Share

Story 3

Clara tersenyum senang sambil menggigit bibir bawahnya mendengar sebutan 'lakik lo' dari sahabatnya. Seakan Bima memang sudah menjadi miliknya. Hatinya seakanpenuh dengan bunga-bunga yang bermekaran.

"Acieee, ada bunga di mana-mana." ledek Renata menyadari senyuman malu-malu dari wajah sahabatnya.

"Hush! Brisik banget sih lo." Kata Clara malu-malu. Ia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak tersenyum.

Sumpah. Susah sekali rasanya untuk... bahkan sekedar pura-pura marah pada sahabatnya itu!

"Tapi. Mr. Bodyguard lo itu emang cakep gila sih ya. Pasti banyak yang naksir dia." Kata Renata sambil merenung.

"Hush! Awas aja kalau lo ikut naksir sama Bima. Gue kulitin lo!" ancam Clara dengan mata mendelik.

"Hahahha, tenang aja, Nooon. Gue sih tetap cinta sama kakak lo. Reno gak ada duanya. My one and only love." Gadis itu kerkikik sambi menutup wajahnya dengan telapak tangan. pura-pura malu. Padahal bangganya bukan main.

Kalau bisa sih, ingin dipamer-pamerkan perasaannya itu pada semua orang. Jadi tidak akan ada lagi yang berani mendekati Reno.

Clara berdecih sambil menggeleng heran dengan tingkah sahabatnya itu. Padahal ia sudah sering mengingatkan agar Renata tidak terlalu banyak berharap pada Reno. Kakaknya itu seperti mati rasa. Gak tertarik dengan hubungan asmara.

"Jangan terlalu banyak berharap sama kakak gue itu. Ntar sakit hati. Udah berapa kali sih gue bilangin." kata Clara mengingatkannya lagi.

"Bodoh ah. Gue gak akan nyerah. Sebelum janur kuning melingkar, gue akan selalu punya kesempatan untuk ngedapatin Reno." Sahut Renata keras kepala.

"Terserah lo deh." dengus Clara malas. "Yang penting gue udah ingatin."

"Ya lo seharusnya ngedukung kek." gerutu gadis

cantik dan eksotis yg mirip dengan artis bolywood Deepika Padukone itu.

"Iya iya, gue dukung." Sahut Clara asal sambil beringsut bangkit dari tempat tidur. "Gih sana ganti baju. katanya mau berenang!" tandasnya lagi yang membuat Renata hanya bisa cengengesan menanggapi sikap Clara.

***

Kedua gadis remaja itu sedang asik bercanda di tengah kolam renang. Saling menciprat air dan terkikik dengan lelucon nakal yang saling mereka lempar ke satu sama lain.

"Tuh lihat, Mr. Bodyguard lo, sesekali dia mencuri pandang kemari, Ra." Kata Renata memberitahu. Saat ini posisi Clara memang membelakangi sang bodyguard.

Laporan Renata itu sontak membuat Clara terdiam dan sedikit salah tingkah. Untung saja posisi mereka lumayan jauh dari tempat Bima berdiri memperhatikan keduanya.

Lelaki itu berdiri lumayan jauh dari area kolam. namun masih bisa memantau putri sang majikan yang sialnya terlalu seksi untuk diabaikan. Apalagi Clara terang-terangan menunjukkan rasa tertarik padanya. Membuat Bima kewalahan dn kalang kabut karena pongah gadis tersebut.

Pasalnya, Clara memang mulai semakin berani dan terang-terangan menunjukkan rasa tertariknya. Bahkan cenderung menggoda.

Pernah sekali waktu saat pulang sekolah, gadis itu berpenampilan sangat seksi. Membuka beberapa kancing atas kemeja sekolah, dan roknya juga menjadi lebih pendek beberapa senti dari yang ia kenakan saat berangkat ke sekolah tadi pagi.

Jantung Bima hampir saja melompat keluar melihat penampilan gadis itu. Ia menegur Clara dan memintanya berpenampilan sopan dengan dingin.

Saat itu. Bima melihat wajah gadis itu seketika merah padam karena rasa malu. Namun, coba lihat sekarang? Clara malah semakin berani buka-bukaan dengan bikini mini itu!

Terlalu mini malah!

Yang sialnya membuat Bima kesulitan mengalihkan pandangannya dari gadis itu.

Dan payudaranya...

Sial!

Masih terbayang dengan jelas bagaimana bentuk indahnya yang tanpa penghalang tadi! Membuat dirinya panas dingin sekaligus marah pada diri sendiri karena merasa bergairah pada gadis sangat belia itu!

Di tengah kolam sana, Clara masih merasa tidak percaya akan apa yang disampaikan sahabatnya barusan.

"Serius lo? Dia beneran lihat gue?" tanya Clara mulai berharap banyak bahwa rencana sahabatnya kali ini akan berhasil. Pasalnya, rencana Renata yang memintanya berpenampilan sedikit seksi saat pulang sekolah beberapa minggu yang lalu berakhir zonk!

Bukannya tertarik dan tergoda, Bima malah menegurnya dengan dingin. Sejak saat itu, lelaki itu seperti menjauh darinya. Menjaga jarak.

Sungguh perih rasanya melihat seseorang yang dicintai dalam jarak yang begitu dekat, namun terasa begitu jauh!

Renata mengangguk dengan tegas, meyakinkan sahabatnya dengan apa yang ia sampaikan tadi. Bima memang beberapa kali mencuri pandang memperhatikan ke arah kolam renang. Yang ia yakin tertuju pada Clara!

"Ya iya laah, masa ya iya dong. Duren kan dibelah, bukan dibedong. Punya lo juga entar dibelah. Hihihihi." kikik Renata dengan lelucon kotornya sendiri.

Clara mencipratkan air ke wajah sahabatnya itu. " Dasar otak mesum!" kata gadis itu sebal. Yang malah membuat Renata terbahak keras.

"Yeee, kok otak mesum sih? Ya kan emang benar. Gue mah realistis dan apa adanya. Nggak sok polos kaya lo. Kaya nggak pernah aja."

"Ya emang nggak pernah! Gila aja lo. Emangnya lo pernah?" pekik Clara menaggapi guyonan sahabatnya.

"Hehehe, ada deeeh." Sahut Renata itu misterius.

"Eh serius?! Sama siapa?" pekik Clara lagi dengan kaget. Karena ia tahu sekali sahabatnya itu. Mereka sudah saling mengenal sejak SMP.

Walau keduanya suka bersikap nakal dan clubbing dengan menipu umur untuk masuk ke area yang dilarang untuk remaja seusia mereka, namun tidak pernah sekali pun keduanya melewati batas tertentu.

Sex before marriage is absolutely not their style!

Tapi, kok bisa Renata...?

"Nggak kok, gue masih perawan. Tenang aja deh lo." elak gadis itu akhirnya sambil membalikkan tubuh dan berenang ke pinggir kolam. Membuat Clara dapat bernapas lega.

"Huuff. Syukur deh. Ntar kalau Kak Reno jadi sama lo. dapat barang bekas dong kakak gue." goda Clara bercanda.

Namun, Renata tidak langsung membalas kata-kata Clara. Yang membuat gadis itu sedikit mengernyit bingung.

"Ren?"

"Kalau ternyata malah kakak lo yang merawanin gue gimana?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status