Beranda / Romansa / I GUESS I MISJUDGED YOU / Terpesona Dengan Kecantikan Jesselyn

Share

Terpesona Dengan Kecantikan Jesselyn

Penulis: Youna Imut
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-18 19:21:20

"Kringgg," 

Bunyi telepon kantor terdengar.

"Hallo,"

"Iya Hallo, pak Brams !"

"Pak Brams aku mau tanya, apakah pak Brams jadi ikut ke pesta pak Hadi ?" Tanya Wanda.

"Oh, aku belum tahu pak Wanda."

"Kemungkinan besar sih aku ikut, tapi nanti sore aku akan beri tahu kepastian nya." Ucap Brams.

"Oke.. oke, ditunggu informasinya ya pak !"

"Sippp, pak Wanda enggak usah khawatir."

Brams pagi itu teringat dengan Shahnaz,Dia penasaran dengan cerita Shahnaz.

"Katanya dia kerja disini, Dimana ruang kerjanya ya ?" Bathin Brams.

Dengan penasaran Brams keluar dari ruangannya dan bertanya pada personalia kantor tersebut.

"Pak Jamil, tegur Brams."

"Eh iya pak," jawab Jamil.

"Pak, karyawan yang bernama Shahnaz kerja di ruangan mana ya ?"

" Shahnaz ?"

" Iya pak,dia baru juga sebulan bekerja disini."

" Ohhh iya," Dia ada di bagian pembukuan.

Ruangannya ada di lantai satu pak.

" Terimakasih untuk informasinya pak Jamil."

Brams turun ke lantai satu,dia penasaran dan ingin melihat langsung ke ruangan tersebut.

"Selamat pagi bu Shahnaz," ucap Brams.

Dengan jantung dag dig dug, Shahnaz terkejut.Dia tidak menyangka kalau Brams akan datang ke ruangannya.

"P_pagi pak Brams,"  jawab Shahnaz.

Sebagai bawahan, Shahnaz sudah selayaknya bersikap sopan dan hormat pada atasan.

"Ada yang bisa aku bantu pak ?" Tanya Shahnaz.

"Oh tidak, aku datang kesini hanya untuk jalan-jalan saja."

Sanu tertunduk malu, dia berpikir kalau dia sangat beruntung dikunjungi atasan yang sangat dicintainya.

"Baiklah bu Shahnaz, kalau begitu aku permisi dulu" ucap Brams.

"Kenapa  begitu cepat sekali ?" Bathin Shahnaz.

"O_oh  iya pak," jawab Shahnaz.

Brams keluar dari ruangan tersebut, dia tidak mau jadi bahan omongan para karyawannya bila terlalu lama di dalam ruangan Shahnaz. 

Shahnaz senyum sendiri, dia sudah yakin kalau Brams juga suka pada dia.

Shahnaz melamun dengan bertopang dagu, dia menghayal tinggi di udara.

Shahnaz melihat kalau dia bahagia hidup bersama dengan Brams.

Hingga dia tidak sadar kalau pena yang ada di tangannya telah mencoret lembaran kertas di mejanya. 

"Ya tuhan, mati aku !" Ucap Shahnaz.

Dia terpaksa harus mengganti tabel keuangan kantor tersebut.

Brams telah berpikir dan memutuskan kalau dia bisa ikut bersama Wanda ke pesta pak Hadi.

"Hallo !"

"Iya Hallo pak Wanda ?"

"Ada apa pak Brams ?"

"Pak Wanda, besok aku ikut ke pesta pak Hadi, jangan lupa tunggu aku di Bandara ya!"

"Oke oke Brams, kami akan menunggu di Bandara besok pagi."

Brams berjalan kembali ke kantornya.Dia menemui sekretarisnya dan berkata kalau besok dia tidak masuk kantor.

"Bu Nisa,"

"Iya pak, ada apa pak ?"

"Bu Nisa, besok aku tidak masuk karena mau ke pesta teman."

"Oh iya pak, jawab Nisa."

Secara tidak sengaja, Shahnaz mendengar percakapan Brams dengan Nisa.

Roman penasaran dibalut rasa cemburu, Shahnaz memberanikan diri  menemui Brams untuk menanyakannya.

"Pak Brams,"  tegur Shahnaz dari belakang Brams.

"Eh kamu Shahnaz,ada apa ?"

"Pak Brams,besok Bapak mau kemana ? Aku mendengar tadi kalau pak Brams mau keluar."

"Uhukkk  Uhukkk,"

Brams tersedak batuk mendengar pertanyaan Shahnaz.

"Jelas sekali kelihatan kalau Shahnaz cemburu dan suka padaku," bathin Brams.

" Pak Brams?"

"Eh iya Shahnaz, besok aku mau ke pesta rekan kerja."

"Aku  coba dulu apakah Shahnaz cemburu." Bathin Brams.

"Kata  pak Wanda disana banyak cewek cantik,aku lihat dulu manatau ada yang cocok," kata Brams.

Muka Shahnaz langsung merah,rasa cemburunya tidak bisa di simpan.

"Maaf Shahnaz,aku buru-buru." Kata Brams.

Brams kembali ke ruangannya.Dia senyum sendiri melihat reaksi Shahnaz.

"Ketahuan dengan jelas kalau dia suka padaku," bathin Brams.

Shahnaz berbalik ke ruangannya, perasaannya semakin kacau balau mendengar perkataan Brams.

"Brams pasti akan menemukan banyak cewek cantik disana, bagaimana denganku?" Bathin Shahnaz.

"Ya Tuhan,aku tidak bisa melihat Brams jatuh ke tangan orang lain." Kata itulah yang selalu menari di hati Shahnaz.

"Ting Tong,"

Bell rumah Shahnaz terdengar berbunyi.

Ibunya datang dan langsung membuka pintu.

"Shahnaz,kamu sudah pulang sayang,"

Muka Shahnaz terlihat kusam dan kesal.

"Iya bu," jawab Shahnaz sambil masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa dengan Shahnaz ?" Bathin ibunya.

Sang ibu mengikuti Shahnaz masuk dan duduk di samping Shahnaz.

"Kamu kenapa sayang ?" Sepertinya kamu sedang ada masalah.

"Bu,Besok Brams akan pergi."

"Pergi kemana Shahnaz ?" Tanya ibunya.

"Bu,Brams berkata kalau besok dia akan pergi ke pesta rekan kerjanya."

"Lantas,apa masalahnya sehingga kamu jadi begini ?"

"Shahnaz kan takut bu, disana pasti banyak cewek lain yang lebih cantik."

Ibunya menggelengkan kepalanya,dia senyum dan mendekati Shahnaz.

" Shahnaz,Brams itu tidak salah." Wajar aja kalau dia pergi menghadiri pesta rekan kerjanya.

"Tapi kenapa Brams tidak mengajakku bu ?"

"Shahnaz ..Shahnaz,atas dasar apa Brams mau mengajak kamu sayang."

"Kamu itukan belum jadi pacarnya Brams."

Shahnaz tertunduk,dia sadar kalau yang dikatakan oleh ibunya adalah benar.

"Benar juga apa yang ibu bilang,"kata Shahnaz.

"Shahnaz , sekarang kamu berusaha dulu bagaimana caranya agar Brams itu jadi pacar kamu."Dengan  demikian, sedikit banyaknya dia sudah terikat pada kamu nak.

" Shahnaz, sebagai wanita kita harus bisa membuat lawan jenis kita selalu merasa tertarik pada kita."

"Bagaimana  caranya bu ?" 

" Shahnaz,kamu harus berpenampilan menarik,berbahasa yang sopan dan sesekali memujinya."

Shahnaz tersenyum, dia semakin yakin dengan apa yang dikatakan oleh ibunya.

"Terimakasih ibu,ucap Shahnaz."

"Iya sayang,balas ibunya."

Shahnaz masuk kedalam kamar,dia semakin semangat dengan rencana yang akan dicobanya.

"Itu dia Brams sudah datang,kata Wanda."

" Baguslah,aku takut kita akan ketinggalan pesawat,jawab Arya.

"Ayo kita masuk ! pesawat akan berangkat." Ucap Wanda.

"Oke..oke,ayo kita ke dalam !"

Semuanya masuk dan naik ke dalam pesawat.

Hiruk pikuk suara banyak tamu yang datang ke pesta pak Hadi.

Terlihat para tamu naik ke panggung mengucapkan selamat pada pengantin.

Demikian halnya dengan rombongan Brams,Mereka mendapatkan sambutan hangat dari keluarga Hadi.

Mata Brams melihat banyak cewek cantik disana, Wanda melihat kalau Brams lagi melihat wanita cantik.

"Pak Brams,benarkan apa yang aku bilang,bapak pasti tidak akan kecewa bila datang kesini."

"Benar juga apa kata pak Wanda,aku kagum dengan banyak cewek yang cantik disini."

."Pak Brams,itu belum seberapa."Coba bapak bandingkan lagi nanti dengan putri pak Hadi.

" Hmmm,memangnya secantik apa sih putri pak Hadi ?"

" Lihat aja deh,dijamin pasti suka."ucap Wanda.

"Tak Tak Tak,"

Langkah higgles Jesselyn terdengar, warna merah sangat sesuai dengan kulit kaki Jesselyn yang putih mulus.

"Pak Brams,coba bapak lihat wanita yang naik ke panggung."

Brams mengarahkan pandangannya ke panggung tersebut.Mata Brams terbelalak merasa kagum akan kecantikan Jesselyn.

"Pak Wanda,apakah wanita itu manusia atau bidadari ?" Tanya Brams.

Wanda  tersenyum,dia melihat Brams suka pada Jesselyn.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Kebohongan Brams

    Pagi hari telah tiba, Brams terlihat sudah duluan bangun dan terlihat rapi. Dia duduk sembari menunggu Pak Hadi keluar dari kamar. Rasa kecewa tadi malam membuat Brams malas untuk masuk ke kamar Shahnaz. Dia tidak ingin pamit, karena dia merasa tidak akan ada jawaban yang didapat nantinya."Brams, kamu kelihatan sudah rapi. Kamu mau kemana, Brams?" Pak Hadi bertanya dengan penasaran sembari duduk disamping Brams.Tidak lama kemudian, Mama Jesselyn juga keluar dan ikut bergabung dengan mereka. Dia juga heran dengan pakaian Brams yang terlihat rapi seakan ingin pergi kesuatu tempat."Kamu mau kemana, Brams?" "Papa...Mama...pagi ini juga aku harus kembali ke Jakarta. Tadi malam, aku dapat telepon untuk hadir nanti jam satu siang. Aku tidak punya pikiran lain.Tanpa alasan apapun aku harus kembali ke Jakarta, Papa," ucap Brams dengan gaya berbohong pada kedua mertuanya. Keduanya saling berpandangan. Mereka bertanya tentang Jesselyn dan keadaannya."Tapi, Brams. Bagaimana nantinya dengan

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Jangan Ungkit Masa Lalu

    Shahnaz dan Galih pergi bersama ke rumah. Sepanjang perjalanan, keduanya terlihat sangat mesra dan tidak jarang suka bercanda dan tertawa bersama. Galih merasa, Shahnaz adalah calon terbaik baginya yang akan menggantikan posisi mantan istrinya dahulu."Shahnaz, apa kamu tidak kepikiran lagi pada lelaki yang bernama Brams?" Sontak Shahanz terkejut. Dia seakan tidak percaya bila Galih bertanya tentang Brams pada dirinya. "Galih, kamu kenapa berkata demikian?"Hmmm...Galih menarik napasnya perlahan hingga mengeluarkannya kembali. Dia merasa bilakah masih ada hati Shahnaz pada lelaki itu."Tidak..aku hanya ingin memastikan apakah kamu masih mengingat dia?" "Galih, semenjak aku mengenal kamu, rasanya kau sudah melupakan orang tersebut. Apalagi kamu itu sangat jauh berbeda dengan dia yang sama sekali tidak perduli denganku," jawabnya "Sayang, maafkan aku! Jujur aku tidak bermaksut membuat kamu jadi teringat pada semuanya," ucap Galih. "Hmmm..," Shahnaz hanya tersenyum tipis. Dia tidak s

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Mandi Bersama

    Hari sudah menjadi sore. Shahnaz juga sudah mulai bosan melihat Galih bekerja. Ditambah lagi dengan badan yang gerah, membuat dia ingin pulang secepatnya."Galih, hari sudah sore. Aku permisi pulang, ya!" Galih meletakkan kembali alat ukir yang ada di tangannya. Dia mendekati Shahnaz yang ingin segera pulang."Shahnaz, aku ingin ikut ke rumah kamu," ucapnya.Shahanaz terkejut mendengar keinginnan Galih untuk ikut bersamanya. Namun keinginan Galih tersebut, tidak disengkal oleh Shahnaz. Dia bahkan senang mendengarnya karena dia merasa, Galih tidak bisa jauh darinya."Shahnaz, aku madi dulu, ya! Kamu tunggu aja dulu, aku tidak akan lama, kok."Shahnaz mengangguk. Dia tersenyum melihat Galih mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Gemerincing air yang kini terdengar oleh Shahnaz, membuat dia juga ingin membuang rasa gerah untuk segera mandi."Sebaiknya aku menyusul Galih," ucapnya.Shahnaz tanpa ragu pergi ke kamar mandi. Pintu kamar mandi yang sama sekali tidak dikunci, memudahkan

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Perhatian Yang Luar Biasa

    "Shahnaz, ayo masuk!" Galih terlihat sudah menyiapkan makanan di atas mejanya.Shahnaz bahagia. Dia diperlakukan dengan penuh kasih sayang oleh Galih. Keduanya menikmati makanan yang sudah tersaji."Galih, makanan ini enak sekali, kamu beli darimana?" "Ohh..aku hanya pesan saja pada langganan lama yang sudah terkenal dengan rasa dari masakannya," ucap Galih.Mulut mungil Shahnaz tersenyum. Dia melihat ada sebuah nasi yang menempel di atas bibir Galih .Dengan penuh kasih sayang dan juga perhatian, Shahnaz mencoba membersihkannya dengan mengambil nasi tersebut."Ada apa, Shahnaz?" "Tidak, aku hanya mengambil nasi yang lari dari jalannya," ucap Shahnaz.Keduanya tertawa. Mereka merasa lucu dengan hal yang baru saja terjadi. Sembari makan bersama, Shahnaz melihat model dari perabotan yang baru dikerjakan oleh Galih. Dia juga ikut kagum dengan model dari hasil kerja Galih yang sangat beda daripada barang lain yang sering terpajang di berbagai toko yang ada di beberapa tempat yang ada di

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Makan Siang Bersama

    Keesokan harinya, Galih keluar untuk membelanjakan semua keperluannya. mulai dari bahan hingga alat yang akan dia gunakan untuk membuka usaha. Galih berniat, dalam waktu singkat dia akan memperoleh kesuksesannya yang dulu telah direbut mantan istrinya. Seminggu kemudian, Galih sudah bisa membuka usahanya. Pagi itu dia masih bekerja sendiri. Dia yakin kalau di tahap permulaan ini, dia masih sanggup bekerja sembari mengenalkan berbagai model hasil tangannya yang terlihat beda dari yang lain. Para pelanggan Yanto yang dulu banyak memesan barang, kini selalu menanyakan dimana keberadaan Galih. Mereka ingin memesan banyak prabotan lain tetapi harus hasil kerja dari Galih. Tanpa merasa tersaingi, Yanto selalu memberitahu dimana Galih sekarang berada. Dia yakin kalau saja Galih punya orderan yang banyak, tanpa diminta, Galih juga akan membaginya pada dia. Sebagai sahabat yang baik, Yanto juga ingin Galih secepatnya berhasil agar cicilan Bank yang sudah dia percayakan pada Galih dapat be

  • I GUESS I MISJUDGED YOU   Godaan Sesaat

    Shahnaz melihat ada tas hitam di depan, dia penasaran tentang tas tersebut. Sembari duduk di samping Galih, Shahnaz meraih tas tersebut dan mengangkatnya."Galih, ini tas siapa?""Shahnaz, atas hal inilah aku sengaja menyuruh kamu datang kesini," ucap Galih.Shahnaz mengerutkan keningnya. Dia semakin bingung dengan maksut Galih sebenarnya. Shahnaz penasaran dan kembali bertanya."Galih, kamu tidak mencuri tas orang, kan?" Galih spontan melihat Shahnaz. Dia tidak yakin kalau Shahnaz bertanya demikian pada dirinya."Kamu bilang apa Shahnaz? Dari aku lahir, aku tidak pernah melakukan perbuatan sehina itu," jawabnya "Maaf, bukannya aku menuduh. Aku hanya heran saja, kenapa tiba-tiba ada tas seperti ini di rumah kamu.""Hahhh..!" Galih menghela napas yang panjang. Dia menggelengkan kepalanya sembari melihat wajah Shahnaz."Shahnaz, ini adalah uang yang dipinjamkan Yanto padaku untuk membuka usaha baru" ucap Galih "Sebanyak inikah?""Iya, Shahnaz. Uang ini berjumlah sekitar Lima ratus ju

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status