Erry masih terdiam di kamarnya. Menatap keluar lewat jendela. Ia tak berniat membukanya ataupun diam di balkon. Ia membutuhkan ketenangan saat ini memikirkan hal yang terjadi sekitar satu jam yang lalu, setelah pengumuman singkat mengenai perkenalan dirinya.Erry ingat sekali, setelah ia mengucapkan sumpahnya atas nama Klan Demonia, bangsanya, petir besar berwarna nila menyambar sangat keras. Petir itu seolah-olah tepat berada diatas gedung mansion. Membuat semua makhluk terkejut bukan main, dan penuh bisik keheranan sekaligus ketakutan. Namun Kenio dengan sangat lihai mengendalikan situasi. Membuat mereka tenang lalu membubarkan mereka.Kini situasi di Kediaman Blake sudah normal. Mereka semua kembali lagi ke pekerjaannya. Namun tetap saja petir tersebut menjadi perbincangan utama hari ini. Erry atau yang kini juga sudah berganti nama menjadi Arvian Blake itu terus kepikiran. Ia juga terkejut dan tak menyangka bahwa hal itu akan terjadi. Begitupun Devian. Kembaran gelapnya itu mengat
Hai, aku penulis cerita ini, biasa dipanggil Nichie. Tidak ada apa-apa, hanya ingin menyapa saja.Sebetulnya ..., ingin curhat juga si, hehe :pSebelumnya aku salah menulis:(, mengetik chapter di bab ini, dan baru sadar dua hari kemudian ternyata bab ini bukan bab biasa. Jadi ku putuskan (baru sekarang), lebih baik aku ganti menjadi sapaan hangat untuk kalian ...! ;')Ya, aku ingin menyapa kalian:") dan juga berterima kasih karena telah menyempatkan waktu untuk membaca cerita pertamaku di Good Novel ini.Aku juga sedang mencoba merevisi beberapa bab yang menurutku sangat berantakan. Jadi mungkin akan ada cukup banyak yang berubah dari sebelumnya.Maafkan Nichea yang teman-teman^_^Love untuk kalian semua.Salam hangat, Niche Al;)
"Jadi, sekarang Valeoryea hanya memiliki 6 kerajaan," ujar Erry dengan wajah serius. Tangannya terus mencatat beberapa hal yang menurutnya penting untuk ke depannya.1. Kerajaan Davês - bangsa peri2. Kerajaan Arcane - bangsa werewolf3. Kerajaan Tharasville - bangsa vampir4. Kerajaan Orthon - bangsa penyihir5. Kerajaan Airalex - bangsa duyung/mermaid dan merman6. Penyihir putih - tidak pernah memberitahu apa nama kerajaannya, bahkan tidak tahu letak pastinya dimana. Sangat tertutup dan dianggap klan suci karena elemen cahaya dan kekuatan penyembuh yang mereka miliki. Mereka juga memiliki kekuatan khusus yang mampu menyerap kegelapan di sekitarnya dalam jarak radius beberapa meter."Penyihir putih adalah kebalikan dari bangsa iblis Yang Mulia. Mereka juga adalah musuh bebuyutan Klan Demonia selama beberapa dekade. Bahkan sampai terakhir kali bangsa anda ada dan akhirnya musnah seperti sekarang."Lucy terus menerangkan apapun pada Erry. Meski ia tahu lelaki muda itu dengan sangat cep
"Bagaimana, Nona Gabriela?""Ah, itu... Tentu saja tidak mungkin Yang Mulia. Mana ada bangsa jin yang memiliki kekuatan sebesar itu? Kalaupun ada, kemungkinan besar ia akan tewas karena kekuatan yang digunakannya jauh melebihi batas kemampuannya. Jadi, itu tidak mungkin."Erry menganggukkan kepalanya. Ia terus menatap wanita itu, menelisik. Tatapannya jatuh pada jemari-jemari wanita itu yang sedikit mencengkram gaun merahnya.'Tak diragukan, ia pandai dalam bersandiwara. Tatapannya, suaranya, ekspresi wajahnya, terlihat begitu meyakinkan meski aku bisa melihat kegugupan yang ia sembunyikan lewat jari-jari tangannya.'Erry kembali tersenyum hangat, tentu saja tidak dalam hatinya. Rasanya ia ingin menguji wanita ini lebih dalam. Ia juga penasaran, seperti apa wanita yang diam-diam menjaga atau mengikutinya selama ini, 'tunggu sebentar lagi, ia pasti akan membalikan pertanyaan,' pikirnya.Lucy melirik Erry dengan sorot matanya yang menggoda. Wanita itu merubah posisi duduknya sedikit men
"Kekuatan?"Ekspresi Erry kembali seperti semula. Datar, seolah tanpa emosi. Padahal beberapa detik yang lalu ia tertawa. Sekarang ia ingin pembahasan ini cepat selesai. Rasanya membosankan.Pembahasan selanjutnya ia hanya ingin membahasnya bersama Devian.Ya, itupun jika ia benar-benar ingin memiliki teman diskusi."Nona Lucy, anda tolong beritahu bibi saja. Dan bibi, maaf, tolong bibi keluar. Aku ingin sendiri," ujar Erry.Deanna dengan sigap berdiri dan segera membungkuk hormat. Sedang Lucy yang tidak terima membantah, tergagap. Dan menyuruh Deanna untuk membujuk Erry agar keduanya tidak keluar."Aku tidak ingin dibantah, keluarlah."Lucy menatap lelaki muda itu dengan pandangan memohon. Sayang Erry tak memedulikannya. Ia telah mengambil ensiklopedia itu dan membacanya. Deanna paham, ia segera menyeret Lucy keluar ruangan."Erry...""Sekarang panggilan ku Arvian. Kau amnesia? Dan jangan pernah memanggilku dengan nama itu!"Deg!Jantung Lucy rasanya mencelos. Meski sudah lama memanta
"Bibi, kemana Paman Ken?" Tanya Devron (Erry) saat Deanna datang ke kamarnya membawa setumpuk buku tebal——yang kemungkinan Devron harus membacanya, lagi."Tuan Kenio sedang ada pertemuan penting Yang Mulia. Sejak malam ia pergi bersama pegasus miliknya. Secara mendadak.""Bibi, tolong panggil aku seperti yang lainnya. Akan sangat aneh jika bibi memanggilku seperti itu. Hm, dia pergi? Mendadak sekali?""Ya, Tuan Muda.""Hm, pantas saja pagi ini tumben sekali dia tidak membangunkan ku," gumam Devron sembari menggaruk dagunya."Apakah anda merindukan Tuan Ken, Tuan Muda?" Tanya Deanna dengan ekspresi yang menggoda. Mungkin lebih tepatnya meledek.Devron menatap datar bibinya, 'sungguh, itu sama sekali tidak lucu', pikirnya. Tunggu,, 'pegasus?'"Pegasus? Sebentar, di dunia ini pegasus juga benar-benar ada?""Tentu saja Yang Mulia."Devron berseru senang, ia seketika berlari meninggalkan Deanna yang kini terkejut atas tindakan tiba-tibanya tersebut. Deanna membereskan sebentar semua buku y
Senyum riang tak henti-hentinya terlukis di wajah Devron. Ia benar-benar merasa di dunia baru yang sesungguhnya. Menatap manusia-manusia aneh yang selama ini diceritakan dalam dongeng ataupun legenda di dunia sebelumnya.Ia sedari awal takjub dengan bangunan-bangunan yang berada di wilayah vampir tersebut. Area yang kebanyakan hutan, berkabut, membuat suasana cukup mencekam.Para vampir lebih senang hidup individual, tentu saja. Bisa Devron lihat rumah atau bangunan mereka letaknya berjauhan yang masing-masing dipisah oleh hutan yang gelap. Rumah-rumah mereka terletak di daerah yang cukup tinggi dan memiliki desain seperti bangunan-bangunan klasik di Eropa. Ada 3 bangunan yang seperti kastil yang sudah Devron lihat. Dan tentunya ketiganya berada di tempat yang tinggi.'Ini baru rumah rakyatnya. Kau belum melihat kerajaannya,' Devian berujar.'W, wahhh, ku kira kediaman Paman Kenio awalnya adalah kerajaan!''Kenio memang bangsawan kelas A, tetapi dia bukan anggota keluarga kerajaan. Me
Tap, tap, tap.Semua orang yang berada di sana seketika tergopoh-gopoh menyambut kedatangan seorang gadis muda berusia 13 tahun yang baru saja turun dari kereta kudanya. Rambut panjang merah muda keperakannya tersebut seolah bersinar di bawah cahaya matahari. Gadis itu tersenyum lembut menatap semua orang yang kini menundukkan kepalanya. Kedua manik hijau pudarnya itu menyorot teduh."Paman paman dan para bibi, berdirilah. Kalian tidak perlu bersikap seperti ini, tidak masalah untukku. Bangunlah," titahnya dengan suara lembut khasnya.Semua orang di sana kembali menegakkan badannya dan ikut tersenyum hangat. Salah seorang dari mereka membalas, "suatu kehormatan bagi kami bisa melihat anda dari dekat seperti ini Tuan Putri, dan kami begini juga karena menyayangi Tuan Putri. Tetapi maafkan kami jika sikap kami ini malah membuat tidak nyaman.""Ah, tidak paman. Tidak apa-apa. Aku justru berterimakasih kepada kalian. Terimakasih," ucapnya sambil mengangkat sedikit kedua sisi gaunnya dan m