Share

Harapan

Seandainya hari bisa di perlambat sesuka hati, aku ingin sekali melakukan itu. Bahagianya hari ini tidak bisa di gantikan oleh apapun. Meski aku harus selalu berusaha meredam diri untuk tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan atas semua tingkah manis yang dilakukan oleh pak Ferdian.

Sejauh ini aku masih bisa menahan keinginan untuk bertanya, apakah dia juga memiliki hal spesial di hatinya untukku sebagaimana hatiku memiliki untuknya. Itu terlalu cepat...itu terlalu cepat. Selalu kata-kata itu yang kupegang agar aku tidak lepas kendali.

Tadi saat kami kembali melanjutkan mencari pakaian, dia jadi lebih pendiam dan sesekali menekan-nekan hidung. Aku merasa bersalah untuk itu, tapi sedikit senang juga karena dia beruba menjadi lebih penurut dari sebelumnya. Aku bergerak lebih aktif darinya mencari-cari pakaian yang sesuai dan dia selalu menurut setiap kali kutempelkan baju atau celana di tubuhnya. Dia seperti anak kecil yang sedang di ajak ibunya membeli pakaian. Sesekali aku iseng mem
Mayht

“Muffin?” “Iya, pak” sambarku terkejut. “Saya kira kamu sudah tidur” “Ya enggak mungkinlah, pak. Baru jam segini. Biasanya juga tidur jam sebelasan ke atas” “Karena tugas?” “Iyalah, pak” “Bukan karena yang lain-lain?” “Yang lain-lain gimana maksudnya, pak?” “Ya sudahlah kalau bukan karena yang lain-lain”

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status