Home / Romansa / Hot Night With Boss / 20. Kiriman Bunga (1)

Share

20. Kiriman Bunga (1)

Author: Dea Anggie
last update Last Updated: 2025-04-08 13:43:12

Esok harinya. Pada saat semua orang dalam ruangan sibuk bekerja. Tiba-tiba ada seorang kurir datang mengantarkan buket bunga untuk Yuki. Perhatian semua orang langsung teralihkan. Mereka penasaran siapa orang yang mengirim buket bunga untuk Yuki.

Yuki sendiri dibuat tercengang oleh kiriman buket itu. Dengan perasaan campur aduk, mau tidak mau Yuki menerimanya. Dia melihat ada sebuah catatan di dalam buket, dan disitu dia baru tau siapa orang yang mengirim buket bunga padanya.

"Dia lagi, dia lagi," batinnya tidak senang.

Yuki meletakkan buket bunga di meja kosong yang ada dibelakangnya, lalu segera menyimpan catatan pengirim ke dalam tasnya agar identitas si pengirim tidak diketahui rekan kerjanya.

"Wow, cantik sekali. Dari siapa? Apa kamu punya pacar baru?" cecar Amelia ingin tahu.

"Nggak tau. Nggak kenal," jawab Yuki berbohong.

"Nggak kenal apa nggak kenal?" sindir Amelia yang tahu Yuki sedang berbohong.

"Ih, apa sih. Dibilang gak kenal ya gak kenal," jawab Yuki masih enggan memberit
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
klo hatinya dah busuk ya gitu, iri aja lihat orang dapat sesuatu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Hot Night With Boss   121. Tak Terduga (3)

    Yusak, Cristopher dan Yuki dalam perjalanan menuju hotel tempat Cristopher menginap. Karena tak mmeiliki banyak waktu, Yusak pun mengurungkan niatannya mengajak Yuki dan Cristopher berbicara di tempat lain. Dia memilih berbicara di dalam mobil, dalam perjalanan."Aku akan katakan apa yang aku ingin katakan sekarang, Yuki. Dengarkan baik-baik," kata Yusak."Ya," jawab Yuki."Bangunan gedung apartemen yang kamu tinggali adalah milikku. Aku membelinya karena aku ingin setidaknya membuatmu nyaman. Makanya tak semua orang kuizinkan tinggal. Karena aku tahu sejak kecil kamu nggak terlalu suka keramaian. Namun, sayangnya si satpam pengkhianat itu sudah mengatakan semuanya pada Papa sehingga tempat itu sudah nggak bisa lagi tempati jika ingin menghindari Papa. Intinya kamu harus pindah tempat. Mengerti? Astaga, aku bisa gila. Bisa-bisanya pak tua itu bertindak sejauh ini," ucap Yusak yang terus megomel sambil mengemudi."Aku nggak ngerti maksud ucapanmu, Kak. Hanya saja aku akan pura-pura men

  • Hot Night With Boss   120. Tak Terduga (2)

    Cristopher menatap Yuki dengan begitu lekat. Karena merasa aneh, Yuki lantas bertanya kenapa Cristopher menatapnya seperti itu."Ada apa, Pak? Kenapa bapak melihat saya seperti itu?" tanya Yuki."Karena kamu sangat cantik. Sayang kalau nggak dilihat," jawab Cristopher menggoda Yuki.Yuki tersenyum cantik, "bapak bisa aja. Jangan mulai ngegombal deh. Apa ada yang mau bapak sampaikan? Kayaknya bapak dari tadi mau ngomong, tapi ragu-ragu gitu. Nggak apa-apa, Pak. Ngomong aja," jawab Yuki. Meminta Cristopher lekas bercerita."Kepala saya pusing. Rasanya kayak mau pecah," ucap Cristopher mengeluh."Bapak sakit? Sudah minum obat? Coba sini saya cek," kata Yuki khawatir. Dia segera bergeser tempat duduk di samping Cristopher, lalu memeriksa suhu tubuh Bosnya itu.Cristopher memegang tangan Yuki yang menempel di dahinya, "saya nggak lagi demam. Cuma pusing," jawabnya."Bapak kenapa? Padahal bapak nggak pernah sakit kepala kayak gini lho," tanya Yuki yang masih khawatir."Setelah sekian lama,

  • Hot Night With Boss   119. Tak Terduga (1)

    Yuki dan Yusak janjian bertemu di sebuah restoran untuk makan siang bersama. Setelah pertemuannya dengan Cristopher, Yusak pergi ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan dan akhirnya pergi menemui Yuki saat jam makan siang.Baru juga makan sesuap, Yusak dikejutkan dengan sebuah pernyataan dari Yuki."Kayaknya ini akan jadi pertemuan terakhir kita, kak. Besok pagi-pagi aku akan pergi dan nggak akan pernah mau kembali lagi. Meski diancam sekalipun," kata Yuki dengan wajah serius. Menatap kakaknya yang sedang makan.Yusak mengunyah makanan, lalu menelan. Segera dia minum biar tidak tersedak."Bisa nggak, ngomongnya pas sudah selesai makan? Bikin kaget aja. Ngapain juga nggak bisa ketemu. Aku bisa kok nyamperin kamu," kata Yusak."Ngapain kakak nyamperin aku?" tanya Yuki."Lah emang kenapa? Wajar 'kan kakak nyamperin adeknya?" jawab Yusak."Nggak mau ah," sahut Yuki menolak dikunjungi Yusak suatu saat nanti."Bodo amat. Pokoknya aku bakalan kunjungin kamu. Gak ada penolakan," uca

  • Hot Night With Boss   118. Mirip

    Yusak terlihat duduk tenang di sebuah kafe. Di atas meja, di hadapannya sudah tersaji vanila latte kesukaannya."Kok aku jadi gugup ya?" batin Yusak merasakan telapak tangannya berkeringat.Tampak Yusak beberapa kali menatap ke arah pintu kafe. Seperti sedang menungu kedatangan seseorang. Perhatiannya pun teralihkan pada ponsel, saat ponsel dalam saku jasnya bsrgetar karena ada pesan masuk.Saat Yusak sedang bermain ponsel, tiba-tiba saja seseorang menyapanya."Selamat pagi, apa benar anda Yusak Daniel?" tanya seseorang di hadapan Yusak.Yusak lagsung memalingkan pandangan melihat siapa orang yang menyapanya."Ya? Anda ... " jawab Yusak terjeda. Dilihatnya seseorang itu dari atas ke bawah, lalu kembali ke atas."Ah, maaf. Saya lupa memperkenalkan diri. Saya Cristopher Owen," kata Cristopher tersenyum.Yusak yang kaget buru-buru bangun dari posisinya duduk, "oh, maafkan saya. Saya tidak mengenali anda, Pak. Maaf," katanya."Ya, tidak apa-apa. Boleh saya duduk?," tanya Cristopher."Sila

  • Hot Night With Boss   117. Aku Punya Pilihanku

    Cristopher dan Stevano baru saja selesai sarapan bersama di restoran hotel. Saat akan berpamitan, Stevano langsung mengajak Cristopher kembali ke kamarnya untuk bicara sesuatu hal yang serius."Apa yang ingin papa bicarakan? Apa nggak bisa di sini saja?" tanya Cristopher menatap papanya."Nggak bisa. Ini bukan pembicaraan biasa yang bisa dikatakan disembarang tempat," jawab Stevano.Stevano melangkah masuk ke dalam lift, "cepat masuk," perintahnya pada putranya.Cristopher mengerutkan dahi, tetapi tetap mengikuti keinginan papanya. Dia segera menyusul masuk lift, diikuti Nicholas.Pintu lift rertutup, dan lift bergerak naik menuju latai tujuan. Saat di dalam lift, baik Cristopher maupun Stevano saling diam."Apa sih yang mau dibicarakan? Kayak yang penting aja," batin Cristopher."Gimana nanti caranya ngomong ya? Masa aku harus bilang kamu akan aku nikahkan dengan Yuki. Perempuan pujaan hatimu. Pasti nanti bocah ini akan langsung marah dan ngomel-ngomel. Soalnya aku sudah pasti ditudu

  • Hot Night With Boss   116. Menikah?

    Cristopher sedang makan di sebuah restoran. Saat sedang asik makan, tiba-tiba dia teringat sesuatu."Tunggu, tujuanku dan Yuki 'kan bandara yang sama. Kira-kira Yuki ke mana? Apa aku tanya dia saja?" batin Cristopher.Cristopher mengeluarkan ponsel dari saku jasnya, lalu mengirim pesan pada Yuki."Yuki. Saya boleh tahu tujuanmu nggak? Karena saya sedang ada di kota yang sama denganmu," tulis Cristopher dalam pesan yang di kirim ke Yuki.Tiba-tiba ponsel Cristopher bergetar. Di layar ponsel Cristopher muncul nama Yuki. Segera Cristopher menerima panggilan Yuki."Halo," jawab Cristopher."Bapak di mana?" "Saya lagi makan di restoran. Nama Restorannya Nice," jawab Cristopher."Tunggu saya dalam sepuluh menit, ah tidak. Lima menit. Saya nggak jauh dari restoran itu. Tunggu ya. Jangan ke mana-mana.""Kamu di mana? Saya saja yang nyamperin kamu," jawab Cristopher."Saya saja. Bapak 'kan lagi makan. Oh ya, tolong pesankan saya nasi goreng ya. Saya lapar.""Ok. Kamu hati-hati di jalan. Nggak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status