Share

Friend

last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-19 16:45:40

“Ilyy, sorry banget ya hari ini gue enggak bisa nemenin lo!” ucap seseorang yang tiba-tiba saja datang entah berasal dari mana.

  Kedua mata gadis ini lantas terbelalak lebar, batinnya terkejut dengan hebat. Suara yang muncul secara tiba-tiba itu cukup untuk membangunkannya dari lamunan. Hal itu juga nyaris saja membuat jantungnya copot. Di sisi lain terlihat Arga yang berdiri tepat di sebelahnya sambil berusaha untuk mengatur nafas. Tanpa pikir panjang, Ailisha segera menepi dan memberikan sedikit ruang untuk duduk kepada pria itu, agar ia bisa menenangkan dirinya sejenak.

“Lo kenapa kok kayak habis dikejar-kejar setan?” tanya Ailisha dengan polos.

“Lo tau nggak sih kalau agensi yang lo pernah bilang itu….” jawab Arga sambil masih berusaha untuk mengatur napasnya yang terlihat memburu.

“Ternyata dia orang Indonesia dong ly!” lanjutnya kemudian menuntaskan kalimatnya.

“Seriusan lo?!” tanya Ailisha terkejut bukan main.

“Iya, tadi gue dan anak-anak habis meeting sama dia. Kampus kita bakalan kerjasama sama perusahaan entertainment mereka untuk acara seminar bulan depan,” jelas Arga dengan 

panjang lebar.

“Terus sekarang dia dimana?!” tanya Ailisah dengan antusias.

  Sesekali ia terlihat mengguncang-guncang tubuh sahabatnya itu sangking antusiasnya. Arga tak habis pikir melihat tingkah laku gadis yang satu ini. Dia bisa menjadi sangat pendiam atau bahkan sangat aktif untuk beberapa situasi. Kepribadiannya sama sekali tak bisa ditebak.

“Dia udah balik,” ucap Arga secara gamblang.

  Sontak gadis ini yang tadinya terlihat begitu sulit untuk dikendalikan, langsung diam dengan sendirinya. Ailisha terlihat kecewa berat dengan apa yang ia terima. Bukan itu jawaban yang ia inginkan, tapi malah kalimat itu yang terlontar dari mulut Arga. Pria ini tahu jelas jika sahabatnya itu sedang dalam kondisi tak baik-baik saja saat ini. Arga telah memberikan terlalu banyak harapan untuk Ailisha agar bisa bertemu dengan pemilik perusahaan terkenal itu. Namun sekarang pria ini terlihat seperti pihak yang paling bersalah di dalam kejadian ini. Ia menghempaskan harapan Ailisha dengan begitu saja ke tanah, kemudian pecah berkeping-keping.

  Wajah gadis itu terlihat mendung secara tiba-tiba. Banyak awan gelap yang menutupi paras cantiknya saat itu. Tatapannya tertunduk kosong tanpa menginginkan satu objek pun untuk muncul di hadapannya.

“Tapi lo pasti bisa ketemu dia kok!” ujar Arga yang mencoba menghibur sahabatnya itu.

“Caranya?” tanya Ailisha tanpa memalingkan wajahnya sedikitpun.

“Dia bakalan jadi motivator di acara seminar kita nanti,” jawabnya.

  Sama seperti yang diduga pria ini, jika kalimat yang barusan ia ucapkan mampu mengubah suasana hati Ailisha. Yang benar saja, gadis itu langsung tersenyum lebar ke arah Arga. Sepertinya ia tak bisa untuk membendung kebahagiaannya yang satu ini lagi.

“Lo memang sahabat terbaik gue!” ujar Ailisha.

“Gue udah tahu banget kalo lo itu selalu terobsesi dengan segala macam hal berbau Korea, termasuk cowok itu,” jelas pria itu dengan apa adanya.

  Ailisha hanya tersenyum malu karena ternyata Arga tahu lebih banyak soal dirinya, daripada dirinya sendiri. Sejak mendengar kabar jika salah satu agensi di negeri ginseng itu dipimpin oleh seorang pengusaha muda yang bukan berasal dari Korea Selatan, antusiasme gadis ini semakin tak terbendung lagi. Terlebih saat ini agensi itu sudah mencatatkan namanya sebagai salah satu agensi terbesar di Korea. Para idol yang mereka naungi juga termasuk cepat dalam meraih popularitas sejak awal masa debutnya. Mereka para trainee juga sudah terkenal, bahkan sebelum resmi debut menjadi idol.

  Setelah selesai kuliah, Ailisha pergi bersama Arga untuk berkeliling di kota pelajar ini. Suasana langit sore membuat mereka berdua terbawa dalam suasana damai nan tentram. Mereka bersantai untuk sejenak di sebuah café yang terletak tak jauh dari kampus. Kedua orang ini terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Arga tengah sibuk untuk menyelesaikan proposal kegitan yang akan ia ajukan kepada rektor kampus, sedangkan Ailisha sibuk mengamati pria di depannya itu dengan seksama. Gadis ini tak sabar menanti kapan pekerjaan Arga yang satu itu akan selesai. Ia perlu berbicara sesuatu dengan pria ini, banyak hal yang ingin ia sampaikan. Hanya Arga satu-satunya orang yang paling bisa mengerti soal dirinya.

  Ailisha memainkan jari tangannya sambil berharap pria itu segera mengalihkan perhatiannya dari laptop miliknya. Sesekali ia menatap Arga dengan perasaan tak sabar. Ia tak ingin memulai pembicaraan terlebih dahulu, karena pasti nanti pria ini akan memarahinya dengan dalih mengganggu konsentrasinya saat itu. Ailisha mendengus sebal karena rasa sabar yang ia miliki hanya tinggal tersisa sedikit lagi. Dengan berat hati, ia harus kembali menundanya untuk yang kesekian kalinya.

“Masih banyak lagi tugas lo ga?” tanya Ailisha dengan hati-hati.

“Dikit lagi kok!” jawab Arga acuh tak acuh.

“Emangnya kenapa?” tanya pria itu balik.

“Enggak apa-apa, nanya aja,” balas Ailisha.

“Kalau lo mau pulang duluan enggak masalah kok!” ujar Arga dengan begitu polosnya.

  Sontak gadis itu langsung mengerutkan dahinya sambil berdecak sebal. Bagaimana bisa pria itu tiba-tiba lepas tangan seperti ini? Padahal ia yang membawa dirinya untuk minum bersama di tempat ini. Rasanya emosi gadis ini sudah berada di puncak ubun-ubunnya saat ini. Namun, lagi-lagi ia harus melawan rasa egonya sendiri demi persahabatan mereka yang sudah lama terjalin ini. Ia tak akan membiarkan hal kecil semacam ini membuat hubungan mereka hancur begitu saja. Meskipun terkadang pria ini bersikap menjengkelkan, namun hanya Arga yang ia punya di kota ini. 

“Enggak kok, gue bakalan tungguin lo sampai selesai!” ujar Ailisha dengan berat hati.

  Ia berusaha tetap terlihat tenang, meskipun dalam hatinya sedang menahan rasa jengkel yang tidak ketulungan. Dirinya tak tahu kapan sahabatnya itu akan berhenti mementigkan dirinya sendiri. Pada kenyataannya Arga memang tak selalu bersikap egois kepadanya, hanya saja rasanya pria itu sudah terlalu sering berlaku seperti itu. Suatu kejutan yang tak lagi sebegitu mengejutkan yang ia kira.

  Langit sore terus berganti, hingga malam bergulir. Sinar jingga sang senja perlahan memudar. Sang mentari juga telah berpamitan pulang dan berkata jika bulan akan segera datang untuk menggantikannya. Ia bilang perannya sudah usai dan ia akan kembali lagi esok. Seluruh mahluk di alam semesta ini juga turut mengerti jika ia harus beristirahat. 

  Ailisha mulai terkantuk-kantuk di atas mejanya. Kopi Americano latte yang ia pesan sore tadi, sudah habis dan tak tersisa lagi sekarang. Sebagian dari sisa kopi yang tertinggal di dalam sana turut mengering dan membentuk noda coklat pada beberapa sisi cangkir. Hal itu menandakan jika mereka sudah cukup lama berada di sana. Namun, ada yang lebih membuat gadis ini tak bisa menahan kantuknya lebih dari apapun itu. Arga sampai sekarang masih sibuk berkutat dengan laptop miliknya, meski ia tahu jika benda itu nyaris mati karena baterainya lowbat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • I See U in the Past   Condition

    Apa yang terjadi hari ini benar-benar berada di luar ekspektasinya. Shevandra sama sekali tidak pernah mengira jika hal semacam itu akan terjadi. Mulai dari kabar Ailisha kecelakaan, hingga ia harus terpaksa tetap berada di rumah sakit sampai larut malam.Padahal sebelumnya ia berencana untuk tidak berlama-lama di sini. Sebelum matahari keluar dari sarangnya esok hari, ia harus sudah sampai di Seoul lagi. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya. Tidak apa-apa. Shevandra tidak akan menyalahkan Ailisha atau siapa pun itu.“Sepertinya dia datang kemari sendirian,” gumam pria itu sambil menyantap makan malamnya.Sekarang ia tengah berada di kantin rumah sakit. Shevandra tidak bisa pergi jauh-jauh dari rumah sakit. Seperti yang sudah ia katakan beberapa saat lalu, jika dirinya akan selalu berada di sisi gadis itu. Paling tidak sampai ia sembuh dan bisa merawat dirinya sendiri.“Tapi, kenapa mendadak Ailisha datang kemari?” tanyanya.

  • I See U in the Past   UGD

    Beruntung kondisi jalanan hari ini tidak begitu padat. Sehingga mobil pria itu bisa langsung menuju ke rumah sakit yang dimaksud dalam waktu yang lumayan cepat. Begitu sampai, Shevandra langsung menepikan mobil miliknya di parkiran rumah sakit.Dengan langkah yang tergesa-gesa, nyaris seperti berlari ia pergi ke dalam. Sementara itu Tiodora hanya bisa membuntuti langkahnya dari belakang. Bagi gadis itu akan sulit untuk menyamakan posisinya dengan Shevandra. Sebab pria itu bisa bergerak dengan begitu cepat. Langkah yang ia ciptakan panjang, berbeda dengan Tiodora.“Permisi, boleh aku tahu dimana korban kecelakaan pewasat tadi ditempatkan?” tanya Shevandra kepada salah satu perawat yang kebetula sedang lewat tepat di hadapannya.“Oh, mereka ada di bangsal sebelah kiri ini. Sisanya berada di ruang UGD karena masih belum sadarkan diri juga sampai sekarang,” jelas perawat tersebut sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.Shevandra dan Tio

  • I See U in the Past   Driving

    Perjalanan mereka baru dimulai tepat setelah jam makan siang selesai. Kebetulan hari ini tidak ada rapat sama sekali. Selain itu pekerjaan Shevandra juga tidak banyak-banyak amat. Dia masih bisa menyelesaikannya nanti setelah urusannya di sana selesai. Pria itu sama sekali tidak berencana untuk menetap di sana selama beberapa hari ke depan. Mungkin nanti malam ia juga sudah kembali ke Seoul. Sebab, besok ada audisi tahap dua yang akan langsung ditangani olehnya.Selaku pemilik perusahaan, Shevandra berhak untuk memilih calon pekerjanya. Tentu saja hal ini berkaitan dengan kualitas serta eksistensi perusahaannya nanti. Masa depan perusahaan ini tidak hanya berada di tangan Shevandra sendiri. Juga melainkan para pekerja di depan layar.Mereka yang bekerja di belakang layar hanya memiliki potensi yang sangat kecil utuk memcemarkan nama perusahaan. Sebab, mereka tidak akan pernah disorot oleh media. Jangankan disorot. Publik saja tidak mengenal mereka. Karena memang para s

  • I See U in the Past   Urgent

    BREAKING NEWS“Sebuah pesawat dengan nomer penerbangan berikut ini telah melakukan pendaratan darurat di pesisir laut Busan. Pesawat dari Jakarta dengan tujuan Incheon tersebut terpaksa mendarat darurat karena kesalahan sistem yang masih belum diketahui sampai saat ini. Dua orang awak kabin dan satu orang penumpang dikabarkan mengalami kondisi kritis dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sementara itu, penumpang lainnya hanya mengalami luka-luka biasa. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.”Shevandra masih berada di kantor saat ini. Ia bahkan sama sekali tidak berniat untuk pergi keluar dan mencari makan siang seperti yang lainnya. Padahal kalau dipikir-pikir, pekerjaannya tidak sedang menumpuk belakangan ini. Pria itu bisa saja meluangkan waktunya sebentar untuk pergi makan siang jika ia mau. Namun, pada kenyataannya Shevandra malah hanya bersantai di ruang kerjanya sembari menonton berita dari ponsel.“Sungguh ma

  • I See U in the Past   Turbulence

    Turbulensi di awal penerbangan saat akan lepas landas sudah merupakan hal yang cukup biasa untuk terjadi. Meski terasa agak mengerikan pada awalnya, namun Ailisha sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut. Itu bukan lagi sesuatu yang baru baginya. Paling tidak, untuk sekarang Ailisha sudah mulai berhasil untuk beradaptasi.“Apa aku akan bertemu dengan Kak Shevandra di sana?” batinnya di dalam hati.Informasi terakhir yang ia dengan soal pria itu adalah kepergiannya menuju Korea Selatan. Bukan pergi. Lebih tepatnya kembali. Ada bisnis yang perlu ia urus dengan segera. Sebab sejak awal Shevandra memang sudah merintis bisnisnya di negeri ginseng itu.Yang kemarin itu hanya kunjungan bisnis. Oleh sebab itu Shevandra datang ke Indonesia. Dan kebetulan mereka bertemu. Setelah sekian tahun lamanya, Ailisha sama sekali tidak mendengar kabar apa pun dari pria itu. Meskipun hanya sekedar kabar burung.“Tapi, bukankah Korea Selatan terlalu be

  • I See U in the Past   Boy

    Butuh waktu selama kurang lebih delapan jam perjalanan jika menggunakan mobil dari Jakarta menuju Jogja. Jika Jeri baru berangkat tepat pada pukul tujuh malam tadi, maka bisa dipastikan jika pria itu sekarang pria itu sudah berhasil menempuh lebih dari setengah perjalanan.Tiga jam lagi pria itu akan sampai. Tepat pada pukul tiga dini hari. Hanya selisih satu jam saja sejak jadwal keberangkataan Ailisha dari bandara. Pria itu tidak akan tiba lebih cepat dari perkiraannya. Bahkan jika kondisi jalanan tidak ramai atau bahkan macet sama sekali.Sepertinya rencananya untuk menghindari pria itu akan berhasil kali ini. Jeri tidak akan langsung menemuinya ketika sampai. Sudah larut malam. Tentu saja ia masih memiliki etika dan sopan santun. Jeri tidak akan melakukan hal tersebut jika masih memiliki akal sehat. Lagipula ia berencana untuk langsung pergi ke hotel begitu sampai. Kemungkinan besar, besok baru Jeri akan berusaha untuk mencari Ailisha.***&

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status