Share

Story 10

Author: Gavriel
last update Last Updated: 2024-04-01 11:43:25

Setelah dia mendapatkan kabar baik, Valerie pun memberitahu pada Raya jika dirinya diterima bekerja perusahaan yang direkomendasikan olehnya.

"Wah selamat! Aku masih di lobi menunggumu, bagaimana kalau kita merayakannya!"

"Boleh, aku akan turun sekarang."

Mereka berdua pun pergi ke sebuah restoran. Namun, mereka tidak menduga jika akan bertemu dengan Ruth dan kedua temannya di sana.

"Apa kita pindah saja?" tanya Raya. Dia tahu raut wajah Valerie berubah saat melihat Ruth.

"Tidak. Kita akan makan di sini. Ini bukan restoran mereka."

Valerie pun masuk dengan Raya. Duduk di meja yang agak jauh dari mereka bertiga.

Tapi, bukan Ruth namanya jika tidak membuat keributan dengan Valerie. Dia dengan kedua temannya lalu menghampiri meja Valerie dan Raya dan mengolok-olok mereka berdua.

"Ray, harusnya kamu lebih pandai memilih teman, bagaimana bisa kamu makan di sini dengan teman miskin mu ini ," ejek Ruth.

"Benar, dia tidak akan mampu membayar makanan di restoran ini. Kenapa kamu mengajaknya untuk makan di sini?" tambah Karina.

Raya mengepalkan kedua tangannya dengan wajah yang merah karena marah.

"Valerie tidak semiskin itu sampai tidak bisa makan di sini."

"Hati-hati, nanti pacar kamu direbut oleh Valerie. Kamu tau sendiri Damian dulu direbut Valerie, untungnya Damian langsung sadar." Kali ini Wendy tertawa seolah apa yang dia katakan adalah hal lucu.

"Kamu mau menyindir Valerie? Atau teman kalian Karina?" tanya Raya dengan nada yang datar karena sudah kesal.

"Apa maksudmu!"

"Memangnya siapa sih yang tidak tahu kalau Karina menjadi simpanan om om selama ini? Sampai istri sahnya diceraikan karena Karina."

"Jaga bicaramu! Kamu tahu kan bicara dengan siapa sekarang!" Karina membalas dengan gusar.

"Kenapa? Kamu tidak terima? Sebaiknya kalian berkaca, lagi pula. Kalian tidak tahu siapa suami Valerie nantinya. Barangkali dia bisa membeli harga diri kalian bertiga."

Mendengar hal itu, Ruth langsung tertawa.

"Siapa yang akan menjadi suami adikku tersayang ini? Maksudmu pengawal pribadinya yang sudah tidur dengannya itu? Pengawal pribadi yang miskin itu maksudmu?" Ruth menyilangkan kedua tangannya seolah dia berada di atas angin.

"Sudahlah, kita saja yang pergi. Aku tidak nafsu makan melihat mereka di sini," kata Valerie dia hendak berdiri. Namun dua orang petugas keamanan menghampiri mereka semua.

"Usir mereka berdua, mereka tidak bisa membayar makanan di sini," suruh Ruth dengan semena-mena.

Tetapi, alih alih membawa Valerie dan Raya, petugas keamanan tadi malah membawa Ruth dan kedua temannya menyingkir dari sana.

"Maaf, tapi tempat ini sudah dibooking oleh seorang tuan muda kaya raya. Anda bisa pergi karena menganggunya," kata petugas itu.

"SIAPA TUAN MUDA KAYA RAYA ITU! TUNJUKKAN PADAKU! DIA TIDAK TAHU SIAPA KELUARGAKU HAH!" Ruth meronta seperti kambing yang hendak dipotong. Dia malu karena kalah dengan Valerie secara tidak langsung.

Mereka dibuang ke depan restoran bersama dengan rasa malu karena sudah diusir seperti itu.

"Siapa tuan muda kaya raya itu?" bisik Raya.

"Aku juga tak tau. Apa dia juga ada di sini?" Valerie melihat ke sekeliling tapi tidak menemukan siapa siapa di sana.

"Cuma ada kita di sini," bisik Raya. "Gila ini benar benar gila!"

Noah memijat kepalanya karena mendengar suara berisik di restoran siang itu. Padahal dia membutuhkan ketenangan saat ini.

"Zack panggil manajer di sini," perintah Noah pada Zack.

Tak lama kemudian manajer menghampiri Noah dan memberi hormat padanya seakan tahu siapa Noah.

"Kenapa di sini berisik sekali, bukankah di sini seharusnya menjadi tempat makan yang tenang dan elegan?"

Manajer melihat keributan di ujung sana lalu mengernyitkan keningnya.

"Saya akan memberitahu mereka semua baik baik, Pak."

Noah melihat dari kejauhan dan terkejut saat melihat ada Valerie dan Raya di sana.

"Usir saja ketiga orang itu, keluarkan dari restoran ini dan blacklist mereka agar tidak bisa masuk ke sini lagi."

"Ta.. tapi.."

"Panggilkan bosmu kalau kamu tidak berani mengusir mereka.

"Zack panggil pemilik restoran ini, katakan padanya aku akan membeli restoran ini."

Belum sempat Zack melangkahkan kakinya, manajer tadi langsung memberitahu sekuriti agar mengusir mereka bertiga.

Tak lama kemudian, Ruth dan kedua temannya sudah keluar dari restoran. Barulah setelah itu Noah keluar dari restoran dan mengenakan kacamata bingkai hitamnya.

"Sialan! Siapa yang sudah mengusir kita! Berani sekali dia," rutuk Wendy sambil menepuk-nepuk bagian belakang roknya yang kotor.

"Tuan muda kaya raya," gumam Karina. "Mungkin aku bisa memilikinya."

"Memangnya kamu tau siapa dia?" tanya Ruth dengan kesal. Dia melihat ke arah Valerie dan Raya bisa makan sambil tertawa seperti itu membuatnya semakin kesal.

Sesampainya di kantor, Ruth mendapatkan telepon dari ayahnya. Ayahnya sangat kesal karena pekerjaan Ruth tak ada yang beres sedikit pun.

"Kamu bilang itu bekerja Ruth? Semua desain kamu ditolak !" bentak ayahnya sambil memaki Ruth.

"Tapi.. mana mungkin ditolak, aku mengajukan 4 desain. Tak mungkin semuanya tak ada yang lolos satu pun."

"Selama di luar negeri kamu belajar atau bermain-main! Cepat selesaikan pekerjaanmu atau aku akan membawa kembali Valerie ke rumah kita!"

"Tapi Valerie sudah membuat skandal, dan ayah bilang kalau dia tak akan kembali ke rumah kan?"

"Kalau kamu tidak becus apa boleh buat. Adikmu jauh lebih tau bagaimana memberikan desain yang baik daripada kamu."

Lalu telepon pun ditutup ayahnya sepihak.

"Mana mungkin, mana mungkin ayah sampai bilang begitu ," geram Ruth.

Ruth langsung menelpon Damian dan menceritakan masalah yang dihadapi oleh Ruth saat ini.

"Valerie keluar tanpa membawa apa apa, kan? Kenapa kamu tidak coba periksa desain yang dia buat di kamarnya? Atau gudang penyimpanan milik Valerie. Aku yakin dia memilikinya, dulu dia pernah membual desainnya kepadaku berkali-kali."

"Benarkah?"

"Kamu bisa mencarinya nanti. Yang penting kamu bisa menyenangkan hati ayahmu saat ini," kata Damian.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mencarinya nanti malam. Rupanya dia masih berguna," kekeh Ruth.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • I Love Bodyguard   156

    Ponsel Kevin berdering, Julian mengambil ponselnya dari saku celana milik Kevin."... Ya?""Ini ponsel milik Kevin, kan?" tanya seorang perempuan di ujung telepon."Ya benar, tapi pemilik ponselnya pingsan. Kamu bisa menjemputnya ke sini karena aku tidak mau mengantarnya," kata Julian."Di mana dia? Beri aku alamatnya sekarang."Setelah meminta izin pada Emily, akhirnya Julian memberikan alamat tersebut kepada Karina."Sepertinya yang menelpon adalah kekasihnya," kata Julian usai menutup teleponnya."Biarkan saja dia begitu, kamu mau minum?" tanya Emily. "Oh ya, aku akan mengobati lukamu dulu."Emily membawa Julian masuk ke dalam.Sejak dia putus dengan Kevin, Emily tidak pernah membawa lelaki masuk ke apartemennya. Dan baru kali ini dia mengizinkan pria yang baru dia kenal untuk masuk ke sana.Emily pikir karena Julian adalah sepupu Noah, maka dari itu dia mengizinkannya untuk masuk.

  • I Love Bodyguard   Story 155

    Valerie mengajak Emily untuk makan malam di sebuah restoran mewah dengan pencahayaan lembut dan dekorasi yang elegan. Karena Emily adalah teman Noah, jadi tidak ada salahnya jika dia ingin membangun hubungan yang baik dengan Emily. Apalagi profesinya yang sangat berhubungan dengan pekerjaan Valerie."Maafkan aku, tapi dia memaksa untuk ikut," kata Noah menunjuk Julian dengan matanya."Tak apa-apa, lebih ramai lebih baik, kan?"Mereka berempat pun duduk di sebuah meja bulat yang sudah dipesan oleh Valerie sebelumnya.Julian yang berkarakter mudah akrab dengan orang baru pun tidak kesulitan ketika memulai obrolannya dengan Valerie."Untuk keberhasilan peragaan busana malam ini. Terima kasih karena telah bekerja keras," kata Valerie pada Emily.Emily tersenyum. "Aku hanya melakukan pekerjaanku, dan terima kasih sudah mempercayakannya kepadaku."Mereka berempat pun mulai mengobrol membicarakan masalah pekerjaan dan kehidupan

  • I Love Bodyguard   Story 154

    Valerie duduk di meja kerjanya, ia melihat-lihat desain terbaru untuk pertunjukkan busana yang akan datang.Pintu dibuka oleh sekertarisnya kemudian muncul seorang wanita tinggi yang cantik. Emily masuk dengan senyum yang menawan.Valerie menyambutnya dengan senyum yang ramah. Emily adalah model yang dikenalkan Noah kepadanya. Dia mengatakan bahwa Emily adalah seorang model yang berbakat dan profesional."Selamat datang, saya sangat senang karena Anda bisa bergabung dengan kami untuk pertunjukkan busana ini," kata Valerie.Emily tersenyum. "Mana mungkin saya bisa menolaknya ketika Valerie langsung yang memintanya," Emily terkekeh." Dia jarang meminta bantuan, jadi saya sangat senang bisa membantunya."Valerie menjabat tangan Emily. "Tapi tetap saja, saya ingin mengucapkan terima kasih." Apalagi saat melihat potongan video Emily ketika berada di atas panggung catwalk, dia langsung tertarik pada model tersebut saat pertama kali melihatnya.

  • I Love Bodyguard   Story 153

    "Julian!" teriak Isadora sangat senang saat melihat bayangan sepupunya itu muncul di ambang pintu rumahnya.Dia menghampiri Julian kemudian memeluk lelaki itu."Sekarang kenapa kamu agak berbeda?" tanya Isadora, dia memindai wajah Julian dengan serius."Kenapa? Apa aku bertambah tampan?"Isadora memukul lengan Julian, lelaki itu hanya meringis. Sepupunya itu mencari keberadaan Maxim, tapi siang itu suami Isadora tentu saja sedang bekerja tidak seperti dirinya. Yang keluyuran tidak jelas seperti sekarang."Tiga pria bodoh akhirnya dapat berkumpul lagi," kata Isadora dia mempersilakan Julian masuk."Siapa maksudmu? Havier, Maxim dan Noah?"Isadora mendecakkan lidahnya. "Anakku, jangan sampai kamu mirip dengan pamanmu ini ya. Mama tidak mau kamu mirip dengannya," kata Isadora sambil mengusap perutnya."Kamu tidak ingin punya anak?" tanya Isadora.Julian yang sedang mengambil apel tanpa sengaja menjatuhkan

  • I Love Bodyguard   Story 152

    Noah duduk dengan tidak tenang setelah dia menyuruh River untuk mengobati lukanya.Ada rasa bersalah yang mendalam saat dia tahu bahwa asisten pribadinya itu hampir terbunuh karena perintahnya.Hidup Zack di masa lalu sudah terlalu berat, dan kini dia harus bertemu dengan dirinya yang selalu memberikan tugas berbahaya kepada asistennya tersebut.Suara langkah mendekat, Noah melihat River berjalan ke arahnya."Bagaimana dengan keadaanmu." Noah mendongak, matanya tak bisa berbohong. Dia akan merasa bersalah jika terjadi apa-apa pada Zack."Saya baik-baik saja, Tuan."Hening."Apa ada hal yang menganggu pikiran Anda, Tuan?" River merasa jika Noah sedang memikirkan sesuatu.Noah mengangguk pelan."Aku ingin melepaskan Zack," kata Noah. River terkejut mendengar Noah berkata seperti itu."Apa karena Zack tidak melakukan tugasnya dengan baik? Itu murni bukan kesalahannya, Tuan. Kerjasama kami tidak...

  • I Love Bodyguard   Story 151

    PLAK!Irena menampar wajah Noah. Sontak lelaki itu memandang tajam wajah Irena."Jika bukan karena Felix, aku pasti sangat menderita waktu itu. Aku hamil anak Havier. Aku masih muda saat itu. Aku bisa apa saat ada seseorang yang memberikanku bantuan, meski dia meminta imbalan. Dia mengajakku bekerjasama untuk membalas perbuatan kalian.""Padahal kamu menyukainya, kan? Jangan menyalahkan orang lain atas perbuatanmu sendiri. Kalau saja kamu tidak menggoda Havier, kalau kamu tidak membuat nenekku marah, kamu tidak akan diusir dari rumah itu."Noah melewati Irena begitu saja.Sementara itu perasaan Irena bercampuraduk. Dia khawatir, takut dan juga merasa bersalah karena sudah melakukan hal itu di masa lalu."Tolong kembalikan Theo kepadaku, Noah. Aku sudah melakukan kesalahan karena sudah menyia-nyiakan anakku dengan Havier. Dan sekarang, aku ingin menebusnya.""Kamu bisa menebusnya di penjara nanti." Pintu pun ditutup. Hati

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status