Share

Dia Puluh Empat : Bali dan Indahnya kamu

BRAAAK!

Alin mendorong Tian masuk ke dalam dan menutup pintu kamar mandi dengan cukup keras, "Mandi sana! Kau pikir tubuhku boneka? Berapa kali kau harus meniduri ku?" Teriak Alin dari luar kamar mandi.

Sementara di dalam kamar mandi, Tian hanya tersenyum gemas melihat tingkah Alin.

Namun seketika senyum itu lenyap. Ia sendiri bingung kenapa tubuhnya begitu menginginkan Alin. Seolah tubuh Alin seperti candu baginya.

Padahal jika diingat-ingat lagi, statusnya dengan Alin pun hanya sebatas pelayan dan bos. Tapi kenapa ia bisa berbuat sejauh ini dengan Alin.

"Sepertinya kau harus menahan emosimu Tian." Gertak Tian pada dirinya sendiri. Pria itu akhirnya memutuskan untuk mandi dan menyegarkan tubuhnya.

*****

Alin lagi-lagi cemberut. Sudah nyaris jam satu siang, namun Tian belum juga selesai rapat. Padahal tadi pagi Tian mengatakan jika rapat itu hanya sebentar saja. Tapi apa ini? Buktinya sudah tengah hari, namun Pria itu belum juga selesai rapat.

Alin menatap miris nampan ke tiga berisi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status