolak Ashley datar, ia melihat pada Jane dan Linda di dalam restaurant."Tapi bukan berarti kau tidak memiliki waktu setelahnya-kan? Aku tau jadwalmu, jadi setelah kau makan siang temui aku di depan taman, okay?"Ashley tidak bisa bersuara lagi saat Evan tiba-tiba menutup panggilan tersebut, ia bahkan belum bertanya taman bagian mana yang di maksud Evan. Wilayah kampus mereka ini sangat luas dan di kelilingi oleh taman di setiap sudutnya. Sialan Evan.Dengan lesu seolah energinya sudah habis hari ini, Ashley kembali ke dalam restaurant yang bertepatan dengan makanan mereka yang datang telat. Ini jam makan siang jadi banyak yang memesan di waktu bersamaan. Jane mengangkat tangannya, meminta padanya untu

  • His Contract Cinderella    Chapter 3

    Ashley benar-benar tidak nyaman dengan pandangan beberapa wanita di sana yang mengarah padanya, sehingga dia harus membawa Linda dan Jane keluar dari lingkungan kampus mereka, lalu membawa mereka ke restaurant cepat saji sekaligus makan siang untuk menceritakan apa yang terjadi. Linda terus mengucapkan rasa tidak percayanya karena Ashley berkencan dengan seorang Evan yang disebutnya sebagai pria nomor satu di kampus mereka. Jane juga menunjukan reaksi yang sama namun dia menanggapinya dengan tenang dan bersabar menunggu cerita langsung dari Ashley sendiri, ia tidak mau menyimpulkan sendiri.Yang pertama Ashley lakukan adalah meminta maaf karena tidak memberi tahu mereka tentang hubungan ini, karena ini terjadi begitu saja lalu ia juga khawatir ada yang mengetahui hubungan mereka, bukannya ia tidak mempercayai kedua sahabatnya itu tetapi dia dengan Evan memilih untuk merahasiakan hubungan mereka lebih dulu selagi mereka masih dalam tahap mengenal juga. Sesuai cerita karangan Evan, As

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status