Share

Bab 111 Licik

last update Last Updated: 2025-05-13 20:15:11

Dengan tubuh bergetar hebat, Erina mengepalkan kedua tangannya kuat. Matanya pun menatap tajam ke arah Nadin dan juga Mona. Tidak menyangka, jika kedua wanita yang sangat ia percayai itu, tega menipunya hanya demi mendapatkan uang darinya.

“Kalian merasa senang?” tanya Erina.

Keadaan ramai oleh gelak tawa Nadin dan Mona, kini berubah sepi seketika. Mereka berdua pun menoleh ke belakang.

“Ta-tante Erina,” gumam Nadin, ia begitu terkejut.

Mona pun sama, ia terkejut ketika melihat orang yang tengah ia bicarakan bersama Nadin, ternyata ada di belakang mereka berdua.

“Jeng Erina sudah lama di sini?” tanya Mona, wajahnya menampakkan kegugupan.

“Jadi kalian telah menipu saya? Kamu menipu saya, Nadin? Usaha yang kamu katakan kepada saya, semata hanya bualan saja hanya demi mendapatkan uang dari saya?” tanya Erina.

Nadin beranjak dari posisi duduknya. Lantas ia berjalan mendekati Erina lalu meraih tangannya.

Dengan cepat, Erina menepis kasar tangan Nadin. Tidak sudi jika wanita penipu itu meny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuni Masrifah
hari ini 2 bab dulu ya, besok insya Allah diusahakan 3 bab lagi. terima kasih, selamat membaca semoga terhibur (∆_∆)
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 117 Mengaku Salah

    “Apa?!” Gala begitu terkejut mendengar pengakuan Erina.“Kenapa Mami memberikan uang sebanyak itu kepada Nadin? Keenakan sekali Nadin sama keluarganya, jika Mami memberikan uang sebanyak itu,” lanjut Gala.Gala tidak habis pikir dengan pikiran Erina. Bisa-bisanya Erina memberikan uang sebanyak itu cuma-cuma untuk Nadin.“Mami minta maaf, Gala. Mami sangat menyesal, kini mereka malah berbalik memeras Mami. Mereka terus-menerus meminta uang kepada Mami,” ucap Erina.Gala mengacak rambutnya kasar. Lantas ia duduk di atas sofa rumah sakit itu.“Kenapa kamu memberikan uang itu kepada Nadin? Untuk modal usaha Nadin, itu biar menjadi tanggung jawab Akbar dan Mona, mereka orang tuanya. Sama sekali itu bukan urusan kamu. Lagi pula, hubungan kita sama keluarga Nadin hanya sebatas Sandi, tidak lebih,” timpal Faisal.Erina memejamkan matanya sejenak. Sudah ia duga, Gala pasti akan sangat marah jika mengetahui hal itu.“Mami mengaku salah, Mami sangat egois. Awalnya niat Mami memberikan uang-uang

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 116 Banjir Air Mata

    “Jangan, Nabila. Jangan membuat tanganmu kotor untuk membersihkan kotoran saya,” tolak Erina, ia merasa tidak enak.Nabila menggelengkan kepalanya pelan seraya tersenyum.“Tidak akan kotor, Bu. Kan ada air, nanti bisa dicuci. Sekarang kalau Bu Erina mau buang air tidak apa-apa di sini saja. Em … sebentar, biar saya pasang dulu popok,” ujar Nabila, lalu memasang popok kepada Erina.“Hati kamu sebenarnya terbuat dari apa, Nabila? Saya orang yang paling jahat sama kamu. Tapi balasan kamu, sungguh membuat saya malu,” imbuh Erina.“Saya hanya manusia biasa, Bu. Sama seperti yang lain,” sahut Nabila, saat ia mulai membersihkan tubuh Erina setelah Erina buang air besar.Erina menghela napas kasar. Ia terus memperhatikan wajah Nabila, yang sama sekali tidak memperlihatkan raut wajah jijik saat membersihkan kotorannya.Dari arah pintu, terlihat pintu itu terbuka dari luar. Menampakkan wajah-wajah khawatir dari Faisal, Gala dan juga oma Nira.“Erina!” Faisal berlari menghampiri Erina.Faisal me

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 115 Ketulusan

    Kecelakaan tunggal pun tidak terelakkan. Mobil Erina rusak parah, beruntung anak kecil itu tidak sampai tertabrak. Namun, Erina tak sadarkan diri dengan luka di bagian wajah dan anggota tubuh lainnya.Seketika jalanan menjadi ramai oleh orang-orang yang menyaksikan kecelakaan tersebut. Tak jarang dari mereka merasa prihatin atas musibah yang dialami Erina. Bahkan tak jarang dari mereka mengabadikan peristiwa nahas tersebut.Kini, Erina dibawa ke rumah sakit terdekat. Dokter segera menangani Erina yang kini telah berada di ruang ICU.Cukup lama Erina tak sadarkan diri. Hingga beberapa jam kemudian, Erina pun kini tersadar. Saat ia membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah wajah Nabila. Wajah yang sangat ia benci itu terpampang jelas berada di depan matanya.“Bu Erina sudah sadar? Syukurlah, biar aku panggilkan dokter dulu,” ujar Nabila, kemudian ia memanggil dokter.Dokter pun datang lalu memeriksa keadaan Erina.“Keadaannya cukup membaik, hanya saja kemungkinan tubuhnya masih

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 114 Dikucilkan

    Erina membuka kotak berisi perhiasan miliknya itu. Matanya menatap barang-barang berkilau itu dengan tatapan lekat. Satu persatu ia genggam perhiasan itu.Erina menggelengkan kepalanya cepat. Ia tidak ingin kalah dari wanita-wanita licik itu. Sekali saja mereka diberikan apa yang mereka mau, maka mereka akan seenaknya meminta terus menerus demi hasrat yang tak pernah terpuaskan.“Tidak, aku tidak boleh menjual perhiasanku ini. Memangnya mereka itu siapa? Enak sekali minta-minta,” gumam Erina, ia menutup kembali kotak perhiasan itu lalu menyimpannya kembali ke dalam lemari.Erina kemudian menghubungi Ello. Cukup lama ia menunggu teleponnya diangkat, akhirnya Ello pun mengangkatnya.“Halo, Mam!” sapa Ello dari balik telepon.“Halo, Ello. Apa kamu lagi sibuk? Mami cuma mau memberitahu kamu, tolong blokir nomor Nadin dan siapa pun yang berhubungan dengannya,” ujar Erina.“Memangnya kenapa, Mam? Ada masalah?” tanya Ello.“Tidak usah banyak tanya, Ello. Tolong blokir nomor Nadin. Pliss!” mo

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 113 Diperas

    Keesokan paginya, seperti biasa keluarga Faisal tengah melakukan sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas masing-masing. Dari arah kamar tamu, tampak Faisal baru saja keluar dan bergabung bersama yang lain di ruang makan.“Loh, kok Papi keluar dari kamar tamu. Memangnya Papi tidak tidur di kamar Papi?” tanya Gala.Faisal menggelengkan kepala, lantas meneguk susu yang telah tersedia di atas meja.“Papi hanya ingin menenangkan diri dulu, sekalian ingin memberi Mami kamu pelajaran. Sikap Mami kamu sangat keterlaluan. Biarkan dia merenungi semua perbuatannya. Semoga saja Mami kamu berubah menjadi lebih baik,” jawab Faisal.Gala mengangguk, lantas memulai sarapannya.“Aku mau panggil Mami dulu buat sarapan,” ujar Nabila, ia kemudian beranjak dari posisi duduknya.“Tidak usah, Nabila, dia bisa sendiri. Kamu tidak perlu capek-capek memanggilnya,” cegah Faisal.Nabila mengurungkan niatnya, lantas ia kembali duduk.“Tidak apa-apa, biar nanti mbok Min antar makanan untuk Mami. Sebaiknya kamu m

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 112 Tersudut

    Erina sangat terkejut saat mengangkat telepon dari Faisal. Tiba-tiba saja Faisal membentaknya tanpa ada alasan dan menyuruhnya untuk segera pulang.“Papi kok kayaknya lagi marah, kenapa?” tanya Erina, ia tidak mengerti.Faisal tidak menjawab, segera ia menutup telepon itu dan menunggu Erina untuk cepat pulang.Seketika perasaan Erina menjadi tidak enak. Tidak ada ada asap jika tidak ada api. Tidak mungkin ada kemarahan dari Faisal jika tidak ada sebuah masalah yang terjadi. Entah masalah apa Erina belum tahu. Sehingga membuatnya bertanya-tanya dalam hatiErina menambah kecepatan laju kendaraannya. Pikirannya berkecamuk, beberapa kali mobil Erina sempat oleng dan hampir menabrak kendaraan lain karena tidak fokus. Namun, beruntung Erina bisa mengendalikannya.“Ya Tuhan, kenapa semua jadi begini? Aku harus bagaimana? Ya Tuhan, tolong aku, aku tidak ingin seperti ini. Jangan biarkan mereka yang jahat, berusaha memerasku. Aku tidak sanggup hidup di bawah bayang-bayang wanita-wanita licik i

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 111 Licik

    Dengan tubuh bergetar hebat, Erina mengepalkan kedua tangannya kuat. Matanya pun menatap tajam ke arah Nadin dan juga Mona. Tidak menyangka, jika kedua wanita yang sangat ia percayai itu, tega menipunya hanya demi mendapatkan uang darinya.“Kalian merasa senang?” tanya Erina.Keadaan ramai oleh gelak tawa Nadin dan Mona, kini berubah sepi seketika. Mereka berdua pun menoleh ke belakang.“Ta-tante Erina,” gumam Nadin, ia begitu terkejut.Mona pun sama, ia terkejut ketika melihat orang yang tengah ia bicarakan bersama Nadin, ternyata ada di belakang mereka berdua.“Jeng Erina sudah lama di sini?” tanya Mona, wajahnya menampakkan kegugupan.“Jadi kalian telah menipu saya? Kamu menipu saya, Nadin? Usaha yang kamu katakan kepada saya, semata hanya bualan saja hanya demi mendapatkan uang dari saya?” tanya Erina.Nadin beranjak dari posisi duduknya. Lantas ia berjalan mendekati Erina lalu meraih tangannya.Dengan cepat, Erina menepis kasar tangan Nadin. Tidak sudi jika wanita penipu itu meny

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 110 Sandiwara

    Satu bulan kemudian, suasana di rumah seperti biasa ramai oleh keluarga besar Faisal. Semua pada sibuk dengan kegiatan masing-masing. Gala yang bersiap pergi ke kantor. Faisal yang bersiap ingin pergi memancing bersama teman-temannya, Oma Nira yang tengah menggoda Sandi yang berada di pangkuan Nabila. Sedangkan Erina tengah merias diri hendak pergi ke suatu tempat.“Kenapa sampai sekarang Nadin belum mengabari tentang usahanya, ya? Apa dia sedang sibuk karena pelanggannya ramai? Semoga saja begitu, aku harap Nadin sukses dan bisa membuat Gala bangga terhadapnya. Tidak sabar sekali saat-saat itu terjadi,” batin Erina.Erina pun melangkah mendekati Faisal yang sedang mengenakan baju.“Papi mau pergi mancingnya lama, kan? Mami mau izin, Mami mau pergi menemui teman Mami. Bosen Mami di rumah terus, pengen cari hiburan sedikit, gitu. Boleh ya, Pap, Mami jalan sama teman-teman Mami,” ujar Erina.Faisal yang kemudian mempersiapkan alat pancingnya, mengangguk. Lantas setelah itu ia mencari se

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 109 Butuh Uang

    Di rumah, Nabila yang tengah menggendong Sandi di taman belakang dekat kolam, tiba-tiba mendapat telepon dari Laksmi.“Halo, Tante, ada apa? Bagaimana kabar Tante dan Om Bayu?” sapa Nabila di balik telepon.“Nabila, langsung saja, ya, Tante nggak suka basa-basi. Jadi begini, Tante butuh uang untuk melunasi motor Om kamu. Akhir-akhir ini, Om kamu jarang sekali mendapatkan uang tips dari bengkel tempat dia bekerja. Uang gaji satu bulan saja, hanya cukup untuk biaya sehari-hari saja,” ujar Laksmi.“Em … begitu, ya? Tapi nanti aku bilang dulu sama Mas Gala,” sahut Nabila.Laksmi berdecak di seberang telepon sana. Kesal kepada Nabila, menurutnya sikap Nabila terlalu berlebihan.“Loh, kenapa mesti izin suami kamu segala? Uang Gala ya berarti uang kamu juga. Kenapa, sih, semenjak kamu menikah dengan orang kaya, kamu jadi pelit begini sama Tante? Apa kamu mau balas dendam gara-gara Tante mengambil alih rumah mendiang ayah kamu?” tanya Laksmi.Nabila menghembuskan napas kasar. Laksmi terlalu m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status