Beranda / Romansa / Honey Baby / Honey Baby - 03

Share

Honey Baby - 03

Penulis: fishycattos
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-17 21:38:31

Setiap hari aku harus terus sabar menjalani rutinitasku. Pagi bekerja sebagai pegawai teladan dan malamnya harus membuat atasanku senang dengan performaku yang lain. Tentu tidak masalah bagiku, tapi rasanya lumayan bosan juga kalau harus terus melakukan aktivitas yang sama setiap hari.

Tapi, sabar Anna.

Menjalankan sesuatu dengan rasa sabar pasti akan membuahkan sesuatu yang baik. Aku hanya perlu sabar menunggu hingga pengunguman itu keluar supaya bisa keluar dari rutinitas yang membosankan ini. Mau sampai kapan aku harus terus membuat bos mesum itu senang? Kenapa harus aku yang terus menuruti kemauannya? Apa sih kerja istrinya, sampai-sampai orang ini setiap hari terus mencariku?

Rasanya ingin berteriak tapi aku tidak bisa. Aku terlalu capek kalau hanya ingin sekedar mengeluh. 

Malampun menjelang dan seperti biasa, aku menyetir menuju ke salah satu mall terbesar di kotaku dan memarkirkan mobilku tempat yang menjadi titik pertemuan kami setiap hari. Aku kemudian keluar dan berjalan meninggalkan mobilku begitu saja saat kulihat mobil atasanku bergerak mendekatiku. Segera kududukkan diriku di kursi penumpang tepat di sampingnya lalu ia membawaku berjalan menuju pinggiran pantai yang terletak sedikit agak jauh dari keramaian kota.

Dan seperti biasa, kami berbuat mesum hanya untuk memuaskan hasratnya yang tidak tersalurkan sama sekali. Dan anehnya dia selalu menikmati pekerjaan malamku ini meski kemampuanku tidak semahir jalang lain diluar sana. Tapi kenapa dia rela merogoh kocek yang lebih besar atas jasaku saat dia bisa membayar lebih murah dengan jasa para jalang lain diluar sana?

Saat jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, ia akan mengembalikanku ke parkiran awal agar aku bisa pulang sendiri karena dia tidak akan mungkin mengantarku pulang. Tentu saja itu tidak masalah aku juga tidak mau terlalu lama bersamanya.

Tapi untuk pertama kalinya aku memutuskan untuk tidak langsung pulang malam ini. Kubelokkan kemudi mobilku menuju ke salah satu bar yang cukup terkenal di kotaku. Tentu saja aku menghubungi teman-temanku yang menyukai tempat semacam ini. Aku duduk di salah satu kursi bar dan menikmati minuman keras yang melesat masuk ke dalam lambungku dengan sangat lancar.

"Astaga, hati-hati Anna." Ucap seorang pria di belakangku.

Aku menoleh dan mendapati Liam yang berusaha merengsek menembus keramaian orang yang sedang menikmati alunan musik yang cukup keras ini untuk duduk di kursi tepat di sampingku.

"Setidaknya ganti pakaian kerjamu itu! Kau terlihat seperti orang yang sedang frustasi!" Pekiknya tertawa mengejek.

"Aku tidak bawa. Aku sedang bosan sekarang, jadi langsung kesini saja." Teriakku.

Tentu, kami harus sedikit meninggikan nada bicara agar perbincangan ini lancar.

"Bosan? Sejak kapan? Bukannya kau sangat mencintai pekerjaan itu?" Tanyanya.

"Ntahlah. Sekarang rasanya jadi sumpek!" Jawabku malas dan kembali meneguk minuman keras itu.

Liam hanya terkekeh melihat tingkahku dan ikut memesan minuman yang sama denganku lalu kami mabuk bersama. Kami menghabiskan malam sambil tertawa cekikikan dengan cerita kami yang sudah tidak jelas arah pembicaraannya. Dan ternyata, aku baru sadar... Sesekali menghabiskan waktu seperti ini rasanya menyenangkan juga. Aku juga tidak perlu bersikap siap sempurna dan patuh pada siapapun seperti di tempat kerjaku.

.

.

.

Malampun semakin dingin, aku memutuskan untuk pulang dan membawa Liam bersamaku. Liam berkata bahwa dia tidak membawa motor sport andalannya hanya demi bisa menemaniku pulang bersama meski rumah kami berjauhan. Apakah aku tersanjung? Tentu saja tidak. Aku tau orang seperti apa Liam. Bagiku dia sama saja dengan Kakakku.

"Sial." Kesalku saat di parkiran.

Aku baru mengingat telah melupakan sesuatu.

"Apa? Apa? Ada apa?" Tanya Liam bingung.

"Aku harus balik ke kantor. Ada barang yang tertinggal dan itu penting! Aku seharusnya tidak meninggalkannya!" Kesalku mencoba menormalkan pengelihatanku yang sudah mulai berputar.

"Kau yakin? Sebentar lagi juga pagi, apa tidak sekalian menyelesaikannya nanti saja?" Tanyanya.

"Tidak, Li. Maaf aku hanya bisa mengantarkanmu sampai depan kantorku saja. Karirku bisa tersendat kalau aku tidak mengumpulkannya besok." Aku menyetir menembus malam yang semakin sepi ini lalu memasukkan kendaraanku ke depan pintu lobby utama.

Aku segera membuka seatbeltku dan memakai sepatu hak tinggiku. Tapi sebelum aku berhasil membuka pintu mobilku, Liam menarik tanganku dengan keras sehingga memaksaku untuk menoleh ke arahnya.

"Mau kutemani?" Tawar Liam sambil tersenyum.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Honey Baby   (Ekstra Part 5) My Beautiful Life

    Tri semester terakhir menjadi tantangan terbesar bagiku yang semakin kesulitan untuk bernafas karena rasa sesak memenuhi perutku yang sudah terlalu besar. Layaknya ibu hamil pada umumnya, semua ukuran baju dan sepatuku mendadak berubah. Dan untuk alasan tertentu, dokter menyarankan agar aku terus melakukan olahraga ringan di pagi dan sore hari demi mempertahankan posisi bayi kami yang sudah berada pada tempatnya."Baby? Are you ready?" Tanya Roger yang sudah siap dengan pakaian olahraganya.Sepulang dinas dan sebelum berangkat kerja, sudah menjadi tugas tambahan untuk Roger menemaniku jalan-jalan di sekitar taman. Dengan senang hati Roger menemaniku karena selain meniduri wanita, olahraga merupakan salah satu kegiatan favoritnya."Let's go." Ajakku bersemangat.Roger tersenyum sebelum berjalan beriringan bersamaku menuju ke lift apartemen. Namun untuk kali ini sepertinya sesuatu yang tidak beres sedang melandaku ketika lift yang kami tumpangi sedang bergerak turun ke lantai dasar."Mh

  • Honey Baby   (Ekstra Part 4) Godaan

    Kondisi perutku mulai terlihat lebih menonjol di usia kandunganku yang sudah memasuki tri semester kedua. Setelah puas bergulat dengan rasa mual dan ngidam yang aneh-aneh, kini aku harus memasuki fase dimana gairah seksualku mendadak berubah.Beberapa kali aku harus memancing nafsu para serigala yang sedang tampak tenang itu, namun mereka tolak mentah-mentah mengingat dokter melarangku untuk berhubungan intim di awal kehamilan demi menjaga keselamatan kandunganku yang masih sangat rentan.Tapi untuk malam ini, rasanya aku sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Karena terus dianggurkan selama beberapa bulan belakangan ini, sekarang aku ingin menjamah tubuh mereka seperti yang biasanya kulakukan setiap malam sebelum aku menyadari kalau aku sedang hamil."Papa Dan~" R

  • Honey Baby   (Ekstra Part 3) Positif

    Hampir tiga bulan lamanya aku menjalani kehidupan baruku sebagai wanita yang sedang berbadan dua. Meski pada awalnya berat menerima kehadiran makhluk hidup baru yang tumbuh dan berkembang di dalam perutku. Suami dan kedua sugar daddyku terus memberikanku support yang tidak pernah berhenti. Bahkan mereka tidak ingin mempertanyakan anak siapa yang sedang kukandung, karena bagi mereka ini adalah anak dari buah cinta mereka.Jadi kunikmati seluruh kasih sayang yang mereka limpahkan padaku tanpa henti sampai makhluk kecil ini hadir diantara kami berempat dan merebut semua perhatian kami. Seperti saat jadwal check up rutin datang, aku bahkan sampai harus mengacuhkan pandangan orang-orang Rumah Sakit yang kebingungan melihatku dikawal oleh suami serta dua sugar daddyku yang sampai harus izin tidak masuk kerja hanya untuk melihat tumbuh kembang anak mereka dalam perutku. Kini tantangan terbesar yang harus kulewati adalah fase mual dan ngidam yang berlebihan. Ah- Membayangkan kombo mematikan

  • Honey Baby   (Ekstra Part 2) Mual

    Beberapa bulan setelah kunjungan Mama dan Papaku, kujalani hari-hari sibukku sebagai istri rumah tangga yang baik untuk suami dan kedua sugar daddyku. Mengurusi segala kebutuhan mereka lahir maupun batin. Dan sesuai keinginanku yang disepakati bersama, kegiatan panas kami akhirnya berjalan teratur sesuai jadwal. Malam tertentu aku hanya milik mereka seorang dan malam khusus dimana aku akan menjadi milik mereka bertiga. Khusus untuk Daniel, malam kami hanya diisi dengan kegitan manis di ranjang bersama. Tanpa sedikitpun aktivitas panas yang akan memicuku untuk menggodanya, Daniel akan terus mencurahkan perasaannya melalui perlakuan manisnya yang membuatku semakin mencintainya sebagai pasangan hidupku yang sah. Namun untuk pertama kalinya semenjak kami memutuskan untuk tidur di ranjang yang sama, perutku merasakan sesuatu yang membuat tubuhku tidak karuan. Rasanya aku ingin memuntahkan makan malam yang barusan kami santap berempat sebelum berpisah untuk tidur di kamar masing-masing kar

  • Honey Baby   (Ekstra Part 1) Kunjungan

    "Halo? Ya Ma?" Sapaku ketika mengangkat telepon dari Mama yang jarang sekali menghubungiku di pagi hari seperti ini."Dek, Mama dan Papa sudah boarding pesawat ya. Jemput kami nanti di bandara ya." Pinta Mama yang berhasil membuat jantungku berhenti berdetak untuk beberapa saat kemudian."Hah?! Mama mau ke sini? Kok nggak bilang dari kemarin?" Keluhku yang membuat Roger kebingungan karena aku segera terbangun dari pahanya."Ya namanya juga kejutan. Ini saja Mama ngabarin kamu dulu, takutnya kamu lagi nggak di rumah. Gimana kalau Mama dan Papa langsung gedor pintu rumahmu, hayo." Mama membela dirinya."Iya iya iya.. Ya sudah, Mama Papa safe flight ya. Aku bersih-bersih rumah dulu." Ucapku yang segera beranjak dari tempatku bersantai dengan Roger."Baby? Kenapa? Apa orang tuamu mau ke sini?" Tanya Roger melihatku berlari panik."IYA!" Teriakku menuju ke kamar utama tempat dimana barang pribadiku berada.Segera kuraih tas hitamku yang setahun lalu pernah kugunakan untuk kabur bersama den

  • Honey Baby   Honey Baby - 150 (TAMAT!)

    Beberapa haripun berlalu, berkat segala bantuan Rayes dan Roger akhirnya secara hukum aku sudah sah menjadi Nyonya Henery. Tidak ada acara mewah setelah kami menandatangani akta pernikahan kami. Yang ada kedua Daddyku hanya mempersiapkan acara makan siang sederhana di yacht pribadinya. Mereka berpesan agar aku tetap menjaga stamina sebelum pulang kembali ke kotaku untuk melaksanakan resepsi yang sebenarnya. Tidak masalah untukku. Aku juga merasa tidak terlalu merasa nyaman dengan keramaian Ibu Kota. Lebih menyenangkan berkumpul bersama mereka bertiga. Menikmati indahnya sinar matahari dengan hembusan angin laut yang menyegarkan. "Baby, jangan berjemur disana. Kulitmu bisa terbakar. Ingat kamu masih punya resepsi minggu ini." Pesan Roger yang sedang duduk dengan Rayes serta Daniel dengan segelas champagne di tangan mereka masing-masing. "Sayang sekali rasanya kalau tidak berjemur di laut." Keluhku. "Seharusnya kamu pakai bikinimu. Kalau tidak, kulitmu akan belang." Rayes menambahka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status