Share

I am The Real King
I am The Real King
Penulis: Niche al

Prolog 1 - Lahirnya Sang Raja Dan Kegoncangan Valeoryea

Valeoryea series 1

Prince Of Demonia Clan - The Birth Of King The Darkness

27 tahun yang lalu

***

Semua makhluk di alam imortal geger. Mereka bagaikan orang idiot saat alam itu bergerak, bergoyang. Ya, kehidupan yang awalnya bahagia penuh harap kini seakan berantakan. Alam bawah sadar membawa dan memaksa mereka masuk ke suatu memori yang nyaris terlupakan berpuluh-puluh tahun yang lalu.

Seorang bayi laki-laki. Kelahiran bayi tersebut yang membuat alam itu berguncang keras. Hingga mampu menghancurkan sebagian bangunan semua kastil kerajaan meski sudah dilindungi oleh sihir perisai. Kecuali satu kastil. Kastil Fhrax. Kerajaan bangsa demonia. Satu-satunya bangunan yang tetap berdiri tegak meski sekitarnya nyaris tak ada yang tersisa.

Ya, bayi itu adalah pangeran pertama bangsa demonia. Otomatis dia telah memegang gelar sang putra mahkota atau calon kursi tahta Fhrax.

Tangisannya terdengar hingga ke seluruh penjuru alam imortal. Langit malam yang saat itu nampak indah seketika tertutup oleh awan hitam yang entah sejak kapan telah berkumpul menjadi satu.

Penglihatan buram, kabut hitam menutupi hampir setiap celah udara. Nafas mereka sesak, tercekat, hingga dada terasa begitu panas. Kabut itu seolah membawa asap hitam yang berasal dari api neraka. Hingga kekuatan maupun sihir yang mereka punya seakan terserap, tak bisa mereka keluarkan.

Semua orang berteriak tanpa suara. Seolah-olah ada banyak tangan tak kasat mata yang memaksa mereka hanya diam. Semuanya berjalan tertatih, mereka menyeret tubuh mereka sendiri dengan air mata penuh ketakutan yang sedari tadi sudah membanjiri wajah mereka. Tanpa suara. Tanpa daya. Mereka tidak tahu mengapa pikiran mereka tak terkendali. Mereka hanya ditarik paksa menuju keluar dari tempat peristirahatan mereka. Hingga akhirnya, mereka sampai di tanah lapang. Tempat dimana upacara ritual biasa dilakukan.

Saat semuanya sudah terkumpul, awan hitam penuh petir di atas sana terbelah, menyingkir dan memperlihatkan bulan penuh berwarna merah pekat. Semerah darah. Saat dimana sang bulan mengeluarkan cahaya merah pekat terangnya, semua makhluk yang tertunduk itu serentak menengadahkan wajah mereka. Menatap bulan diatas sana. Tak disangka semuanya berteriak pilu, seolah ada ratusan jarum tak kasat mata membabi-buta menusuk epidermis, dan api transparan yang menjilati setiap inci tubuh mereka secara perlahan namun ganas. Hingga akhirnya mereka dipaksa menunduk lagi. Tanpa bisa mengeluarkan suara ataupun menggerakkan raga.

Beberapa mencoba mengeluarkan sihir, namun seketika itu pula mereka berteriak jauh lebih memilukan. Membuat makhluk lainnya merinding dan terus tertunduk kuat. Ketakutan.

Jauh di lautan alam Valeoryea, bangsa duyung pun sama. Mereka dipaksa menurut keluar dari tempat mereka dengan ekor yang tidak berubah. Membuat semua klan mermaid, merman dan siren sangat tersiksa.

Semuanya hanya bisa diam, pasrah, dan menurut. Kepala mereka mencium tanah. Seakan dipaksa tunduk dibawah aura penuh intimidasi yang menggerogoti relung batiniah mereka.

Tangisan bayi yang perlahan mereda, membuat cahaya sang rembulan perlahan meredup. Tanpa mereka tahu, bulan itu menyisakan segenggam cahaya merahnya sebelum menghilang dan melayang menuju sebuah kastil dimana seorang bayi dengan ukiran mahkota kematian di keningnya berada. Cahaya itu masuk melalui kening bayi itu, membuat kedua mata sang bayi terbuka, semua orang di ruangan itu terkejut bukan main. Khususnya sang ratu. Sungguh, mata yang sangat aneh dan langka. Lebih tepatnya, mengerikan.

Kekuatan gila yang menyiksa para makhluk imortal perlahan lenyap, membuat mereka bernapas lega dan kembali merasakan tangis bahagia. Penderitaan sekitar setengah jam yang lalu telah berakhir, dan mereka terkejut, menyadari berada dimana mereka saat ini. Terutama kaum bangsawan dan rakyat jelata. Tak ada kasta dan kedudukan. Semuanya sama. Membuat para kaum bangsawan merasa dijatuhkan.

Tak ada waktu untuk protes, tetapi setidaknya mereka bisa kembali duduk sekarang. Namun sayang ternyata kekuatan dan sihir mereka belum kembali. Kalaupun ada sangat kecil yang bisa dikeluarkan. Membuat tubuh mereka lagi-lagi bergetar, raut ketakutan nampak sangat jelas. Mereka benar-benar bingung, apa yang sebenarnya telah terjadi.

Seseorang ditengah mereka tiba-tiba bergumam, memecah kesunyian.

"Mungkinkah ...?"

"R-ra-ramalan itu nyata?"

Mereka berusaha mengingat sesuatu. Sesuatu hal yang telah dilupakan ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.

'Suatu hari nanti, akan ada seorang pangeran yang lahir dari salah satu kerajaan di alam Valeoryea ini. Pangeran yang sempurna, namun memiliki kekuatan yang terkutuk. Hanya dengan sorot matanya, dia mampu membuat semua makhluk tunduk dibawah kakinya. Hanya dengan tatapan matanya, dia mampu mengendalikan pikiran siapapun atas kehendaknya, tanpa terkecuali. Suatu hari nanti, dia yang akan menyatukan semua kerajaan dan memimpin segalanya. Raja diatas raja. Dialah, sang raja sekaligus raja kegelapan yang sesungguhnya. Seseorang yang dapat membuka dan menghubungkan langsung portal menuju alam kematian, bahkan ... neraka.'

Kini mereka tahu, itu bukan hanya sekadar ramalan. Tetapi itu adalah sumpah dari seorang iblis yang menurut sejarah adalah Demonix, iblis yang pernah menjadi musuh utama semua klan bahkan klan demonia itu sendiri, yang berpuluh-puluh tahun mati dengan mengenaskan oleh para leluhur bangsa penyihir putih.

"Jadi, apakah kini dia bereinkarnasi dan kembali untuk menuntut balas dendamnya?"

Hening, tak ada yang berbicara. Hingga seorang pria paruh baya mengatakan satu kalimat jelas yang disetujui oleh semua orang di sana.

"Hanya satu cara, kita lenyap kan bayi itu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status