Share

Friend

“Ilyy, sorry banget ya hari ini gue enggak bisa nemenin lo!” ucap seseorang yang tiba-tiba saja datang entah berasal dari mana.

  Kedua mata gadis ini lantas terbelalak lebar, batinnya terkejut dengan hebat. Suara yang muncul secara tiba-tiba itu cukup untuk membangunkannya dari lamunan. Hal itu juga nyaris saja membuat jantungnya copot. Di sisi lain terlihat Arga yang berdiri tepat di sebelahnya sambil berusaha untuk mengatur nafas. Tanpa pikir panjang, Ailisha segera menepi dan memberikan sedikit ruang untuk duduk kepada pria itu, agar ia bisa menenangkan dirinya sejenak.

“Lo kenapa kok kayak habis dikejar-kejar setan?” tanya Ailisha dengan polos.

“Lo tau nggak sih kalau agensi yang lo pernah bilang itu….” jawab Arga sambil masih berusaha untuk mengatur napasnya yang terlihat memburu.

“Ternyata dia orang Indonesia dong ly!” lanjutnya kemudian menuntaskan kalimatnya.

“Seriusan lo?!” tanya Ailisha terkejut bukan main.

“Iya, tadi gue dan anak-anak habis meeting sama dia. Kampus kita bakalan kerjasama sama perusahaan entertainment mereka untuk acara seminar bulan depan,” jelas Arga dengan 

panjang lebar.

“Terus sekarang dia dimana?!” tanya Ailisah dengan antusias.

  Sesekali ia terlihat mengguncang-guncang tubuh sahabatnya itu sangking antusiasnya. Arga tak habis pikir melihat tingkah laku gadis yang satu ini. Dia bisa menjadi sangat pendiam atau bahkan sangat aktif untuk beberapa situasi. Kepribadiannya sama sekali tak bisa ditebak.

“Dia udah balik,” ucap Arga secara gamblang.

  Sontak gadis ini yang tadinya terlihat begitu sulit untuk dikendalikan, langsung diam dengan sendirinya. Ailisha terlihat kecewa berat dengan apa yang ia terima. Bukan itu jawaban yang ia inginkan, tapi malah kalimat itu yang terlontar dari mulut Arga. Pria ini tahu jelas jika sahabatnya itu sedang dalam kondisi tak baik-baik saja saat ini. Arga telah memberikan terlalu banyak harapan untuk Ailisha agar bisa bertemu dengan pemilik perusahaan terkenal itu. Namun sekarang pria ini terlihat seperti pihak yang paling bersalah di dalam kejadian ini. Ia menghempaskan harapan Ailisha dengan begitu saja ke tanah, kemudian pecah berkeping-keping.

  Wajah gadis itu terlihat mendung secara tiba-tiba. Banyak awan gelap yang menutupi paras cantiknya saat itu. Tatapannya tertunduk kosong tanpa menginginkan satu objek pun untuk muncul di hadapannya.

“Tapi lo pasti bisa ketemu dia kok!” ujar Arga yang mencoba menghibur sahabatnya itu.

“Caranya?” tanya Ailisha tanpa memalingkan wajahnya sedikitpun.

“Dia bakalan jadi motivator di acara seminar kita nanti,” jawabnya.

  Sama seperti yang diduga pria ini, jika kalimat yang barusan ia ucapkan mampu mengubah suasana hati Ailisha. Yang benar saja, gadis itu langsung tersenyum lebar ke arah Arga. Sepertinya ia tak bisa untuk membendung kebahagiaannya yang satu ini lagi.

“Lo memang sahabat terbaik gue!” ujar Ailisha.

“Gue udah tahu banget kalo lo itu selalu terobsesi dengan segala macam hal berbau Korea, termasuk cowok itu,” jelas pria itu dengan apa adanya.

  Ailisha hanya tersenyum malu karena ternyata Arga tahu lebih banyak soal dirinya, daripada dirinya sendiri. Sejak mendengar kabar jika salah satu agensi di negeri ginseng itu dipimpin oleh seorang pengusaha muda yang bukan berasal dari Korea Selatan, antusiasme gadis ini semakin tak terbendung lagi. Terlebih saat ini agensi itu sudah mencatatkan namanya sebagai salah satu agensi terbesar di Korea. Para idol yang mereka naungi juga termasuk cepat dalam meraih popularitas sejak awal masa debutnya. Mereka para trainee juga sudah terkenal, bahkan sebelum resmi debut menjadi idol.

  Setelah selesai kuliah, Ailisha pergi bersama Arga untuk berkeliling di kota pelajar ini. Suasana langit sore membuat mereka berdua terbawa dalam suasana damai nan tentram. Mereka bersantai untuk sejenak di sebuah café yang terletak tak jauh dari kampus. Kedua orang ini terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Arga tengah sibuk untuk menyelesaikan proposal kegitan yang akan ia ajukan kepada rektor kampus, sedangkan Ailisha sibuk mengamati pria di depannya itu dengan seksama. Gadis ini tak sabar menanti kapan pekerjaan Arga yang satu itu akan selesai. Ia perlu berbicara sesuatu dengan pria ini, banyak hal yang ingin ia sampaikan. Hanya Arga satu-satunya orang yang paling bisa mengerti soal dirinya.

  Ailisha memainkan jari tangannya sambil berharap pria itu segera mengalihkan perhatiannya dari laptop miliknya. Sesekali ia menatap Arga dengan perasaan tak sabar. Ia tak ingin memulai pembicaraan terlebih dahulu, karena pasti nanti pria ini akan memarahinya dengan dalih mengganggu konsentrasinya saat itu. Ailisha mendengus sebal karena rasa sabar yang ia miliki hanya tinggal tersisa sedikit lagi. Dengan berat hati, ia harus kembali menundanya untuk yang kesekian kalinya.

“Masih banyak lagi tugas lo ga?” tanya Ailisha dengan hati-hati.

“Dikit lagi kok!” jawab Arga acuh tak acuh.

“Emangnya kenapa?” tanya pria itu balik.

“Enggak apa-apa, nanya aja,” balas Ailisha.

“Kalau lo mau pulang duluan enggak masalah kok!” ujar Arga dengan begitu polosnya.

  Sontak gadis itu langsung mengerutkan dahinya sambil berdecak sebal. Bagaimana bisa pria itu tiba-tiba lepas tangan seperti ini? Padahal ia yang membawa dirinya untuk minum bersama di tempat ini. Rasanya emosi gadis ini sudah berada di puncak ubun-ubunnya saat ini. Namun, lagi-lagi ia harus melawan rasa egonya sendiri demi persahabatan mereka yang sudah lama terjalin ini. Ia tak akan membiarkan hal kecil semacam ini membuat hubungan mereka hancur begitu saja. Meskipun terkadang pria ini bersikap menjengkelkan, namun hanya Arga yang ia punya di kota ini. 

“Enggak kok, gue bakalan tungguin lo sampai selesai!” ujar Ailisha dengan berat hati.

  Ia berusaha tetap terlihat tenang, meskipun dalam hatinya sedang menahan rasa jengkel yang tidak ketulungan. Dirinya tak tahu kapan sahabatnya itu akan berhenti mementigkan dirinya sendiri. Pada kenyataannya Arga memang tak selalu bersikap egois kepadanya, hanya saja rasanya pria itu sudah terlalu sering berlaku seperti itu. Suatu kejutan yang tak lagi sebegitu mengejutkan yang ia kira.

  Langit sore terus berganti, hingga malam bergulir. Sinar jingga sang senja perlahan memudar. Sang mentari juga telah berpamitan pulang dan berkata jika bulan akan segera datang untuk menggantikannya. Ia bilang perannya sudah usai dan ia akan kembali lagi esok. Seluruh mahluk di alam semesta ini juga turut mengerti jika ia harus beristirahat. 

  Ailisha mulai terkantuk-kantuk di atas mejanya. Kopi Americano latte yang ia pesan sore tadi, sudah habis dan tak tersisa lagi sekarang. Sebagian dari sisa kopi yang tertinggal di dalam sana turut mengering dan membentuk noda coklat pada beberapa sisi cangkir. Hal itu menandakan jika mereka sudah cukup lama berada di sana. Namun, ada yang lebih membuat gadis ini tak bisa menahan kantuknya lebih dari apapun itu. Arga sampai sekarang masih sibuk berkutat dengan laptop miliknya, meski ia tahu jika benda itu nyaris mati karena baterainya lowbat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status