Share

Hubungan Rahasia dengan CEO
Hubungan Rahasia dengan CEO
Author: depe_

BAB I

Terdengar bunyi dentuman sesuatu terjatuh saat sesi istirahat dalam ruangan gym tersebut. Sontak saja semua pandangan mata menuju ke arah Aileen dan satu wanita yang sudah tergeletak di lantai dengan air botol minum yang tumpah disekelilingnya, yang tak lain adalah Jasmine.

“Jasmin! Hei, Jasmine kamu kenapa? Jangan bercanda deh!” ucap Aileen seraya menggoyang-goyangkan tubuh Jasmine. Tak ada pergerakan dari Jasmine. Ya, Jasmine pingsan di tempatnya berlatih gym.

Saat Aileen sahabat Jasmine sekaligus temannya berlatih gym, dan orang-orang di tempat gym panik dengan kondisi Jasmine yang belum juga bangun, tiba-tiba seorang laki-laki muncul memecah kerumunan.

“Minggir,” serunya yang langsung membopong tubuh Jasmine. Aileen yang sudah panik dari semenjak Jasmine terjatuh, hanya bisa diam saja sembari berjalan membuntuti  Darren.

“Hey, naik mobilku saja!” ucap Darren sembari memberikan kunci mobilnya kepada Aileen, “Tolong Bukakan pintunya dan kamu masuklah dulu!".

Setelah membukakan pintu belakang mobil, Aileen masuk ke mobil Darren dan duduk di jok belakang tepat di belakang jok kemudi. Kemudian Darren meletakkan tubuh Jasmine dengan hati-hati dan menempatkan kepala Jasmine di pangkuan Aileen.

Darren menutup pintu belakang mobilnya dengan keras dan dengan sedikit berlari ke arah pintu depan mobilnya bagian kemudi. Ia memacu mobil sedan berwarna hitam miliknya meninggalkan parkiran tempat gym.

Sesampainya di klinik terdekat dengan tempat gym, Jasmine langsung ditangani oleh dokter. Tak lama setelah dilakukan tindakan, akhirnya Jasmine perlahan membuka matanya.

“Len! aku dimana?” gumam Jasmine seraya membuka matanya, “Bukannya tadi aku lagi gym ya, Len?”. Jasmine pelan-pelan ingin duduk, tiba-tiba kepalanya terasa sakit.

“Hish! kamu tadi di tempat gym malah pingsan. Untung Darren langsung bawa kamu disini. Kamu jangan bangun-bangun dulu,” kata Aileen seraya memegang tubuh Jasmine dan membantunya tiduran kembali.

“Hah? Darren? Kok bisa?" ucap Jasmine dengan mengernyitkan dahinya.

Belum sempat Aileen menjawab kebingungan dari Jasmine, Darren sudah muncul ke dalam ruangan Gawat Darurat klinik yang mereka datangi.

“Iya, untung saja aku segera membawamu kesini. Lain kali kalau sakit nggak usah ke gym dulu!” ucap Darren sembari mengelus kepala Jasmine.

“Terimakasih banyak, kak. Maaf telah merepotkan kakak,” ucap Jasmine.

Jasmine sangat mengerti seperti apa sosok lelaki yang ada dihadapannya sekarang, meskipun dia baru mengenalnya di tempat gym selama enam bulan.

Darren Cameron Barraq adalah pria yang tidak usah diragukan lagi ketenarannya pada tempat gym tersebut. Pria dengan perawakan tubuhnya yang atletis, dadanya yang bidang dan warna kulitnya yang sedikit eksotis serta pesonanya sebagai CEO di perusahaan salah satu aplikasi belanja ternama, My-Mart Corporation, yang pasti akan membuat siapa saja bertekuk lutut dihadapannya

Selama mengenalnya di tempat gym, setiap mendengarkan dia berbincang dengan siapapun yang tak sesuai dengan apa yang ada di pikiran Darren, laki-laki itu akan terlihat emosi dan selalu mengajak lawan bicaranya untuk berdebat. Tipikal orang yang susah untuk dibantah dan tegas.

Tapi berbeda halnya dengan ketika berbicara dengan Jasmine, Pria tersebut benar-benar seperti bukan sosok Darren. Darren bahkan selalu mengalah dengan Jasmine, selalu memperlakukan Jasmine dengan berbeda terhadap perlakuannya terhadap wanita-wanita yang ada di gym itu.

Jasmine merasa canggung dan bingung ingin menanggapi kehadiran Darren saat ini dengan topik apa lagi.

“Tak usah minta maaf, aku senang kau tidak apa-apa. Dokter bilang kamu butuh banyak istirahat. Jadi sementara ini tak usah ke gym dulu,” ucap Darren membuka obrolan kembali.

“Tak apa kak, mungkin aku hanya kecapekan karena beberapa hari ini lembur menyelesaikan pekerjaan di kantor,” ucap Jasmine sembari berusaha untuk duduk di tempat tidur yang ada di ruang Gawat Darurat klinik.

“Lembur? Kamu begitu gila kerja sampai lembur berhari-hari atau memang tuntutan pekerjaan yang mengharuskan begitu?” ucap Darren sedikit shock setelah tahu bahwa perempuan yang ada di depannya ini ternyata sebegitunya dengan pekerjaannya.

“Iya, Dey. Dia memang terlalu rajin sebagai karyawan. Pantaslah kalau akhirnya menjadi salah satu karyawan teladan dan selalu menjadi andalan di kantornya. Sampai lupa dengan kesehatannya sendiri,” ucap Aileen dengan nada sedikit kesal.

Aileen Deolinda yang merupakan sahabat erat Jasmine, mereka bahkan bersahabat mulai dari bangku sekolah dasar dan sampai saat ini masing-masing sudah bekerja, mereka tetap saja masih sangat akrab dan sering meluangkan waktu di sela kesibukannya untuk menghabiskan waktu bersama.

“Len, please!” pinta Jasmine dengan memelas pada Aileen untuk tak menambah pusing di kepalaku.

“Jasmine kalau soal menasehati siapapun juaranya. Tapi kalau untuk dirinya sendiri nol besar banget!” ucap Aileen makin semangat karena sepertinya kali ini dia memiliki dukungan yang kuat dari Darren untuk menasehati tentang kesehatan Jasmine.

“Apa perlu aku ingatkan setiap saat, Jasmine Chalondra Maheswari?” ucap Darren dengan tegas.

Seketika Jasmine gugup saat Darren menyebutkan nama panjangnya. “Darimana dia tahu nama panjangku?” batin Jasmine.

“Kamu kenapa? Ngelamun? Apa jadi takut sama aku?” tambah Darren saat Jasmine mengabaikan perkataannya dan malah terdiam sembari menundukkan kepalanya.

“Nggak apa-apa, kak,” ucap Jasmine enggan menjawab jujur pertanyaan Darren.

“Kata dokter kamu boleh pulang dan rawat jalan, tapi harus banyak istirahat dan jangan lupa obatnya diminum,” ucap Darren menjelaskan panjang lebar tentang apa yang dijelaskan dokter padanya.

“Iya, kak. Sekali lagi terimakasih banyak atas bantuan kakak,” ucapku kepada Darren.

“Day, Jasmine pulang denganku saja. Terimakasih untuk bantuannya sudah cepat tanggap membawa Jasmine kesini. Untuk urusan administrasinya biar nanti aku yang selesaikan,” ucap Aileen sembari berdiri dari bangku yang berada di dekat tempat tidur Jasmine.

“Kalian pulang denganku! Lagian mobil kamu kan masih di tempat gym. Beritahu saja alamatnya, biar anak buahku yang mengantarkan mobilmu nanti,” ujar Darren.

“Masalah administrasi, sudah beres,” tambah  Darren lagi sembari membantu Jasmine untuk duduk di tempat tidur.

“Kak Day, aku sudah banyak hutang budi ke kakak. Untuk uang administrasinya nanti aku transfer ke rekening kakak ya,” ujar Jasmine memang tak enakan dan cenderung tak mau mempunyai hutang budi ke orang lain. Sebisa mungkin, dia ingin mandiri dan tidak terlalu bergantung pada orang lain. Karena dia merasa itu akan menyulitkannya nanti.

“Jasmine? Bagaimana kondisi kamu, nduk?” ucap  seorang lelaki berperawakan gagah, berkulit kuning langsat dengan aroma parfum maskulin yang tiba-tiba muncul pada ruangan Gawat Darurat klinik dimana Jasmine dibawa oleh Darren dan Aileen.

“Mas Dani?” ucap Jasmine dengan kaget dan terheran. "darimana kakak laki-lakinya ini tahu kalau dirinya dilarikan ke klinik ini? Aileen pasti ngadu nih!" batinnya sembari melirik Aileen yang terlihat menyeringai menanggapi tatapan yang ia berikan.

“Keluargamu harus ada yang tahu kalo kamu disini, aku nggak mau disalahkan kalau terjadi apa-apa sama kamu. Karena kamu perginya sama aku, jadi aku tanggung jawab atas kamu,” ucap Aileen seraya menjelaskan kepada Jasmine alasannya memberi kabar ke Mas Dani, kakak laki-laki Jasmine.

Daniyal El Fatih, kakak laki-laki satu-satunya Jasmine Chalondra Maheswari. Setelah ayahnya meninggal, Dani dan Jasmine tinggal berempat dengan mamanya, Uriana Maheswara dan Asisten Rumah Tangga, Diyah Amalia yang biasa dipanggil Mbak Diyah. Dani lelaki satu-satunya di keluarga almarhum  Muhamad El Fatih saat ini, mau tidak mau harus menggantikan peran ayahnya baik sebagai kepala rumah tangga maupun CEO di sebuah perusahaan travel yang cukup terkenal yaitu, Piknikyuk!. Kondisi rumah beserta penghuninya sekarang adalah dibawah tanggung jawabnya saat ini.

Setelah dihubungi Aileen, Dani tak langsung bicara kepada mamanya tentang kondisi adiknya. Ia hanya berpamitan akan keluar sebentar mengecek pekerjaan.

Dani khawatir mamanya akan shock jika tahu tentang kondisi Jasmine yang sedang berada di kamar Gawat Darurat sebuah klinik, meskipun kondisinya tidak parah dan bahkan diperbolehkan pulang. Tapi bagaimanapun, seorang ibu pasti akan panik mendengar kondisi anaknya yang seperti Jasmine saat ini.

“Pak Dani?” sapa Darren yang posisinya berada tepat di samping tempat tidur.

Dani yang masuk dengan rasa panik dan gugup, belum sempat melihat kondisi sekitar tempat Jasmine sedang berbaring, kaget dengan adanya laki-laki yang menyapanya.

“Oh! Pak Darren? Malah ketemu disini kita,” ujar Dani yang masih kaget kenapa ada sosok Darren yang tak lain adalah rekan bisnis Dani.

“Pak Dani pasti bertanya-tanya kenapa saya ada disini? Ya, saya yang membawa Jasmine kesini, pak,” ujar Darren.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status