Share

Penyihir Yang Murka

"Kamu mau bilang ke Thalita hari ini?!" seru Kara agak terkejut dengan keputusan Bagas yang cepat. Ia pikir Bagas akan menunggu beberapa saat sebelum memberitahukan segalanya pada semua orang. Tapi ternyata Bagas tak ingin membuat Kara menunggu terlalu lama.

"Kamu makan yang bergizi ya, nanti saya kirim makanan ke butik, gak usah mikirin apa-apa, serahin semua sama saya," tukas Bagas sambil mengenakan dasi. Kara tersenyum malu-malu belum terbiasa dengan perhatian Bagas.

"Ready?" tanya Bagas pada Kara yang masih duduk di atas stool. "Hah?" tanya Kara tak mengerti. "Mulai sekarang saya yang akan antar kamu kerja," tukas Bagas sambil mengulurkan tangan kepada Kara. Dengan perasaan berbunga Kara menerima uluran tangan Bagas. Setelah itu mereka berjalan bergandengan sambil sama-sama tersenyum menuju ke area parkir Penthouse.

"Loh kok tumben di anterin?!" tanya Nadine yang berpapasan dengan Kara dan Bagas yang baru saja sampai di depan butik. Bagas turun membukakan pintu untuk Kara, memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status