Beranda / Romansa / IPAR GAK ADA AKHLAQ / F******k 'Maheswara'

Share

F******k 'Maheswara'

Penulis: Yunitaindrynt
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-30 13:30:28

Aku mulai jatuh cinta padamu', terlihat status itu ditulis sekitar empat tahun yang lalu.

'Harusnya aku tak boleh jatuh cinta'

'Ah.. semoga perasaan ini hanya sementara'

'Aku mulai terbiasa denganmu'

'Ratusan lelaki hadir, hanya dirimu yang meninggalkan kesan'

Aku mengernyit

Untuk siapa status-status ini dibuat ?

Apakah seseorang di masa lalu Luna?

Pacar Luna mungkin?

Isinya hanya tentang wanita sedang jatuh cinta yang memuja lelaki idaman nya.

'dimana kamu.. kenapa tak pernah hadir'

Status itu sekitar 2 tahun yang lalu.

'aku resah tanpamu'

'apa kau hanya mempermainkanku? Ataukah aku yang berharap lebih?'

'harus kemana aku mencarimu'

'aku putus asa kehilanganmu'

'demi kamu, aku rela menjadi lebih baik'

'lembaran baru. Bismillah'

Itu status terakhirnya.

Selanjutnya hanya tautan berbagi tentang kisah cinta dan cerita-cerita lainnya.

Benarkah itu akun Luna?

Aku melihat foto yang diunggahnya.

Banyak gambar-gambar animasi dan kata-kata mutiara berbagai desain.

Kubuka album berjudul 'kenangan' yang diunggah sekitar empat tahun lalu.

Ada foto sketsa wajahnya berambut panjang sedang tersenyum tipis.

Namun... Ada satu foto lagi di album foto sampul.

Segera aku buka.

Tercengang aku dibuatnya.

Foto sketsa wajah wanita dan lelaki sedang berpelukan memamerkan senyum yang terlihat bahagia.

Kembali aku zoom dan tamatkan.

Sepertinya aku mengenal lelaki di sketsa foto ini.

Gak salah, ini seperti sketsa wajah Frans. Lelaki yang aku ketahui suami Lita di pesta Kiara kemarin.

Terlihat diunggah 2 tahun yang lalu.

Terlihat Frans memakai kalung tali benang berliontin taring macan.

Tercetak jelas meskipun hanya di buat sketsa.

Persis seperti yang dipakai di ulang tahun Kiara kemarin, aku memang secermat itu pada penampilan orang.

Ada apa Luna dengan Frans di masa lalu?

Dan kenapa Mas Rival bisa berteman dengannya di F* ini?

Pelan tapi pasti.

Akan kucari tau semua kaitan ini .

Aku tidak akan berhenti disini.

Semua harus terpecahkan.

Mulai besok aku akan menjalankan misiku untuk menguak semuanya.

Bayangan ketiga orang itu memenuhi otakku, anehnya tiba-tiba rongga dadaku terasa sesak.

Jangan suudzon Ningsih, apalagi dengan suami sendiri. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba Nya?

Sungguh aku tak mau berprasangka yang tidak-tidak , apalagi jika menjadi nyata. Ahhhh...sudahlah, mending aku tidur.

Untuk apa memikirkan sesuatu yang belum pasti.

Hingga pukul 03.00 mataku tak mau terpejam. Aku memutuskan nonton drama korea series di ponselku, setidaknya itu bisa mengalihkan prasangka-prasangka burukku.

Akhirnya aku tertidur , baru sebentar rasanya terpejam. Alarm di ponselku berbunyi nyaring menandakan waktu shubuh.

Mataku terasa berat, kubangunkan Mas Rival untuk segera sholat di masjid .

*****       ***       *****

Pov Frans

Sudah dua tahun berlalu, sampai saat ini aku masih belum bisa melupakannya.

Di balik mata tajam nya tersirat banyak kesedihan.

LUNA.... Wanita yang berhasil menggetarkan hatiku.

Wanita yang ingin aku lindungi dengan segenap jiwa ragaku.

Hanya karena pekerjaan nya, Papa tak pernah merestui hubungan kami .

Papa mengasingkanku ke kota tetangga, parahnya lagi menjodohkanku dengan anak relasinya. Sengaja membuatku terpisah dari Luna.

Meskipun aku sudah menikah dengan Lita dan dikaruniai anak secantik Lala, tak bisa kupungkiri. Nama Luna masih terpatri di palung hati.

Ahhh sial.

Kenapa kami di pertemukan se klasik ini? Di saat kami sudah memiliki pasangan masing-masing.

Aku bisa melihat dengan jelas, Luna masih menyimpan rasa padaku.

Sedikit lega , Luna bisa menikah dengan pria yang baik dan akhirnya terbebas dari dunia hitam nya.

Berkali-kali aku mencari Luna, mendatangi tempatnya bekerja, bertanya teman-temannya. Tak seorang pun memberitahuku kabar Luna, hingga aku putus asa dan menerima perjodohan ini.

Luna ku, apa kau masih Luna seperti yang ku kenal dulu?

Aku sangat merindukanmu.

Terbayang masa indah beberapa tahun lalu.

Aku yang sedang stres dengan urusan pekerjaan menghibur diri pergi ke Club favoritku.

"Sendirian aja Mas?" Sapa gadis cantik berpakaian sexy menghampiriku.

Ada tatapan sendu dibalik matanya yang dilapisi soflent abu-abu.

Aku hanya mengangguk sambil menikmati alunan musik.

"Kutemani boleh ya?" Gadis itu kembali merayuku.

Yahhh...walaupun aku sering dugem , tapi tak pernah sedikitpun berminat one night stand dengan gadis-gadis disini, apalagi 'membeli' nya hanya untuk memuaskan nafsu sekejap.

Tapi entah kenapa , menatap gadis di sampingku membuatku ingin merengkuhnya.

Ahhh.... Miras ini rupanya mampu merusak pikiranku.

"Turun yuk? Kenalin aku Luna" gadis itu kembali mendekatiku, bahkan lebih berani, tak segan tangannya gelendotan manja di bahuku.

"Hmmm..panggil aja aku Frans" 

"Kita keluar aja yuk? Aku tau tatapanmu menginginkanku, aku bisa bikin kamu melayang malam ini. Mau coba?" 

Gilaaa..seperti inikah cara mereka menjajakan dirinya demi uang?

Aku yang tak paham hanya diam pasrah.

"Eits tapi bayar dulu ya, minimal DP dulu deh. Ayo aku kenalin sama Mami Mona" Luna mengajakku ke meja yang berada di ujung Club.

"Baru Lun? Mau berapa jam?" Wanita yang dipanggil Mami Mona itu bertanya pada Luna.

Aku semakin tak paham, karna memang tak pernah bertransaksi seperti ini.

"Berapa Mas? Semalam ya? Dari sekarang sih terhitung 6 jam sampai besok jam tujuh pagi. Tarifnya 500ribu/jam itu buat aku aja, belum termasuk hotel dan transportasi tetek bengek lainnya"

Aku mengernyit heran.

"Mahal amat" desisku setengah sadar.

"Woy itu juga murah, Luna ini klasemen tertinggi. Biasanya dia pasang tarif sejuta/jam. Beruntung aja kamu ini, Luna sendiri yang patok segitu cuma buat kamu" sindir Mami Mona sedikit kesal.

Ckkkk..akhirnya kuambil beberapa lembar uang berwarna merah dari dompet dan menyerahkannya ke Mami Mona.

Dengan cepat Mami Mona meraih uang dari tanganku dan menghitungnya.

"Oke, pas. Berakhir sampai jam 7 pagi . Inget ya! Ini bagianmu Lun, jangan lupa pake kontrasepsinya! Udah sana, keburu habis waktumu" Mami Mona memberikan sebagian untuk Luna.

"Syiaaap, Dah Mamiiiiiii" Luna tertawa sambil menggandeng tanganku keluar dari Club.

Penasaran juga aku lama-lama dengan gadis ini.

Kenapa dia mau bekerja seperti ini?

Sudah berapa laki-laki yang menjadi tamunya?

Wajahnya sangat cantik berpoles makeup , bahkan aku yakin dia tetap kelihatan cantik tanpa ber makeup.

Kami memutuskan memesan taxi dan menuju hotel D .

Sesampainya di hotel, Luna dengan sigap membuka kancing kemejaku, ahhhh sudah terlatih rupanya.

Sentuhannya membuatku mati kutu.

Kini aku menginginkannyaa.....sungguh ingin kuterkam tiada ampun.

Dan pergumulan pun dimulai.

Karna aku merasa puas dan nyaman disisinya, menjadikanku hampir tiap hari mengajak Luna berkencan.

Hingga akhirnya Luna memutuskan tak menerima pelanggan lagi, hanya aku satu-satunya pelanggan, tapi dengan satu syarat pastinya.

Jatah untuk Mami Mona harus terus berjalan.

Tak masalah bagiku asal bisa bersama Luna setiap harinya.

Hampir dua tahun kami menjalani hubungan, aku ingin menjadikannya istri walaupun aku tau seperti apa masa lalunya. Aku pun tak peduli.

Aku akan merubahnya menjadi lebih baik, menjadikannya istri dan ibu dari anak-anakku nantinya.

Hingga entah darimana, Papa mencium hubungan kami . Dengan tegas Papa menolak aku menikahi Luna.

Tiba-tiba aku diasingkan, Luna yang tidak ada kabar dan tak ada satupun temannya yang tau keberadaannya, hingga aku memutuskan menerima perjodohan yang diinginkan Papa, menikah dengan Lita. Putri dari relasi bisnisnya tentunya.

Hancur hatiku, segenap jiwaku hilang.

Terasa hambar aku menjalani hidup tanpa Luna.

Sentuhan Luna lebih menggoda daripada Lita, Luna lebih tau cara memuaskanku daripada Lita yang hanya seperti itu.

Ahhhh Luna. Menatapmu membuatku mengingat kisah indah kita yang telah lalu.

Hmmmmmm

"Mas ? Ayo dihabisin sarapan nya, kok malah ngelamun."

Teguran Lita membuatku kaget .

Lita tak kalah cantik dari Luna, ia wanita yang baik, sabar, lembut dan ber etika. Aku tau ia juga berusaha menjadi istri dan ibu yang baik . Tapi entahlah, aku belum bisa mencintainya seperti  aku mencintai Luna.

Ahh Luna lagi Luna lagi.

Apakah Luna bahagia dengan Fathir? Atau Luna sudah melupakan kenangan bersamaku?

Aku ingin memastikannya.

Hatiku bergejolak ingin memilikinya, lagi.

Mengingat kisah beberapa tahun lalu membuat birahiku meningkat. Aku suka memadu kasih dengan luna.

Tiap-tiap sentuhan yang diberikannya, membekas .

Saat berhubungan dengan Lita pun, terkadang muncul bayangan Luna . Seakan-akan sedang bercumbu bersama Luna  . Membuat ku bangkit.

Aku harus berhasil menemuinya, harus.

"Lit, aku keluar sebentar ya. Ada urusan penting sama temen. Sore udah dirumah kok." Kuraih kontak di atas meja, bergegas pergi tanpa jawaban dari Lita.

*****     ***     *****

*****     ***     *****

Akan ada banyak plot twist menanti kalian

Yuk kita kupas satu-satu

Pantengin shay ......

****

 

Terimakasih banyak yang sudah merelakan koin untuk membaca cerita recehku ini, semoga Allah SWT melancarkan rejeki kalian semua & memudahkan segala urusannya. Semoga Allah SWT menggantinya dengan rejeki yang berlipat-lipat. Aamiin yarobbal aalaamiin.

 

 

Buat para pembaca , tinggalin jejak donggg , jangan lupa di subscribes yaaa karena gratis. Biar ada notif kalo update bab baru.

 

 

 

 

Jangan lupa baca cerita2 ku lainnya ya, kasih bintang lima nya. Dan ditunggu krisan nya. Biar aku makin semangat gitu ngarang ceritanya. Hehehe

 

 

Salam senja manise dari mamak othor ini😘😘😘😘😘

 

 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asa Benita
wanita baik2 dibandingkan sama pel****??? Hahahaha.. aneh2 aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   ENDING

    ##BAB Terakhir Ending Akhir Kisah Luna“Apa, sih, Mas?” tanya Stefani kesal. Pasalnya gadis itu capek ingin merebahkan tubuhnya di atas ranjang untuk beristirahat.“Kamu jelaskan sama Mas sekarang! Benarkah kamu yang menaburkan bubuk gatal di pakaian Luna?” tanya Frans kali ini merendahkan suaranya.“Iya, kenapa?” sahut Fani enteng.“Apa alasanmu melakukan itu?” selidik Frans.“Kamu nggak tahu aja, Mas. Mbak Luna itu nyebelin tahu nggak, sih. Dia mesti bikin aku kesal. Nggak Cuma aku, bahkan ke Mama juga. Semua orang yang berdekatan dengannya juga pasti dibuat kesel sama dia!”“Nggak boleh gitu. Walaupun bagaimana kondisinya, Luna itu tetap Kakakmu juga!” kata Frans menasehati.“Dia aja nggak pernah ngehargain aku, Mas. Gimana aku bisa nganggep dia Kakak? Aku nggak suka dia ada di sini!” ketus Fani.“Terus maksud kamu? Kamu ngusir aku?” tanya Frans.“Bukan begitu. Pokoknya aku nggak suka Mas Frans sama dia. Kayak nggak ada cewek lain saja!”“Nggak bisa. Mas cinta sama Luna lagi pula s

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian Terakhir

    Entah sudah berapa lama Luna terpejam, ia terbangun karena tenggorokannya kering. Ia melihat jarum jam menunjukkan pukul 02.00 WIB.Luna beranjak dari tempat tidur, ia keluar kamar menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia menuang air galon ke dalam gelas. Meneguknya hingga tandas.Setelah puas minum, Luna penasaran akan Frans dan Zhuema, ke mana mereka?Sejak kejadian tadi malam, Luna belum melihat keberadaan mereka.Dengan langkah pelan, ia meuju kamar tidur khusus tamu yang terletak di kamar sebelahnya. Entah kenapa perasaannya mengatakan Frans ada di dalam.Ceklek!Luna memutar knop pintu dengan pelan, tak ingin menimbulkan suara di tengah malam seperti ini.Luna mengendap-endap masuk ke dalam kamar tersebut, dengan cahaya yang remang ia masih mampu melihat seseorang yang sedang terlelap di atas kasur berukuran standart.Matanya memicing, mengamati wajah seseorang itu. Benar sekali perasaannya, seseorang itu adalah Frans, suaminya. Nampak tertidur pulas dengan suara dengkuran halus.

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian bagian 3

    "Paket ... paket ... paket ...," teriak kurir berjaket hitam dengan menggunakan sepeda motor berwarna senada. Kurir tersebut tampak celingukan di depan pagar rumah Pak Handoko.Satpam menghampiri tanpa membuka pagar."Iya, Pak. Ada apa?" tanya satpam sembari memandang penampilan kurir dari atas ke bawah."Ini ada paket atas nama Stefani benar di sini?" kata kurir sembari mengacungkan sebuah barang berbungkus plastik hitam."Iya, dari mana?" tanya satpam."Dari Jonggol, ya, mana saya tahu ini dari mana, tugas saya cuma ngirim. Bener nggak di sini kediaman Bu Stefani?" kata kurir lagi sembari memandang satpam tak yakin."Bener, sih. Tapi Mbak Stefani itu belum menikah, ngapain situ panggil-panggil Bu?" tanya satpam masih keukeh tak membukakan pagar."Duh, Pak. Ini terima, sini saya foto, capek deh kalo nemu orang gaptek macem ni bisa puyeng akikah!" Kurir bergegas menscan barcode yang tertera di sampul paketan, lalu menyerah

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian bagian 2

    Entah sudah berapa lama Luna terpejam, ia terbangun karena tenggorokannya kering. Ia melihat jarum jam menunjukkan pukul 02.00 WIB.Luna beranjak dari tempat tidur, ia keluar kamar menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia menuang air galon ke dalam gelas. Meneguknya hingga tandas.Setelah puas minum, Luna penasaran akan Frans dan Zhuema, ke mana mereka?Sejak kejadian tadi malam, Luna belum melihat keberadaan mereka.Dengan langkah pelan, ia meuju kamar tidur khusus tamu yang terletak di kamar sebelahnya. Entah kenapa perasaannya mengatakan Frans ada di dalam.Ceklek!Luna memutar knop pintu dengan pelan, tak ingin menimbulkan suara di tengah malam seperti ini.Luna mengendap-endap masuk ke dalam kamar tersebut, dengan cahaya yang remang ia masih mampu melihat seseorang yang sedang terlelap di atas kasur berukuran standart.Matanya memicing, mengamati wajah seseorang itu. Benar sekali perasaannya, seseor

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pak Handoko bertindak

    Zhuema kembali terlelap dalam gendongan Luna. Dengan hati-hati, Luna meletakkan Zhuema ke dalam box bayi, tempat tidur Zhuema selama ini. Bahkan box tersebut pemberian dari mantan ibu mertuanya, Bu Lujeng.Setelah memastikan Zhuema pulas, Luna berjalan mendekat. Ia naik ke atas kasur, mengambil bantal yang menutupi wajah suaminya."Kenapa, sih?" tanya Luna menatap wajah Frans dengan lekat."Hmm ...," gumam Frans tanpa mau membuka mata."Ayo cerita sini, kenapa?" ulang Luna sembari mengguncang tubuh Frans.Frans yang merasa tidak nyaman dengan perlakuan Luna, terpaksa membuka mata. Ia melirik sekilas ke arah Luna."Duduk! Cerita sama aku, kamu kenapa!" tegas Luna.Frans menuruti perkataan Luna, ia menyusun beberapa bantal di belakang tubuhnya, untuk bersandar.Kini mereka sama-sama terdiam dalam posisi duduk bersandar pada bantal.Luna menunggu dengan sabar kalimat yang akan muncul dari bibir Frans."Aku habi

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Gara-gara Iphone

    Seusai sarapan, Frans mengajak Luna ke Mall, mereka akan membeli ponsel baru untuk Luna. Tentu saja setelah menitipkan Zhuema pada Bi Asih."Mas, pokoknya aku mau iphone series terbaru, ya!" kata Luna manja."Iya!" kata Frans singkat.Mereka memasuki konter dengan brand ternama. Setelah disambut dengan hangat, Luna segera meluncur ke etalase. Matanya berbinar melihat aneka ponsel mahal berjejer rapi."Mbak, iphone series terbaru sekarang ini apa, ya?" tanya Luna pada SPG konter."Oh, yang baru launching, sih, iphone 12 pro max, Kak. Udah lengkap banget untuk specnya," ujar Mbak SPG ramah."Oke, mau satu, ya, Mbak!" kata Luna.Mbak SPG segera mengambilkan pesanan Luna, namun dalam bentuk contoh display. Setelah dijelaskan mengenai fitur dan lain sebagainya. Luna mengiyakan, ia segera meminta Frans untuk membayarnya."Mas, bayar, gih!" titah Luna.Frans mengambil dompetnya, ia meng

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian bagian 1

    Bu Niken menatap tajam ke arah Luna dan Stefani bergantian."Ada yang bisa jelasin ini kenapa?" tanya Bu Niken dengan sorot mata menyeramkan.Luna menunduk, Stefani pun angkat bicara. Frans menghela napas panjang. Mereka terdiam, tidak satu pun berniat menjelaskan."Fani ...," panggil Bu Niken menatap Stefani, berharap putrinya itu mau menjelaskan."Menantu Mama itu nggak ada akhlaq!" cebik Stefani.Bu Niken mengerutkan kening, tatapannya beralih ke Luna."Anak Mama aja, tuh, yang lebay. Bocil alay!" kata Luna memutar bola mata malas."Kenapa, sih? Frans coba jelaskan!" Bu Niken mengambil jalan tengah, ia ingin putranya menjelaskan dengan detail."Fani tuh tiba-tiba gedor kamar pengantin, mana malam pertama. Nggak sopan banget!" jelas Frans pada Mamanya."Eh, kalo istri kesayanganmu itu nggak cari gara-gara duluan, aku nggak sudi juga kali ganggu waktumu!" kata Stefani dengan kesal."Hmm ... kamu

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Luna berulah lagi

    Acara pernikahan Frans dan Luna akhirnya selesai juga. Mereka cukup lelah menyambut tamu yang datang. Tapi wajah Luna tampak fresh dan berseri-seri. Mereka pindah ke kamar yang berada di lantai atas. Tepat di sebelah kamar Stefani. Luna meminta Frans untuk segera mencarikan baby sitter. Bu Niken keberatan, karena di rumah sudah ada Bi Asih yang menyiapkan segala keperluan mereka. Jadi Bu Niken merasa Luna masih sanggup menjaga baby Zhue tanpa bantuan baby sitter. "Pokoknya aku nggak mau tau, ya, Mas! Aku minta baby sitter untuk merawat baby Zhue. Aku bisa cepet tua kalo harus merawat baby Zhue sendirian setiap hari, belum lagi harus melayani kamu. Stres yang ada!" Luna menata pakaiannya di dalam lemari besar. Ia langsung meminta pindah kamar saat acara usai. "Iya-iya. Gampang lah nanti aku carikan. Oh, ya. Aku keberatan kalo Zhuema harus dipanggil baby Zhue. Itu 'kan nama pemberian Fathir. Mulai sekarang panggil dia Zhuema nggak usah d

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pernikahan

    Setelah kejadian di malam itu, Luna mengurung diri di kamar.Ia tak lagi mempedulikan pernikahannya yang hanya hitungan jam.Frans terpaksa harus merayunya. Seperti sekarang, ia sudah berdiri di depan pintu Luna. Berkali-kali Frans mengetuk pintu namun Luna tak kunjung membukanya."Sayang, dih calon manten kok ngambekan sih?" ucap Fathir sembari tetap mengetuk pintu."Udah sana kamu urus aja keluargamu, nggak usah peduli sama aku!" tandas Luna dari dalam kamar."Eh, jangan teriak - teriak dong, Princess. Nanti baby Zhue bangun kasihan." Frans mengetuk pintu sekali lagi.Luna tetap saja tak mau membuka pintu. Tak kehabisan akal, Frans membujuk dengan jurus andalan. Seakan ia sudah paham kelemahan wanita yang dicintainya tersebut."Yakin nih nggak mau buka? Aku punya sesuatu, loh. Hmm ... tebel banget nih kantong aku. Yakin nggak mau shopping pasca acara nikahan nanti?" tanya Frans dengan nada menggoda. Berharap Luna luluh.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status