Share

2. Rumor

Author: Dea Anggie
last update Last Updated: 2025-03-06 08:58:58

Keesokan paginya, Yuki terbangun dari tidurnya dan mendapati seseorang memeluknya dari belakang.

Mata Yuki melebar saat melihat tangan kekar yang melingkari perutnya.

"I-ini tangan siapa?" batinnya kebingungan.

Dengan hati-hati Yuki memindahkan tangan laki-laki asing yang memeluknya dan dia segera bangun dari tempat tidur.

Penasaran dengan siapa orang yang menghabiskan malam dengannya, Yuki memalingkan pandangan dan melihat seorang laki-laki tertidur pulas tanpa mengenakan pakaian.

"Si-siapa dia? Aku gak kenal dia. Aku tidur dengan siapa?" batin Yuki mulai panik.

Yuki mencoba mengingat apa yang terjadi padanya dan hanya ingat beberapa hal saja. Begitu ingat jika dia sudah melakukan kesalahan besar Yuki langsung terkejut dan membekap mulutnya sendiri.

"Gila, gila, gila! Kamu beneran udah gila, Yuki. Gimana bisa kamu melakukan ini dengan laki-laki yang bahkan nggak kamu kenal. Sial! Aku bakal kena masalah kalau kayak gini," batin Yuki semakin panik.

Yuki terdiam sesaat untuk menjernihkan pikiran, lalu dia segera beranjak dari tempat tidur dan memunguti pakaiannya. Dia berjalan cepat menuju ke kamar mandi.

Saat bercermin di kamar mandi, Yuki lagi-lagi dibuat terkejut dengan banyaknya jejak merah di dada, perut, paha bahkan di punggungnya.

"Nggak ada waktu mikirin ini. Aku harus cepat pergi sebelum laki-laki itu bangun," gumam Yuki.

Dengan cepat Yuki mandi membersihkan diri. Dia segera berpakaian rapi dan keluar dari kamar mandi. Dia menatap ke arah tempt tidur, laki-laki itu masih tertidur pulas.

Perlahan Yuki mengambil tasnya, mengeluarkan sejumlah uang dan meninggalkan sebuah catatan, lalu meletakkannya di atas nakas samping tempat tidur. Tanpa mengulur waktu lagi, Yuki segera pergi meninggalkan kamar.

***

Laki-laki tampan yang menghabiskan malam dengan Yuki terbangun dari tidurnya. Dia meraba sisi tempat tidur dan tidak menemukan sosok Yuki.

Laki-laki itu langsung bangun dan melihat sekeliling. Saat memalingkan kepala ke nakas, dia melihat sejumlah uang dan secarik kertas. Diambilnya kertas itu dan dibacanya isi catatan yang ditinggalkan Yuki.

"Terimakasih untuk semalam, Tuan tak dikenal."

Laki-laki itu tersenyum masam, lalu megambil sejumlah uang dari nakas. Dia melihat lekat ke arah uang dan kertas yang masih dipegangnya.

"Apa dia mengira aku gigolo ?" katanya kesal.

Laki-laki itu segera bangun dari tempat tidur dan mecari keberadaan ponselnya. Dia menghubungi seserang, meminta dikirimkan satu set pakaian.

Laki-laki itu langsung pergi ke kamar mandi usai menelepon.

***

Di kantor, Yuki merasa kalau beberapa rekan kerja menatapnya dengan tatapan mata penuh kebencian. Bahkan ada yang terang-terangan menyindir.

"Ada apa sih? Semua orang aneh," batin Yuki.

Seseorang yang duduk disebelah Yuki dan merupakan teman baik Yuki mulai penasaran dan akhirnya bertanya pada Yuki tanpa maksud jahat.

"Yuki," panggilnya.

"Ya, Mel. Ada apa?" jawab Yuki.

Amelia mendekati Yuki, "emang bener kamu ngerebut Dion dari Luna?" tanya Amel ingin tahu.

Yuki menghentikan pekerjaannya dan menatap Amelia, "kamu dengar omongam kaya gitu dari mana?" tanya Yuki.

"Luna yang ngomong. Dia gembar-gembor sana sini ngomongin kamu ngerebut Dion sampai jambak rambutnya semalam. Emang itu bener? Nggak mungkin, kan? Yuki yang aku kenal gak mungkin gitu," jawab Amelia menjelaskan.

"Apa maksudnya Luna kayak gitu? Dia bener-benar bermuka dua dan nggak tahu malu," batin Yuki.

"Aku nggak pernah ngerebut punya orang. Justru dia yang jadi selingkuhan," jawab Yuki.

Amelia kaget, "hah? Dia selingkuhan? Ma-maksudmu dia itu selingkuhannya Dion dan dengan nggak malunya ngebalikin fakta supaya orang sekantor pada musuhin kamu, gitu? Dasar cabe busuk!" Amelia mulai kesal dan mengatai Luna.

"Udahlah. Nggak penting juga. Rumor gitu nanti juga reda sendiri. Toh aku dan Dion udah putus juga. Nggak usah dengerin apa kata orang," kata Yuki.

Yuki kembali bekerja. Dia tidak mau memedulikan apa kata orang lain dan mau fokus bekerja saja. Namun, sayangnya semua tak berjalan sesuai kemauan Yuki. Rumor buruk tentang Yuki pun semakin menyebar.

Yuki yang sudah tidak tahan mendatangi Dion dan meminta Dion mengatur mulut Luna yang suka mengarang cerita.

"Jika kamu nggak bisa nanganin dia, aku yang akan buat dia bungkam. Jangan salahkan aku kalau perempuan kesayangamu nanti terluka," kata Yuki memperingati.

"Apa maksudmu ngomong kayak gini? Kamu ngancam?" Dion tidak terima dengan peringatan Yuki.

"Aku eggak ngancam. Aku cuma ngasih tau kamu buat jaga mulutnya si Luna. Nggak usah nyebar rumor yang gak bener. Sendirinya ngerebut malah berlagak jadi korban," kata Yuki semakin kesal.

Dion terdiam karena tidak tahu apa maksud perkataan Yuki. Melihat Dion yang hanya diam seperti patung, Yuki pun pergi meninggalkan Dion.

Dalam perjalanan menuju meja kerjanya, Yuki secara nggak sengaja denger suara Luna, dan Yuki memutuskan mengikuti arah suara. Yuki mengintip, dia melihat dan mendengar kalau Luna dengan sengaja mengatakan hal-hal buruk tentangnya agar semua orang membencinya, lalu berpihak pada Luna.

"Kamu nggak punya kerjaan, ya? Sampai buat rumor palsu yang nggak jelas," kata Yuki berjalan mendekati Luna.

Luna dan dua orang yang bersamanya terkejut mendapati Yuki yang tiba-tiba muncul.

"Yu-yuki," gumam Luna.

"Apa? Kenapa kalian diam dan nggak lanjut ngobrol? Seru banget ya ngomongin orang dibelakang. Kalian semua pada nggak punya malu kah?" Yuki menahan diri untuk tidak emosi.

"E-enggak kok. Kami nggak ngapa-ngapain," sanggah seseorang tak ingin disalahkan.

"Betul. Kami nggak ngelakuin apapun," sahut seseoranga lain.

"Kamu kayaknya salah paham. Aku bisa jelasin," kata Luna mulai panik, takut kebohongannya terbongkar.

"Aku nggak peduli sama kalian yang sukanya ngomongin orang. Jika aku denger lagi kalian ngomongin hal gak bener tentangku, aku nggak akan diem lagi. Paham?" kata Yuki yang langsung pergi meninggalkan Luna dan dua orang lainnya.

Baru beberapa langkah berjalan, Yuki menghentikan langkah.

"Oh, ya. Aku mau ngasih tahu sesuatu. Rumor itu sama sekali nggak bener. Teman kalianlah yang suka ngelirik punya orang. Sudah banyak dibantu nggak terimakasih malah nusuk. Dasar nggak tahu diri," kata  Yuki yang kembali melangkah pergi.

Dua orang yang mendengar perkataan Yuki saling bertatapan. Sedangkan Luna hanya diam bak patung.

"Luna, apa itu bener?"

"Ya, Luna. Apa omongan Yuki itu bener?"

Luna mengepalkan tangan, "Sialan! Dasar jalang," batin Luna marah.

"Aku masih ada kerjaan. Aku duluan," kata Luna berpamitan pergi.

Luna berjalan cepat untuk kembali ke mejanya. Di tengah jalan dia bertemu Dion. Segera setelah bertemu Luna, Dion mengajak Luna ikut bersamanya.

Dion ingin memastikan apa hal yang terjadi. Sebab dia tidak tahu apa-apa karena tidak terlalu memperhatikan orang lain.

"Ada apa, Dion?" tanya Luna.

"Apa kamu yang melakukannya? Membuat rumor palsu itu?" tanya Dion ingin tahu.

"Kalau iya, memangnya kenapa?" tanya Luna.

"Apa yang kamu lakuin, Luna. Jangan bertingkah hanya karena kamu nggak suka sama Yuki," kata Dion memperingatkan Luna.

"Apa kamu memihaknya sekarang? Kamu masih menyukainya?" Luna mengutarakan isi pikirannya. Menduga kalau Dion masih menyimpan perasaan pada Yuki.

Dion mengerutkan dahi menatap Luna, "apa kamu pikir aku kayak gitu? Setelah apa yang kita lakuin?" tanya balik Dion.

"Ya, udah. Kalau kamu nggak mau dicurigai ya diem aja. Pura-pura aja nggak tahu," sahut Luna dengan gampangnya.

Dion menatap tajam pada Luna, "Apa aku sudah salah menilai selama ini?" batin Dion mulai ragu dengan pilihannya.

Dion menarik napas dalam, lalu mengembuskan napas panjang. Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Dia pergi meninggalkan Luna sendirian. Luna terdiam menatap kepergian Dion.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
luna pintar ya mutar balik kan fakta teman jahat ini
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
yuki bobok ma ciapa tuh kayaknya bukan pria sembarangan deh
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hot Night With Boss   280. Pertunangan dan Pernikahan (Tamat)

    Yuki yang mendengar rumor tidak menyenangkan tentangnya, langsung mendatangi Luna dan meminta pertanggung jawaban atas tuduhan yang tidak berdasar. Keduanya bertengkar hebat."Dasar jalang nggak tahu diri. Sudah dilamar, tapi masih main sama om-om. Menjijikan sekali sih," kata Luna.Plak!Sebuah tamparan keras dilayangkan Yuki, dan mendarat diwajah Luna. Luna memegangi wajahnya yang tertampar, "sialan! Perempuan jalang, apa yang kamu lakukan?" tanganya.Plak!Tamparan keras kembali mendarat di sisi lain wajah Luna. Membuatnya semakin geram."Kamu ..." ucap Luna."Kamu, kamu, kamu apa? Aku muak mendengar ocehanmu, Luna. Jangan kamu pikir aku nggak tahu trik-trik kotormu. Kamu itu siapa menilaiku sebagai jalang? Yang jalang murahan dan menjijikan itu kamu bukan aku. Dan ya, jangan sembarangan nyebar rumor nggak berdasar!" sentak Yuki marah."Nggak berdasar katamu? Hahaha ... sudah ketahuan mau ngelak ya? Kamu pikir aku ini buta apa? Dan siapa bilang nggak berdasar? Aku punya bukti foto

  • Hot Night With Boss   279. Kesalahpahaman

    Di ruangan divisi produksi, Dion yang sedang sibuk menulis laporan dikejutkan oleh berita lamaran Cristopher untuk Yuki dari teman-temannya yang bergosip."Wah, gila ... hei, hei ... sini kumpul. Ada berita menarik nih.""Eh, kamu nggak selesaikan tugasmu malah keluyuran.""Tahu tuh. Ntar kena marah pak kepala divisi baru deh tahu rasa.""Jangan ngomel aja. Aku ada berita menghebohkan nih. Mau denger nggak?"Apaan?""Iya, nih. Apaan? Awas aja kalau beritanya aneh-aneh.""Bukan berita aneh, tapi berita heboh. Kalian semua pada tahu si Yuki 'kan? Dewi divisi pemasaran? Dia dilamar sama Pak CEO.""Hah? Serius?""Jangan bercanda deh.""Masa sih? Berita beran apa cuma rumor nih?""Astaga kalian ini. Aku serius tahu. Aku baru dari sana lihat sendiri dari pintu. Pak CEO berlutut ngeluarin cincin terus cincinnya disodorin ke Yuki. Satu ruangan pada heboh pokoknya. Kecuali satu orang yang tadi tiba-tiba keluar sambil cemberut dan kesel. Ah, pokoknya heboh deh.""Eh, ke divisi pemasaran yuk.""

  • Hot Night With Boss   278. Dua Keluarga (2)

    Cristopher dan Yuki saling bertatapan sekilas. Keduanya sama-sama merasa malu dan bersalah karena sudah melarikan diri dari perjodohan yang sudah disiapkan."Kita sudahi dulu topik ini dan mulai makan. Kita bahas hal lain saja," kata Stevano."Jadi, Cris ... sejauh apa hubunganmu dengan Yuki saat ini?" tanya Stevano."Seperti yang sebelumnya aku katakan, Pa. Kalau aku dan Yuki, kami sudah sepakat untuk menikah. Yuki sudah menerima pernyataan cintaku dan lamaranku," jawab Cristopher."Ah, begitu. Jadi, tinggal pernikahan saja ya? Atau mau bertunangan dulu?" tanya Stevano."Itu ... aku sih terserah Yuki saja, tapi sebelumnya ada yang mau aku sampaikan. Untuk Om, tante dan kedua kakak, saya harap kalian mau menerima saya sebagai anggota baru dalam keluarga. Saya harap kita juga bisa menjalin hubungan yang baik kedepannya," kata Cristopher.Yoseph menatap sang istri, dan istrinya tampak tersenyum sembari menganggukkan kepala. Dia memalingkan pandangan ke Cristopher dan memberikan jawaban

  • Hot Night With Boss   277. Dua Keluarga (1)

    Cristopher dan Yuki berada di depan gedung restoran tempat diadakannya pertemuan. Keduanya saling menatap dalam tanpa bicara, sampai Cristopher menyakinkan Yuki, jika semua akan baik-baik saja."Tenanglah. Aku yakin semua akan baik-baik saja. Papamu 'kan juga mengatakan itu," kata Cristopher, memegang tangan Yuki."Iya sih, papaku memang bilang semua akan baik-baik saja, tapi aku masih ragu. Aku takut, gimana kalau ternyata sebaliknya?" ucap Yuki ragu-ragu."Apa aku ikut ketemu keluargamu aja? Aku bisa batalin pertemuanku dengan papaku," kata Cristopher."Eh, nggak perlu segitunya. Aku yang nggak enak sama papamu. Padahal aku diundang makan bareng, tapi aku nggak bisa soalnya pas banget keluargaku ngajakin ketemuan. Kamu temenin papamu aja. Aku nggak masalah sendiri. Lagipula tempat janjiannya 'kan sama. Kita bisa ketemu lagi nanti," kata Yuki menjelaskan."Ya sudah, kalau itu maumu. Kalau ada apa-apa cepat hubungin aku ya," kaya Cristopher."Ok," jawab Yuki."Ayo, kita masuk. Lama-la

  • Hot Night With Boss   276. Berubah

    Cristopher dan Yuki memutuskan pergi setelah makan siang. Yoseph dan istrinya juga langsung pergi untuk kembali ke Hotel. Sementara Yusak dan Yohan memilih untuk jalan-jalan ke pusat perbelanjaan untuk cuci mata.Dalam perjalanan kembali, Cristopher dan Yuki membicarakan tentang keluarga Yuki."Bagaimana menurutmu?" tanya Yuki, menatap Cristopher dalam."Apanya?" tanya Cristopher."Apa lagi? Ya keluargaku lah. Menurutmu bagaimana mereka?" tanya Yuki."Kalau boleh jujur. Mereka nggak terlalu buruk. Maaf, aku mengatakan sesuatu yang menyinggung ya? Aku nggak tau apa yang mereka lakukan padamu, tapi yakin mereka punya alasan. Yah, apapun itu, tadi aku lumayan gugup. Aku sudah terbayang akan di maki atau disiram air oleh papamu atau mamamu. Kalau hanya sebatas omongan aku masih bisa membalasnya. Padahal aku sudah berpikir bagaimana caranya menghadapi keluargamu. Ternyata nggak sesulit dugaanku," jawab Cristopher jujur."Begitu ya. Menurutku juga mereka berbeda. Biasanya mereka nggak akan

  • Hot Night With Boss   275. Pertemuan Keluarga (3)

    Yuki terkejut saat mendengar papanya membentak Yohan. Seingatnya, papanya tidak pernah bicara kasar pada Yohan. Sehingga semua orang tahu Yohan adalah anak kesayangan Yoseph."Apa yang terjadi? Dia seperti bukan papa yang aku kenal," tanya Yuki dalam hati.Saat melihat Yohan pergi, Yuki melihat papanya hanya diam saja, begitu juga Yusak dan mamanya.Yuki berdiri dari duduknya dan hendak pergi. Yoseph yang melihat langsung bertanya."Ada apa? Kenapa kamu berdiri?" tanya Yoseph mentap Yuki."Aku mau keluar sebentar," kata Yuki."Apa kamu mau menyusul Yohan?" tanya Yoseph."Papa kenapa sih? Papa itu bukan seperti papa yang aku kenal. Kalau sikap papa kayak gini, malah bikin aku merasa aneh. Kalian makanlah dulu. Aku mau keluar," kata Yuki.Saat Yuki berbalik dan pergi, tangannya dipegang oleh Cristopher.Yuki menatap Cristopher, "aku nggak apa-apa. Kamu di sini aja dulu," katanya."Ok, hati-hati. Bawa ponselmu. Kalau butuh sesuatu, langsung hubungi aku. Mengerti?" ucap Cristopher."Hm,"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status