Share

Hubungan Rahasia dengan CEO
Hubungan Rahasia dengan CEO
Author: depe_

BAB I

Author: depe_
last update Last Updated: 2022-04-06 12:46:33

Terdengar bunyi dentuman sesuatu terjatuh saat sesi istirahat dalam ruangan gym tersebut. Sontak saja semua pandangan mata menuju ke arah Aileen dan satu wanita yang sudah tergeletak di lantai dengan air botol minum yang tumpah disekelilingnya, yang tak lain adalah Jasmine.

“Jasmin! Hei, Jasmine kamu kenapa? Jangan bercanda deh!” ucap Aileen seraya menggoyang-goyangkan tubuh Jasmine. Tak ada pergerakan dari Jasmine. Ya, Jasmine pingsan di tempatnya berlatih gym.

Saat Aileen sahabat Jasmine sekaligus temannya berlatih gym, dan orang-orang di tempat gym panik dengan kondisi Jasmine yang belum juga bangun, tiba-tiba seorang laki-laki muncul memecah kerumunan.

“Minggir,” serunya yang langsung membopong tubuh Jasmine. Aileen yang sudah panik dari semenjak Jasmine terjatuh, hanya bisa diam saja sembari berjalan membuntuti  Darren.

“Hey, naik mobilku saja!” ucap Darren sembari memberikan kunci mobilnya kepada Aileen, “Tolong Bukakan pintunya dan kamu masuklah dulu!".

Setelah membukakan pintu belakang mobil, Aileen masuk ke mobil Darren dan duduk di jok belakang tepat di belakang jok kemudi. Kemudian Darren meletakkan tubuh Jasmine dengan hati-hati dan menempatkan kepala Jasmine di pangkuan Aileen.

Darren menutup pintu belakang mobilnya dengan keras dan dengan sedikit berlari ke arah pintu depan mobilnya bagian kemudi. Ia memacu mobil sedan berwarna hitam miliknya meninggalkan parkiran tempat gym.

Sesampainya di klinik terdekat dengan tempat gym, Jasmine langsung ditangani oleh dokter. Tak lama setelah dilakukan tindakan, akhirnya Jasmine perlahan membuka matanya.

“Len! aku dimana?” gumam Jasmine seraya membuka matanya, “Bukannya tadi aku lagi gym ya, Len?”. Jasmine pelan-pelan ingin duduk, tiba-tiba kepalanya terasa sakit.

“Hish! kamu tadi di tempat gym malah pingsan. Untung Darren langsung bawa kamu disini. Kamu jangan bangun-bangun dulu,” kata Aileen seraya memegang tubuh Jasmine dan membantunya tiduran kembali.

“Hah? Darren? Kok bisa?" ucap Jasmine dengan mengernyitkan dahinya.

Belum sempat Aileen menjawab kebingungan dari Jasmine, Darren sudah muncul ke dalam ruangan Gawat Darurat klinik yang mereka datangi.

“Iya, untung saja aku segera membawamu kesini. Lain kali kalau sakit nggak usah ke gym dulu!” ucap Darren sembari mengelus kepala Jasmine.

“Terimakasih banyak, kak. Maaf telah merepotkan kakak,” ucap Jasmine.

Jasmine sangat mengerti seperti apa sosok lelaki yang ada dihadapannya sekarang, meskipun dia baru mengenalnya di tempat gym selama enam bulan.

Darren Cameron Barraq adalah pria yang tidak usah diragukan lagi ketenarannya pada tempat gym tersebut. Pria dengan perawakan tubuhnya yang atletis, dadanya yang bidang dan warna kulitnya yang sedikit eksotis serta pesonanya sebagai CEO di perusahaan salah satu aplikasi belanja ternama, My-Mart Corporation, yang pasti akan membuat siapa saja bertekuk lutut dihadapannya

Selama mengenalnya di tempat gym, setiap mendengarkan dia berbincang dengan siapapun yang tak sesuai dengan apa yang ada di pikiran Darren, laki-laki itu akan terlihat emosi dan selalu mengajak lawan bicaranya untuk berdebat. Tipikal orang yang susah untuk dibantah dan tegas.

Tapi berbeda halnya dengan ketika berbicara dengan Jasmine, Pria tersebut benar-benar seperti bukan sosok Darren. Darren bahkan selalu mengalah dengan Jasmine, selalu memperlakukan Jasmine dengan berbeda terhadap perlakuannya terhadap wanita-wanita yang ada di gym itu.

Jasmine merasa canggung dan bingung ingin menanggapi kehadiran Darren saat ini dengan topik apa lagi.

“Tak usah minta maaf, aku senang kau tidak apa-apa. Dokter bilang kamu butuh banyak istirahat. Jadi sementara ini tak usah ke gym dulu,” ucap Darren membuka obrolan kembali.

“Tak apa kak, mungkin aku hanya kecapekan karena beberapa hari ini lembur menyelesaikan pekerjaan di kantor,” ucap Jasmine sembari berusaha untuk duduk di tempat tidur yang ada di ruang Gawat Darurat klinik.

“Lembur? Kamu begitu gila kerja sampai lembur berhari-hari atau memang tuntutan pekerjaan yang mengharuskan begitu?” ucap Darren sedikit shock setelah tahu bahwa perempuan yang ada di depannya ini ternyata sebegitunya dengan pekerjaannya.

“Iya, Dey. Dia memang terlalu rajin sebagai karyawan. Pantaslah kalau akhirnya menjadi salah satu karyawan teladan dan selalu menjadi andalan di kantornya. Sampai lupa dengan kesehatannya sendiri,” ucap Aileen dengan nada sedikit kesal.

Aileen Deolinda yang merupakan sahabat erat Jasmine, mereka bahkan bersahabat mulai dari bangku sekolah dasar dan sampai saat ini masing-masing sudah bekerja, mereka tetap saja masih sangat akrab dan sering meluangkan waktu di sela kesibukannya untuk menghabiskan waktu bersama.

“Len, please!” pinta Jasmine dengan memelas pada Aileen untuk tak menambah pusing di kepalaku.

“Jasmine kalau soal menasehati siapapun juaranya. Tapi kalau untuk dirinya sendiri nol besar banget!” ucap Aileen makin semangat karena sepertinya kali ini dia memiliki dukungan yang kuat dari Darren untuk menasehati tentang kesehatan Jasmine.

“Apa perlu aku ingatkan setiap saat, Jasmine Chalondra Maheswari?” ucap Darren dengan tegas.

Seketika Jasmine gugup saat Darren menyebutkan nama panjangnya. “Darimana dia tahu nama panjangku?” batin Jasmine.

“Kamu kenapa? Ngelamun? Apa jadi takut sama aku?” tambah Darren saat Jasmine mengabaikan perkataannya dan malah terdiam sembari menundukkan kepalanya.

“Nggak apa-apa, kak,” ucap Jasmine enggan menjawab jujur pertanyaan Darren.

“Kata dokter kamu boleh pulang dan rawat jalan, tapi harus banyak istirahat dan jangan lupa obatnya diminum,” ucap Darren menjelaskan panjang lebar tentang apa yang dijelaskan dokter padanya.

“Iya, kak. Sekali lagi terimakasih banyak atas bantuan kakak,” ucapku kepada Darren.

“Day, Jasmine pulang denganku saja. Terimakasih untuk bantuannya sudah cepat tanggap membawa Jasmine kesini. Untuk urusan administrasinya biar nanti aku yang selesaikan,” ucap Aileen sembari berdiri dari bangku yang berada di dekat tempat tidur Jasmine.

“Kalian pulang denganku! Lagian mobil kamu kan masih di tempat gym. Beritahu saja alamatnya, biar anak buahku yang mengantarkan mobilmu nanti,” ujar Darren.

“Masalah administrasi, sudah beres,” tambah  Darren lagi sembari membantu Jasmine untuk duduk di tempat tidur.

“Kak Day, aku sudah banyak hutang budi ke kakak. Untuk uang administrasinya nanti aku transfer ke rekening kakak ya,” ujar Jasmine memang tak enakan dan cenderung tak mau mempunyai hutang budi ke orang lain. Sebisa mungkin, dia ingin mandiri dan tidak terlalu bergantung pada orang lain. Karena dia merasa itu akan menyulitkannya nanti.

“Jasmine? Bagaimana kondisi kamu, nduk?” ucap  seorang lelaki berperawakan gagah, berkulit kuning langsat dengan aroma parfum maskulin yang tiba-tiba muncul pada ruangan Gawat Darurat klinik dimana Jasmine dibawa oleh Darren dan Aileen.

“Mas Dani?” ucap Jasmine dengan kaget dan terheran. "darimana kakak laki-lakinya ini tahu kalau dirinya dilarikan ke klinik ini? Aileen pasti ngadu nih!" batinnya sembari melirik Aileen yang terlihat menyeringai menanggapi tatapan yang ia berikan.

“Keluargamu harus ada yang tahu kalo kamu disini, aku nggak mau disalahkan kalau terjadi apa-apa sama kamu. Karena kamu perginya sama aku, jadi aku tanggung jawab atas kamu,” ucap Aileen seraya menjelaskan kepada Jasmine alasannya memberi kabar ke Mas Dani, kakak laki-laki Jasmine.

Daniyal El Fatih, kakak laki-laki satu-satunya Jasmine Chalondra Maheswari. Setelah ayahnya meninggal, Dani dan Jasmine tinggal berempat dengan mamanya, Uriana Maheswara dan Asisten Rumah Tangga, Diyah Amalia yang biasa dipanggil Mbak Diyah. Dani lelaki satu-satunya di keluarga almarhum  Muhamad El Fatih saat ini, mau tidak mau harus menggantikan peran ayahnya baik sebagai kepala rumah tangga maupun CEO di sebuah perusahaan travel yang cukup terkenal yaitu, Piknikyuk!. Kondisi rumah beserta penghuninya sekarang adalah dibawah tanggung jawabnya saat ini.

Setelah dihubungi Aileen, Dani tak langsung bicara kepada mamanya tentang kondisi adiknya. Ia hanya berpamitan akan keluar sebentar mengecek pekerjaan.

Dani khawatir mamanya akan shock jika tahu tentang kondisi Jasmine yang sedang berada di kamar Gawat Darurat sebuah klinik, meskipun kondisinya tidak parah dan bahkan diperbolehkan pulang. Tapi bagaimanapun, seorang ibu pasti akan panik mendengar kondisi anaknya yang seperti Jasmine saat ini.

“Pak Dani?” sapa Darren yang posisinya berada tepat di samping tempat tidur.

Dani yang masuk dengan rasa panik dan gugup, belum sempat melihat kondisi sekitar tempat Jasmine sedang berbaring, kaget dengan adanya laki-laki yang menyapanya.

“Oh! Pak Darren? Malah ketemu disini kita,” ujar Dani yang masih kaget kenapa ada sosok Darren yang tak lain adalah rekan bisnis Dani.

“Pak Dani pasti bertanya-tanya kenapa saya ada disini? Ya, saya yang membawa Jasmine kesini, pak,” ujar Darren.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XXIII

    Darren masih tak berkedip mengamati wanita pujaannya itu. "Memang aku tak salah menambatkan hatiku padamu, Jasmine. Kamu benar-benar wanita yang sempurna," Darren pun tak berhenti memberikan pujian untuk kekasihnya itu."Ish, kamu ini, bisa nggak kalau nggak berlebihan kaya gitu," Jasmine memukul pelan pundak Darren. Tak bisa dipungkiri bahwa pujian dan tatapan Darren membuatnya salah tingkah. Wanita mana yang tidak meleleh mendangar pujian dan perlakuan seperti yang didapatkan Jasmine itu."Sayang, aku jujur. Kamu benar-benar wanita sempurna yang pernah aku temui. Aku bahkan rela melakukan hal apapun hanya untuk melihat senyum di wajah cantikmu itu, untuk melihatmu tetap ada disisiku," Darren menggenggam erat kedua tangan Jasmine, sembari menatap lekat-lekat ke wajah wanita pujaannya itu. "Jasmine, berjanjilah padaku, bahwa apapun dan bagaimanapun keadaan yang akan terjadi kedepannya, berjanjilah bahwa kau tak akan meninggalkanku! Berjanjilah bahwa kau akan selalu bersamaku dan berja

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XXII

    Tak lama kemudian, helikopter yang ditumpangi Darren dan Jasmine telah mendarat. Setelah mengemasi barang pribadi milik mereka, keduanya menuruni helikopter tersebut dengan hati-hati. Raymond ternyata sudah turun terlebih dahulu dan mengantarkan koper keduanya ke resort yang berada tak jauh dari helipad yang ada di pulau pribadi milik keluarga besar Darren itu.Sebuah pulau pribadi dengan garis pantai yang cukup panjang, hamparan pasir putih yang sungguh cantik dan air lautnya yang jernih memancarkan warna turquoise, serta suasananya yang masih asri juga alami, membuat siapapun akan terpesona dengan keindahan pulau pirbadi milik keluarga Darren tersebut. Dari air lautnya yang jernih, dapat terlihat karang yang beraneka ragam bentuk serta warnanya. Selain itu, terdapat hutan yang subur nan hijau yang kaya dengan berbagai jenis burung, binatang dan juga tumbuhan liar menambah kesan asri dari pulau tersebut.Tak hanya itu, di pulau pribadi milik keluarga besar Darren ini terdapat dua bua

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XXI

    Lima menit berjalan, Jasmine dan Darren terlihat masih sangat menkmati percumbuan itu. Darren merasakan degup jantungnya berdetak sangat cepat, debaran-debaran cinta yang sudah lama tak ia rasakan, kini kembali dirasakannya. "Gila, wanita ini memang berbeda. Aku tak pernah merasakan senyaman ini berada di pelukan seorang wanita. Jasmine, aku benar-benar mencintaimu, kau tak boleh meninggalkanku," ujar Darren dalam hatinya.Darren yang sudah mulai merasakan puncak gairahnya, segera membopong tubuh Jasmine untuk duduk di pangkuannya. Sama halnya dengan Darren, Jasmine yang sudah merasakan berada di puncak gairahnya, tak dapat menolak perintah Darren, Saat ini tubuh Jasmine berada di pangkuan Darren dan wajah cantiknya saat ini tepat berada di depan wajah tampan Darren Cameron Barraq."Jasmine, aku sungguh mencintaimu, sangat mencintaimu. Tolong, jangan ada pikiran untuk meninggalkanku, aku tak akan tahu bagaimana hidupku setelah ini jika tak ada kamu disisiku," tak menunggu Jasmine menj

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XX

    Sebuah helikopter berwarna hitam mengkilap dengan simbol sebuah perusahaan yang ternyata adalah simbol perusahaan milik Darren sudah menunggu Darren dan Jasmine di landasan helikopter yang berada di lantai paling atas gedung rumah sakit tersebut. "Silahkan Pak Darren dan Bu Jasmine, helikopternya sudah siap," ujar Sari mempersilahkan Darren dan Jasmine untuk masuk ke dalam helikopter yang sudah dari dua jam yang lalu tersedia di landasan helikopter tersebut. "Terimakasih banyak atas bantuannya Mbak Sari dan Mas Gusti, saya sudah menitipkan sesuatu untuk kalian lewat Pak Bagas. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih untuk pelayanan kalian yang luar biasa," Darren menjabat tangan Sari dan Gusti secara bergantian. "Wah, saya merasa tersanjung dengan apa yang bapak katakan. Terimakasih sekali bapak, hati-hati dalam perjalanan dan selamat berlibur," ujar Gusti saat Darren menjabat tangannya. Lagi-lagi Jasmine dibuat berdiri seperti patung ketika melihat kenyataan yang ada didepannya saat

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XIX

    Jasmine bergegas memasuki mobil sedan berwarna hitam yang telah terparkir di depan rumahnya. Darren sudah menunggu disitu lebih dari dua puluh menit. Sebelumnya Darren sudah berjanji akan menjemput Jasmine tepat pukul sembilan, dan seperti yang telah dijanjikan Darren, pukul sembilan tepat Darren sudah berada di depan rumah Jasmine. Sedangkan Jasmine masih ternyata belum siap, dia masih bersiap dan mengemasi barang apa saja yang akan dibawanya liburan bersama kekasihnya itu. Jasmine hari ini kesiangan, dia baru bangun pukul setengah sembilan dan langsung mandi, bersiap-siap dan berkemas."Ya Tuhan, terimakasih karena Kau sudah mengirimkan bidadari untukku," Darren mengamati setiap inci tubuh Jasmine sembari menyalakan mesin mobilnya."Kamu ini bukannya marah karena lama nunggu akunya," ujar Jasmine. Terlihat rona merah muncul di kedua pipinya."Sayang, aku mana bisa marah-marah sama bidadari. Lagipula, aku memang orangnya paling nggak bisa marah-marah, apalagi sama orang yang aku saya

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XVIII

    "Jasmine sudah pulang, nak?" ujar Ana ketika melihat sosok Jasmine yang berjalan masuk dari pintu ruang tamu. Saat itu memang lampu ruang tamu dalam keadaan remang-remang. Membuat pandangan mata tak begitu jelas."Lho, mama kok disini? Mama kenapa jam segini belum tidur?" Jasmine sedikit terkejut melihat Ana yang saat ini sedang duduk santai di sofa ruang tamu sembari menyilangkan kedua kakinya dan memainkan alat komunikasi selularnya."Iya sayang, mama belum bisa tidur. Daritadi sudah coba untuk tidur tapi belum bisa tidur juga. Mama bosen di kamar, jadi mama memutuskan duduk-duduk di sini sambil cari suasana lain, ya sudah sekalian nungguin Jasmine sama Mas Dani," Ana meletakkan alat komunikasi selularnya itu ke atas meja kaca yang berada disampingnya."Mama kenapa? Ada yang sedang mama pikirkan? Atau mama sakit? Tidak enak badan?" Jasmine menjatuhkan tubuhnya di sofa dimana Ana duduk kemudian memeluk tubuh wanita paruh baya yang ada disampingnya itu. Jasmine terlihat sangat mengkha

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XVII

    Sepanjang perjalanan ke rumah Jasmine, suasana di mobil sangat hening. Hanya terdengar suara musik yang diputar pada pemutar musik yang berada di dashboard mobil Darren.Waktu yang telah kita lalui, buatmu jadi lebih berartiLuluhkan kerasnya dinding hati, engkaulah satu yang aku cari“Kamu tahu lagu ini, Jasmine?” ujar Darren memecah suasana hening suasana di mobil Darren itu.“Iya, kenapa?” ujar Jasmine singkat. Jasmine masih merasa tidak enak dengan apa yang sudah dikatakannya pada Darren saat makan di tempat Alif tadi.“Ini yang aku rasakan padamu saat ini,”“Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku,” Darren menirukan Ariel yang menyanyikan lagu yang diputar saat itu.Lai-lagi pipi Jasmine memerah, dia sangat tersanjung dengan apa yang baru saja diutarakan Darren. Meskipun Darren hanya menyanyikan sebuah lagu, tapi Jasmine yakin bahwa itu memang apa yang benar-benar dirasakan Darren padanya saat ini.“Kak Day, eh maksud aku, sa..yang,” ujar Jasmine sedikit ragu. Jasmine masih belum y

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XVI

    “Kita makan dulu ya. Aku tahu kamu pasti belum makan kan? Jadi nggak ada alasan buat nolak,” ujar Darren dan pandangannya terus tertuju pada jalanan yang ada di depannya.“Tapi ini udah malem, emang kamu nggak apa-apa kalau nemenin aku makan dulu?” Jasmine merasa tidak enak jika harus menahan Darren lebih lama dengannya.“Jasmine, kamu kira aku anak SD yang kalau sebelum senja belum sampai rumah dicari orang tuanya? Aku sudah kepala tiga Jasmine,” Darren gemas dengan pertanyaan Jasmine. Dia melirik Jasmine sesaat dan mengacak rambutnya.“Bukan gitu, tapi nanti-,”“Pokokya kita makan dulu, takutnya kalau kamu telat makan nanti bakalan pingsan lagi kaya waktu itu di tempat gym,” belum selesai Jasmine bicara, Darren sudah memotong pembicaraan Jasmine dan memaksa Jasmine untuk tetap makan malam dulu dengannya.“Baiklah kalau memang kamu memaksa. Terserah kamu saja, aku menolak pun tak ada gunanya,” ujar Jasmine pasrah. Jasmine sangat paham dengan lawan bicaranya itu. Menolakpun tidak ada

  • Hubungan Rahasia dengan CEO   BAB XV

    “Ih Mbak Erin memang yang terbaik lah pokoknya. I love you full, Mbak Er,” ujar Jasmine terlihat semringah sembari memeluk Erin dengan sangat erat.“Jasmine ih dari kapan kamu lebay kayak gini? Jangan-jangan kamu sudah terkontaminasi Darren ya?” Erin dengan wajah gelinya perlahan melepas pelukan Jasmine.“Enak aja, Mbak Er. Kan aku emang udah lama kayak gini, mbak,” ujar Jasmine dengan nada sedikit kesal karena enggan dihubung-hubungkan dengan Darren. Dari dulu memang Jasmine sedekat itu dengan Erin, hal yang dilakukan Jasmine pada Erin tadi memang bukanlah hal yang baru.“Astaga, kan hampir saja aku lupa, katanya Mbak Erin dijemput? Jemputan Mbak Erin mana? Kok belum kelihatan? Mbak Erin dijemput siapa sih?” Jasmine melontarkan beberapa pertanyaan pada Erin, layaknya reporter berita yang sedang haus akan informasi.“Astaga, nggak kurang banyak pertanyaannya. Udah kaya wartawan lagi wawancara artis. Hahaha," ujar Erin sembari terkekeh mendengar banyaknya pertanyaan yang Jasmine lontar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status