Share

19. Merona Diam

Saat pagi menjelang dengan malas Grazian membuka matanya. Tirai yang dibuka oleh Merona membawa matahari pagi masuk menyilaukan matanya. Seperti pagi-pagi sebelumnya, Grazian menggerutu ketika dibangunkan oleh Merona.

"Silau banget, Roo. Tutup lagi dong."

Merona tentu saja tidak mengindahkan permintaan Grazian. "Hari ini kamu ada kelas, jam sembilan dan ini sudah jam tujuh. Buruan bangun."

"Masih dua jam lagi."

"Awas ya kalau kamu sampai bolos. Aku mau ke kampus sekarang nih."

"Iya, kamu pergi aja sana."

Merona mendengus tentu saja. Tingkah Grazian setiap pagi tidak pernah benar. Meninggalkan Grazian yang masih di tempat tidur, Merona segara menyambar tasnya. Dia sudah membuatkan sarapan untuk lelaki itu, jadi perasaanya lebih tenang.

Di dekat apartemen ada halte, Merona melihat Aresh yang beberapa hari belakangan terlihat menghindarinya. "Hai, Resh." sapanya kemudian.

"Hai," balas Aresh singkat. Dia melirik Merona. "Enggak diantar cowok lo?"

"Lo tuh sebenarnya kenapa sih, Resh? Lo te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status