Home / Rumah Tangga / IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU! / 145. Singkirkan Ashley

Share

145. Singkirkan Ashley

last update Last Updated: 2025-06-05 20:36:46

Di sudut kota yang jauh dari kemewahan rumah Hans, di sebuah rumah sakit yang sepi pada sore hari itu, langit tampak kelabu. Angin berembus pelan di balik jendela kamar rawat kelas dua, menyusup masuk melalui celah kecil yang terbuka.

Doni duduk diam di sisi ranjang, tangan kasarnya menggenggam lembut jari-jari kecil adiknya, Sandra. Di sebelahnya, sang ibu, Riana, perempuan paruh baya dengan wajah letih namun tetap tegar berusaha menyeka keringat di dahi putrinya.

Sandra tampak gemetar. Rambutnya kusut, matanya kosong menatap langit-langit kamar, sesekali menjerit kecil seolah terperangkap dalam mimpi buruk yang tak berakhir. Luka di bibirnya belum pulih sempurna, dan tubuhnya masih menyisakan lebam yang membuat siapa pun meringis melihatnya.

"Sandra? Ini

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
bojone mas Rohmat
YaAllah Sisol jahat bgt doh kamu itu
goodnovel comment avatar
Anilo Keren 37
Semoga doni cepet ketemuin Hendrik sebelum hendrik melakukan rencana nya ke Ashley
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   166. Permintaan

    Rendra mengerutkan kening, memandang Hendrik yang jelas-jelas sedang berusaha keras menahan perasaannya. "Mulai dari kejadian Sandra, adik Doni. Apa yang sebenarnya terjadi?"Hendrik terdiam sejenak. Ia menggigit bibir bawahnya, sesekali mengusap wajahnya dengan tangan yang gemetar. "Itu... aku tidak tahu, aku...""Jangan coba berbohong, Hendrik!" potong Alvin yang sudah tidak sabar. "Kami tahu apa yang terjadi. Kamu sudah memperkosa Sandra. Kamu tahu betul apa akibatnya dari perbuatanmu itu."Hendrik mendongak, matanya berkaca-kaca. "Aku... aku tidak bisa mengendalikan diriku waktu itu.""Cukup!" seru Rendra, suaranya keras dan tegas. "Kamu tahu apa yang kamu lakukan, Hendrik. Tidak ada alas

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   165. Penyergapan

    Rendra mengedipkan mata, lalu mengakhiri sambungan dengan cepat sebelum Hendrik benar-benar menutup lebih dulu. "Terima kasih waktunya, Pak. Mohon maaf kalau mengganggu. Selamat sore."Begitu telepon ditutup, Alvin langsung bergerak cepat di komputernya. Ia menghubungkan layar ke sistem pelacakan satelit dan memperbesar lokasi yang baru saja dikunci. Gambar dari CCTV pelabuhan mulai muncul, meski tidak terlalu jernih."Ini dia. Sinyal ponsel aktif di sekitar pinggiran kota. Kamera menangkap pergerakan pria dengan hoodie gelap, masuk ke area rumah tak berpenghuni tanpa izin. Wajah tidak jelas, tapi ... sepertinya dia menyembunyikan sesuatu," kata Alvin sambil menunjuk ke layar."Apakah kita yakin itu Hendrik?" tanya Alvin, meski nadanya sudah agak yakin.

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   164. Melacak Alamat

    Liam baru saja selesai mengatur beberapa dokumen di meja kerjanya ketika melihat Hans bergegas keluar dari ruangannya. Wajah bosnya terlihat serius, tergesa-gesa, dan ada sesuatu yang berbeda?sesuatu yang membuat Liam sedikit khawatir."Pak Hans, Anda mau ke mana?" Liam bertanya, suaranya penuh rasa ingin tahu.Hans berhenti sejenak, memalingkan wajahnya ke arah Liam. Matanya tampak penuh pemikiran, tetapi ada kelelahan yang tak bisa disembunyikan."Aku mau ke Rumah Sakit Puri Medika," jawab Hans tanpa banyak kata. Suaranya sedikit terburu-buru."Ada apa, Pak? Apa ada yang sedang sakit atau perlu mendapat bantuan medis?" tanya Liam penasaran.

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   163. Berdengup Kencang

    Suasana kantor polisi siang itu cukup sibuk. Di salah satu ruangan yang dikhususkan untuk penanganan kecelakaan lalu lintas, seorang petugas berpakaian dinas lengkap tengah duduk di balik meja dengan tumpukan barang bukti yang baru saja masuk. Di antara dompet, jam tangan retak, dan sehelai scarf dengan bercak darah samar, ia menarik satu buah ponsel dengan casing merah muda yang sudah sedikit tergores.Petugas itu, Bripda Rino, menatap ponsel tersebut sambil mengerutkan dahi, "Mungkin ini milik korban wanita dari kecelakaan tadi pagi," gumamnya pelan.Ia menekan tombol daya. Tak ada respon. Ia ulangi. Kali ini muncul logo ponsel yang menyala perlahan. Rino mengangguk kecil, sedikit lega. "Syukurlah, cuma mati sementara. Mungkin jatuh dan terguncang waktu benturan."

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   162. Gelagat Aneh

    Angin hari itu mulai terasa hangat saat Doni dan Ashley keluar dari kantor polisi. Namun, tak ada yang hangat dalam benak keduanya. Beban peristiwa demi peristiwa yang menimpa keluarga mereka seolah menumpuk dan tak memberi waktu untuk bernapas.Di parkiran, Doni menyandarkan tubuhnya pada mobil, menatap langit yang mulai memucat.Ashley menoleh ke arah mantan iparnya itu, "Oh iya, bagaimana keadaan Sandra sekarang? Apa ada perkembangan?"Doni mengangguk, tapi wajahnya berubah sedikit murung."Tadi aku sempat telpon suster yang nanganin Sandra, ternyata kondisinya masih belum stabil. Kata suster, kadang Sandra ngomong nyambung, kadang enggak. Kadang tenang, tapi bisa tiba-tiba histeris

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   161. Ke ujung Dunia

    Langit di luar kantor polisi tampak kelabu, menggantung mendung yang tak kunjung pecah. Di dalam lobi, suasana tak begitu ramai. Hanya suara langkah petugas dan bisikan kecil dari beberapa pengunjung yang sesekali terdengar. Doni dan Ashley duduk di kursi tunggu, menatap kosong ke arah pintu keluar.Ashley masih terlihat gelisah, kedua tangannya menggenggam satu sama lain di pangkuan. Beberapa kali ia menatap ke arah Doni yang duduk bersandar sambil memejamkan mata, seperti tengah menahan amarah yang belum tuntas.Tak kuat menahan rasa ingin tahunya, Ashley akhirnya bersuara pelan, nyaris seperti bisikan."Don, boleh aku tanya sesuatu?"Doni membuka matanya, mengalihkan pandangan ke arah wanita itu. "Tanya saja, Ash

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status