Share

Hot Night With Boss
Hot Night With Boss
Author: Dea Anggie

1. Malam Panas

Author: Dea Anggie
last update Last Updated: 2025-03-06 08:48:01

Yuki memergoki kekasihnya berselingkuh dengan teman yang sudah dianggapnya seperti adik sendiri. Pertengkaran tak terhindarkan. Yuki yang kesal langsung menarik rambut teman perempuan yang bermain gila dengan kekasihnya.

"Dasar perempuan murahan! Beraninya kamu menggoda kekasih temanmu sendiri," kata Yuki mencengkram kuat rambut temannya.

Teman perempuan Yuki berteriak meminta tolong pada kekasihnya yang juga kekasih Yuki sembari menangis.

"Dion," panggilnya.

Dion segera menolong. Dia mencengkram pergelangan tangan Yuki kuat-kuat.

"Lepaskan tanganmu, Yuki!" sentak Dion.

Dion berusaha melepaskan cengkraman tangan Yuki dan akhirnya berhasil.  Dion yang kesal langsung mendodong tubuh Yuki hingga tersungkur ke lantai.

"Kamu nggak apa-apa, Luna? Mana yang sakit?" tanya Dion khawatir. Mengusap kepala Luna, kekasih gelapnya.

"Aku baik-baik aja," jawab Luna memeluk Dion.

Dion menatap Yuki tajam, "berani sekali kamu ngelakuin ini, Yuki. Bagaimana kalau Luna terluka? Aku nggak akan pernah memaafkanmu!"

Yuki bangun perlahan. Berdiri di hadapan Dion yang masih mendekap tubuh Luna.

"Apa kamu sudah hilang akal sehat? Kekasihmu itu aku, bukan Luna. Kenapa juga kamu memeluknya erat begitu?" Yuki merasa semakin kesal dan mempertanyakan sikap Dion yang lebih peduli pada Luna.

Dion melepas dekapannya, "Luna, kamu diem aja di sini. Aku bakal selesaikan ini sekarang," kata Dion, yang dijawab anggukkan kepala oleh Luna.

Dion mendekati Yuki, "kamu tuh harusnya sadar diri. Luna lebih baik dalam segala sisi dibandingkan kamu. Lagian kamu kan nggak mau aku ajak tidur bareng. Apa aku salah kalau aku pindah ke perempuan lain?" Dion mengungkapkan isi hatinya dengan terang-terangan pada Yuki.

Mendengar perkataan Dion yang pedas dan kasar, membuat hati Yuki semakin terluka.

"Cuma gara-gara aku nolak tidur bareng, kamu selingkuhin aku, Dion? Kamu emang udah gila. Kamu brengsek tau nggak!" ucap Yuki dengan suara bergetar menahan tangis.

Dion tersenyum mengejek Yuki, "aku nggak peduli kamu ngomong apa. Dan karena kamu sudah tahu semuanya, aku bakal akhiri hubungan kita sekarang. Aku nggak tertarik sama perempuan sok suci kayak kamu," kata Dion yang akhirnya memutus hubungan dengan Yuki dan berbalik pergi meninggalkan Yuki.

Yuki mengepalkan tangan mendengar apa yang baru saja Dion katakan. Amarahnya memuncak.

"Tunggu," kata Yuki. Mencegah Dion tak melangkah lebih jauh.

Dion menghentikan langkahnya dan berbalik. Pada saat yang sama Yuki berjalan cepat menghampiri Dion dan langsung mendaratkan tamparan keras ke wajah Dion. Dion terkejut menerima tamparan yang menyakitkan.

"Dasar laki-laki sialan! Brengsek gila, bajingan sampah! Aku sumpahin kamu nggak akan hidup tenang dan bahagia," maki Yuki menyumpahi Dion dan langsung pergi meninggalkannya.

Yuki berjalam melewati Luna, dia menghentikan langkahnya dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan Luna.

"Aku nggak akan pernah lupa kejadian ini, Luna. Kamu yang udah kubantu dan kuanggap adik sendiri, nyatanya hanya seorang penjahat yang menusuk dari belakang. Mulai sekarang aku nggak kenal siapa itu Luna ataupun si bedebah Dion!" Yuki meluapkan isi pikirannya dan kembali melangkakan kaki pergi meninggalkan Luna dan Dion yang diam mematung.

Langkah kaki Yuki semakin cepat, dia berlari sambil menangis.

***

Bar ...

Yuki duduk menikmati minuman yang disajikan. Di atas meja di hadapan Yuki, sudah ada lima gelas kosong.

Pikiran Yuki terus memikirkan perkataan Dion yang kasar. Semakin dipikirkan, semakin membuat Yuki geram.

"Ah, sial! Kenapa aku bisa menyukai laki-laki sialan sepertinya sih?" gerutu Yuki yang langsung meminum habis isi dalam gelas dalam sekali minum.

"Dia bilang aku sok suci? Padahal aku hanya menundanya saja sampai ulang tahunnya nanti. Dasar bedebah terkutuk yang tidak sabaran," batin Yuki kembali memaki Dion.

Yuki memesan minuman lagi. Dia menyelisik sekitar dalam bar sembari menunggu minumannya datang. Sampai tatapan matanya terpaku pada seseorang yang duduk tidak jauh darinya. Seorang laki-laki muda dengan paras tampan sedang menikmati minumannya sendirian.

"Wah, tampan sekali. Dia lebih tampan dari si sampah Dion," gumam Yuki tersenyum cantik.

Yuki berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan perlahan menghampiri laki-laki tampan yang dilihatnya.

"Hei," sapa Yuki.

Laki-laki tampan berpaling menatap Yuki, lalu melihat sisi lain, dan kembali melihat ke arah Yuki.

"Kamu memanggilku?" tanyanya.

Yuki menganggukkan kepala, "ya, kamu ... aku memanggilmu," kata Yuki tersenyum cantik.

Laki-laki tampan itu terdiam. Melihat wajah Yuki memerah dan tubuh Yuki yang terhuyung, dia bisa menerka jika Yuki sedang mabuk.

"Ada apa dengan perempuan ini?" tanya laki-laki tampan dalam hati.

"Kamu ... apa kamu mau menghabiskan malam denganku?" tanya Yuki tiba-tiba.

Laki-laki itu hampir saja tersedak. Dia menatap Yuki dan hanya diam. Mengira Yuki hanya meracau karena mabuk.

"Maaf, Nona. Seperti kamu sudah mabuk. Sebaiknya kamu pulang dan tidak mengatakan sesuatu yang bisa membuat orang lain salah paham," kata laki-laki itu.

Saat laki-laki tampan itu ingin meminta bantuan pelayan untuk membantu Yuki, Yuki langsung manarik krah kemeja laki-laki itu sehingga wajah keduanya saling berhadapan.

"Apa aku nggak menarik sebagai wanita?" tanya Yuki.

"Apa ada orang yang bilang kamu nggak menarik?" tanya laki-laki tampan.

"Kamu baru saja menolakku, kan? Makanya aku tanya, apa aku nggak menarik di matamu?" jawab Yuki dan kembali bertanya.

"Apa kamu serius mengajakku menghabiskan malam?" tanya laki-laki itu menatap lekat mata Yuki.

Yuki menganggukkan kepala lagi, "ya, aku serius."

"Meski kita tak saling kenal?" tanya laki-laki itu memastikan.

"Tidak masalah tidak saling kenal. Itu lebih baik. Aku hanya ingin bermalam denganmu," jawab Yuki.

"Jangan tarik kata-katamu,"  ucap laki-laki itu memegang tangan Yuki erat.

Laki-laki tampan itu membayar minumannya dan minuman Yuki, lalu menggandeng tangan Yuki pergi meninggalkan Bar.

***

Hotel ...

Yuki dan laki-laki tampan sedang berciuman panas. Pakaian yang keduanya kenakan, satu per satu mulai berjatuhan di lantai.

Laki-laki tampan membawa Yuki ke atas tempat tidur. Dia mulai menjelajah tubuh putih mulus Yuki yang mulai membuatnya bergairah.

Terdengar suara desahan Yuki. Dia merasa aneh, tubuhnya perlahan memanas seperti direbus.

"Sialan! Perempuan ini membuatku gila," batin Laki-laki tampan menatap wajah cantik Yuki.

Laki-laki mendekatkan wajahnya ke wajah Yuki, "aku tanya sekali lagi. Apa kamu sungguh-sungguh ingin melakukannya? Jika sudah memulai, aku tak yakin bisa menahan diri."

Yuki menangkup wajah laki-laki tampan, lalu menciumnya. Membuat laki-laki tampan terhanyut dan langsung membalas ciuman Yuki. Keduanya kembali berciuman panas.

"Apa tubuh laki-laki memang seperti ini?" batin Yuki. Meraba dada bidang berotot milik laki-laki tampan.

"Apa yang tanganmu lakukan?" tanya laki-laki merasakan sesuatu aneh saat dadanya disentuh Yuki.

Yuki mencium leher, lalu turun ke dada dan perut laki-laki tampan itu. Membuatnya semakin aneh dan tanpa sadar mendesah.

"Cu-cukup," kata laki-laki tampan merasa mulai tersiksa.

"Kamu sangat tampan," puji Yuki.

Wajah laki-laki tampan memerah, "Aku ingin melakukannya. Aku sudah nggak bisa menahan diri lagi," ucapnya.

Yuki tersenyum, "lakukanlah," jawab Yuki memberikan lampu hijau.

Laki-laki menahan tengkuk leher Yuki dan melumat bibir ranum Yuki. Tak mau kalah Yuki mengalungkan tangannya dan membalas ciuman laki-laki tampan itu dengan penuh nafsu.

Pada akhirnya Yuki dan laki-laki tampan itu menghabiskan malam panas penuh gairah. Keduanya saling menginginkan satu sama lain dan saling memuaskan. Suara rintihan bercampur erangan kenikmatan memenuhi seluruh ruang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
teman makan teman euyyy ishh sebel bgt punya teman n pacar nodelan gini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hot Night With Boss   230. Kebaikan Cristopher

    Sebelumnya ...Saat Cristopher sedang ikut Stevano bertemu seseorang yang baru tiba dari luar negeri.Stevano sedang berbincang dengan rekannya sambil memancing, sedangkan Cristopher ditemani Thomas sedang mengamati dari jarak yang cukup jauh. Cristopher menatap Thomas, "kamu nggak kencan?" tanyanya."Bagaimana bisa kencan. Bukannya anda minta saya temani hari ini?" jawab Thomas mengingatkan."Ah, iya. Maaf, maaf. Aku lupa. Kamu boleh pergi kalau kamu ingin pergi, Tom. Aku tidak apa-apa sendirian. Pergi sana, nanti pacarmu ngomel kamu nggak punya waktu buat dia. Jangan sampai dia datang ke ruanganku dan protes ya," kata Cristopher. Meminta Thomas untuk segera pulang."Tidak masalah soal itu, Pak. Dia sudah punya kesibukannya sendiri," jawab Thomas."Kesibukan apa?" tanya Cristopher."Sibuk jalan-jalan dan berbelanja dengan kekasih anda tentunya," jawab Thomas."Oh, ya? Yuki nggak bilang tuh kalau mau jalan-jalan dan belanja bareng Amelia. Cuma tadi bilang mau keluar aja gitu," sahut

  • Hot Night With Boss   229. Membeli Gaun

    Selesai makan, Yuki dan Amelia langsung pergi. Saat melewati restoran yang tadi menolaknya, terdengar suara teriakan. Amelia memalingkan pandangan, dia menatap di dalam orang sudah ramai."Ada apaan?" tanya Amelia dalam hati."Apaan, Mel? Kok teriak-teriak? Kemalingan?" tanya Yuki yang juga mendengar suara teriakan."Nggak tau juga ada apa. Eh, itu ada orang. Coba kutanya deh. Kepo juga aku," kata Amelia.Amelia menghampiri beberapa orang yang baru saja keluar dari restoran dan bertanya apa hal yang terjadi.Seseorang menanggapi, dan menceritakan singkat apa hal yang terjadi. Rupanya ada seorang pelanggan yang baru saja menampar pelayan karena katanya menagih bill dan pelanggan nggak ada uang buat bayar, katanya sih dompetnya ketinggalan di mobil, di parkiran. Pas mau diantarkan buat ngambil pelanggan yang laki-laki ngeles dan banyak ngomong yang enggak-enggak. Pokoknya gitu deh. Sampai akhirnya si pelayan marah karena dua pelanggan mau kabur. Ngeri benget," ucap seorang perempuan mu

  • Hot Night With Boss   228. Diusir?

    Beberapa hari kemudian ...Tepatnya diakhir pekan, Yuki janjian dengan Amelia untuk membeli gaun di sebuah butik di Giant Mall. Yuki bermaksud menggunakan kartu pemberian Stevano. Dan berniat membelikan Amelia gaun sebagai hadiah."Pacarmu ke mana? Tumben sekali ngajakin aku belanja?" tanya Amelia. Sesaat setelah bertemu dengan Yuki."Pacarku ada acara penting yang mewajibkan dia hadir. Pacarmu sendiri ke mana?" tanya Yuki balik."Pantesan pacarku lembur. Jangan tanya ke mana, pacarku ya pasti ngikutin pacarmu lah. Dia 'kan sekretaris sekaligus tangan kanan pacarmu," jawab Amelia."Haha ... nasib kita samaan ya. Nggak apa-apa, kita puas-puasin belanja haru ini. Aku akan belikan kamu sebuah gaun," kata Yuki tersenyum senang."Wah, serius? Asik ... kebetulan aku nggak punya gaun yang bisa kupakai hari senin besok. Makasih ya Yuki kesayanganku," kata Amelia memeluk Yuki.Yuki segera mendorong Amelia, "iya-iya. Aduh, jangan peluk-peluk ih. Malu dilihat orang. Dasar," omelnya.Amelia mema

  • Hot Night With Boss   227. Keputusan

    Selesai makan malam bersama, Cristopher mengantar Yuki untuk pulang. Di mengantar kekasihnya sampai di depan pintu apartemen, lalu berpamitan pulang."Aku pulang ya," pamit Cristopher."Ya, hati-hati di jalan. Makasih sudah mau mengantar naik padahal kamu lagi capek," kata Yuki."Nggak masalah. Yang penting kamu selamat dan aman sampai di rumah. Masuklah, lalu mandi dan istirahat. Aku akan pergi setelah kamu masuk," kata Cristopher.Yuki menekan sandi mobil dan membuk pintu. "Aku masuk dulu. Dah," kata Yuki."Dah," jawab Cristopher.Yuki menutup pintu, dan tidak lama pintu terbuka. Cristopher yang hendak berbalik pergi pun kembali terdiam menatap ke arah pintu.Yuki keluar dan langsung berlari menghampiri Cristopher."Ada apa?" tanya Cristopher.Yuki tidak menjawab apa-apa, dia langsung mencium pipi Cristopher dan berlari masuk ke dalam apartemen.Cristopher mematung, dia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Tiba-tiba ponselnya dalam saku jas bergetar. Diambilnya dan dikeluark

  • Hot Night With Boss   226. Bagaimana Pendapatmu? (2)

    Malam harinya ...Amelia dan Yuki pergi ke parkiran lantai dasar bersamaan. Mereka lantas berpisah karena menaiki mobil yang berbeda.Amelia naik ke mobil Thomas yang sudah menunggu di dalam mobil. Sedangkan Yuki naik ke mobil Cristopher yang juga sudah menunggu Yuki.Yuki menutup pintu mobil, "nunggu lama ya?" tanyanya.Cristopher segera memasang sabuk pengaman Yuki, lalu mencium hidung Yuki."Enggak kok," jawab Cristopher."Tumben turun bareng Amelia?" tanya Cristopher."Ya karena kalian 'kan parkir di tempat yang sama. Kalau beda kami nggak akan mungkin barengan lah," jawab Yuki.Cristopher tersenyum, "iya ya. Aku malah tanya pertanyaan bodoh. Sudah 'kan? Kita pergi kalau sudah. Nggak ada barangmu yang tertinggal? Dompet, ponselmu?" tanya Cristopher menatap Yuki."Nggak ada yang ketinggalan. Semua aman," jawab Yuki."Ok, kita pulang sekarang. Omong-omong, kamu ada mau pergi ke suatu tempat? Atau mau langsung pulang saja?" tanya Cristopher lagi.Yuki sejenak berpikir, lalu memberika

  • Hot Night With Boss   225. Bagaimana Pendapatmu? (1)

    Dion mengajak Luna bicara berdua dia tangga darurat. Dion menginterogasi Luna dan membuat Luna marah sampai menampar Dion."Kamu ini kenapa, sih? Kok main nampar aku," kata Dion. Memegangi wajahnya yang baru saja ditampar."Apanya yang kenapa? Karena kamu pantas ditampar, Dion. Kamu tahu? Aku kayak gini ya gara-gara kamu. Gara-gara mantanmu juga. Kalian itu ngeselin banget. Membawa sial dalam hidupku," kata Luna marah."Sembarangan kalau ngomong. Yang bawa sial itu kamu, tahu. Yang salah kamu, kenapa jadi imbasnya ke aku? Sudah bagus aku mau bantu. Gimana tadi kalau aku nggak bantuin?" jawab Dion.Luna manatap Dion tajam, "bantuin katamu? Sialan, kamu sungguh buat aku pengen muntah, Dion. Gimana bisa dengan nggak tahu malunya kamu bilang bantuin aku? Apa kamu lagi mimpi di siang bolong?" sahut Luna kesal."Dasar nggak tahu terima kasih. Tahu gitu aku nggak sudi ikut ke ruangan kemanan tadi. Kedepannya urus saja semuanya sendiri. Jangan libatkan aku lagi," kata Dion."Memang semuanya a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status