Share

Bab 152 Adikku Rivalku

last update Dernière mise à jour: 2025-06-05 15:28:46

“Maaf, saya terlalu lama di toilet. Saya permisi,” ucap Bianca, saat mendapati satpam yang tengah berdiri di ambang pintu.

Lalu satpam itu pun masuk karena sudah tidak tahan ingin buang air.

Bianca kemudian kembali ke ruang keluarga, untuk menemui keluarga Gala.

“Gala, Nabila, Oma, Om dan Tante. Aku pamit pulang, ada tante aku baru datang ke rumah, sekarang dia menungguku untuk segera pulang,” pamit Bianca.

“Loh, kok buru-buru sekali, Bianca. Padahal kita mau makan, loh. Mending jangan pulang dulu, kita makan bareng dulu,” sahut Erina.

Bianca menggelengkan kepalanya sambil tersenyum yang terkesan dipaksakan.

“Tidak usah, Tante terima kasih, aku mau pulang saja. Aku permisi,” ucap Bianca.

Bianca pun menyalami mereka satu persatu. Namun, saat ia menyalami Gala, ia merasa tersinggung melihat reaksi lelaki itu yang tampak acuh. Bahkan Gala sama sekali tidak mencegahnya untuk pulang.

“Terima kasih sudah datang ke sini, Bianca,” ucap Nabila.

Bianca tersenyum kecil, lantas menjawab, “Ya!”

Bi
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 155 Kerugian

    “Mas kamu kenapa, Mas?” tanya Nabila.Gala tidak menjawab, ia terus menaiki anak tangga hingga ia berada di lantai atas. Tanpa menoleh sedikit pun kepada Nabila atau pun keluarganya yang lain.Semua orang merasa aneh dengan sikap Gala yang tidak seperti biasanya. Gala terlihat kacau dan murung.Nabila berdiri, lantas berjalan menyusul Gala naik ke lantai atas.Nabila memasuki kamar, melihat Gala yang tengah duduk bersandar di kepala ranjang.Nabila berjalan mendekatinya, kemudian duduk sebelahnya. Ia pun meraih tangan Gala, penasaran apa yang terjadi kepada lelaki itu.“Mas, kamu kenapa kok murung begini? Wajah kamu kusut sekali, seperti tidak ada semangat. Apakah kamu kelelahan atau sedang ada masalah? Kamu habis dari mana saja semalam, kok baru pulang sekarang?” Nabila memberondong pertanyaan terhadap Gala.Akan tetapi, Gala masih bungkam. Ia hanya diam dengan tatapan lurus. Warna matanya pun tampak kemerahan. Ia pun Sama sekali tidak menoleh sedikit pun ke arah Nabila. Sungguh aneh

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 154 Sulit Dihubungi

    “Kenapa, Mas?” tanya Nabila.Gala terdiam tanpa menjawab pertanyaan Nabila, ia lalu menutup telepon itu. “Mas, kamu kenapa, sih? Kok aneh sekali, setelah menerima telepon. Memangnya telepon dari siapa dan bilang apa?” tanya Nabila, ia begitu penasaran kepada si penelpon.Gala menghela napas kasar, wajah ceria yang sebelumnya ia tunjukkan, berubah muram.“Sayang, aku harus pergi dulu. Nanti aku pasti pulang. Sekarang kamu cepat masuk ke dalam kamar, lalu istirahat,” jawab Gala.Nabila merasa bingung dengan sikap Gala yang tiba-tiba berubah itu. Tidak seperti biasa sikapnya seperti itu.“Memangnya mau pergi ke mana, Mas?” tanya Nabila.Gala tidak menjawab, dengan cepat ia pergi lalu menuruni anak tangga.Nabila menatap kepergian Gala dengan penuh tanda tanya. Ada apa sebenarnya yang terjadi, sehingga membuat Gala bersikap aneh seperti itu?Cukup lama Nabila berdiri di ujung atas anak tangga, hingga Gala tak terlihat lagi dari pandangan matanya. Ia pun membalikkan badan lalu berjalan me

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 153 Memperhatikan

    Setelah makan bersama, keluarga Gala memutuskan untuk menginap malam ini di rumah Gala. Mereka masih ingin kumpul bersama dengan anak dan menantunya itu.“Nabila, Mami lihat tadi kamu makannya hanya sedikit. Nggak boleh gitu, dong … kasihan anak yang ada di dalam kandungan kamu. Dia butuh asupan makanan dan nutrisi,” ujar Erina, saat mereka tengah duduk berdua di lantai atas.“Em … aku masih merasa mual, Mam. Tiap kali mencium bau makanan, rasanya perut serasa diaduk-aduk,” sahut Nabila.Erina mengusap punggung tangan Nabila. “Itu wajar terjadi pada ibu hamil. Walau pun Mami belum pernah mengalami yang namanya hamil, tapi Mami cukup paham bagaimana rasanya menjadi wanita hamil. Dulu, waktu Elia kembaran Mami, ibunya Gala dan Ello hamil, Mami sering menemaninya. Jadi … sedikit banyaknya Mami jadi tahu. Pokoknya, kamu harus menjaga kesehatan kamu ya, Sayang. Nanti … Mami akan suruh bi Nining untuk membelikan susu ibu hamil dan vitamin untuk kamu,” ujar Erina.Nabila tersenyum seraya me

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 152 Adikku Rivalku

    “Maaf, saya terlalu lama di toilet. Saya permisi,” ucap Bianca, saat mendapati satpam yang tengah berdiri di ambang pintu.Lalu satpam itu pun masuk karena sudah tidak tahan ingin buang air.Bianca kemudian kembali ke ruang keluarga, untuk menemui keluarga Gala.“Gala, Nabila, Oma, Om dan Tante. Aku pamit pulang, ada tante aku baru datang ke rumah, sekarang dia menungguku untuk segera pulang,” pamit Bianca.“Loh, kok buru-buru sekali, Bianca. Padahal kita mau makan, loh. Mending jangan pulang dulu, kita makan bareng dulu,” sahut Erina.Bianca menggelengkan kepalanya sambil tersenyum yang terkesan dipaksakan.“Tidak usah, Tante terima kasih, aku mau pulang saja. Aku permisi,” ucap Bianca.Bianca pun menyalami mereka satu persatu. Namun, saat ia menyalami Gala, ia merasa tersinggung melihat reaksi lelaki itu yang tampak acuh. Bahkan Gala sama sekali tidak mencegahnya untuk pulang.“Terima kasih sudah datang ke sini, Bianca,” ucap Nabila.Bianca tersenyum kecil, lantas menjawab, “Ya!”Bi

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 151 Kabar Bahagia

    “Bianca, apakah kamu Bianca?” tanya Erina, Erina terkejut atas kedatangan wanita itu secara tiba-tiba.Bianca yang baru saja datang, mengangguk.“Iya, Tante. Ini aku Bianca, Tante, Om, apa kabar? Oma dan Ello juga ada di sini ternyata,” jawab Bianca, ia menyalami mereka semua.“Ya ampun … ternyata benar kamu itu Bianca. Sudah lama sekali kita nggak ketemu. Apa kabar kamu? Sejak kapan kamu ada di Indonesia? Sini duduk!” seru Erina, ia menggeser posisi duduknya, memberikan tempat untuk Bianca.Nabila terdiam, suasana hatinya seketika berubah kacau setelah kedatangan Bianca. Ia meremas ujung bajunya sambil menunduk. Gala yang menyadari ketidaknyamanan Nabila, meraih tangannya lalu mengusap punggung tangannya.“Em … ada apa kamu ke sini, Bianca? Kami sedang ada acara keluarga,” timpal Gala, berharap Bianca mengerti, bahwa kehadirannya tidak diharapkan.“Tidak boleh begitu, Gala. Di sini Bianca adalah tamu. Sini duduk, sejak kapan kamu pulang, Bianca?” tanya Erina.“Baru beberapa hari, Tan

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 150 Ucapan Selamat

    Setelah keadaan Nabila membaik dan dokter mengizinkan Nabila pulang, Gala pun segera membawa Nabila pulang ke rumah. Dengan wajah yang tampak berseri-seri, Gala mendorong Nabila di atas kursi roda, menuju mobilnya.“Padahal aku masih kuat, loh jalan. Tidak usah pakai kursi roda segala,” ujar Nabila.“Ingat kata dokter tadi, kamu tidak boleh capek. Apalagi belum lama ini kamu habis pingsan. Aku tidak mau terjadi sesuatu sama kamu, mulai hari ini aku akan memastikan kamu supaya tidak kelelahan,” sahut Gala.Gala membantu Nabila memasuki mobilnya. Lantas ia segera membawa Nabila pulang.Karena letak rumah sakit yang Gala datangi berjarak tidak jauh, mereka pun telah sampai dalam waktu yang tidak lama.Di rumah, semua orang yang bekerja di rumah Gala masih merasakan kekhawatiran terhadap Nabila. Saat Gala dan Nabila memasuki rumah, mereka langsung menyambut kedatangan mereka, lantas segera menanyakan bagaimana tentang kabar kesehatan Nabila.“Kalian semua tidak usah khawatir, Nabila tida

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status