Share

Status

"Apa kalau itu benar, keadaan jadi berubah Kak?" Pertanyaan Satria membuatku menelan saliva.

Seandainya, salah satu di antara kami memang bukan anak Bapak. Kurasa tak banyak yang akan berubah. Toh kami tetap sekandung satu ibu.

Satria menundukkan kepalanya, sangat dalam. Kenapa dia harus terlalu pusing, kalau pada kenyataannya aku atau dia bukan anak kandung Bapak.

Aku sudah tak peduli akan itu. Bapak juga tak terlalu mementingkan diriku. Dia hanya memikirkan tentang nama baiknya saja.

"Tak akan ada yang berubah, kau dan Kakak tetap adik Kakak. Toh kita seibu," tegasku.

"Lalu … bagaimana kalau pada kenyataannya, kita tak seibu dan seayah?"

DEG

Hatiku seketika berdebaran. Aku ingat sekarang. Waktu Bapak memaksa Satria untuk pulang, Bapak bilang, kami bukan muhrim.

Lalu … kalau kami tak seibu, juga tak seayah, berarti benar kalau kami bukan muhrim.

Astaga, memikirkannya saja sudah membuat mataku jadi panas. Aku ingin menangis, tapi untuk apa?

Kalau kami bukan muhrim, jelas keada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status